Orang tua yang begitu bersemangat untuk
mencarikan obat bagi anaknya yang sedang sakit. Sungguh semangat yang tiada
tandingnya, rela mengkorbankan semua yang dimilikinya demi kesembuhan sang anak,
sehingga orang tua akan marah-marah jika ternyata anak yang sedang di obati
ogah-ogahan meminum obat tersebut. Begitu juga orang tua yang mencubit paha
anaknya yang berusia 7 tahun karena menyeberang jalan tanpa menoleh ke kiri dan
ke kanan hingga hampir saja tersambar sebuah mobil yang berkecepatan tinggi.
Itulah gambaran kasih sayang dan cinta yang
tertuang dalam kepedulian dan pengorbanan. Ada kebutuhan anak yang teramat
penting akan tetapi banyak orang tua yang sering ogah-ogahan dalam memenuhinya.
Adalah kebutuhan seorang anak yang tidak lagi disebut seorang anak akan tetapi
seorang anak yang sudah menjadi lelaki dan perempuan dewasa. Pada usia tertentu
seorang tua tidak boleh melihat seorang anak hanya sekedar sebagai seorang anak
akan tetapi ada saat-saat tertentu seorang anak harus dilihat sebagai seorang
laki-laki atau seorang wanita yang membutuhkan pemenuhan dalam masalah
"seks".
Adalah kebutuhan seorang anak yang tidak lagi
disebut seorang anak akan tetapi seorang anak yang sudah menjadi lelaki dan
perempuan dewasa. Zaman ini adalah zaman yang amat berat menguji muda-mudi
dengan maraknya perzinaan dan pergaulan yang menghantar kepada perzinaan.
Teringat sabda Nabi SAW, "Sebaik-baik pernikahan adalah yang dipermudah dan
disegerakan".
Pernyataan dari Rasulullah SAW tersebut merupakan
sabda sekaligus solusi bagi problema remaja saat ini, dan bagi sebagian orang
yang beranggapan bahwa pernikahan dini sulit mencapai kebahagiaan. Yang harus
dimengerti adalah pernikahan dini bukan pernikahan sebelum waktunya akan tetapi
pernikahan dini adalah menyegerakan pernikahan dan mempermudah urusan
pernikahan. Saat adanya tanda- tanda bahwa sang anak sudah mendekati perzinahan,
maka wajib bagi orang tua manapun untuk bersegara mencarikan solusi! Dan sungguh
jika ada anak lapar seorang tua bisa memberinya makanan dan jika anak sakit
orang tua bisa membelikan obat untuk anaknya. Akan tetapi jika anak sudah
mengenal "seks" dengan matanya lewat adegan kotor di tv atau dengan telinganya
lewat obrolan-obrolan jorok di sekolahnya atau dengan pikiranya lewat bacaan dan
gambar-gambar porno, dibarengi dengan pergaulan diluar rumah yang tidak
terkontrol, hingga sampailah anak tersebut pada batas butuh kepada pemenuhan
kebutuhan seks.
Hal itu tidak akan terselesaikan bila sekedar
diganti dengan makanan enak atau yang lainya. Dan orang tua tidak akan bisa
memenuhi kebutuhan sang anak kecuali dengan membuka jalan pernikahan. Disinilah
peran orang tua harus hadir. Membincangkan masalah pernikahan dengan anak demi
keselamatan sang anak. Terlepas dari usia sang anak, pembatasan usia bukan
solusi akan tetapi justru problem. Pernikahan bisa diatas 16 tahun dan bisa
dibawah 16 tahun. Asal ada tanda-tanda suka dengan lawan jenis saat itulah orang
tua harus bisa mendiskusikanya dengan sang anak. Dari situlah akan hadir makna
pengarahan sekaligus pemahaman seberapa besar kebutuhan sang anak kepada seks ,
lalu dilanjutkan dengan solusi yang baik.
Teringat sabda Nabi SAW,
"Sebaik-baik pernikahan adalah yang dipermudah dan disegerakan"..
Pernikahan tidak harus menunggu usia tertentu
atau jenjang pendidikan tertentu atau karir tertentu. Akan tetapi kapan anak
butuh akan pernikahan maka saat itulah usia nikah yang tepat untuknya . Ada
sebagian orang bersemangat menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi dengan
harapan mendapatkan keahlian untuk bisa bekerja di tempat yang layak.Akan tetapi
ia teledor akan hal yang dibutuhkan anaknya yang setiap hari bepergian dengan
lawan jenis , atau saling telepon yang hanya membangkitkan hawa nafsu. Bahkan
disaat sang anak berterus -terang akan jalinannya dengan lawan jenis lalu
meminta untuk menikah, tiba-tiba yang ada adalah jawaban keras dari orang tua
yang memangkas keberanian dalam menyampaikan apa yang ada di hatinya.Yaitu
jawaban yang penuh ego "aku tidak izinkan engkau menikah kecuali engkau telah
selasai kuliah".
Apa yang terjadi pada sang anak, disatu sisi ia
harus patuh kepada orang tua di sisi lain ia dia ambang bahaya pergaulan dengan
lawan jenis. Maka iapun menyelesaikan kuliah hingga sarjana dan gelarpun di raih
akan akan tetapi ada gelar tambahan yang tidak tertera bersama namanya yaitu
gelar Pezina.Na’udzubillah… Orang tua yang lalai akan keselamatan moral anaknya,
yang hanya berfikir tentang karir dan gelar kemulyaan di dunia akan tetapi lalai
akan kemuliaan sang anak di akhirat nanti, itulah orang tua yang akan menuai
penyesalan panjang di akhirat nanti, menuai dosa zina yang dilakukan sang
anak.
Wallahu a'lam bishshowab.
Post a Comment