Ukhuwah Islamiyah
Ukhuwah
Islamiyah
Segala puji hanya untuk Allah
Ta'ala, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulallah Shalallahu’alaihi wa sallam. Aku
bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah dengan benar melainkan Allah
semata yang tidak ada sekutu bagiNya, dan aku juga bersaksai bahwa Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam adalah
seorang hamba dan utusan -Nya. Amma ba'du:
Alasan
terkuat yang bisa menjadikan umat manusia untuk bersatu ialah bila didasari
diatas ukhuwah Islamiyah. Yang sudah pasti akan menyatukan kaum muslimin,
walaupun keberadaan mereka saling berjauhan, terpencar diseluruh penjuru dunia,
beda negeri, suku dan bangsanya. Namun dengan pondasi tersebut mampu
menyatukannya, Allah Shubhanahu wa ta’alla menegaskan
hal itu melalui firman -Nya:
﴿ إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ إِخۡوَةٞ ١٠ ﴾ [الحجرات: 10]
"Orang-orang beriman itu
sesungguhnya bersaudara". (QS al-Hujurat: 10).
Dipertegas
lagi hal tersebut oleh Nabi Muhammad Shalallahu
‘alaihi wa sallam Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam dalam sabdanya yang menyatakan tidak ada perbedaan
antara orang arab dan non arab kecuali ketakwaan. Beliau bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « أَلَا لَا فَضْلَ لِعَرَبِيٍّ عَلَى
أَعْجَمِيٍّ وَلَا لِعَجَمِيٍّ عَلَى عَرَبِيٍّ وَلَا لِأَحْمَرَ عَلَى أَسْوَدَ
وَلَا أَسْوَدَ عَلَى أَحْمَرَ إِلَّا بِالتَّقْوَى » [أخرجه أحمد]
"Ketahuilah
tidak ada kelebihan bagi orang Arab atas non Arab, tidak pula sebaliknya. Tidak juga bagi orang yang berwarna kulit
merah dengan yang berwarna hitam, atau sebaliknya melainkan (keutamaan itu
didapat) dengan ketakwaannya". HR Ahmad 38/474 no: 23489.
Hak dan kewajiban ukhuwah Islamiyyah:
Pertama:
Hendaknya seorang muslim menolong serta membantu saudaranya sesama muslim.
Seperti
yang diperintahkan oleh Allah Shubhanahu wa ta’alla dalam
firman -Nya:
﴿ وَتَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡبِرِّ وَٱلتَّقۡوَىٰۖ وَلَا تَعَاوَنُواْ عَلَى
ٱلۡإِثۡمِ وَٱلۡعُدۡوَٰنِۚ ٢ ﴾ [المائدة: 2]
"Dan tolong-menolonglah kamu
dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran". (QS al-Maa'idah: 2).
Dan satu muslim dengan muslim lain adalah ibarat
kekasih yang harus saling menyayangi, sebagaimana digambarkan oleh Allah ta'ala
dalam firman -Nya:
﴿ وَٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتُ بَعۡضُهُمۡ أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٖۚ يَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ
وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤۡتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَيُطِيعُونَ
ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓۚ أُوْلَٰٓئِكَ سَيَرۡحَمُهُمُ ٱللَّهُۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ
حَكِيمٞ ٧١ ﴾ [التوبة: 71]
"Dan orang-orang yang
beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi
sebagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari
yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan
Rasul -Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (QS
at-Taubah: 71).
Dan
perintah Allah Shubhanahu wa ta’alla dalam
ayat lain:
﴿ وَإِنِ ٱسۡتَنصَرُوكُمۡ فِي ٱلدِّينِ فَعَلَيۡكُمُ ٱلنَّصۡرُ ٧٢﴾ [الأنفال: 72]
"(Akan tetapi) jika mereka
meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, Maka kamu wajib
memberikan pertolongan". (QS al-Anfaal: 72).
