WASIAT EMAS UNTUK PARA JAMAAH HAJI
WASIAT EMAS UNTUK PARA
JAMAAH HAJI
Segala puji bagi Allah
Ta'ala yang esa dalam sifat kesempurnaan-Nya. Semoga shalawat dan salam tetap
terlimpah atas Nabi Muhammad, yang memiliki beragam keutamaan, begitupula
terhadap para shahabat dan keluarga beliau.
Wahai saudaraku jamaah haji: Ikhlas…
ikhlas … dan jauhilah sifat riya dalam beribadah. Wahai saudaraku jamaah haji,
anda akan menunaikan suatu amalan mulia dan salah satu syi'ar yang diberkahi,
jika anda diberi taufik oleh Allah untuk melaksanakannya, maka anda mendapatkan
keuntungan yang agung. Akan tetapi saudaraku, apakah anda telah berniat dengan
ikhlas ketika anda menuju ke Baitullah yang diberkahi ? Menghadirkan niat
adalah hal yang mesti.
Seorang hamba akan mendapatkan pahala sesuai
dengan niatnya. Tidakkah anda perhatikan sabda nabi r : "Segala amalan
itu bergantung pada niatnya, dan seseorang itu hanya akan mendapatkan apa yang
ia niatkan. Barang siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya maka berarti
hijrahnya tersebut karena Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya
karena dunia atau wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai
dengan niatnya tersebut" (H.R
Bukhari) Maka bersungguh-sungguhlah wahai saudaraku untuk meluruskan niat.
Karena betapapun kepayahan dan kesulitan yang anda jalani, maka keletihan anda
tersebut tidak akan sia-sia,
"Padahal mereka tidak disuruh, kecuali
supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam
(menjalankan) agama yang lurus"
(Q.S Al-Bayyinah : 5)
"Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu
Kitab (al-Qur'an) dengan (membawa) kebenaran.Maka sembahlah Allah dengan
memurnikan keta'atan kepada-Nya"
(Q.S Az-Zumar : 2)
- Ibnul 'Arabi mengatakan
: Ayat ini menjadi dalil wajibnya niat dalam segala amalan.
- Wahai saudaraku yang
menunaikan ibadah haji, bersungguh-sungguh untuk berlaku ikhlas dan tidak riya'
adalah sesuatu yang berat. Namun hal itu mudah bagi siapa yang dimudahkan
Allah. Orang yang menundukkan jiwanya akan merasakan lezatnya ketaatan dan
mendapatkan keberkahan ibadah.
- Sahl bin Abdullah rahimahullah
ditanya: "Apakah yang paling berat atas jiwa ? Beliau menjawab:
"Keikhlasan, karena jiwa yang ikhlas tidak mendapatkan keuntungan
pribadi".
- Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah
berkata: "Aku tidak pernah meluruskan sesuatu yang lebih berat dari
niatkku, karena ia selalu berbolak-balik pada diriku".
- Wahai saudaraku yang
menunaikan ibadah haji, anda akan mengunjungi rumah yang paling suci di
dunia, di tempat yang paling mulia, sebagai tamu raja di raja, Penguasa langit
dan bumi, Yang Maha Suci, Maha Perkasa lagi Maha Mulia, maka janganlah hatimu
tertuju pada selain-Nya. Ikhlaskanlah tujuan anda untuk Allah Subhanahu wa
Ta'ala.
- Dari Abu Hurairah t bahwa Rasulullah r bersabda : Allah Ta'ala
berfirman : "Aku paling tidak membutuhkan untuk disekutukan. Barangsiapa
yang melakukan amalan yang dia menyekutukan-Ku dengan selain-Ku, maka Aku akan
tinggalkan dia dan amalannya"
(H.R Muslim)
- Wahai saudaraku yang
menunaikan ibadah haji, janganlah anda termasuk dari mereka yang melaksanakan
haji karena riya (ingin dilihat) dan sum'ah (ingin didengar), agar dikatakan:
dia menunaikan haji ke Baitullah dan agar digelari (Haji). Yang seperti ini,
tidak mendapatkan dari hajinya kecuali kecapekan. Nabi r bersabda:
"Barangsiapa yang ingin didengar, maka Allah akan memperdengarkannya dan
siapa yang ingin dilihat (amalnya), maka Allah akan
memperlihatkannya". (H.R Bukhari
dan Muslim)
Maka berhati-hatilah wahai saudaraku dari riya, karena ia
adalah kesyirikan sehingga nabi
r memperingatkan kita
darinya: "Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan menimpa kalian adalah
syirik kecil". Para shahabat bertanya:
"Wahai Rasulullah, apakah syirik kecil itu ? Beliau menjawab :
"Riya". (H.R Ahmad).
