Dalil larangan Bunuh Diri
Dalil larangan Bunuh Diri
Firman
Allah SWT
:
... وَ لاَ تَايْئَسُوْا مِنْ
رَّوْحِ اللهِ، اِنَّه لاَ يَايْئَسُ مِنْ رَّوْحِ اللهِ اِلاَّ اْلقَوْمُ
اْلكفِرُوْنَ. يوسف:87
....
dan janganlah kamu
berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir. [QS. Yusuf : 87]
... وَ مَنْ يَّقْنَطُ مِنْ رَّحْمَةِ رَبّه اِلاَّ
الضَّآلُّوْنَ. الحجر:56
....
tidak ada orang yang
berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat. [QS. Al-Hijr : 56]
قُلْ يعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلى
اَنْفُسِهِمْ لاَ تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَغْفِرُ
الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا، اِنَّه هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
الزمر:53
Katakanlah, “Hai
hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah
kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni
dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia lah Yang Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang”. [QS. Az-Zumar : 53]
... وَ لاَ تَقْتُلُوْآ اَنْفُسَكُمْ، اِنَّ اللهَ
كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا. النساء:29
.....
dan janganlah kamu
membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. [QS. An-Nisaa’ : 29]
Hadits-hadits
Nabi SAW
:
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ
اللهِ ص: مَنْ تَرَدَّى مِنْ جَبَلٍ فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَهُوَ فِى نَارِ جَهَنَّمَ
يَتَرَدَّى فِيْهَا خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيْهَا اَبَدًا، وَ مَنْ تَحَسَّى سُمًّا
فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَسُمُّهُ فِى يَدِهِ يَتَحَسَّاهُ فِى نَارِ جَهَنَّمَ
خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيْهَا اَبَدًا، وَ مَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِحَدِيْدَةٍ،
فَحَدِيْدَتُهُ فِى يَدِهِ يَتَوَجَّأُ بِهَا فِى نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا
مُخَلَّدًا فِيْهَا اَبَدًا. البخارى و مسلم و الترمذى و
النسائى
Dari
Abu Hurairah RA ia berkata
:
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa menerjunkan diri dari gunung untuk bunuh
diri, maka dia di neraka jahannam menerjunkan diri di dalamnya, kekal lagi
dikekalkan di dalamnya selama-lamanya. Dan barangsiapa minum racun untuk bunuh
diri, maka racunnya itu di tangannya dia meminumnya di neraka jahannam kekal
lagi dikekalkan di dalamnya selama-lamanya. Dan barangsiapa bunuh diri dengan
senjata tajam, maka senjata tajam itu di tangannya dia melukai dengannya di
neraka jahannam, kekal lagi dikekalkan di dalamnya selama-lamanya”. [HR. Bukhari,
Muslim, Tirmidzi, dan Nasai]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ
اللهِ ص: الَّذِى يَخْنُقُ نَفْسَهُ يَخْنُقُهَا فِى النَّارِ، وَ الَّذِى
يَطْعُنُ نَفْسَهُ يَطْعُنُ نَفْسَهُ فِى النَّارِ، وَ الَّذِى يَقْتَحِمُ
يَقْتَحِمُ فِى النَّارِ. البخارى
Dari
Abu Hurairah RA, ia berkata
:
Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang bunuh diri dengan menggantung diri, dia
akan menggantung diri di neraka. Orang yang menikam dirinya (dengan senjata
tajam) maka dia akan menikam dirinya
di neraka. Dan orang yang bunuh diri dengan menerjunkan diri dari tempat yang
tinggi, maka dia akan menerjunkan diri di neraka”. [HR. Bukhari]
عَنِ اْلحَسَنِ اْلبَصْرِيِّ قَالَ: حَدَّثَنَا
جُنْدُبُ بْنُ عَبْدِ اللهِ فِى هذَا اْلمَسْجِدِ فَمَا نَسِيْنَا مِنْهُ
حَدِيْثًا، وَ مَا تَخَافُ اَنْ يَكُوْنَ جُنْدُبٌ كَذَبَ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ ص
قَالَ: كَانَ بِرَجُلٍ جِرَاحٌ، فَقَتَلَ نَفْسَهُ. فَقَالَ اللهُ: بَدَرَ عَبْدِى
بِنَفْسِهِ فَحَرَّمْتُ عَلَيْهِ اْلجَنَّةَ. البخارى
Dari
Al-Hasan Al-Bashriy ia berkata
:
Telah menceritakan kepada kami Jundub bin Abdullah di Masjid ini, dan kami
tidak lupa hadits darinya itu dan kami tidak khawatir bahwa Jundub berdusta
atas nama Rasulullah SAW, Nabi SAW bersabda : Dahulu ada seorang laki-laki
mengalami luka-luka, lalu dia bunuh diri. Allah berfirman, “Hamba-Ku ini
tergesa-gesa dengan dirinya, maka Aku haramkan surga untuknya”. [HR. Bukhari]
و
فى رواية: كَانَ فِيْمَنْ قَبْلَكُمْ
رَجُلٌ بِهِ جُرْحٌ فَجَزَعَ، فَاَخَذَ سِكِّيْنًا، فَحَزَّ بِهَا يَدَهُ، فَمَا
رَقَأَ الدَّمُ حَتَّى مَاتَ، فَقَالَ اللهُ: بَادَرَنِى عَبْدِى بِنَفْسِهِ.
