Dunia, Antara Harapan dan Pijakan
Dunia, Antara Harapan dan Pijakan
Segala
puji hanya untuk Allah Ta'ala, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulallah Shalallahu’alaihi wa sallam. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah
yang berhak disembah dengan benar melainkan Allah Ta’alla semata yang tidak ada sekutu bagi -Nya, dan aku juga bersaksai
bahwa Muhammad Shalallahu’alaihi wa
sallam adalah seorang hamba dan utusan -Nya. Amma ba'du:
Dunia menjadi ladang untuk beramal bagi orang beriman,
akan tetapi, tidak jarang bagi orang yang ingkar, dunia adalah tempat menumpahkan
segala kesenangan. Maka pada kajian kita kali ini, sedikit kita akan mendudukan
dunia itu seperti apa dalam kaca mata syari'at. Di dalam al-Qur'an Allah azza
wa jalla berfirman:
﴿ مَّن كَانَ يُرِيدُ ٱلۡعَاجِلَةَ عَجَّلۡنَا لَهُۥ فِيهَا مَا نَشَآءُ
لِمَن نُّرِيدُ ثُمَّ جَعَلۡنَا لَهُۥ جَهَنَّمَ يَصۡلَىٰهَا مَذۡمُومٗا مَّدۡحُورٗا ١٨ وَمَنۡ أَرَادَ ٱلۡأٓخِرَةَ وَسَعَىٰ لَهَا سَعۡيَهَا وَهُوَ مُؤۡمِنٞ
فَأُوْلَٰٓئِكَ كَانَ سَعۡيُهُم مَّشۡكُورٗا ١٩ كُلّٗا نُّمِدُّ هَٰٓؤُلَآءِ وَهَٰٓؤُلَآءِ مِنۡ عَطَآءِ رَبِّكَۚ وَمَا
كَانَ عَطَآءُ رَبِّكَ مَحۡظُورًا ٢٠ ٱنظُرۡ كَيۡفَ فَضَّلۡنَا بَعۡضَهُمۡ عَلَىٰ
بَعۡضٖۚ وَلَلۡأٓخِرَةُ أَكۡبَرُ دَرَجَٰتٖ وَأَكۡبَرُ تَفۡضِيلٗا ٢١﴾ [الإسراء:
18-21]
"Barangsiapa menghendaki
kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang
Kami kehendaki, dan bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya
neraka Jahannam ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. Dan
barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan
sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang
yang usahanya akan dibalas dengan baik. kepada masing-masing golongan baik
golongan ini maupun golongan itu Kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu.
dan kemurahan Tuhanmu tidak dapat dihalangi. Perhatikanlah bagaimana Kami
lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian (yang lain). dan pasti kehidupan
akhirat lebih tinggi tingkatnya dan lebih besar keutamaannya". (QS al-Israa': 18-21).
Didalam ayat diatas Allah ta'ala menjelaskan tentang
keadaan dua golongan serta akhir perjalanan keduanya. Adapun orang-orang yang
menginginkan kehidupan dunia, maka Allah ta'ala akan memberi apa yang mereka
inginkan, namun akhir perjalanan mereka diakhirat kelak adalah neraka Jahanam
dalam keadaan hina dan merugi. Sebab mereka tidak pernah mengharap pahala Allah
Shubhanahu wa ta’alla serta merasa takut akan adzab -Nya.
Sedangkan
orang-orang yang menghendaki kehidupan akhirat lalu berusaha untuk ke arah itu,
yaitu dengan mengerjakan amal sholeh dengan dibarengi keimanan pada hari akhir
serta ganjaran yang banyak bagi siapa yang beriman pada -Nya, lantas beramal
sholeh. Maka, mereka itulah yang
mendapat tanda jasa dari Allah Shubhanahu
wa ta’alla. Lalu memperoleh apa yang
diinginkan, diberi rasa aman dari segala yang menakutkan mereka pada hari
kiamat, kemudian akhir dari segalanya adalah dimasukannya ke dalam surga dengan
sebab rahmat serta karunia -Nya.
