Memahami Arti Nama Allah (al-Hafiidh dan al-Haafidh)
Memahami Arti Nama Allah
(al-Hafiidh dan al-Haafidh)
Segala
puji hanya untuk Allah Ta'ala, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulallah
Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Aku
bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah dengan benar melainkan Allah
Shubhanahu wa ta’alla semata yang tidak ada sekutu
bagi -Nya, dan
aku juga bersaksai bahwa Muhammad Shalallahu’alaihi
wa sallam adalah seorang hamba dan utusan -Nya. Amma ba'du:
Ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan
Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, disebutkan bahwa Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam pernah bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إِنَّ لِلَّهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ
اسْمًا مِائَةً إِلَّا وَاحِدًا مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ » [أخرجه البخاري و مسلم]
"Sesungguhnya Allah memiliki
sembilan puluh sembilan nama, barangsiapa yang menghitungnya (mengamalkan) maka
ia akan masuk surga". HR Bukhari no: 2736. Muslim no: 2677.
Dan diantara salah satu nama-nama Allah Shubhanahu wa ta’alla yang mulia, yang disebutkan dalam al-Qur'an adalah al-Hafidh
serta al-Haafidh. Sebagaimana tercantum dalam firman -Nya:
﴿ إِنَّ رَبِّي عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٍ حَفِيظٞ ٥٧ ﴾ [ هود : 57]
"Sesungguhnya
Tuhanku adalah Maha pemelihara segala sesuatu". (QS Huud: 57).
Dan
juga dalam firman -Nya:
﴿ وَرَبُّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٍ حَفِيظٞ ٢١ ﴾ [ سبأ : 21]
"Dan
Tuhanmu Maha memelihara segala sesuatu".
(QS Saba': 21).
Ini
nama al-Hafiidh, adapun nama al-Haafidh maka disebutkan oleh
Allah ta'ala dalam firman -Nya:
﴿ فَٱللَّهُ خَيۡرٌ حَٰفِظٗاۖ وَهُوَ أَرۡحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ
٦٤ ﴾ [ يوسف : 64]
"Maka
Allah adalah sebaik-baik penjaga dan Dia adalah Maha Penyanyang diantara para
Penyanyang". (QS Yusuf: 64).
Demikian
pula disebutkan dalam firman -Nya
yang lain:
﴿ إِنَّا نَحۡنُ نَزَّلۡنَا ٱلذِّكۡرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَٰفِظُونَ ٩ ﴾ [ الحجر : 9]
"Sesungguhnya
Kami-lah yang menurunkan Al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya". (QS al-Hijr: 9).
Al-Khitabi mengatakan dalam sebuah komentarnya:
"Allah Shubhanahu wa ta’alla
adalah Maha Menjaga, yang menjaga langit dan bumi serta segala isinya, supaya
bisa terus langgeng dan tidak hilang serta lenyap. Hal itu, seperti yang
dijelaskan dalam sebuah firman -Nya:
﴿ وَلَا ئَُودُهُۥ حِفۡظُهُمَاۚ وَهُوَ ٱلۡعَلِيُّ ٱلۡعَظِيمُ ٢٥٥ ﴾ [ البقرة: 255]
"Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan
Allah Maha Tinggi lagi Maha besar".
(QS al-Baqarah: 255).
Dan
sebagaimana yang disebutkan dalam firman -Nya
yang lain:
﴿ وَحِفۡظٗا مِّن كُلِّ شَيۡطَٰنٖ مَّارِدٖ ٧ ﴾ [ الصافات : 7]
"Dan telah memeliharanya (dengan sebenar-benarnya) dari
setiap syaitan yang sangat durhaka". (QS ash-Shaaffat: 7).
Demikian
pula berdasarkan firman Allah ta'ala yang lainnya:
﴿ إِنَّ ٱللَّهَ يُمۡسِكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ أَن تَزُولَاۚ وَلَئِن
زَالَتَآ إِنۡ أَمۡسَكَهُمَا مِنۡ أَحَدٖ مِّنۢ بَعۡدِهِۦٓۚ إِنَّهُۥ كَانَ حَلِيمًا
غَفُورٗا ٤١ ﴾ [ فاطر : 41]
"Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan
lenyap; dan sungguh jika keduanya akan lenyap tidak ada seorangpun yang dapat
menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha
Pengampun". (QS Faathir: 41).
Allah Shubhanahu wa ta’alla juga
menjaga para hamba -Nya dari kebinasaan yang disebabkan oleh bencana serta
kejelekan, hal itu berdasarkan firman -Nya:
﴿ لَهُۥ مُعَقِّبَٰتٞ مِّنۢ بَيۡنِ يَدَيۡهِ وَمِنۡ خَلۡفِهِۦ يَحۡفَظُونَهُۥ
مِنۡ أَمۡرِ ٱللَّهِۗ ١١ ﴾ [الرعد: 11]
"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu
mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas
perintah Allah". (QS ar-Ra'du: 11).
