Tipu Daya Iblis
Tipu Daya Iblis
Segala
puji hanya untuk Allah Ta'ala, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Aku bersaksi bahwa tidak
ada ilah yang berhak disembah dengan benar melainkan Allah Shubhanahu wa taalla semata yang tidak ada sekutu bagi -Nya, dan aku juga bersaksai
bahwa Muhammad Shalallahu’alaihi wa
sallam adalah seorang hamba dan utusan -Nya. Amma ba'du:
Musuh Nyata Manusia:
Allah Shubhanahu wa ta'ala telah memberi ujian kepada bani Insan dengan seorang
musuh yang tidak pernah lepas seseorang dari intaiannya. Dirinya tidak pernah
lalai dan tertidur, mereka serta hulu balangnya bisa melihat dari arah yang
kita tidak dapat melihatnya. Dia mengorbankan segala kemampuannya untuk
memerangi kita dalam tiap keadaan, tidak pernah melepaskan satu perkarapun yang
dirinya masih memungkinkan untuk menelusupkan tipu dayanya melainkan pasti dia
lepaskan racunya disitu.
Mereka itulah yang bernama Iblis yang telah Allah
ta'ala kabarkan tentang permusuhan abadinya dengan kita bani Insan dalam banyak
ayat -Nya, dengan disebutkan tentang sifat
memperdaya, muslihatnya, serta langkah-langkahnya yang mereka gunakan untuk
menipu manusia agar mereka keluar dari jalan yang lurus, serta disebutkan
secara berulang-ulang dengan
kisahnya dia bersama bapak kita Adam 'alaihi sallam, hal tersebut dilakukan agar
kita bisa menjadikan sebagai pelajaran dan menanamkan dalam jiwa bahwa mereka
itulah musuh abadi kita selama-lamanya.[1]
Allah ta'ala banyak menyebutkan mereka dalam ayatnya,
sebagai peringatan bagi kita, diantaranya ialah firman -Nya yang berbunyi:
﴿ إِنَّ ٱلشَّيۡطَٰنَ لَكُمۡ
عَدُوّٞ فَٱتَّخِذُوهُ عَدُوًّاۚ إِنَّمَا يَدۡعُواْ حِزۡبَهُۥ لِيَكُونُواْ مِنۡ أَصۡحَٰبِ
ٱلسَّعِيرِ ٦ ﴾ [ فاطر 6]
"Sesungguhnya
syaitan itu adalah musuh bagimu, Maka anggaplah ia musuh(mu), karena
sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka
menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala". (QS Faathir: 6).
Demikian pula
dalam firman -Nya yang menjelaskan tentang datangnya tipu daya mereka:
﴿ ثُمَّ لَأٓتِيَنَّهُم مِّنۢ
بَيۡنِ أَيۡدِيهِمۡ وَمِنۡ خَلۡفِهِمۡ وَعَنۡ أَيۡمَٰنِهِمۡ وَعَن شَمَآئِلِهِمۡۖ
وَلَا تَجِدُ أَكۡثَرَهُمۡ شَٰكِرِينَ ١٧ ﴾ [الأعراف 17]
"Kemudian
saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan
dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur
(taat)". (QS al-A'raaf: 17).
Juga
firman -Nya yang mengajak kita supaya tidak
mengikuti langkah-langkah setan, Allah ta'ala berfirman:
﴿ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ
ٱدۡخُلُواْ فِي ٱلسِّلۡمِ كَآفَّةٗ وَلَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَٰتِ
ٱلشَّيۡطَٰنِۚ إِنَّهُۥ لَكُمۡ عَدُوّٞ مُّبِينٞ ٢٠٨ ﴾ [البقرة: 208 ]
"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam
secara keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu ialah musuh yang nyata bagimu". (QS al-Baqarah: 208).
Imam al-Baghawi mengatakan tentang ayat
ini: ''Yaitu janganlah kalian menempuh jalan-jalan yang disitu ada setan yang
mengajak kalian untuk mengikutinya, karena seungguhnya setan akan
mengantarkanmu pada kebinasaan". [2]
Keburukan
yang Iblis telusupkan pada manusia:
Diantara
kejelekan yang disebar oleh setan ialah bisikan was-was terhadap seorang hamba,
hal itu seperti yang Allah ta'ala jelaskan dalam kitab -Nya:
﴿ قُلۡ أَعُوذُ
بِرَبِّ ٱلنَّاسِ ١ مَلِكِ ٱلنَّاسِ ٢ إِلَٰهِ ٱلنَّاسِ ٣ مِن شَرِّ ٱلۡوَسۡوَاسِ ٱلۡخَنَّاسِ
٤ ٱلَّذِي يُوَسۡوِسُ فِي صُدُورِ لنَّاسِ ٥ ﴾ [الناس 1-5]
"Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang
memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari
kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi. Yang membisikkan
(kejahatan) ke dalam dada manusia".