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Anas bin Malik
radhiyallahu 'anhu, beliau berkata: 'Rasulallah Shalallahu’alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا » [أخرجه البخاري]
"Tolonglah sudaramu yang berbuat dhalim dan
yang didhalimi". HR Bukhari no: 2443.
Kedua: Seorang muslim tidak
mendhalimi saudaranya apapun jenisnya walaupun hanya sepele.
Karena Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam Muhammad Shalallahu
'alaihi wa sallam telah melarang hal tersebut,
sebagaimana yang dijelaskan dalam haditsnya Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu,
kalau Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa
sallam Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « أَلَا إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَيْكُمْ
دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا فِي بَلَدِكُمْ هَذَا
فِي شَهْرِكُمْ هَذَا » [أخرجه البخاري و مسلم]
"Ketahuilah
sesungguhnya Allah telah mengharamkan atas kalian, darah dan harta sesama
kalian, seperti haramnya hari kalian ini, di negeri kalian, dan pada bulan
kalian ini". HR Bukhari no: 4403. Muslim no: 66.
Dalam
shahih Muslim dijelaskan, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam Muhammad Shalallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لاَ
يَظْلِمُهُ وَلاَ يَخْذُلُهُ وَلاَ يَحْقِرُهُ. التَّقْوَى هَا هُنَا - وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ
مَرَّاتٍ - بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ
يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ
وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ » [أخرجه مسلم]
"Satu
muslim dengan muslim lainnya tidak boleh saling mendhalimi, membiarkan tidak
menolongnya, tidak boleh menghinanya, yang namanya takwa letaknya disini
–Beliau mengisyaratkan kearah dada sebanyak tiga kali- cukup bagi seseorang
dikatakan melakukan kejelekan bila sampai menghina saudaranya muslim, tiap
muslim dengan muslim lainnya haram baginya, darah, harta dan kehormatannya". HR Muslim no: 2564.
Ketiga:
Termasuk keharusan dari bingkai Ukhuwah Islamiyah ialah saling menyayangi satu
sama lain serta mencintai satu dengan lainnya.
Dan
Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa
sallam Muhammad Shalallahu 'alaihi wa
sallam telah mengilustrasikan hal tersebut dalam permisalan yang sangat
sempurna untuk menjelaskan pada kita seperti apa gambaran Ukhuwah Islamiyah
itu, dimana sebelumnya tidak ada hubungan apa-apa diantara mereka.
Seperti
yang ada dalam shahih Bukhari dan Muslim dimana disebutkan perumpamaan tersebut
dari haditsnya Nu'man bin Basyir radhiyallahu 'anhu, beliau berkata:
'Rasulallah Shalallahu’alaihi wa sallam
bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِى تَوَادِّهِمْ
وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ
تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى » [أخرجه البخاري و مسلم]
"Perumpamaan
orang mukmin dalam mencintai, menyayangi dan saling menaruh simpati diantara
mereka seperti satu jasad, jika ada anggota tubuh yang merasa sakit maka akan
menjadikan seluruh tubuhnya ikut terjaga dan merasa sakit". HR Bukhari
no: 6011. Muslim no: 2586.
Dalam
perumpamaan lain Rasulallah memisalkan seperti satu bangunan, seperti yang
disebutkan oleh Imam Muslim dari haditsnya Abu Musa al-Asy'ari radhiyallahu
'anhu, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ
يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا » [أخرجه البخاري و مسلم]
"Satu
mukmin dengan mukmin lainnya ibarat satu bangunan yang saling menguatkan satu
sama lainnya". HR Bukhari no: 481. Muslim no: 2585.
Keempat:
Memberi nasehat.
Hendaknya seorang muslim saling memberi nasehat satu
sama lain, baik dari segi permasalahan agama maupun perkara dunianya.
Termasuk
salah satu potret nasehat yang dibutuhkan ialah mengajari mereka yang belum
tahu serta mengarahkan pada kebaikan, menyuruh pada perbuatan ma'ruf dan
mencegah dari perbuatan mungkar. Dan perkara terbesar dalam hal
ini ialah mengajak mereka mengetahui tauhid serta melarang perbuatan syirik.
Disebutkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dalam
shahihnya sebuah hadits dari Jarir radhiyallahu 'anhu, beliau menceritakan:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « بَايَعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى إِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالنُّصْحِ
لِكُلِّ مُسْلِمٍ »
[أخرجه البخاري و مسلم]
"Aku
membai'at Rasulallah
Shalallahu’alaihi wa sallam shalallahu 'alaihi wa sallam untuk mengerjakan
sholat, mengeluarkan zakat, dan memberi nasehat bagi tiap muslim".
HR Bukhari no: 57. Muslim no: 56.
Nasehat ini sendiri bentuknya adalah saling menyuruh
pada kebenaran sebagaimana secara jelas disebutkan dalam surat al-Ashr, dimana
Allah Shubanahu wa ta’alla berfirman:
﴿ وَٱلۡعَصۡرِ . إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لَفِي خُسۡرٍ . إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ
بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ ﴾ [العصر: 1- 3]
"Demi
masa. Sesungguhnya manusi benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal shaleh dan saling nasehat menasehati supaya
mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran". (QS al-'Ashr: 1-3).
Kelima: Membalas ucapan salamnya, memenuhi undangannya,
mendo'akan bila dirinya bersin, menjenguk jika dirinya sakit, dan mengiringi
jenazahnya. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ
سِتٌّ. قِيلَ مَا هُنَّ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ: إِذَا لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ
عَلَيْهِ وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ
وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَسَمِّتْهُ وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ وَإِذَا
مَاتَ فَاتَّبِعْهُ » [أخرجه مسلم]
"Hak muslim atas muslim lainnya ada enam
perkara". Ada yang bertanya: 'Apa saja enam perkara itu, wahai Rasulallah Shalallahu’alaihi wa sallam?
Beliau melanjutkan: "Jika engkau bertemu memberi salam padanya, apabila
engkau diundang memenuhinya, jika engkau diminta nasehati maka berilah nasehat,
bila bersin dan mengucapkan alhamdulillah maka do'akanlah, jika sakit engkau
menjenguknya, dan bila dirinya meninggal engkau mengiringi jenazahnya".
HR Muslim no: 2162.
Keenam: Seorang muslim mencintai saudaranya muslim seperti ia
mencintai untuk dirinya sendiri. seperti perintah yang dianjurkan oleh Nabi
Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam didalam
sabdanya yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari sahabat Anas bin Malik
radhiyallahu 'anhu, beliau menceritakan bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ
لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ » [أخرجه البخاري و مسلم]
"Tidak sempurna keimanan salah seorang
diantara kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya seperti dia mencintai
untuk dirinya sendiri". HR
Bukhari no: 13. Muslim no: 45.
Ada begitu banyak ayat dan hadits yang menganjurkan
pada perkara yang bisa menyebabkan hubungan sesama muslim bertambah erat,
saling menyayangi, tidak saling membenci, serta bermusuhan. Salah satu
diantaranya ialah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah
radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « لاَ تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى
تُؤْمِنُوا وَلاَ تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا.أَوَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى شَىْءٍ
إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ أَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ » [أخرجه مسلم]
"Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian
beriman, tidaklah kalian beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah kalian
aku beritahu satu perkara jika kalian lakukan bisa menjadikan saling mencintai?
Tebarkan salam di tengah-tengah kalian". HR Muslim no: 54.
Diantara sarana agar bisa saling mencintai ialah
mengabarkan pada saudaranya kalau dirinya senang dengannya, seperti hadits yang
diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Miqdam bin Ma'di Karbi radhiyallahu 'anhu,
beliau berkata: 'Rasulallah
Shalallahu’alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إِذَا أَحَبَّ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ
فَلْيُعْلِمْهُ أَنَّهُ يُحْبِبْهُ» [أخرجه الترمذي]
"Apabila salah seorang diantara kalian
mencintai saudaranya maka beritahu padanya kalau mencintainya". HR
at-Tirmdizi no: 2392. Beliau berkata hadits hasan shahih gharib.
