Mukjizat Perang Badar
Mukjizat Perang Badar
Segala
puji hanya untuk Allah Ta'ala, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulallah.
Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah dengan benar melainkan
Allah semata yang tidak ada sekutu bagiNya, dan aku juga bersaksai bahwa
Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam adalah
seorang hamba dan utusanNya. Amma ba'du:
Perang Badar merupakan
pertempuran Islam yang mampu menjadi pemisah antara yang hak dan yang batil,
didalamnya tersimpan banyak mukjizat serta karomah yang agung, diantara
mukjizat dan karomah yang bisa kita ambil dari al-Qur'an dan Hadits yaitu:
Pertama: Kaum musyrikin dijadikan mampu mendengar ucapan serta panggilan Nabi
shalallahu 'alaihi wa sallam sedang mereka sudah menjadi mayat didalam sumur.
Hal itu berdasarkan sebuah hadits yang
dikeluarkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Thalhah radhiyallahu 'anhu,
beliau bercerita:
"Bahwa Nabi shalallahu
'alaihi wa sallam menyuruh pada saat perang Badar dua puluh empat orang dari
para pembesar Quraisy, supaya dilempar kedalam sumur yang berada disekitar
Badar, yang sangat kotor dan menjijikan.
Dan kebiasaan beliau jika terjadi
peperangan, beliau selalu istirahat terlebih dahulu disuatu tempat, pada tanah
kosong selama tiga hari, dan manakala pada peperangan Badar, pada hari ketiganya
beliau menyuruh hewan tunggangannya untuk berjalan, ontanya menuruti perintah
beliau kemudian berjalan sembari diikuti oleh para sahabat disamping kiri
kanannya.
Para sahabat mengatakan: "Kami
mengira beliau hanya ingin menunaikan hajatnya". Sampai akhirnya tiba
ditepi mulut sumur yang terkumpul didalamnya bangkai orang kafir, kemudian
beliau memanggil dengan nama-nama mereka dan nama ayahnya, wahai fulan bin
fulan, wahai fulan bin fulan. Lalu beliau berkata:
قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم: « أَيَسُرُّكُمْ أَنَّكُمْ أَطَعْتُمْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَإِنَّا قَدْ
وَجَدْنَا مَا وَعَدَنَا رَبُّنَا حَقًّا فَهَلْ وَجَدْتُمْ مَا وَعَدَ رَبُّكُمْ
حَقًّا. فَقَالَ عُمَرُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا تُكَلِّمُ مِنْ أَجْسَادٍ لَا أَرْوَاحَ لَهَا .فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ : وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ مَا أَنْتُمْ
بِأَسْمَعَ لِمَا أَقُولُ مِنْهُمْ .
قَالَ قَتَادَةُ: أَحْيَاهُمْ اللَّهُ حَتَّى أَسْمَعَهُمْ
قَوْلَهُ تَوْبِيخًا وَتَصْغِيرًا وَنَقِيمَةً وَحَسْرَةً وَنَدَمًا »
[أخرجه البخاري و مسلم]
"Tidakkah kalian lebih
senang jika mau mentaati Allah dan RasulNya, sungguh kami telah mendapati apa
yang telah dijanjikan oleh Rabb kami dengan benar, apakah kalian juga telah
memperoleh apa yang telah dijanjikan oleh Rabb kalian dengan benar?
Maka Umar bertanya kepada Rasulallah:
"Ya Rasulallah, apakah anda berbicara kepada jasad yang sudah tidak ada
nyawanya? Rasulallah shalallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Demi Dzat
yang jiwa Muhammad berada ditanganNya. Tidaklah mereka lebih mendengar dari
pada kalian apa yang aku katakan pada mereka".
Berkata Qotadah: "Allah
menghidupkan mereka pada saat itu sehingga mereka mampu mendengar ucapan
Rasulallah, dalam rangka mencela, merendahkan, sebagai hukuman, dan menjadikan
mereka merasa merugi". HR Bukhari
no: 2979. Muslim no: 2875.
Kedua: Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam telah menentukan tempat dan nama
orang kafir yang akan mati pada peperangan itu.