(QS an-Naas: 1-5).
Allah
azza wa jalla menyebutkan dalam ayat -Nya
diatas dengan bisikan setan pertamanya baru kemudian menjelaskan dimana tempat
was-wasa tersebut yaitu didalam dada manusia.
Dan
was-was atau bisikan ini merupakan sifat diantara sifat-sifat setan yang paling
jelas, dan yang paling merusak, serta paling berpengaruh, karena dengan bisikan
tersebut sebagai pokok dari sumber perbuatan maksiat dan dosa.
Dijelaskan
dalam sebuah hadits dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu, dia menceritkan:
"Pernah ada seseorang yang datang kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam lalu
mengatakan: "Ya Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam,
sesungguhnya ada diantara kita yang mendapati dalam jiwanya untuk melakukan
sesuatu supaya menjadi orang yang
lebih aku cintai daripada aku berbicara". Maka Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ
أَكْبَرُ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي رَدَّ كَيَدَهُ إِلَى الْوَسْوَسَةِ» [أخرجه أبو داود]
"Allahu Akbar tiga
kali, segala puji bagi Allah yang telah menolak tipu daya setan menjadi bisikan".
HR Abu Dawud no: 5112, dan dinyatakan shahih oleh al-Albani dalam Sunan Abi
Dawud 3/962 no: 4264.
Oleh
karenanya, kita menjumpai setan tersebut datang mengganggu seseorang yang sedang sholat agar ibadah yang
mereka lakukan menjadi rusak. Sebagaimana yang diterangkan oleh hadits yang
dikeluarkan Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu,
bahwasannya Nabi Muhammad Shalallahu
‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ أَدْبَرَ الشَّيْطَانُ
وَلَهُ ضُرَاطٌ حَتَّى لَا يَسْمَعَ التَّأْذِينَ فَإِذَا قَضَى النِّدَاءَ
أَقْبَلَ حَتَّى إِذَا ثُوِّبَ بِالصَّلَاةِ أَدْبَرَ حَتَّى إِذَا قَضَى
التَّثْوِيبَ أَقْبَلَ حَتَّى يَخْطِرَ بَيْنَ الْمَرْءِ وَنَفْسِهِ يَقُولُ
اذْكُرْ كَذَا اذْكُرْ كَذَا لِمَا لَمْ يَكُنْ يَذْكُرُ حَتَّى يَظَلَّ الرَّجُلُ
لَا يَدْرِي كَمْ صَلَّى» [أخرجه البخاري و مسلم]
"Apabila adzan
dikumandangkan untuk sholat, maka setan lari dengan terpentut-pentut, supaya
dirinya tidak mendengar adzan, dan apabila adzan telah selesai dia kembali
lagi, sampai ketika iqomah didirikan dia pergi, begitu usai iqomah dia kembali
lagi. Kemudian dia mulai mengoda seseorang dalam sholatnya dan membisikan agar
ingat ini dan ingat itu yang sebelumnya tidak pernah terlintas dalam
pikirannya, sampai kiranya orang tersebut tidak mengetahui berapa raka'at dia
sholat". HR Bukhari no: 608, Muslim no: 389.
Diantara
kejelekan yang dilontarkan adalah merusak hubungan persaudaraan ditengah-tengah
kaum mukmin dengan segala cara dan sarana. Seperti halnya dia telah membujuk
saudara-saudara Yusuf untuk melakukan kejelekan terhadap Yusuf 'alaihi sallam.