Bisa dengan cara mendo'akan kebaikan padanya dikala
sendirian. Sebagaimana anjuran yang diberikan oleh suri tauladan kita dalam
haditsnya Shafwan bin Abdillah radhiyallahu 'anhu, beliau berkata: 'Rasulallah Shalallahu’alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لأَخِيهِ
بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا
دَعَا لأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ » [أخرجه مسلم]
"Do'a seorang muslim untuk saudaranya dikala
sendirian mungkin sekali untuk di ijabahi, karena disisi kepalanya ada malaikat
yang ditugasi, tiap kali dia berdo'a kepada saudaranya dengan kebaikkan maka
malaikat tadi mengatakan semoga Allah mengabulkan dan bagimu semisal yang
engaku do'akan". HR Muslim no:
2733.
Dan mendo'akan saudaranya sesama muslim adalah
kebiasaan dan tradisi orang-orang shaleh terdahulu, sebagaimana telah di sitir
dalam salah satu ayat yang bunyinya:
﴿ وَٱلَّذِينَ جَآءُو مِنۢ بَعۡدِهِمۡ يَقُولُونَ رَبَّنَا ٱغۡفِرۡ لَنَا
وَلِإِخۡوَٰنِنَا ٱلَّذِينَ سَبَقُونَا بِٱلۡإِيمَٰنِ وَلَا تَجۡعَلۡ فِي قُلُوبِنَا
غِلّٗا لِّلَّذِينَ ءَامَنُواْ رَبَّنَآ إِنَّكَ رَءُوفٞ رَّحِيمٌ ١٠ ﴾ [الحشر: 10]
"Dan orang-orang yang datang
sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb Kami,
berilah kami ampun dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari
kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap
orang-orang yang beriman; Ya Rabb Kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi
Maha Penyayang." (QS al-Hasyr: 10).
Sekarang kita saksikan saudara kita yang berada di
Palestina, Afghanistan, Iraq, Cechnya, Kasymir, serta yang lainnya dari
negeri-negeri kaum muslimin, mereka dalam penindasan, dibunuh, ditawan,
ditindas dan teraniaya oleh orang kafir, maka mari kita do'akan, memohon kepada
Allah Shubhanahu wa ta’alla agar mengangkat bala' yang sedang mereka hadapi, dan
mengembalikan tipu daya musuh-musuh Islam berbalik kearahnya.
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan
Muslim dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « مَنْ كَانَ فِى حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِى حَاجَتِهِ وَمَنْ
فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ بِهَا كُرْبَةً مِنْ
كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ »
[أخرجه البخاري و مسلم]
"Barangsiapa
yang memenuhi hajat saudaranya, maka Allah akan memenuhi hajatnya. Dan barangsiapa
melapangkan kesusahan saudaranya muslim, maka Allah akan melapangkan baginya
kesusahan dari kesusahan yang ada pada hari kiamat. Siapa yang menutupi aib
seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya kelak pada hari kiamat". HR Bukhari no: 2442. Muslim no: 2580.
Imam Ibnu Qoyim mengatakan: "Bentuk menolong bagi
saudara seiman itu sangat banyak sekali jenisnya, bisa dengan harta, kedudukan,
dengan anggota badan dan membantu, memberi nasehat dan bimbingan, dengan do'a,
memintakan ampun untuknya, menaruh kasihan padanya. Dan itu semua tentunya
sesuai dengan kadar keimanannya, karena semakin kuat imannya maka semakin kuat
bentuk pertolongannnya, begitu pula sebaliknya semakin rendah imannya semakin
lemah pula bentuk pertolongannya.