Dijelaskan dalam sebuah hadits dari Anas
bin Malik radhiyallahu 'anhu, beliau berkata: "Umar pernah mengatakan
kepada kami tentang ahli Badar, sambil bercerita:
"Sesungguhnya Rasulallah
shalallahu 'alaihi wa sallam memperlihatkan kepada kami tempat kematian ahli
Badar kemarin, seraya berkata: "Ini adalah tempat kematiannya si fulan
esok, insya Allah".
Umar mengatakan: "Demi Dzat yang
mengutusnya dengan kebenaran, tidak ada satu pun yang meleset dari tempat yang
ditunjukan oleh Rasulallah shallahu 'alaihi wa sallam". Kemudian jasad
mereka, kafir Quraisy dilempar satu persatu ke dalam sumur, kemudian Rasulallah
pergi ke tepi sumur tersebut". HR Muslim no: 2873.
Ketiga: Turunnya hujan atas mereka sesuai dengan kadar yang mereka butuhkan
tanpa ditambahi dan dikurangi.
Diriwayatkkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya,
dari Ali radhiyallahu 'anhu yang menceritakan pada malam harinya tatkala
esoknya terjadi perang Badar: "Pada malam itu, turun kepada kami hujan
rintik-rintik, kemudian ada diantara kami yang berteduh dibawah pohon dan ada
pula yang menggunakan tamengnya, berlindung dari air hujan, dan ketika itu
Rasulallah shalallahu 'alaihi wa sallam bermalam sambil berdo'a kepada
Rabbnya". HR Ahmad 2/260 no: 948.
Imam Ibnu Qoyim menjelaskan:
"Allah azza wa jalla menurunkan hujan pada malam itu satu kali hujan,
sedang untuk kaum musyrikin maka Allah menurunkan hujan yang sangat deras
sekali sehingga mereka tidak mampu untuk maju ke depan, adapun hujan yang
menimpa kaum muslimin tidak begitu deras, sehingga hujan tersebut membersihkan
serta menghilangkan godaan dan bisikan setan, menguatkan serta mengeraskan
tanah, meneguhkan kaki dan membuka jalan". [1]
Sedangkan Syaikh Muhamamd Rasyid Ridho
beliau mengatakan: "Kalau sekiranya tidak ada hujan ini, tentu kaum
muslimin tidak memungkinkan untuk bertempur, dikarenakan kebanyakan dari mereka
berjalan kaki dan tidak ada yang naik kendaraan kecuali seorang, yaitu Miqdad
–sebagaimana telah lewat penjelasannya- sedangkan tanah yang mereka pijak pada
saat itu datar membakar telapak kaki atau setidaknya tidak mampu untuk berdiri
terlalu lama diatasnya". [2]
Keempat: Allah ta'ala mengabulkan do'a NabiNya, atas perlakuan buruk yang dulu
dilakukan oleh kafir Quraisy di Makkah, lalu mereka akhirnya terbunuh bersama
para saudaranya diBadar.
Hal itu sebagaimana dijelaskan dalam
sebuah hadits dari Abdullah radhiyallahu 'anhu, beliau bercerita:
"Tatkala Rasulallah
shalallahu 'alaihi wa sallam sedangkan berdiri mengerjakan sholat disamping
Ka'bah, sedang sekumpulan orang Quraisy berada disekitarnya sedang bermajelis,
tiba-tiba ada diantara mereka yang menyeletuk: "Tidakkah kalian melihat
pada perbuatan orang yang pura-pura ini. siapakah yang mau pergi ke kandang
ontanya keluarga Fulan lalu mengambil tempat makan ontanya lalu ambil
kotorannya, kemudian bawa kesini, sehingga jika dia sedang bersujud kamu
letakan kotoran tersebut diatas pundaknya? Maka mereka mengutus orang yang
tercela dikalangan mereka, dan manakala Rasulallah shalallahu 'alaihi wa sallam
sedang bersujud, cepat-cepat dia taruh kotoran onta tersebut diatas
pundaknya, maka hal itu menjadikan
Rasulallah shalallahu 'alaihi wa sallam terus dalam kondisi sujudnya. Sedangkan