Ikhlas dan ikhlaslah
wahai saudaraku yang menunaikan haji, karena riya dapat menghilangkan amalan.
Wahai muslim, maukah aku tunjukkan terapi syirik besar
maupun syirik kecil ? Rasulullah
r mengajarkan kepada kita
untuk suatu doa yang jika kita ucapkan, Allah akan menghindarkan kita darinya.
Beliau r bersabda : "Syirik
yang ada pada kalian lebih samar dari rayapan semut. Aku akan menunjukkan
sesuatu yang jika engkau melakukannya, maka ia akan menghilangkan darimu syirik
kecil dan besar. Ucapkan:
اَللّهُمَّ إِنِّيْ
أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ
وَأَنَا أَعْلَمْ، وَأسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا أَعْلَمْ
"Ya
Allah hamba berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu padahal aku
mengetahuinya, dan aku memohon ampun pada-Mu dari apa yang tidak aku
ketahui" (Shahih Al-Jami' As-Shaghir)
- Wahai saudaraku, sebuah
nasehat berharga untuk anda dari Al- Faruq Umar bin Khattab : "Barangsiapa
yang ikhlas niatnya dalam kebenaran walaupun dengan sebab itu ia tidak mendapat
pujian atau lainnya, maka Allah akan mencukupi kebutuhannya pada orang lain.
Dan barangsiapa yang menghiasi diri dengan apa yang tidak ada pada dirinya,
maka Allah akan membuka aibnya".
Ibadah Haji adalah waktu
yang tepat untuk berdoa, maka manfaatkanlah sebaik-baiknya.
Wahai jamaah haji,
bukankah engkau senang bila segala keperluan anda terpenuhi, jika engkau atau
kerabat anda sembuh (dari segala penyakit) ? Tidakkah anda suka bila Allah
Ta'ala meneguhkanmu di atas agama-Nya yang benar ? Tidakkah anda suka bila
Allah memberikan petunjuk pada-Mu tentang apa yang diperselisihkan?! Tidakkah anda
suka bila Allah mengampuni dosa-dosa anda baik yang telah lalu maupun yang akan
datang ? Tidakkah anda suka bila Allah memberikan pada anda kesudahan yang baik
di dunia ? Tidakkah anda suka bertemu dengan Allah sedang Dia ridha ? Tidakkah
anda suka jika Allah menjauhkan wajah anda dari siksa api neraka ? Tidakkah
anda suka bila Allah memasukkan anda ke surga dan anda beroleh kenikmatan
bersama orang-orang yang baik ? Ya
tentu, anda akan berbahagia bila Allah Ta'ala mewujudkan harapan di atas,
betapa mulianya keinginan tersebut.
Wahai saudaraku ketika anda berpindah dari satu tempat suci
ke tempat suci yang lain, maka jangan anda lalaikan doa. Jangan tinggalkan
kesempatan berharga tersebut. Karena kalau tidak, apa gunanya haji yang anda
tunaikan jika hati anda tidak tersentuh di hadapan Pencipta anda (Allah Ta'ala)
di tempat-tempat yang suci ?! Betapa
mahalnya barang dagangan[1]
tersebut ? Mereka yang
menyia-nyiakannya, alangkah sangat tidak menghargainya.
Wahai saudaraku yang menunaikan haji, para ulama membagi
doa menjadi dua macam: Doa ibadah dan doa masalah. Mari kita perhatikan ucapan Al-'Allamah[2]
Abdurrahman As-Sa'dy semoga Allah mensucikan ruh beliau : "Segala perintah
untuk berdoa dan larangan berdoa pada selain Allah serta pujian bagi mereka yang
berdoa yang terdapat dalam Al-Qur'an mengandung doa masalah dan doa ibadah. Ini
adalah kaidah yang bagus, karena yang terlintas di benak kebanyakan orang hanya
lafadz doa adalah doa masalah saja. Mereka tidak menyangka bahwa segala jenis
ibadah mengandung doa. Ini adalah kekeliruan yang menjerumuskan mereka ke arah
yang lebih buruk dari itu. Ayat-ayat (Al-Qur'an) nyata menerangkan tentang
cakupan doa masalah dan doa ibadah.