Dalam
satu riwayat (Nabi SAW bersabda)
:
Dahulu diantara orang-orang sebelum kalian ada seorang laki-laki yang terluka,
lalu dia tidak sabar. Kemudian dia mengambil pisau lalu memotong tangannya,
maka darahnya mengalir tanpa berhenti sehingga dia mati. Allah
berfirman, “Hamba-Ku telah mendahului kehendak-Ku dengan dirinya”. [HR Bukhari]
عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ رض اَنَّ رَجُلاً
كَانَتْ بِهِ جِرَاحَةٌ فَاَتَى قَرَنًا لَهُ، فَاَخَذَ مِشْقَصًا فَذَبَحَ بِهِ
نَفْسَهُ، فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيْهِ النَّبِيُّ ص.
ابن حبان فى صحيحه
Dari
Jabir bin Samurah RA bahwasanya ada seorang laki-laki yang mengalami luka-luka,
kemudian dia menghampiri tempat anak panah dan melukai dirinya dengan anak
panah tersebut (sehingga mati). Maka
Nabi SAW tidak mau menshalatkannya. [HR. Ibnu Hibban di dalam
Shahihnya].
عَنْ اَبِى قِلاَبَةَ رض اَنَّ ثَابِتَ بْنَ
الضَّحَّاكِ رض اَخْبَرَهُ بِاَنَّهُ بَايَعَ رَسُوْلَ اللهِ ص تَحْتَ
الشَّجَرَةِ، وَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَنْ حَلَفَ عَلَى يَمِيْنٍ
بِمِلَّةِ غَيْرِ اْلاِسْلاَمِ كَاذِبًا مُتَعَمِّدًا فَهُوَ كَمَا قَالَ، وَ مَنْ
قَتَلَ نَفْسَهُ بِشَيْءٍ عُذِّبَ بِهِ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ، وَ لَيْسَ عَلَى
رَجُلٍ نَذْرٌ فِيْمَا لاَ يَمْلِكُ، وَ لَعْنُ اْلمُؤْمِنِ كَقَتْلِهِ، وَ مَنْ
رَمَى مُؤْمِنًا بِكُفْرٍ فَهُوَ كَقَتْلِهِ، وَ مَنْ ذَبَحَ نَفْسَهُ بِشَيْءٍ
عُذِّبَ بِهِ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ. البخارى و مسلم و ابو داود و
النسائى باختصار، و الترمذى و صححه و لفظه: اِنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: لَيْسَ عَلَى اْلمَرْءِ
نَذْرٌ فِيْمَا لاَ يَمْلِكُ، وَ لاَعِنُ اْلمُؤْمِنِ كَقَاتِلِهِ، وَ مَنْ قَذَفَ
مُؤْمِنًا بِكُفْرٍ فَهُوَ كَقَاتِلِهِ، وَ مَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِشَيْءٍ
عَذَّبَهُ اللهُ بِمَا قَتَلَ بِهِ نَفْسَهُ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ.
