HAL RINGAN YANG BERAT TIMBANGANNYA
HAL RINGAN YANG BERAT TIMBANGANNYA
922/1216. Dari Abdullah bin Amru, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
خلتان
لا يحصيهما رجل مسلم إلا دخل الجنة وهما يسير ومن يعمل بهما قليل قيل وما هما يا
رسول الله قال يكبر أحدكم في دبر كل صلاة عشرا ويحمد عشرا ويسبح عشرا فذلك خمسون
ومائة على اللسان وألف وخمسمائة في الميزان فرأيت النبي صلى الله عليه وسلم يعدهن
بيده وإذا أوى إلى فراشه سبحه وحمده وكبره فتلك مائة على اللسان وألف في الميزان
فأيكم يعمل في اليوم والليلة ألفين وخمسمائة سيئة قيل يا رسول الله كيف لا يحصيهما
قال يأتي أحدكم الشيطان في صلاته فيذكره حاجة كذا وكذا فلا يذكره
"Dua
hal yang bila dihitung1 seorang muslim pasti
masuk surga, dan
keduanya itu hal yang ringan namun yang mengerjakannya sedikit."
Ditanyakan, "Apa keduanya
wahai Rasulullah?," Rasulullah menjawab, "Seseorang di antara kalian bertakbir sqruluh kali setiap selesai shalat,
bertahmid sepuluh kali dan bertasbih sepuluh kali, itu
adalah seratus lima puluh pada lidah, dan seribu lima ratus pada timbangan
(Miizaan)."
Lalu
Saya melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menghitungnya dengan
tangannya.2
"Bila beranjak ke
tempat tidur, beliau bertasbih, bertahmid, dan
bertakbir,3 sebanyak seratus kali pada
lisan, dan seribu dalam timbangan. Siapakah di antara kalian yang mengerjakan
dua ribu lima ratus kejelekan dalam sehari
semalam? Ditanyakan, "Wahai Rasulullah! bagaimana ia
tidak menghitung keduanya?" beliau bersabda, "Syetan datang
kepada seseorang di antara kalian dalam shalatnya, lalu
ia mengingatkan kebutuhan ini dan itu, maka dia tidak berzikir
mengingatnya."4
Shahih,
di
dalam kitab Takhriijul Kalim (112),
Takhrijul Misykah
(2406). Shahih Abu Daud
(1346). [Abu Daud, kitab Al Adab, Bab At-Tasbih
'indan-Naum, hadits
(5060). Tirmidzi, 45- kitab Ad-Da'awah, 25-Bab Minhu, Haddatsana Ahmad
bin Mani].
_______________________
1 Artinya:
mengamalkan keduanya, maksudnya terus atau kontinyu
setiap setelah shalat
wajib.
2 Yaitu
dengan tangan kanan, sebagaimana dalam riwayat Abu Daud (1502) dan orang-orang
sekarang yang masih pemula dalam ilmu ini menyangka bahwa itu adalah
tambahan yang dijejalkan dari Syaikh Abu Daud: Muhammad bin
Qudamah
-itu karena kebodohanya-. Juga itu adalah tambahan
yang menafsirkan riwayat
"Biyadihi"
(dengan tangannya), yang sesuai dengan keagungan dzikir kepada Allah dan Tasbih, seperti yang ditunjukkan
oleh perkataan Aisyah Radliyallahu
Anha
: "Adalah tangan Rasul Shallallahu Alaihi wa Sallam yang kanan
untuk
(hal-hal berkaitan) bersuci dan makannya Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam
sedangkan tangan kirinya untuk hajat dan yang kotor." Diriwayatkan oleh
Abu
Dawud dengan sanad yang shahih (Shahih Abu Dawud : 26). Dan seorang yang
cerdik tidak ragu-ragu bahwa tangan kanan lebih berhak untuk bertasbih
daripada
makanan, tapi tidak boleh disamakan dengan " Apa-apa
yang kotor" ! Ini sudah
terang dan jelas Insya Allah, intinya barang siapa yang bertasbih dengan
tangan
kirinya sungguh ia telah durhaka, dan barang siapa yang bertasbih dengan
dua
tangan bersama-sama sebagaimana yang dilakukan oleh kebanyakan orang, sungguh
mereka (telah mencampur aduk amal shalih dengan yang
jelek, semoga saja Allah memberi
taubat kepada mereka) dan barang siapa yang mengkhususkan dengan tangan kanan, sungguh ia
telah mendapat petunjuk dan beramal dengan sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
3 Yaitu semuanya berjumlah 33 kali kecuali takbir
dengan 34 kali seperti dalam riwayat Abu Dawud dan lainnya. Itulah seratus yang ada pada lisan.
4 Yaitu syetan
membuatnya lalai dari dzikir setelah shalat. Adapun dalam hal ketika seseorang hendak tidur, maka syetan mendatanginya dan menidurkannya, sebagaimana dalam riwayat Ibnu Hibban.
Post a Comment