- Al-'Allamah yang menjadi panutan Syaikh Abdul 'Aziz bin
Abdullah bin Baaz semoga Allah mensucikan ruhnya dengan kemurahan-Nya serta
memasukkan beliau ke tengah-tengah surganya mengatakan : "Dua jenis doa
adalah saling berkaitan. Hal ini karena Allah di minta untuk mendatangkan
manfaat dan menolak kemudharatan, maka ini adalah doa masalah. (Manusia) berdoa
pada Allah dengan rasa takut dan penuh harapan, maka ini adalah doa ibadah.
Dengan demikian, maka menjadi jelaslah bahwa kedua jenis doa tersebut saling
berkaitan. Semua doa ibadah melazimkan doa masalah dan semua doa masalah mengandung
doa ibadah"
- Wahai saudaraku yang
menunaikan haji, bersemangatlah untuk berdoa, dan sudah anda ketahui bahwa doa
adalah ibadah. Nabi r bersabda: "Doa itu adalah
ibadah" (H.R Tirmidzi, Abu Dawud
dan Ibnu Majah, Shahih Al-Jami' Ash-Shaghir : 3407)
- Wahai muslim, janganlah
anda termasuk dalam golongan mereka yang tidak mampu untuk berdoa, karena nabi r bersabda: "Orang
yang paling lemah, yaitu orang yang tidak mampu berdoa dan orang yag paling
bakhil yaitu orang yang kikir untuk memberi salam" (H.R
Ibnu Hibban, Shahih Al-Jami' Ash-Shaghir : 1044)
- Wahai jamaah haji, yang
paling agung pada hari-hari yang penuh berkah tersebut adalah Hari Arafah. Hari
yang ditunggu-tunggu orang-orang sholeh yang telah menyiapkan berbagai
permintaan dan hajat. Mereka memohon pada Allah kebaikan dunia dan akherat.
Nabi r bersabda:
"Sebaik-baik doa adalah doa pada Hari Arafah". (H.R Tirmidzi dan Malik, Shahih Al-Jami'
Ash-Shaghir)
- Wahai jamaah haji, pada
Hari Arafah, bagaimana keadaan anda? Apakah termasuk mereka yang memohon
ampunan yang datang pada Allah dengan penuh permohonan yang sangat dan
merendahkan diri dan doa ? Atau termasuk dalam golongan orang-orang yang
hatinya lalai dari kemuliaan Hari Arafah ? !
- Imam Nawawi rahimahullah
berkata tentang Hari Arafah: "Sudah selayaknya untuk mengulang-ulangi istighfar
(permohonan ampun) dan taubat dari segala dosa dengan diiringi penyesalan hati
dan memperbanyak tangisan, dzikir serta doa. Pada Hari Arafah (adalah hari
yang) diucapkan
padanya keluhan-keluhan dan berbagai permohonan. Hari perkumpulan yang agung, berkumpul
padanya hamba-hamba Allah yang shalih dan wali-wali/kekasih-Nya yang ikhlas dan
mereka yang didekatkan. Hari Arafah
adalah berkumpulnya (manusia) yang paling agung di dunia. Dikatakan bahwa jika
Hari Arafah jatuh pada hari jumat maka seluruh yang berkumpul di padang Arafah akan
mendapat ampunan"
- Wahai jamaah haji,
jangan anda berdoa seperti doanya orang yang lalai, berdoalah sebagaimana
doanya mereka yang ikhlas dan merendahkan diri. Nabi r bersabda:
"Ketauhilah bahwa Allah tidak akan mengabulkan doa dari hati yang
lalai". (H.R Tirmidzi, Al-Hakim
dan Thabrani, Shahih Al-Jami' Ash-Shaghir : 245) .
- Wahai jamaah haji,
karena anda akan berada di tempat suci, maka saya akan mengingatkan beberapa
adab doa, mudah-mudahan Allah merahmati kelemahan diri anda ketika anda ada di
hadapan-Nya.
- Wahai jamaah haji, yang
pertama-tama hendaklah anda menghadap Allah dalam keadaan khusyu', merendah
diri, mengarapkan pahala dan takut akan siksa-Nya.