Selanjutnya,
Allah ta'ala mengabarkan bahwasannya Dirinya telah melebihkan sebagian hamba dengan
yang lainnya didunia ini, dari sisi materi, rizki sedikit maupun banyak,
kemudahan ataupun kesulitan, mendapat ilmu atau bodoh, akal sehat atau pandir,
atau yang lainnya dari perkara dunia.
Kemudian Allah ta'ala menerangkan tentang akhirat yang
lebih besar situasi serta kedudukan yang diberikan, dimana tidak sebanding sama
sekali dengan nikmat yang ada didunia serta kesenangannya dari sisi manapun.
Perbedaan
yang sangat jelas, antara orang yang berada ditengah-tengah kenikmatan, dalam
istana surga nan tinggi, dengan berbagai jenis kenikmatan, kesenangan, dan
kebahagian, dengan mereka yang dibolak-balik dalam neraka, diadzab dengan
siksaan yang sangat pedih, karena kemurkaan Allah Shubhanahu wa ta’alla telah ditetapkan baginya.
Maka,
sungguh dua negeri ini, sangat berbeda keadaan dan situasinya, yang jika
dihitung maka tidak ada seorangpun yang mampu untuk menghitungnya. [1]
Pelajaran
yang bisa kita petik dari ayat-ayat diatas:
1.
Barangsiapa yang menghendaki
dunia, lalu berusaha untuk memperolehnya dan meninggalkan akhirat tanpa amalan
sedikitpun. Maka sungguh dirinya akan diberi apa yang menjadi impiannya. Namun,
tatkala sudah saatnya kembali ke kampung akhirat, maka dirinya sudah tidak
menjumpai bagiannya disisi Allah Shubhanahu wa ta’alla.
Hal ini, seperti yang -Dia
tegaskan dalam firman -Nya
yang lain:
﴿
مَن كَانَ يُرِيدُ حَرۡثَ ٱلۡأٓخِرَةِ نَزِدۡ لَهُۥ فِي حَرۡثِهِۦۖ وَمَن
كَانَ يُرِيدُ حَرۡثَ ٱلدُّنۡيَا نُؤۡتِهِۦ مِنۡهَا وَمَا لَهُۥ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ مِن
نَّصِيبٍ ٢٠ ﴾ [ الشورى: 20 ]
"Barang
siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu
baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia, maka Kami
berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu
bagianpun di akhirat". (QS asy-Syuura: 20).
Hal senada juga dijelaskan
oleh Allah ta'ala dalam ayat -Nya
yang lain:
﴿
مَن كَانَ يُرِيدُ ٱلۡحَيَوٰةَ ٱلدُّنۡيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيۡهِمۡ
أَعۡمَٰلَهُمۡ فِيهَا وَهُمۡ فِيهَا لَا يُبۡخَسُونَ ١٥ أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ لَيۡسَ
لَهُمۡ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ إِلَّا ٱلنَّارُۖ وَحَبِطَ مَا صَنَعُواْ فِيهَا وَبَٰطِلٞ
مَّا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ١٦ ﴾ [ هود: 15-16]
"Barangsiapa
yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada
mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia
itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat,
kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di
dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan". (QS Huud: 15-16).
Dalam sebuah hadits,
sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dalam sunannya dari Anas bin Malik
radhiyallahu 'anhu, beliau berkata: "Rasulallahu Shalallahu'alaihi wa sallam bersabda:
قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم: « من كانت الآخرة همه جعل الله غناه في قلبه وجمع له شمله وأتته الدنيا وهي
راغمة ومن كانت الدنيا همه جعل الله فقره بين عيينه وفرق عليه شمله ولم يأته من
الدنيا إلا ما قدر له » [أخرجه
الترمذي]
"Barangsiapa
yang akhirat menjadi tujuannya, maka Allah akan menjadikan kekayaan berada
dalam hatinya, dan memudahkan urusannya serta memberi dunia sedangkan ia tidak
memintanya. Dan barangsiapa menjadikan dunia adalah tujuannya, maka Allah akan
menjadikan kemiskinan selalu menghantui dirinya, dicerai beraikan urusannya,
dan tidak diberi harta kecuali apa yang telah ditakdirkan untuknya".