Allah Shubhanahu wa ta’alla
akan menjaga umur mereka, serta mencatat ucapannya, menjaga para kekasih -Nya, dan menjaga mereka dari lumpur dosa dan tipu daya
setan agar mereka bisa selamat dari fitnah serta kejelekannya". [1]
Diantara efek keimanan yang muncul dengan dua nama
Allah Shubhanahu wa ta’alla tadi ialah:
1.
Bahwa yang menjaga langit yang
tujuh serta bumi ini dan yang ada padanya adalah Allah Shubhanahu wa ta’alla semata yang tidak ada sekutu bagi -Nya. Allah Shubhanahu wa ta’alla yang akan menjaga langit
supaya tidak runtuh ke bumi. Hal itu, seperti dikatakan oleh Allah dalam firman -Nya:
﴿ وَجَعَلۡنَا ٱلسَّمَآءَ سَقۡفٗا مَّحۡفُوظٗاۖ وَهُمۡ عَنۡ ءَايَٰتِهَا
مُعۡرِضُونَ ٣٢﴾ [الأنبياء: 32]
"Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang
terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah)
yang terdapat padanya". (QS
al-Anbiyaa': 32).
Dan dalam firmannya yang lain
Allah ta'ala berfirman:
﴿ وَيُمۡسِكُ ٱلسَّمَآءَ أَن تَقَعَ عَلَى ٱلۡأَرۡضِ إِلَّا بِإِذۡنِهِۦٓۚ
ٞ ٦٥ ﴾ [ الحج: 65]
"Dan Dia menahan (benda-benda) langit jatuh ke bumi,
melainkan dengan izin -Nya? (QS al-Hajj:
65).
2.
Allah Shubhanahu wa ta’alla akan menjaga amalan para hamba -Nya dan tidak menyia-yiakan amalan tersebut
sedikitpun, lalu pada hari kiamat kelak Allah Shubhanahu wa ta’alla
akan membalasnya. Disebutkan dalam sebuah hadits Qudsi, Allah Shubhanahu wa ta’alla berfirman:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « يَا عِبَادِى إِنَّمَا هِىَ أَعْمَالُكُمْ
أُحْصِيهَا لَكُمْ ثُمَّ أُوَفِّيكُمْ إِيَّاهَا » [أخرجه
مسلم]
"Wahai hamba -Ku, hanyalah itu amalan kalian
yang Aku hitung kemudian Aku balas dengannya". HR Muslim no: 2577.
Allah ta'ala berfirman dalam
ayat -Nya:
﴿ وَكُلَّ شَيۡءٍ أَحۡصَيۡنَٰهُ كِتَٰبٗا ٢٩ ﴾ [ النبأ: 29]
"Dan segala sesuatu telah Kami catat dalam suatu
kitab". (QS an-Naba': 29).
Dan Allah Shubhanahu wa ta’alla telah mewakilkan untuk menjaga amalan ini hamba -Nya yang mulia dari para malaikat. Seperti yang
ditegaskan dalam firman -Nya:
﴿ وَإِنَّ عَلَيۡكُمۡ لَحَٰفِظِينَ
١٠ كِرَامٗا كَٰتِبِينَ ١١ يَعۡلَمُونَ مَا تَفۡعَلُونَ ١٢﴾[ الإنفطار: 10-12]
"Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat)
yang mengawasi (pekerjaanmu). Yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat
(pekerjaan-pekerjaanmu itu). Mereka mengetahui apa yang kamu
kerjakan". (QS al-Infithaar:
10-12).
Dan dijelaskan dalam sebuah
ayat, bahwa didalam mencatat mereka ini
tidak menyisakan sedikitpun kecuali pasti ditulisnya. Lebih jelasnya simak
dalam firman Allah ta'ala berikut:
﴿ وَيَقُولُونَ يَٰوَيۡلَتَنَا
مَالِ هَٰذَا ٱلۡكِتَٰبِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةٗ وَلَا كَبِيرَةً إِلَّآ
أَحۡصَىٰهَاۚ ٤٩ ﴾ [ الكهف: 49]
"Dan mereka berkata: "Aduhai celaka kami, kitab apakah
ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan
ia mencatat semuanya". (QS
al-Kahfi: 49).
3.