Dari
Abu Qilabah RA bahwasanya Tsabit bin Dlahhak RA mengkhabarkan kepadanya
bahwasanya dia pernah berbaiat kepada Rasulullah SAW di bawah sebuah pohon. Dan
bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa bersumpah atas suatu sumpah
dengan agama selain Islam secara dusta dengan sengaja, maka dia sebagaimana
yang dia ucapkan. Barangsiapa bunuh diri dengan sesuatu, maka dia akan disiksa dengannya
pada hari qiyamat. Tidak
ada nadzar atas seseorang pada sesuatu yang tidak dia miliki. Mela’nat orang mukmin itu seperti
membunuhnya. Barangsiapa menuduh orang mukmin dengan kekafiran, maka
dia seperti membunuhnya. Dan barangsiapa yang bunuh diri dengan sesuatu untuk
melukainya, maka dia disiksa dengannya pada hari qiyamat”. [HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan
Nasai dengan diringkas. Dan Tirmidzi juga meriwayatkan dan
dia menshahihkannya, lafadhnya]
:
Sesungguhnya Nabi SAW bersabda, “Tidak ada nadzar atas seseorang pada
apa-apa yang dia tidak memilikinya. Orang yang mela’nat orang mukmin, seperti orang yang
membunuhnya. Barangsiapa menuduh orang mukmin dengan kekafiran, maka
dia seperti membunuhnya. Barangsiapa membunuh diri dengan sesuatu, maka pada
hari qiyamat Allah akan menyiksanya dengan sesuatu yang dia pakai untuk bunuh
diri itu”.
عَنْ ثَابِتِ بْنِ الضَّحَّاكِ قَالَ: قَالَ
النَّبِيُّ ص: مَنْ حَلَفَ بِمِلَّةِ سِوَى اْلاِسْلاَمِ كَاذِبًا مُتَعَمِّدًا
فَهُوَ كَمَا قَالَ. وَ مَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِشَيْءٍ عَذَّبَهُ اللهُ فِى نَارِ
جَهَنَّمَ. هذا حديث سفيان. و اما شعبة فحديثه اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَنْ حَلَفَ
بِمِلَّةِ سِوَى اْلاِسْلاَمِ كَاذِبًا فَهُوَ كَمَا قَالَ: وَ مَنْ ذَبَحَ
نَفْسَهُ بِشَيْءٍ ذُبِحَ بِهِ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ.
مسلم
Dari
Tsabit bin Dlahhak ia berkata
:
Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa bersumpah dengan agama selain Islam secara
bohong dan sengaja, maka dia seperti apa yang diucapkan. Barangsiapa membunuh
dirinya dengan sesuatu, maka Allah akan menyiksanya dengan sesuatu itu di
neraka jahannam”. Ini
menurut riwayat Sufyan. Adapun menurut riwayat Syu’bah,
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa bersumpah dengan agama selain Islam
secara bohong, maka dia seperti apa yang dia ucapkan. Dan barangsiapa menyembelih
(melukai) dirinya dengan sesuatu, maka dia akan dilukai dengan sesuatu itu pada
hari qiamat”. [HR. Muslim juz
I, hal 105]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: شَهِدْنَا مَعَ
رَسُوْلِ اللهِ ص حُنَيْنًا فَقَالَ لِرَجُلٍ مِمَّنْ يُدْعَى بِاْلاِسْلاَمِ:
هذَا مِنْ اَهْلِ النَّارِ. فَلَمَّا حَضَرْنَا اْلقِتَالَ قَاتَلَ الرَّجُلُ
قِتَالاً شَدِيْدًا فَاَصَابَتْهُ جِرَاحَةٌ. فَقِيْلَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ،
الرَّجُلُ الَّذِى قُلْتَ لَهُ آنِفًا: اِنَّهُ مِنْ اَهْلِ النَّارِ. فَاِنَّهُ
قَاتَلَ اْليَوْمَ قِتَالاً شَدِيْدًا وَ قَدْ مَاتَ. فَقَالَ النَّبِيُّ ص: اِلَى
النَّارِ. فَكَادَ بَعْضُ اْلمُسْلِمِيْنَ اَنْ يَرْتَابَ. فَبَيْنَمَا هُمْ عَلَى
ذلِكَ اِذْ قِيْلَ: اِنَّهُ لَمْ يَمُتْ. وَلكِنَّ بِهِ جِرَاحًا شَدِيْدًا.