HR at-Tirmidzi no: 2465. Dinilai shahih oleh al-Albani dalam shahih sunan
at-Tirmidzi 2/300 no: 2005.
2.
Perbedaan hakiki ialah kelak
di akhirat bukan seperti yang kita lihat di dunia ini. sebagaimana dijelaskan
oleh Allah ta'ala melalui firman -Nya:
﴿ وَلَلۡأٓخِرَةُ أَكۡبَرُ دَرَجَٰتٖ وَأَكۡبَرُ تَفۡضِيلٗا ٢١ ﴾ [ الإسراء: 21 ]
"Dan
pasti kehidupan akhirat lebih tinggi tingkatnya dan lebih besar keutamaannya". (QS al-Israa': 21).
Dalam ayat lain Allah ta'ala
menjelaskan:
﴿ لَّهُمۡ دَرَجَٰتٌ عِندَ رَبِّهِمۡ ٞ ٤
﴾ [ الأنفال: 4 ]
"Mereka
akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya". (QS al-Anfaal: 4).
Demikian pula di pertegas lagi
dalam salah satu firmanNya:
﴿
وَمَن يَأۡتِهِۦ مُؤۡمِنٗا قَدۡ عَمِلَ ٱلصَّٰلِحَٰتِ فَأُوْلَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱلدَّرَجَٰتُ ٱلۡعُلَىٰ
٧٥ ﴾ [ طه: 75]
"Dan barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam
keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh telah beramal saleh, maka mereka itulah
orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang tinggi (mulia)". (QS Thahaa: 75).
Dalam sebuah hadits
disebutkan, sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari sahabat Abu Hurairah
radhiyallahu 'anhu, bahwasannya Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم: « الجنة مائة درجة . كل درجة منها ما بين السماء والأرض .
وإن أعلاها الفردوس . وإن أوسطها الفردوس . وإن العرش على الفردوس . منها تفجر
أنهار الجنة . فإذا ما سألتم الله فسلوه الفردوس» [أخرجه ابن ماجه]
"Surga
itu mempunyai seratus tingkatan, dan pada tiap tingkatnya itu sejauh antara
langit dan bumi, sesungguhnya surga yang paling tinggi ialah Firdaus, sedang
yang berada ditengah-tengah juga Firdaus, adapun Arsy itu berada diatasnya
surga Firdaus, dari situlah memancar mata air surga. Oleh karena itu, jika
kalian meminta kepada Allah, mintalah dimasukkan dalam surga Firdaus".
HR Ibnu Majah no: 4331. Dinilai hasan oleh al-Albani dalam shahih sunan Ibnu
Majah 2/436 no: 3496.
Dalam musnadnya Imam Ahmad
dibawakan sebuah hadits dari Ubadah bin Shamith radhiyallahu 'anhu, beliau
menceritakan: "Rasulallahu Shalallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم: « الْجَنَّةُ مِائَةُ دَرَجَةٍ مَا بَيْنَ كُلِّ دَرَجَتَيْنِ مَسِيرَةُ
مِائَةِ عَامٍ وَقَالَ عَفَّانُ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ إِلَى الْأَرْضِ » [أخرجه
أحمد]
"Surga
itu ada seratus lebih tingkatan dan antara satu tingkat dengan yang lainnya
sejarak perjalanan seratus tahun". Berkata Affan: "Seperti sejauh
langit dan bumi". HR Ahmad
37/369 no: 22695.