Dan Allah ta'ala telah menyebutkan kisah Nabi Yusuf atas pengakuan dirinya akan
karunia nikmat yang telah diberikan kepadanya, Allah berfirman:
﴿ وَقَالَ يَٰٓأَبَتِ هَٰذَا
تَأۡوِيلُ رُءۡيَٰيَ مِن قَبۡلُ قَدۡ جَعَلَهَا رَبِّي حَقّٗاۖ وَقَدۡ أَحۡسَنَ بِيٓ إِذۡ
أَخۡرَجَنِي مِنَ ٱلسِّجۡنِ وَجَآءَ بِكُم مِّنَ ٱلۡبَدۡوِ مِنۢ بَعۡدِ أَن نَّزَغَ
ٱلشَّيۡطَٰنُ بَيۡنِي وَبَيۡنَ إِخۡوَتِيٓۚ ١٠٠ ﴾ [ يوسف:100]
"Dan
berkata Yusuf: "Wahai ayahku Inilah ta'bir mimpiku yang dahulu itu,
sesungguhnya Rabbku telah menjadikannya suatu kenyataan. dan sesungguhnya
Rabbku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari rumah
penjara dan ketika membawa kamu dari dusun padang pasir, setelah syaitan
merusakkan (hubungan) antara aku dan saudara-saudaraku". (QS Yusuf: 100).
Diriwayatkan
Imam Muslim dalam shahihnya dari sahabat Jabir radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi
Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إِنَّ الشَّيْطَانَ قَدْ أَيِسَ أَنْ
يَعْبُدَهُ الْمُصَلُّونَ فِى جَزِيرَةِ الْعَرَبِ وَلَكِنْ فِى التَّحْرِيشِ
بَيْنَهُمْ
»
[ أخرجه مسلم]
"Sesungguhnya setan
telah berputus asa untuk menjadikan orang-orang beriman menyembahnya di Jazirah
Arab, namun masih tersisa (tipu dayanya) yaitu mengadu domba diantara kalian".
HR Muslim no: 2812.
Imam
Nawawi mengatakan: 'Hadits ini termasuk salah satu dari mu'jizat kenabian yang
dimiliki oleh Nabi Muhammad Shalallahu
‘alaihi wa sallam. Adapun maknanya yaitu setan telah berputus asa untuk
menjadikan penduduk Jazirah Arab menyembahnya, akan tetapi dirinya berusaha
untuk menabur benih perselisihan diantara kalian dengan perselisihan, pertengkaran, peperangan
serta permusuhan dan yang semisalnya".[3]
Dalam hadits
disebutkan, bahwasannya Nabi Muhammad Shalallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إِنَّ إِبْلِيسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى
الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ
فِتْنَةً يَجِىءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا فَيَقُولُ مَا
صَنَعْتَ شَيْئًا قَالَ ثُمَّ يَجِىءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى
فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ امْرَأَتِهِ - قَالَ - فَيُدْنِيهِ مِنْهُ وَيَقُولُ
نِعْمَ أَنْتَ »
[ أخرجه مسلم]
"Sesungguhnya Iblis
membuat kerajaannya ditengah lautan, kemudian dirinya mengutus bala tentaranya
menyebar, dan yang paling rendah kedudukannya diantara mereka ialah yang paling
besar membikin fitnah, sehingga pada suatu ketika datang salah seorang tentaranya
lalu melapor: 'Aku telah melakukan ini dan itu". Lalu sang raja
mengatakan: 'Engkau tidak melakukan sesuatu yang istimewa'. Lalu datang seorang
lagi dan melapor: 'Tidaklah aku tinggalkan pasangan suami istri melainkan aku
telah jadikan keduanya berpisah (cerai)'. Maka sang raja mengatakan: 'Dekatkan
dia padaku, sembari mengucapkan; 'Sebaik-baik pasukan adalah engkau". HR Muslim no:
2813. dari sahabat Jabin bin Abdillah radhiyallahu 'anhu.
Beberapa
perkara yang bisa membentengi diri dari tipu daya iblis diantaranya ialah:
1.
Ikhlas.
Manakala setan mengetahui
bahwa tidak ada sarana yang bisa menyesatkan orang-orang yang ikhlas maka dia
kecualikan golongan ini dari syarat yang dia ajukan kepada Allah ta'ala untuk
menyesatkan dan menjerumuskan manusia dalam perbuatan dosa. Hal itu sebagaimana
yang Allah ta'ala jelaskan dalam firman -Nya:
﴿ قَالَ فَبِعِزَّتِكَ
لَأُغۡوِيَنَّهُمۡ أَجۡمَعِينَ ٨٢ إِلَّا عِبَادَكَ مِنۡهُمُ ٱلۡمُخۡلَصِينَ ٨٣﴾ [ ص 82-83]
"Iblis
menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya,
kecuali hamba-hamba -Mu yang ikhlas di antara mereka". (QS Shaad: 82-83).