"Sesungguhnya
mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan)
perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan
cemas" (Q.S Al-Anbiya' : 90)
2. Mengahadap kiblat.
3. Sebelum anda berdoa,
ucapkanlah pujian pada Allah Ta'ala kemudian bershalawat pada nabi r lalu berdoa
4. Mengakui dosa dan
kesalahan.
5. Berdoa sebanyak
sebanyak tiga kali.
6. Mengangkat tangan,
yang menunjukkan kerendahan diri. Dari Salman Al-Farisi t bahwa Rasulullah r bersabda : "Sesungguhnya Tuhan kalian (Allah Ta'ala) Yang
Memiliki sifat malu lagi Maha Pemurah, Dia malu jika hamba-Nya mengangkat kedua
tangan kepada-Nya lalu tidak mengabulkan permohonannya" (H.R Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah,
Shahih Al-Jami' Ash-Shaghir : 2070)
- Memohon dengan sangat
dalam berdoa. Wahai jamaah haji, berharaplah pada Allah Ta'ala di Hari itu dan
jangan berharap pada selain-Nya. Semoga Allah menjadikan saya dan anda termasuk
dari mereka yang beruntung di tempat-tempat tersebut dengan terkabulnya doa dan
tergapainya segala cita-cita. Waktu itu adalah musim untuk melakukan ketaatan.
- Wahai jamaah haji,
apakah anda sudah bertanya pada diri anda ketika anda meninggalkan tanah air
dan segenap handai taulan, apa gunanya susah payah ini ? Tidak diragukan lagi,
setiap jamaah haji yang meninggalkan negerinya, jika ia mengintrospeksi
dirinya, akan merasakan kebahagiaan yang ada dalam perasaannya dan dia berniat untuk datang ke tempat
yang suci
"Ya
Rabb kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah
yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang
dihormati, Ya Rabb kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka
jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah
mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur" (Q.S Ibrahim : 37) Berapa banyak hati yang rindu untuk bisa
mengunjungi tanah suci.
Wahai muslim, tidak
diragukan bahwa ( haji) adalah musim ketaatan dan mendekatkan diri pada Allah.
Semuanya melafalkan syi'ar tauhid :
لبيك اللهم لبيك، لبيك لا
شريك لك لبيك، إن الحمد والنعمة لك والملك، لا شريك
لك لبيك
Dalam sebuah hadits dari
Anas bin Malik t ketika nabi r haji
wada', Anas t berkata: "Kami
shalat Dzuhur bersama nabi
r di Madinah empat raka'at
dan dua raka'at Ashar di Dzul Hulaifah kemudian beliau menginap di sana sampai
Subuh lalu beliau menaiki (hewan tunggangannya) hingga duduk secara sempurna di
atas hewan tunggangannya, lalu beliau bertahmid, tasbih dan bertakbir lantas
beliau bertalbiyah untuk haji dan umrah, lalu orang-orangpun ikut
bertalbiyah" (H.R Bukhari, Muslim
dan Nasa'i)
Wahai jamaah haji, demikianlah nabi r memulai hajinya, dengan
pujian, tasbih dan takbir pada Allah, beliau tetap bertalbiyah hingga sampai di
Jumrah" (H.R Bukhari dari hadits Al-Fadhl bin Abbas t)
Wahai saudaraku, apakah
anda sudah menghayati apa yang tersirat dari makna talbiyah ? Apakah anda sudah
meyakininya ketika mengulang-ulanginya ? Dalam ucapan anda (Labbaika),
berarti anda memenuhi panggilan Allah yang memerintahkan anda untuk menunaikan ibadah haji ke Baitullah.
Wahai jamaah haji, saat
anda berada di tanah suci, mungkinkah hari-hari tersebut berlalu begitu saja
tanpa diisi dengan ketaatan, padahal keutamaannya dan aktivitas jamaah haji
dengan berbagai ketaatan, يغتاظ iblis, dan ia merasa terhina.