فَلَمَّا كَانَ مِنَ اللَّيْلِ لَمْ يَصْبِرْ عَلَى اْلجِرَاحِ فَقَتَلَ نَفْسَهُ.
فَاُخْبِرَ النَّبِيُّ ص بِذلِكَ، فَقَالَ: اللهُ اَكْبَرُ، اَشْهَدُ اَنِّى
عَبْدُ اللهِ وَ رَسُوْلُهُ. ثُمَّ اَمَرَ بِلاَلاً فَنَادَى فِى النَّاسِ،
اِنَّهُ لاَ يَدْخُلُ اْلجَنَّةَ اِلاَّ نَفْسٌ مُسْلِمَةٌ. وَ اِنَّ اللهَ
يُؤَيِّدُ هذَا الدِّيْنَ بِالرَّجُلِ اْلفَاجِرِ.
مسلم
Dari
Abu Hurairah RA, dia berkata
:
Saya ikut bersama Rasulullah SAW dalam perang Hunain. Beliau bersabda terhadap
seseorang yang diketahui keislamannya, “Orang ini termasuk ahli neraka”. Ketika
kami telah memasuki peperangan, orang itu berperang dengan garang, lalu dia
terluka. Ada yang melaporkan kepada Rasulullah SAW, “Ya Rasulullah, orang yang
engkau katakan sebagai ahli neraka tadi, ternyata pada hari ini berperang
dengan garang dan sekarang sudah meninggal”. Nabi SAW bersabda, “Dia ke neraka !”. Sebagian kaum muslimin hampir-hampir
merasa ragu. Pada saat demikian itu, datang seseorang melapor,
“Ternyata dia belum mati, tetapi mengalami luka parah !”. Pada malam
harinya, orang itu tidak sabar dengan lukanya, lalu dia bunuh diri. Ketika Nabi SAW diberitahu yang
demikian itu, maka beliau bersabda, "Allah Maha Besar. Aku bersaksi bahwa aku adalah hamba
Allah dan utusan-Nya”. Kemudian beliau memerintah Bilal
supaya menyeru pada orang banyak, lalu Bilal melaksanakannya, “Sesungguhnya
tidak akan masuk surga,
kecuali jiwa (diri) yang muslim. Dan
sesungguhnya Allah menguatkan agama ini dengan orang yang jahat”. [HR. Muslim juz I, hal 105]
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدِ السَّاعِدِيِّ اَنَّ
رَسُوْلَ اللهِ ص اْلتَقَى هُوَ وَ اْلمُشْرِكُوْنَ فَاقْتَتَلُوْا. فَلَمَّا
مَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص اِلَى عَسْكَرِهِ وَ مَالَ اْلآخَرُوْنَ اِلَى
عَسْكَرِهِمْ وَ فِى اَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ ص رَجُلٌ لاَ يَدَعُ لَهُمْ
شَاذَّةً اِلاَّ اتَّبَعَهَا يَضْرِبُهَا بِسَيْفِهِ. فَقَالُوْا: مَا اَجْزَأَ
مِنَّا اْليَوْمَ اَحَدٌ كَمَا اَجْزَأَ فُلاَنٌ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَمَا
اِنَّهُ مِنْ اَهْلِ النَّارِ. فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ اْلقَوْمِ: اَنَا صَاحِبُهُ
اَبَدًا. قَالَ فَخَرَجَ مَعَهُ كُلَمَا وَقَفَ وَقَفَ مَعَهُ وَ اِذَا اَسْرَعَ
اَسْرَعَ مَعَهُ. قَالَ فَجُرِحَ الرَّجُلُ جُرْحًا شَدِيْدًا. فَاسْتَعْجَلَ
اْلمَوْتَ فَوَضَعَ نَصْلَ سَيْفِهِ بِاْلاَرْضِ وَ ذُبَابَهُ بَيْنَ ثَدْيَيْهِ.
ثُمَّ تَحَامَلَ عَلَى سَيْفِهِ فَقَتَلَ نَفْسَهُ، فَخَرَجَ الرَّجُلُ اِلىَ
رَسُوْلِ اللهِ ص فَقَالَ: اَشْهَدُ اَنَّكَ رَسُوْلُ اللهِ. قَالَ: وَ مَا ذَاكَ؟
قَالَ: الرَّجُلُ الَّذى ذَكَرْتَ آنِفًا اَنَّهُ مِنْ اَهْلِ النَّارِ.