Dan Allah ta'ala berfirman tentang hak yang
disandang oleh ash-Shidiq Yusuf 'alaihi sallam:
﴿ كَذَٰلِكَ
لِنَصۡرِفَ عَنۡهُ ٱلسُّوٓءَ وَٱلۡفَحۡشَآءَۚ إِنَّهُۥ مِنۡ عِبَادِنَا ٱلۡمُخۡلَصِينَ
٢٤ ﴾ [يوسف 24]
"Demikianlah,
agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf
itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih". (QS Yusuf: 24).
Maka keikhlasan bisa dikatakan
sebagai sarana untuk bisa menyudahi tipu daya setan, dan orang-orang yang
ikhlas maka dia menjadikan seluruh amal ibadahnya mutlak hanya untuk Allah
jalla wa 'ala, ucapannya untuk Allah Shubhanahu wa ta’alla,
memberi dan menahan, cinta dan benci maka ia jadikan seluruhnya hanya untuk
Allah ta'ala semata.
Berkata Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah: 'Dan Allah ta'ala memberi ujian kepada para hamba -Nya yang beriman untuk mensucikan mereka dari dosa dan
kesalahan, dan diantara bentuk rahmat Allah Shubhanahu wa ta’alla yang
diberikan kepada para hamba -Nya yang
ikhlas ialah dipalingkanya mereka dari perkara-perkara yang bisa menipu
dirinya, hal tersebut sebagaimana yang Allah ta'ala firmankan:
﴿ كَذَٰلِكَ
لِنَصۡرِفَ عَنۡهُ ٱلسُّوٓءَ وَٱلۡفَحۡشَآءَۚ إِنَّهُۥ مِنۡ عِبَادِنَا ٱلۡمُخۡلَصِينَ
٢٤ ﴾ [يوسف: 24]
"Demikianlah,
agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf
itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih". (QS Yusuf: 24).
Dan tatkala Yusuf
mengikhlaskan ibadah hanya kepada Rabbnya, maka dirinya dipalingkan nya dari godaan dan rayuan yang mengajak pada
perbuatan nista dan keji, maka kesimpulannya ikhlas adalah sarana untuk bebas
dari tipu daya Iblis.[5]
2.
Membiasakan diri untuk membaca
al-Qur'an siang dan malam.
Dijelaskan dalam sebuah hadits
yang dikeluarkan oleh Imam Abu Dawud dari Abu Qatadah radhiyallahu 'anhu, bahwa
Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa
sallam pada suatu malam pernah lewat didepan rumahnya Abu
Bakar dan Umar, sedangkan keduanya sedang sholat malam…dan pada akhir hadits
ini diterangkan. Bahwa Nabi Muhammad Shalallahu
‘alaihi wa sallam menanyakan kepada Umar apa yang
menyebabkan untuk mengeraskan bacaan al-Qur'annya, maka dia menjawa: 'Untuk
membangunkan orang serta mengusir setan". HR Abu Dawud no: 1329. Dan
dinilai shahih oleh al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud 1/246-247 no: 1180.
3.
Membaca surat al-Baqarah secara
khsusus.
Dalilnya adalah sabda Nabi
Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallamyang
dikeluarkan oleh Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi
Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallambersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « لاَ تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِى تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ
الْبَقَرَةِ »
[أخرجه مسلم]
"Janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian seperti kuburan,
sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibacakan didalamnya surat al-Baqarah".
HR Muslim no: 780
4.
Membaca ayat kursi ketika akan tidur.
Berdasarkan haditsnya Abu
Hurairah yang menjelaskan tentang kisahnya bersama jin yang berhasil dia
tangkap, dan hadits ini dikeluarkan oleh Imam Bukhari dalam shahihnya. Dan pada
akhir hadits tersebut diterangkan bahwa setan mengajari Abu Hurairah untuk
membaca ayat kursi karena sesungguhnya orang yang membacanya senantiasa dalam
penjagaan Allah dan tidak didekati oleh setan sampai pagi harinya. Maka tatkala
Abu Hurairah mengabarkan hal tersebut kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam beliau mengatakan: 'Dia telah
berkata jujur sedangkan dia adalah pendusta". HR Bukhari no: 2311.
5.
Membaca al-Mu'awadzatain
(surat al-Falaq dan an-Naas).
Berdasarkan hadits shahih yang
diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam Sunannya dari
sahabat Uqbah bin Bari radhiyallahu 'anhu, disebutkan bahwasannya Nabi Muhammad
Shalallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh
untuk membaca al-Mu'awadzatain, dan berpesan kepada Uqbah:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « يا عقبة تعوذ بهما فما تعوذ متعوذ بمثلهما » [ أخرجه أبو داود]
"Wahai Uqbah berlindunglah (dari setan) dengan membaca keduanya,
karena tidak ada perlindungan yang lebih kokoh dari semisal keduanya".