Bahwasannya Allah azza wa
jalla Dialah yang menjaga hamba -Nya dari kejelekan dan
kerusakan, menjaga mereka dari hukuman serta adzab -Nya, dengan syarat dirinya menjaga batasan-batasan
Allah Shubhanahu wa
ta’alla serta menjauhi larangan -Nya. Allah ta'ala menyatakan hal tersebut dalam firman -Nya:
﴿ فَٱلصَّٰلِحَٰتُ قَٰنِتَٰتٌ حَٰفِظَٰتٞ لِّلۡغَيۡبِ بِمَا حَفِظَ ٱللَّهُۚ
٣٤ ﴾ [ النساء: 34]
"Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada
Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah
memelihara (mereka)". (QS
an-Nisaa': 34).
Dengan sebab mereka para
wanita menjaga agama Allah Shubhanahu wa ta’alla atau menjaga syari'at
lainnya, maka -Dia menjaga mereka. Diriwayatkan
oleh Imam Tirmidzi didalam sunannya sebuah hadits dari Abdullah bin Abbas
radhiyallahu 'anhuma, kalau Nabi Muhammad Shalallahu
'alaihi wa sallam pernah bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « احْفَظْ اللَّهَ يَحْفَظْكَ احْفَظْ
اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ » [أخرجه الترمذي]
"Jagalah Allah niscaya
Allah akan menjagamu, jagalah Allah niscaya engaku akan mendapati -Nya dihadapanmu". HR at-Tirmidzi no: 2516. Beliau berkata
Hadits hasan shahih.
4.
Allah azza wa jalla memuji
orang-orang yang mau menjaga hak-hak serta batasan-basatan -Nya. Allah Shubhanahu wa ta’alla mengatakan setelah
menyebutkan sebagian sifat-sifat mereka dalam firman -Nya:
﴿ وَٱلۡحَٰفِظُونَ لِحُدُودِ ٱللَّهِۗ وَبَشِّرِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ١١٢ ﴾ [ التوبة: 112]
"Dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan berilah kabar
gembira orang-orang mukmin itu".
(QS at-Taubah: 112).
Dalam sebuah firman -Nya yang lain Allah Shubhanahu wa ta’alla berfirman:
﴿ هَٰذَا مَا تُوعَدُونَ لِكُلِّ
أَوَّابٍ حَفِيظٖ ٣٢ مَّنۡ خَشِيَ ٱلرَّحۡمَٰنَ بِٱلۡغَيۡبِ وَجَآءَ بِقَلۡبٖ مُّنِيبٍ
٣٣ ﴾ [ ق: 32-33]
"Inilah yang dijanjikan
kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang selalu kembali (kepada Allah) lagi
memelihara (semua peraturan-peraturan -Nya). (Yaitu) orang yang takut kepada
Tuhan yang Maha Pemurah sedang dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang
dengan hati yang bertaubat". (QS
Qaaf: 32-33).
Dan diantara keharusan seorang
mukmin yang wajib dijaga ialah menjaga kepala serta perutnya. Masuk dalam
kategori menjaga kepala yaitu menjaga pendengaran, lisan, serta penglihatannya
dari perkara-perkara yang haram. Sedang masuk dalam kategori menjaga perut
ialah menjaga hati dari keinginan untuk menerjang perbuatan haram. Allah Shubhanahu wa ta’alla telah berfirman:
﴿ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ يَعۡلَمُ مَا فِيٓ أَنفُسِكُمۡ فَٱحۡذَرُوهُۚ
ٞ ٢٣٥﴾ [ البقرة: 235]
"Dan ketahuilah bahwasanya
Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu; Maka takutlah kepada -Nya".
(QS al-Baqarah: 235).
Dan Allah ta'ala telah
mengumpulkan hal tersebut semuanya dalam satu firman -Nya:
﴿ وَلَا تَقۡفُ مَا لَيۡسَ لَكَ
بِهِۦ عِلۡمٌۚ إِنَّ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡبَصَرَ وَٱلۡفُؤَادَ كُلُّ أُوْلَٰٓئِكَ كَانَ
عَنۡهُ مَسُۡٔولٗا ٣٦ ﴾ [ الإسراء : 36]
"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang
kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,
penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan
jawabnya". (QS al-Israa': 36).
Dan masuk dalam bentuk menjaga
perut adalah menjaganya dari memasukan makanan atau minuman yang haram. Dan
diantara bentuk penjagaan yang ekstra diperhatikan ialah menjaga lisan serta
kemaluan dari perkara yang dilarang. Allah Shubhanahu wa ta’alla
menegaskan dalam firman -Nya:
﴿ وَٱلۡحَٰفِظِينَ فُرُوجَهُمۡ وَٱلۡحَٰفِظَٰتِ ٣٥ ﴾ [ الأحزاب: 35]
"Laki-laki dan perempuan
yang memelihara kehormatannya". (QS
al-Ahzab: 35).