فَاَعْظَمَ النَّاسُ ذلِكَ. فَقُلْتُ: اَنَا لَكُمْ بِهِ فَخَرَجْتُ فِى طَلَبِهِ
حَتَّى جُرِحَ جُرْحًا شَدِيْدًا. فَاسْتَعْجَلَ اْلمَوْتَ فَوَضَعَ نَصْلَ
سَيْفِهِ بِاْلاَرْضِ وَ ذُبَابَهُ بَيْنَ ثَدْيَيْهِ. ثُمَّ تَحَامَلَ عَلَيْهِ فَقَتَلَ
نَفْسَهُ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص عِنْدَ ذلِكَ: اِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ
عَمَلَ اَهْلِ اْلجَنَّةِ فِيْمَا يَبْدُو لِلنَّاسِ وَ هُوَ مِنْ اَهْلِ
النَّارِ. وَ اِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ عَمَلَ اَهْلِ النَّارِ فِيْمَا يَبْدُو
لِلنَّاسِ وَ هُوَ مِنْ اَهْلِ اْلجَنَّةِ.
مسلم
Dari Sahl bin
Sa’ad As-Sa’idiy, bahwa Rasulullah SAW bertemu dengan orang-orang musyrik dan
terjadilah peperangan. Setelah Rasulullah SAW kembali
kepada pasukannya dan yang lain pun kembali kepada pasukan mereka, dan diantara
pengikut Rasulullah SAW ada seorang yang tidak membiarkan musuh yang lari menyendiri tanpa mengejarnya
dan memukulnya dengan pedang, orang-orang berkata, “Pada hari ini, tak seorang
pun diantara kita yang bertempur sehebat si Fulan”. Mendengar hal itu Rasulullah SAW
bersabda, “Ingat-ingatlah, dia termasuk ahli neraka”. Seseorang
diantara kaum muslimin berkata, “Aku akan selalu menyertainya”. (Rawi berkata), “Lalu orang itupun
keluar bersamanya (orang yang disabdakan Rasulullah SAW sebagai ahli neraka). Kemanapun dia
pergi, orang itu selalu menyertainya, setiap kali orang itu berhenti iapun ikut
berhenti. Dan
setiap kaliorang itu berlari diapun ikut berlari bersamanya. Lalu dia terluka parah. Kemudian dia
ingin mempercepat kematian dengan meletakkan pedangnya di tanah, sedangkan
ujung pedangnya berada diantara dua susunya, lalu dia menekankan badannya pada
pedang, sehingga dia mati bunuh diri”. Orang yang selalu menyertai itu datang kepada Rasulullah
SAW dan berkata, “Aku bersaksi bahwa engkau memang utusan Allah”. Rasulullah SAW
bertanya, “Ada apa ini
?”.
Orang itu
menjawab, “Orang yang engkau sabdakan sebagai ahli neraka tadi dimana
orang-orang menganggap hal itu penting, maka aku berkata, “Aku menyediakan diri
untuk menyertainya”. Lalu aku keluar mencarinya, sehingga
ketika dia terluka parah, dia berusaha mempercepat kematian dengan meletakkan
pedangnya di tanah, sedangkan ujung pedang berada diantar dua susunya, kemudian
dia menekankan badannya sehingga mati bunuh diri". Pada saat itu
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya ada orang yang orang banyak memandangnya
beramal dengan amal ahli surga, padahal sebenarnya dia termasuk ahli neraka.