kejadian itu menjadi bahwan tertawaan mereka, hingga akhirnya mereka puas
tertawa, lalu ada seseorang yang mengabarkan hal tersebut kepada Fathimah
radhiyallahu 'anha, sedang ia pada waktu itu masih gadis kecil. Mendengar itu
segera dirinya berlari ketempat ayahnya, adapun Nabi waktu itu masih dalam
kondisi sujudnya, lalu Fathimah membersihkan kotoran onta itu dari pundak
ayahnya, kemudian Fathimah mendatangi orang Quraisy tersebut sambil mencelanya,
manakala Rasulallah shalallahu 'alaihi wa sallam telah selesai melakukan
sholatnya beliau berdo'a:
قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم: « اللَّهُمَّ عَلَيْكَ بِقُرَيْشٍ اللَّهُمَّ عَلَيْكَ بِقُرَيْشٍ اللَّهُمَّ
عَلَيْكَ بِقُرَيْشٍ ثُمَّ سَمَّى اللَّهُمَّ عَلَيْكَ بِعَمْرِو بْنِ هِشَامٍ
وَعُتْبَةَ بْنِ رَبِيعَةَ وَشَيْبَةَ بْنِ رَبِيعَةَ وَالْوَلِيدِ بْنِ عُتْبَةَ
وَأُمَيَّةَ بْنِ خَلَفٍ وَعُقْبَةَ بْنِ أَبِي مُعَيْطٍ وَعُمَارَةَ بْنِ
الْوَلِيدِ , قَالَ عَبْدُ اللَّهِ: فَوَاللَّهِ لَقَدْ رَأَيْتُهُمْ صَرْعَى يَوْمَ بَدْرٍ ثُمَّ سُحِبُوا
إِلَى الْقَلِيبِ قَلِيبِ بَدْرٍ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأُتْبِعَ أَصْحَابُ الْقَلِيبِ لَعْنَةً » [أخرجه البخاري و مسلم]
"Ya Allah, binasakanlah
Quraisy, sebanyak tiga kali, lalu setelah itu beliau menyebut nama-namanya:
"Ya Allah, binasakanlah Amr bin Hisyam, dan Utbah bin Rabi'ah, Syaibah bin
Rabi'ah, Walid bin Utbah, Umayyah bin Khalaf, Uqbah bin Abi Mu'ith dan Umarah
bin Walid".
Abdullah melanjutkan: "Demi Allah,
sungguh aku melihat mereka semua mati terkapar pada peperangan Badar, kemudian
mereka diseret lalu dicemplungkan ke dalam sumur diBadar, kemudian Rasulallah
shalallahu 'alaihi wa sallam berkata pada mereka: "Dan sertakan bagi para
penghuni sumur ini laknat dari Allah". HR Bukhari no: 520, Muslim no:
1794.
Kelima: Turunnya pertolongan dari para Malaikat dengan menawan musuh untuk
sebagian kaum muslimin.
Disebutkan dalam sebuah hadits,
sebagaimana yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad dari Ali radhiyallahu 'anhu,
beliau mengkisahkan:
"Ada seorang Anshar yang
datang sambil menawan Abbas bin Abdul Muthalib, maka Al-Abbas mengatakan:
"Ya Rasulallah, demi Allah bukan orang ini yang menawanku tadi, orang yang
menawanku tadi seseorang yang rambutnya terikat dan berwajah ganteng, menaiki
kuda yang sedikit berwarna hitam keputih-putihan, sedang sekarang aku tidak
melihat diantara kaum ini". orang Anshar tadi berkata: "Ya
Rasulallah, aku yang menawanya tadi". Rasulallah menyergah: "Diam,
sungguh Allah ta'ala yang menolongmu dengan perantara malaikat yang
mulia". Ali menambahkan: "Maka kami ketika itu menawan dari keluarga
Bani Abdil Muthalib al-Abbas, Aqil, dan Naufal bin Harits". HR Ahmad
2/260-261 no: 948.
Dalam riwayat lain yang dikeluarkan
oleh Bukhari dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, beliau berkata: "Bahwa
Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam pada perang Badar bersabda:
قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم: « هَذَا جِبْرِيلُ آخِذٌ بِرَأْسِ فَرَسِهِ عَلَيْهِ أَدَاةُ الْحَرْبِ » [أخرجه البخاري و مسلم]
"Ini adalah Jibril yang
menaiki kudanya, sambil membawa senjata untuk perang". Dalam salah satu
redaksi disebutkan: "Dan diwajahnya terkena debu". ". HR Bukhari
no: 3995.
Keenam: Allah menurunkan rasa kantuk pada mereka.