Dalam musnad Imam Ahmad
disebutkan sebuah hadits dari Abu Musa al-Asy'ari radhiyallahu 'anhu, dia
menceritakan: 'Rasulallah Shalallahu
‘alaihi wa sallamu pernah bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « مَنْ حَفِظَ مَا بَيْنَ فُقْمَيْهِ
وَفَرْجَهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ » [أخرجه أحمد]
"Barangsiapa yang bisa
menjaga antara dua bibir serta kemaluannya maka dirinya akan masuk surga".
HR Ahmad 32/330 no: 19559.
5.
Diantara perkara terbesar yang
wajib dijaga oleh seorang muslim dari hak-hak Allah Shubhanahu wa ta’alla
ialah tauhid. Sesungguhnya barangsiapa yang mampu menjaga hak yang satu ini
pasti –Dia akan menjaganya kelak pada
hari kiamat serta memeliharanya dari siksaan -Nya.
Lebih jelasnya perhatikan firman Allah Shubhanahu wa ta’alla
berikut ini:
﴿ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَلَمۡ
يَلۡبِسُوٓاْ إِيمَٰنَهُم بِظُلۡمٍ أُوْلَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱلۡأَمۡنُ وَهُم مُّهۡتَدُونَ
٨٢﴾ [ الأنعام:82]
"Orang-orang yang beriman
dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah
yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat
petunjuk". (QS al-An'am: 82).
Dan dalam hal ini, Nabi Muhammad
Shalallahu 'alaihi wa sallam telah menjelaskan melalui sabdanya yang shahih,
sebagaimana dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim dari Mu'adz radhiyallahu 'anhu,
yang mengatakan bahwa beliau
pernah mengatakan padanya:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « يَا مُعَاذُ هَلْ تَدْرِي حَقَّ اللَّهِ
عَلَى عِبَادِهِ وَمَا حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ قُلْتُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ
أَعْلَمُ قَالَ فَإِنَّ حَقَّ اللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوهُ وَلَا
يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَحَقَّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ أَنْ لَا يُعَذِّبَ
مَنْ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا أُبَشِّرُ
بِهِ النَّاسَ قَالَ لَا تُبَشِّرْهُمْ فَيَتَّكِلُوا » [أخرجه البخاري و مسلم]
"Wahai Mu'adz, tahukah
engkau apa haknya Allah atas para hamba -Nya? Serta apa hak hamba atas
Allah?. Aku menjawab: 'Allah dan RasulNya yang lebih tahu'. Lalu beliau
bersabda: "Sesungguhnya hak Allah atas para hamba hendaknya mereka
menyembah serta tidak menyekutukanNya dengan sesuatu apapun, sedangkan hak
hamba atas Allah ialah Allah tidak akan mengadzab mereka yang tidak
menyekutukanNya". Mendengar itu maka aku katakan: "Ya Rasulallah
Shalallahu ‘alaihi wa sallam, bolehkah kalau aku kabarkan pada manusia".
Beliau menjawab: "Jangan, nanti mereka menyandarkan (pada amalan
tersebut)". HR Bukhari no:
2856. Muslim no: 30.
Kesimpulannya bahwa seorang
muslim ditugaskan untuk menjaga seluruh bagian agamanya, dan tiap kali ada
seorang muslim yang sangat menjaga agamanya maka Allah Shubhanahu wa ta’alla akan menjaganya lebih besar lagi. Allah Shubhanahu wa ta’alla mengatakan dalam firman -Nya:
﴿ وَأَوۡفُواْ بِعَهۡدِيٓ أُوفِ بِعَهۡدِكُمۡ ٤٠ ﴾ [ البقرة: 40]
"Dan penuhilah janjimu
kepada -Ku, niscaya Aku penuhi janji -Ku kepadamu". (QS al-Baqarah: 40).
6.
Bahwa orang yang dijaga adalah
yang Allah Shubhanahu wa ta’alla
kehendaki untuk dijaga oleh -Nya.
Adapun orang yang Allah kehendaki untuk tidak dijaga maka dirinya akan dalam
keadaan tersesat yang tidak ada lagi jalan keluar. Dan Allah Shubhanahu wa ta’alla telah menjanjikan Dirinya
untuk menjaga kitab -Nya
dari perubahan serta pergantian sampai tegak hari kiamat. Hal itu, seperti yang
dinyatakan dalam firman -Nya:
﴿ إِنَّا نَحۡنُ نَزَّلۡنَا ٱلذِّكۡرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَٰفِظُونَ ٩ ﴾ [ الحجر : 9]
"Sesungguhnya Kami -lah yang menurunkan
Al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya". (QS al-Hijr: 9). [2]
Kita
akhiri kajian kita dengan mengucapkan segala puji hanya bagi Allah Shubhanahu wa ta’alla, Rabb
seluruh makhluk. Shalawat serta salam semoga -Dia curahkan kepada Nabi kita Muhammad, pada keluarga
beliau serta para sahabatnya.
Post a Comment