HR Abu Dawud no: 1463, Dan dinilai shahih oleh al-Albani dalam Shahih Sunan Abi
Dawud 1/275 no: 1299.
Dan diantara moment-moment yang ada dalilnya
tentang disunahkanya membaca dua surat tersebut ialah:
·
Dipagi hari.
·
Tatkala sore hari.
·
Ketika berbaring untuk tidur.
·
Seusai sholat.
·
Tatkala meruqyah orang yang diganggu
sihir.
·
Dan untuk meruqyah orang yang sedang
sakit. Dll.
6.
Berdzikir dengan mengucapkan Tahlil
sebanyak seratus kali.
Sebagaimana hadits shahih dalam
shahih Bukhari dan Muslim yang menjelaskan akan tersebut, seperti yang dinukil
dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ
شَيْءٍ قَدِيرٌ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ
وَكُتِبَتْ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِائَةُ سَيِّئَةٍ وَكَانَتْ
لَهُ حِرْزًا مِنْ الشَّيْطَانِ يَوْمَهُ ذَلِكَ حَتَّى يُمْسِيَ » [ أخرجه البخاري و مسلم]
"Barangsiapa membaca:
" لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ
وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ".
'Tidak ada sesembahan yang
berhak untuk disembah dengan benar melainkan Allah semata yang tidak ada sekutu
baginya. Bagi -Nya kerajaan dan pujian,
dan Dia atas segala sesuatu Maha Mampu'. Dalam sehari seratus kali,
baginya pahala seperti membebaskan sepuluh orang budak, dan akan dicatat
baginya seratus kebaikan serta dihapus atasnya seratus kejelekan, lalu dirinya
akan dibentengi dari setan pada hari tersebut sampai sore". HR Bukhari no:
3293, Muslim no: 2691.
1.
Membaca basmallah tatkala keluar
rumah, bersetubuh, masuk kamar kecil dan ketika mau makan.
Hal itu berdasarkan sebuah
hadits shahih yang dikeluarkan oleh Imam Muslim dari Jabir radhiyallahu 'anhu,
bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ فَذَكَرَ
اللَّهَ عِنْدَ دُخُولِهِ وَعِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ لاَ مَبِيتَ
لَكُمْ وَلاَ عَشَاءَ. وَإِذَا دَخَلَ فَلَمْ يَذْكُرِ اللَّهَ عِنْدَ دُخُولِهِ
قَالَ الشَّيْطَانُ أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ. وَإِذَا لَمْ يَذْكُرِ اللَّهَ
عِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ وَالْعَشَاءَ » [ أخرجه مسلم]
"Apabila seseorang masuk rumahnya lalu berdzikir tatkala mau
masuk rumah dan ketika akan makan, maka setan berkata: 'Tidak ada tempat untuk
berteduh dan makan malam untuk kalian'. Dan jika dirinya masuk rumah lalu dia
tidak berdzikir kepada Allah, maka setan mengatakan: 'Aku mendapatkan tempat
berteduh untuk kalian’. Apabila orang tersebut mau makan dan tidak berdzikir,
maka setan berkata: 'Aku mendapati tempat berteduh dan makan malam untuk kalian
". HR Muslim no: 2018.[6]
Dan yang
paling penting ialah mengetahui secara rinci permusuhan serta sarana yang
digunakan setan untuk memperdayai bani Insan sebagaimana yang telah datang
keterangannya baik dalam al-Qur'an maupun hadits-hadits Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian mengambil
sarana lain yang bisa membantu dirinya untuk memahami hal tersebut dengan
membaca buku-bukunya para ulama yang menjelaskan permasalahan ini. Diantaranya
ialah bukunya Ibnu Qoyim yang berjudul: 'Ighatsatul Lahfaan min Mashaaidil
syaithan'. Dan kitabnya Ibnu Jauzi yang berjudul: 'Talbisul Iblis'.
Serta buku-buku yang lainnya.
Akhirnya kita ucapkan segala puji hanya
milik Allah Shubhanahu wa ta’alla, Rabb
semesta alam. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi
kita Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga
beliau serta para sahabatnya.
[6] . Lihat lebih lengkapnya dalam masalah ini kitabnya
saudara kami Syaikh Abdul Hadi Wahbi yang berjudul: 'Al-Hisnul Hashin minasy
Syaithan ar-Rajiim'.
Post a Comment