Dari Thalhah bin Abdullah
t berkata: Rasulullah
bersabda: "Setan tidak pernah terlihat lebih kecil, lebih terhina dan iri
hati dari Hari Arafah, hal itu karena ia
menyaksikan turunnya rahmat dan ampunan Allah terhadap dosa besar, kecuali apa
yang aku saksikan pada Perang Badar". (H.R Malik dalam Al-Muwatha')
Wahai jamaah haji, musim
haji adalah hari-hari pengampunan, maka jangan anda menyia-nyiakannya. Dari Aisyah radhiallahuanha, bahwa Rasulullah r bersabda: ”Tidaklah ada hari yang lebih banyak padanya hamba yang
Allah bebaskan dari neraka melebihi Hari Arafah, dimana Allah mendekat dan
membanggakan mereka pada para malaikat, dimana (Allah) berfirman:”Apa yang
mereka harapkan?” (H.R Muslim, Nasai dan
Ibnu Majah)
Wahai saudaraku …
ketaatan … ketaatan …Allah tidak akan menyia-nyiakan seorang hamba yang mencari
keridhaan-Nya. Semoga Allah memberi pertolongan pada kita untuk bertakwa.
Berbekallah … ketakwaan adalah sebaik-baik bekal.
Wahai jamaah haji,
diantara kebiasaan manusia adalah jika ia berniat untuk menunaikan ibadah
haji, mereka menyiapkan biaya dll.
Karena mereka akan bepergian jauh, dan ini adalah suatu hal yang bagus. Akan
tetapi, ada perbekalan yang sudah semestinya anda siapkan, jika tidak, maka
ibadah haji anda akan sia-sia. Tahukah anda, apakah perbekalan tersebut ?
Itulah takwa. Tidak ada kebaikan pada ibadah haji yang bercampur dengan
kemaksiatan. Karena haji adalah musim ketaatan dan medan ketakwaan. Orang yang bermaksiat pada
Allah dalam ibadah haji, maka berarti ia merugi, baik cepat atau lambat. Allah
berfirman:
"(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal" (Q.S Al-Baqarah 197)
"(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal" (Q.S Al-Baqarah 197)
Wahai jamaah haji, berusahalah agar
perniagaan anda dengan Allah beroleh keuntungan sehingga anda kembali dengan
meraih haji yang mabrur. Allah telah melarang pada ayat di atas perbuatan rafats,
kefasikan dan perdebatan. (الرفث) / Rafats maksudnya adalah jima', perbuatan yang menjurus padanya atau ucapan-ucapan tidak senonoh.
Imam Ibnu Jarir rahimahullah mengatakan : "Kata rafats lebih
umum dari itu, dan itulah maksud dalam sabda nabi r tentang puasa:
"Jika salah seorang dari kalian berpuasa maka janganlah berbuat rafats"
Adapun (الفسق) /
kefasikan pada asalnya berarti keluar. Maksudnya keluar dari ketaatan. Dari
Ibnu 'Abbas dan Ibnu Umar radhiyallahu'anhuma, 'Atha, Al-Hasan serta
ulama lainnya bahwa kefasikan maksudnya : Bermaksiat pada Allah 'Azza wa
Jalla dalam keadaan ihram ketika menunaikan haji. Adapun ((الجدال /
perdebatan, maka Imam Al-Qurtubi rahimahullah mengatakan: tidak
diperbolehkan melakukan perdebatan di waktu atau tempat pelaksanaan haji.
Wahai jamaah haji,
bersungguh-sungguhlah agar anda termasuk dari mereka yang disabdakan rasul r : "Barangsiapa yang
menunaikan haji dan ia tidak berbuat rafats ataupun kefasikan, maka ia
kembali seperti ia dilahirkan dari perut ibunya" (H.R Bukhari dan Muslim), maksudnya tanpa
dosa. Berkata Ibnu Hajar : Dzahir (hadits) menunjukkan pengampunan dosa kecil
maupun besar.
Wahai jamaah haji, nabi r bersabda : "Haji
yang mabrur tidak ada balasannya melainkan surga" (H.R Muslim)
Berkata Al-Hasan Al-Basri
rahimahullah: Tanda Haji yang mabrur adalah kembalinya jamaah haji dalam
keadaan zuhud terhadap dunia dan mengharapkan akherat". Imam Qurtubi mengatakan : "Para ahli fikih mengatakan: Haji yang mabrur, yaitu haji
yang tidak dilakukan maksiat padanya" Maka hendaklah anda termasuk dari
mereka yang beruntung dengan mendapatkan buah dari haji yang dilakukan, betapa
bahagianya hari itu.