Dan ada orang yang orang banyak memandangnya beramal dengan amal ahli neraka,
padahal dia termasuk ahli surga”. [HR. Muslim juz I, hal 106]
عَنْ جَابِرٍ اَنَّ الطُّفَيْلَ بْنَ عَمْرٍو
الدَّوْسِيَّ اَتَى النَّبِيَّ ص فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، هَلْ لَكَ فِى
حِصْنٍ حَصِيْنٍ وَ مَنْعَةٍ؟ (قَالَ حِصْنٌ كَانَ لِدَوْسٍ فِى اْلجَاهِلِيَّةِ)
فَاَبَى ذلِكَ النَّبِيُّ ص لِلَّذِى ذَخَرَ اللهُ لِـْلاَنْصَارِ. فَلَمَّا
هَاجَرَ النَّبِيُّ ص اِلَى اْلمَدِيْنَةِ هَاجَرَ اِلَيْهِ الطُّفَيْلُ بْنُ
عَمْرٍو وَ هَاجَرَ مَعَهُ رَجُلٌ مِنْ قَوْمِهِ. فَاجْتَوَوُا اْلمَدِيْنَةَ
فَمَرِضَ فَجَزِعَ فَاَخَذَ مَشَاقِصَ لَهُ، فَقَطَعَ بِهَا بَرَاجِمَهُ، فَشَخَبَتْ
يَدَاهُ حَتَّى مَاتَ. فَرَآهُ الطُّفَيْلُ بْنُ عَمْرٍو فِى مَنَامِهِ. فَرَآهُ
وَ هَيْئَتُهُ حَسَنَةٌ. وَ رَآهُ مُغَطِّيًا يَدَيْهِ فَقَالَ لَهُ: مَا صَنَعَ
بِكَ رَبُّكَ؟ فَقَالَ غَفَرَلِى بَهِجْرَتِى اِلَى نَبِيِّهِ ص. فَقَالَ: مَا لِى
اَرَاكَ مُغَطِّيًا يَدَيْكَ؟ قَالَ قِيْلَ لِى. لَنْ نُصْلِحَ مِنْكَ مَا
اَفْسَدْتَ. فَقَصَّهَا الطُّفَيْلُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ ص. فَقَالَ رَسُوْلُ
اللهِ ص. اَللّهُمَّ وَ لِيَدَيْهِ فَاغْفِرْ. مسلم
Dari
Jabir, bahwa Ath-Thufail bin Amr Ad-Dausiy datang kepada Nabi SAW lalu berkata,
“Ya Rasulullah, apakah engkau mau berada dalam benteng yang kokoh dan kuat ?”. (Benteng itu milik keluarga Daus di
zaman Jahiliyah). Rasulullah SAW menolak untuk itu,
karena sudah ada yang disimpankan Allah pada golongan Anshar. Ketika Nabi SAW hijrah
ke Madinah, Ath-Thufail bin Amr juga hijrah ke sana disertai
seseorang dari kaumnya. Ternyata
mereka tidak kerasan tinggal di Madinah. Kemudian orang yang menyertai
Ath-Thufail bin Amr tersebut sakit. Dia tidak sabar dengan sakitnya, maka
diambilnya anak panah bermata lebar miliknya. Dengan itu dia potong ruas-ruas
jarinya, sehingga kedua tangannya mengalirkan darah dengan deras, sehingga
mati.
Suatu hari Ath-Thufail bin Amr memimpikan orang itu. Dalam mimpinya Ath-Thufail
melihat orang tersebut dalam keadaan baik, tetapi dia menutupi kedua tangannya.
Lalu Ath-Thufail bertanya, “Apa tindakan Tuhanmu terhadapmu ?”. Orang itu
menjawab, “Dia mengampuniku karena hijrahku kepada Nabi-Nya SAW”. Ath-Thufail
bertanya lagi, “Kenapa aku lihat engkau menutupi kedua tanganmu ?”. Orang itu
menjawab, “Dikatakan kepadaku
:
“Kami tidak akan memperbaiki dirimu apa yang telah engkau rusak”. Kemudian
Ath-Thufail menceritakan mimpinya kepada Rasulullah SAW, lalu beliau berdoa,
“Ya Allah, untuk kedua tangannya, maka ampunilah dia”. [HR. Muslim juz
I, hal 109]
Keterangan :
Dari ayat-ayat dan
hadits-hadits diatas, jelaslah bahwa putus asa dan bunuh diri itu haram
hukumnya.
Namun demikian, apabila ada orang Islam yang melakukan hal tersebut, tidak
otomatis dia menjadi kafir, dan ternyata Nabi juga memintakan ampun untuk
seorang shahabat setelah mendengar cerita mimpinya ATh-Thufail Ad-Dausiy
tersebut. Dengan demikian,
apabila ada orang Islam yang mati bunuh diri, maka kitapun tetap berkewajiban
menshalatkannya.
Adapun urusan dia
dengan Allah, kita serahkan pada Allah, wallaahu a’lam.
Post a Comment