Imam Ghozali dalam muqoddimah kitab bidayatulhidayah memberikan
kepada kita bimbingan dan tuntunan disaat kita berada di sebuah majlis untuk
menuntut ilmu. Tuntunan tersebut adalah tatakrama lahir sekaligus batin seorang
penuntut ilmu. Sengaja oleh Imam Ghozali diletakkan di muqoddimah karena melihat
pentingnya sebuah tuntunan untuk mudah sampai ketempat tujuan.
Imam
Ghozali memulai dengan pemacu agar semua dari kita bersemangat untuk menuntut
ilmu Allah SWT. Beliau hadirkan ayat dan hadits keutamaan majlis ilmu dan para
penuntut ilmu. Ternyata Imam Ghozali tidak hanya sampai di situ, tidak puas jika
sudah bisa menyuruh orang menuntut ilmu akan tetapi beliau juga terlah memberi
wejangan yang berupa peringatan akan adanya jurang yang amat berbahaya yang
telah terjerumus didalamnya orang orang yang berilmu.
Beliau mula-mula
menghadirkan hakekat niat yang menghantarkan seseorang untuk menuntut ilmu.
Niat adalah makna yang tersembunyi di kalbu seseorang dibalik sebuah aktivitas
dhohir. Itulah kuwalitas sebuah pekerjaan dan disitulah letak penilaian Allah
SWT akan sebuah kerja keras seorang hamba.Jika kita berbicara tentang sebuah
proyek maka menuntut ilmu adalah proyek yang amat besar. Maka dalam beraktivitas
menuntut imu amat perlu untuk membenahi niat agar proyek tersebut ada makna dan
nilainya di hadapan Allah SWT. Dan begitu sebaliknya jika didalam menuntut ilmu
telah salah berniat maka mala petaka yang di dapat adalah paling besarnya
malapetaka. Tidak semua yang berilmu akan selamat, semua tergantung bagaimana
menata hati dan memperjelas maksud dalam menuntut ilmu.
Imam Ghozali
mengingatkan kita, didalam menutut ilmu jangan hanya terpaku kepada firman dan
hadits pembangkit jiwa penuntut ilmu. Akan tetapi hal yang tidak kalah
pentingnya dari itu semua adalah memperhatikan ancaman Rasulullah SAW terhadap
para pengemban ilmu. Suatu ketika Rasulullah pernah bercerita tentang orang
berilmu yang menggunting bibir mereka dengan gunting dari api neraka. Dalam
kesempatan yang berbeda Rasulullah juga pernah menyebut seorang yang
berputar-putar di neraka dengan usus berbau berceceran yang sungguh membuat
ahli neraka merasa tambah tersiksa.
Disebutkan bahwa orang-orang
tersebut adalah paraulama dan juru dakwah. Jika diamati sebab-sebabnya adalah
karena mereka telah salah berniat dalam menuntut ilmu. Sehingga ilmu yang
diperoleh bukan untuk kesalamatan dirinya di akhirat akan tetapi hanya untuk
mendapatkan keuntungan didunia. Dan kisah-kisah tersebut disebutkan oleh
Rasulullah karena memang hal itu akan terjadi, adanya ustad tidak pantas
menjadi ustad dan kiai yang tidak pantas menjadi kiai.Orang-orang yang ilmunya
hanya dilidah dan baju saja, tidak ada ilmu yang subur dihatinya. Syetan amat
pandai menggoda, mengumandangkan keutamaan para penuntut ilmu dan melalaikan
akan tanggung jawabnya sebagi pengemban ilmu.
Tujuan syetan agar seorang
penuntut ilmu menjadi penuntut ilmu yang bersemangat mendapatkan ilmu akan
tetapi terjerumus dengan ilmunya. Menyadari pentingnya ilmu adalah penghantar
keseriusan kita didalam menuntut dan menyadari betapa besar tangngung jawabnya
orang berilmu adalah yang menjadikan seseorang akan mudah mengamalkan ilmunya.
Dari sinilah akan muncul satu kerjasama yang baik antara guru dengan murid. Guru
yang amat serius dalam memberi suri tauladan kepada murid dan muridyang amat
patuh, tawadhu' dan mendengar sang guru yang memang layak untuk dipatuhi dan di
dengar. Dari sinilah akan hadir guru-guru yang sesungguhnya yang sungguh pantas
mendapatkan gelar guru. Dan hanya guru yang sesungguhnyalah yang pantas
didatangi murid.
Wallahu a'lam bishshowab.
|
Post a Comment