Dan Rasulallah
Shalallahu’alaihi wa sallam adalah orang yang paling gemar menolong
sahabatnya, dan beliau melakukan semua bentuk yang kita sebutkan diatas.
Demikian pula pengikutnya dalam masalah memberi pertolongan juga sesuai dengan
kadar tinggi rendah didalam sikap meneladani beliau". [1]
Agama yang lurus serta sangat toleransi ialah ajaran
yang dibawa oleh Ibrahim 'alaihi sallam dan Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam kita yang dibangun diatas dua pondasi:
Pertama: Ikhlas
karena Allah ta'ala
Kedua: Loyalitas
dan berlepas diri
Maka
seorang muslim adalah saudaranya sesama muslim walaupun berada diujung dunia,
sedangkan tiap orang kafir adalah musuh walaupun sekiranya ia ayah dan ibunya. Allah ta'ala yang menegaskan hal tersebut dalam firman -Nya:
﴿ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَن يَرۡتَدَّ مِنكُمۡ عَن دِينِهِۦ
فَسَوۡفَ يَأۡتِي ٱللَّهُ بِقَوۡمٖ يُحِبُّهُمۡ وَيُحِبُّونَهُۥٓ
أَذِلَّةٍ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى ٱلۡكَٰفِرِينَ ٥٤ ﴾ [المائدة: 54]
"Hai orang-orang yang
beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah
akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun
mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang
bersikap keras terhadap orang-orang kafir". (QS
al-Maa'idah: 54).
Dan
Allah Shubhanhu wa ta’alla mensifati Nabi -Nya
serta para sahabatnya dengan mengatakan:
﴿ مُّحَمَّدٞ رَّسُولُ ٱللَّهِۚ وَٱلَّذِينَ مَعَهُۥٓ أَشِدَّآءُ عَلَى
ٱلۡكُفَّارِ رُحَمَآءُ بَيۡنَهُمۡۖ ٢٩
﴾ [الفتح: 29]
"Muhammad itu adalah utusan
Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang
kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka". (QS
al-Fath: 29).
Dan
sangat disayangkan ternyata masih ada sebagian orang yang menisbahkan dirinya
kepada Islam namun ternyata menyelisihi metode beragama semacam ini, justru
mereka menjauhkan saudaranya muslim dan mendekatkan orang kafir
sedekat-dekatnya, seperti yang terjadi pada sebagian perusahan dan perkantoran
dimana mereka menjadikan jabatan tertinggi untuk orang kafir walaupun ada muslim
yang lebih baik, dalam pekerjaan dan pembawaannya, bahkan yang lebih parah lagi
mereka menjadikan orang kafir sebagai pimpinan bagi seorang muslim, ini adalah
musibah.
Dimana Allah ta'ala telah menjelaskan bahwa perbuatan
semacam ini salah satu penyebab tersebarnya kerusakan dimuka bumi, Allah Ta’ala
berfirman:
﴿ وَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بَعۡضُهُمۡ أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٍۚ إِلَّا تَفۡعَلُوهُ
تَكُن فِتۡنَةٞ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَفَسَادٞ كَبِيرٞ ٧٣ ﴾ [الأنفال: 73]
"Adapun
orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang
lain. jika kamu (hai Para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah
diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan
kerusakan yang besar". (QS al-Anfaal: 73).
Demikian
pula dalam firman -Nya:
﴿ وَلَن يَجۡعَلَ ٱللَّهُ لِلۡكَٰفِرِينَ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ سَبِيلًا
١٤١ ﴾ [النساء: 141]
"Dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada
orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman". (QS an-Nisaa': 141).
Kita akhiri kajian kita kali ini dengan mengucapkan
segala puji bagi Allah Shubhanahu
wa ta’alla Rabb semesta alam. Shalawat
serta salam semoga Allah Shubhanahu
wa ta’alla limpahkan kepada Nabi Muhammad
Shalallahu ‘alaihi wa sallam, kepada
keluarga beliau dan seluruh sahabatnya.
Post a Comment