Hal itu, sebagaimana disebutkan dalam
firman Allah ta'ala:
﴿
إِذۡ يُغَشِّيكُمُ ٱلنُّعَاسَ أَمَنَةٗ مِّنۡهُ ١١ ﴾ [ الأنفال: 11]
"(Ingatlah), ketika Allah
menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-Nya". (QS al-Anfaal: 11).
Diriwayatkan oleh Abu Ya'ala dalam
musnadnya, dari Abu Thalhah radhiyallahu 'anhu, beliau bercerita: "Pada
perang Badar, pedang yang berada ditanganku terjatuh, manakala kami semua
ditimpa rasa kantuk, kemudian Allah menurunkan ayat:
﴿
إِذۡ يُغَشِّيكُمُ ٱلنُّعَاسَ أَمَنَةٗ مِّنۡهُ ١١ ﴾ [ الأنفال: 11]
"(Ingatlah), ketika Allah
menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-Nya". (QS al-Anfaal: 11). HR Abu
Ya'ala 3/19 no: 428.
Al-Hafidh Ibnu Katsir mengatakan:
"Allah ta'ala mengingatkan pada mereka akan nikmat yang mereka rasakan
yaitu manakala diturunkan rasa kantuk atas mereka, sebagai penentram hati dari
rasa takut yang dirasakan oleh mereka ketika melihat jumlah pasukan musuh yang
begitu besar, sedang jumlah mereka sangat sedikit..". [3]
Ketujuh:
Bahwasanya Allah ta'ala memperlihatkan kepada penglihatan mereka jumlah musuh
lebih sedikit dari sesungguhnya. Dengan tujuan supaya menguatkan hati mereka
untuk bertempur, serta memotivasi untuk berani berperang menghadapi musuh.
Hal itu sebagaimana
digambarkan oleh Allah melalui firmanNya:
﴿
وَإِذۡ يُرِيكُمُوهُمۡ إِذِ ٱلۡتَقَيۡتُمۡ فِيٓ أَعۡيُنِكُمۡ قَلِيلٗا وَيُقَلِّلُكُمۡ فِيٓ أَعۡيُنِهِمۡ لِيَقۡضِيَ ٱللَّهُ أَمۡرٗا كَانَ مَفۡعُولٗاۗ وَإِلَى ٱللَّهِ تُرۡجَعُ ٱلۡأُمُورُ ٤٤
﴾ [ الأنفال: 44]
"Dan ketika Allah
menampakkan mereka kepada kamu sekalian, ketika kamu berjumpa dengan mereka
berjumlah sedikit pada penglihatan matamu dan kamu ditampakkan-Nya berjumlah
sedikit pada penglihatan mata mereka, karena Allah hendak melakukan suatu
urusan yang mesti dilaksanakan. dan hanyalah kepada Allahlah dikembalikan
segala urusan". (QS
al-Anfaal: 44).
Berkata Ibnu Jarir dalam tafsirnya:
"Allah ta'ala memperlihatkan kepada NabiNya dalam mimpi jumlah kaum
musyrikin yang sedikit, dan Allah memperlihatkan pada pandangan kaum mukminin
tatkala bertempur jumlah musuh yang sedikit, sedangkan jumlah mereka sejatinya
sangat banyak, sehingga kaum mukminin beranggapan jumlah musuh sedikit, jadi
tidak susah-susah mempersiapkan diri secara penuh, dan hal tersebut menjadi
penyemangat kaum mukminin untuk melibas mereka". [4]
Kedelapan:
Kekhususan bagi Abu Bakar dan Ali untuk mendapat karamah dari Allah azza wa
jalla.
Disebutkan oleh Imam Ahmad dalam
musnadnya, dari Ali radhiyallahu 'anhu, beliau berkata: "Dikatakan kepada
Ali dan Abu Bakar pada perang Badar, bersama salah seorang diantara kalian
berdua Jibril, yang satunya bersama Mika'il, sedang Israfil malaikat yang agung
juga ikut berperang, atau beliau berkata: 'Ikut dalam barisan perang". HR
Ahmad 2/411 no: 1257.
Akhirnya kita ucapkan segala puji bagi
Allah Rabb semesta alam, shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada
Nabi kita Muhammad, kepada keluarga beliau dan para sahabatnya.
Post a Comment