* Jangan mengganggu
saudara anda sesama muslim:
Wahai jamaah haji, tidak
diragukan lagi, bahwa anda datang ke Baitullah adalah untuk mendapatkan
keberuntungan dan meraih keridhaan Allah Ta'ala. Tentunya anda tidak akan rela
bila kedatangan anda adalah untuk mengganggu kaum muslimin baik dengan ucapan
maupun lisan anda. Betapa banyak mereka
yang tidak mengutamakan saudaranya atas dirinya sendiri.
Wahai saudaraku, Nabi r telah mengajarkan
manusia manasik haji dan tidak meninggalkan sesuatu kecuali beliau
menjelaskannya. Ketika manusia bergerak dengan cepat dari Arafah dan nabi r memegang tali kendali
unta beliau supaya tidak terlalu cepat jalannya, beliau mengatakan dengan
tangan kanan beliau: Wahai manusia, tenang, dan tenanglah" (H.R Muslim) Wahai saudaraku ini adalah
kasing sayang beliau pada manusia agar orang-orang yang lemah tidak diganggu.
Wahai jamaah haji, banyak
jamaah haji yang berdesakan di sekitar hajar aswad. Semuanya ingin menciumnya
meski dengan mengganggu sesama muslim. Akan
tetapi nabi r telah mengajarkan pada
para shahabatnya apa yang mesti mereka lakukan pada hajar aswad. Dari Ibnu
'Abbas t berkata: nabi r thawaf mengelilingi
ka'bah dengan mengendarai unta. Setiap kali beliau melewati Hajar Aswad beliau
memberi isyarat padanya. (H.R Bukhari) dalam riwayat Muslim terdapat tambahan
dan beliau mencium tongkatnya. Imam Ibnu Hajar berkata: "Kemungkinan beliau mengusapnya dalam jarak
dekat dalam kondisi aman, maksudnya tidak mengganggu mereka yang sedang thawaf
dan beliau memberi isyarat dari kejauhan jika beliau khawatir akan mengganggu
mereka.
Wahai muslim, nabi r memerintahkan Ummu
Salamah radhiyallahu'anha untuk thawaf
di belakang manusia (mereka yang sedang thawaf). Ummu Salamah radhiyallahu'anha
menceritakan bahwa ia datang dalam keadaan sakit, maka rasulullah r berkata kepadanya:
"Thawaflah di belakang orang-orang dan engkau dalam keadaan
berkendaraan" (H.R Bukhari dan Muslim)
Wahai saudaraku,
janganlah engkau mengganggu jamaah haji lainnya untuk mencium hajar aswad.
Karena jumhur/mayoritas para ulama mengatakan bahwa barangsiapa yang tidak
mampu untuk menciumnya, maka cukup dengan memberi isyarat. Al-Fakihi
meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas t tentang dimakruhkannya
berdesakan dan beliau berkata: "Tidak boleh mengganggu atau diganggu"
Wahai jamaah haji, nabi
telah memerintahkan agar anda tidak memberatkan apa yang anda tidak mampu
melakukannya, dengan sabda beliau: "Jika aku memerintahkan kalian suatu
perkara, maka kerjakanlah semampu kalian"
(H.R Bukhari dan Muslim)
Wahai jamaah haji, di
hari lempar jumrah, nabi r mengajarkan umatnya untuk melempar dengan ukuran al-khadzaf[3],
tidak menambah maupun mengurangi.
Demikianlah yang dipegangi mayoritas ulama dari kalangan salaf maupun
khalaf.
Wahai jamaah haji, jangan
memberatkan diri dengan melempar lebih besar dari itu karena akan mengganggu
jamaah haji lainnya. Seberapapun kesungguhan kita untuk melakukan kebaikan,
maka tidak mungkin kita lebih bertakwa dari nabi t. Beliau telah melarang
kita dari sikap berlebihan dalam agama.
Wahai saudara-saudaraku
kaum muslimin jadilah kalian sebagaimana yang digambarkan oleh nabi r dalam sabdanya: "Engkau lihat orang-orang yang beriman itu
dalam kasih sayang di antara mereka seperti satu jasad, jika ada satu anggota
badan yang merasa sakit, maka bagian badan yang lain juga merasakannya"
Maka wahai saudaraku, bersikap
lembutlah pada saudara-saudara anda sesama kaum muslimin, tidakkah engkau
perhatikan pujian Allah terhadap para shahabat nabi r :
"Keras
terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka" (Q.S Al-Fath : 29)
Sebagai penutup, semoga
Allah memberi taufik pada kita untuk beramal shalih.
Post a Comment