Suatu ketika Rosulullah SAW disaat dalam proses awal perjuangan
dakwahnya perrnah ditawari kekayaan dan kekuasaan di Mekah dengan maksud agar
Rosulullah menghentikan dakwahnya. Dalam pandangan pragmatisme dan strategi
politik yang difahami kebanyakan orang, tentunya tawaran tersebut merupakan
kesempatan untuk mengembangkan dakwah. Dengan mengambil kekuasaan dan kekayaan
terlebih dahulu, akan lebih mudah untuk berhujjah dan berdakwah.
Akan
tetapi semua itu ditolak oleh Rosulullah SAW, karena sistem politik dan dakwah
Rasulullah SAW dibangun dengan kejujuran dan ketulusan. Politik dan dakwah dalam
Islam dibangun dengan ruh terlebih dahulu sebelum dengan jasad. Dakwah Islam
dibangun dengan makna, bukan sekedar lafadz. Dakwah Islam dibangun dengan iman,
bukan hanya dengan gebyar dan kemewahan lahir. Politik dalam Islam adalah makna
mengatur dalam mewujudkan keindahan dengan keindahan. Dan dakwah adalah dakwah,
tiada lebih selainnya kecuali ridlo Allah SWT..
Bila kita ingin membangun
sistem politik dalam bernegara atau media dakwah, semisal pesantren dan sarana
pendidikan lainnya, semestinya harus dilandasi dengan keimanan dan ketulusan
kepada Allah SWT.
Bila kita ingin membangun sistem politik dalam
bernegara atau media dakwah, semisal pesantren dan sarana pendidikan lainnya,
semestinya harus dilandasi dengan keimanan dan ketulusan kepada Allah SWT.
Mereka yang ingin membangun sebuah pemerintahan yang baik, tidak akan
mewujudkannya dengan menggunakan sarana ataupun prasarana yang kotor dan culas.
Dan yang ingin membangun pesantren atau sekolah sebagai alat mencari ridho Allah
SWT tidak akan bersekongkol dengan pihak yang kotor dan culas, akan tetapi
sangat memperhatikan sarana dan prasarana yang baik dan halal dalam mewujudkan
cita-citanya, bukan yang diutamakan jadinya sebuah bangunan akan tetapi yang
diutamakan adalah ridho Allah SWT.
Pada prinsipnya Rosulullah SAW telah
memberikan landasan sistem berpolitik dan berdakwah, baik itu dalam skala kecil
(kampung) atau besar dalam sebuah Negara. Yang harus dikedepankan dalam
membangunnya adalah ruh, nilai dan ketulusan.
Pada prinsipnya Rosulullah
SAW telah memberikan landasan sistem berpolitik dan berdakwah, baik itu dalam
skala kecil (kampung) atau besar dalam sebuah Negara. Yang harus dikedepankan
dalam membangunnya adalah ruh, nilai dan ketulusan. Itulah politik dalam Islam
yang tidak mengenal politk kotor tetapi selalu inigin menciptakan keindahan
dengan keindahan dimanapun dan kapanpun. Politik yang dibangun Islam adalah
makna pengaturan, pengayoman dan harus punya fungsi rahmatan lil 'alamin dalam
arti keindahannya dapat dirasakan oleh siapapun dan apapun yang ada di alam ini.
Dan yang terakhir, jika Anda politikus atau ulama, bagaimana kiprah Anda? Jika
Anda politikus yang merindukan Allah, tentu Anda tidak akan bersekongkol dengan
ulama penjilat yang hanya akan menyesatkan Anda. Jika Anda adalah ulama yang
merindukan Allah tentu Anda tidak akan bersekongkol dengan politikus yang kotor,
culas dan tidak takut kepada Allah.
Wallahu a'lam bishshowab.
|
Post a Comment