Disebutkan dalam riwayat Bukhari dan Muslim sebuah
hadits dari Abu Sa'id al-Khudri radhiyallahu 'anhu, beliau berkata:
"Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa
sallam pernah bersabda:
قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إِنَّ أَهْلَ الْجَنَّةِ يَتَرَاءَوْنَ أَهْلَ الْغُرَفِ
مِنْ فَوْقِهِمْ كَمَا يَتَرَاءَوْنَ الْكَوْكَبَ الدُّرِّيَّ الْغَابِرَ فِي
الْأُفُقِ مِنْ الْمَشْرِقِ أَوْ الْمَغْرِبِ لِتَفَاضُلِ مَا بَيْنَهُمْ قَالُوا
يَا رَسُولَ اللَّهِ تِلْكَ مَنَازِلُ الْأَنْبِيَاءِ لَا يَبْلُغُهَا غَيْرُهُمْ
قَالَ بَلَى وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ رِجَالٌ آمَنُوا بِاللَّهِ وَصَدَّقُوا
الْمُرْسَلِينَ » [أخرجه البخاري ومسلم]
"Sesungguhnya
penduduk surga akan bisa saling melihat istana yang berada diatasnya. Seperti
halnya mereka melihat bintang yang terang di ufuk timur maupun barat,
disebabkan tingkatan yang masing-masing mereka peroleh". Maka para sahabat
berkomentar: "Wahai Rasulallah, barangkali itu kedudukannya para Nabi yang
tidak mungkin bisa disamai oleh yang lain". Nabi menjelaskan: "Bukan,
Demi Dzat yang jiwaku berada ditangan -Nya, mereka adalah
orang-orang yang beriman kepada Allah serta mengimani para Rasul". HR Bukhari no: 3256. Muslim no: 2831.
3.
Adalah neraka
bertingkat-tingkat sebagaimana halnya surga juga bertingkat-tingkat.
Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah ta'ala:
﴿
إِنَّ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ فِي ٱلدَّرۡكِ ٱلۡأَسۡفَلِ مِنَ ٱلنَّارِ وَلَن
تَجِدَ لَهُمۡ نَصِيرًا ١٤٥ ﴾ [ النساء: 145 ]
"Sesungguhnya
orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari
neraka. dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi
mereka".(QS an-Nisaa': 145).
4.
Bahwa bagi orang yang menghendaki
penghidupan akhirat lalu berusaha untuk meraihnya, maka Allah Shubhanahu wa ta'ala akan menganjarnya
dengan balasan merengkuh dunia dan akhirat. Sebagaimana
yang tercantum dalam ayat -Nya:
"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik
laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami
berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan". (QS an-Nahl: 97).
Disebutkan
dalam sebuah hadits dari Anas radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إِنَّ اللَّهَ لاَ يَظْلِمُ مُؤْمِنًا حَسَنَةً يُعْطَى بِهَا فِى
الدُّنْيَا وَيُجْزَى بِهَا فِى الآخِرَةِ وَأَمَّا الْكَافِرُ فَيُطْعَمُ
بِحَسَنَاتِ مَا عَمِلَ بِهَا لِلَّهِ فِى الدُّنْيَا حَتَّى إِذَا أَفْضَى إِلَى
الآخِرَةِ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَةٌ يُجْزَى بِهَا »
[أخرجه مسلم]
"Sesungguhnya Allah
tidak akan mendhalimi kebaikan (yang pernah dikerjakan) seorang mukmin, Allah
akan memberi balasan didunia dan menganjarnya diakhirat. Adapun orang kafir,
maka mereka diberi makan dengan sebab kebajikan yang mereka kerjakan karena
Allah ketika didunia, hingga jika sekiranya tiba giliranya diakhirat dirinya
sudah tidak mendapati lagi balasan kebajikannya". HR Muslim no: 2808.
Akhirnya kita tutup kajian kita dengan mengucapkan
segala puji hanya bagi Allah Shubhanahu
wa ta’alla Rabb seluruh makhluk. Shalawat
serta salam semoga senantiasa Allah curahkan kepada Nabi kita Muhammad Muhammad
Shalallahu ‘alaihi wa sallam, kepada keluarga beliau serta
para sahabatnya.
Post a Comment