Bertakwalah, Wahai Para Penimba Ilmu!
Bertakwalah,
Wahai Para Penimba Ilmu!
Allah
ta'ala berfirman (yang artinya), “Wahai orang-orang yang beriman, jika
kalian bertakwa kepada Allah niscaya Allah akan menjadikan untuk kalian furqan,
menghapuskan dosa-dosa kalian dan mengampuninya untuk kalian. Allah lah pemilik
keutamaan yang sangat besar.” (QS. Al-Anfal: 29)
Tatkala
seorang hamba menunaikan ketakwaan kepada Rabb-nya maka itu merupakan tanda
kebahagiaan dan alamat kemenangan baginya. Allah telah menyiapkan balasan yang
melimpah berupa kebaikan di dunia dan di akhirat bagi orang yang bertakwa.
Dalam ayat di atas, Allah menyebutkan bahwa orang yang bertakwa kepada Allah
akan memetik empat keutamaan:
1. Furqan; yaitu berupa
ilmu dan hidayah yang dengannya ia bisa membedakan antara petunjuk dengan
kesesatan, antara kebenaran dengan kebatilan, antara halal dengan haram, antara
golongan orang yang berbahagia dengan golongan orang yang celaka
2. Dihapuskannya dosa
3. Pengampunan atas
dosa. Kedua istilah ini sama maksudnya jika disebutkan dalam keadaan terpisah
dari yang satunya. Adapun jika disebutkan secara beriringan, maka yang dimaksud
dengan penghapusan dosa adalah untuk dosa-dosa kecil sedangkan yang dimaksud
dengan pengampunan dosa ialah untuk dosa-dosa besar
4. Pahala dan ganjaran
yang melimpah ruah bagi orang-orang yang bertakwa kepada-Nya dan lebih mengutamakan
keridhoan-Nya di atas hawa nafsu mereka (lihat Taisir al-Karim ar-Rahman,
hal. 319 cet. Ar-Risalah)
Ciri
orang yang bertakwa itu adalah orang-orang yang menghiasi dirinya dengan aqidah
sahihah dan amal salih; baik amal batin maupun amal lahiriyah. Sebagaimana
telah ditegaskan oleh Allah dalam firman-Nya (yang artinya), “Yaitu orang-orang
yang beriman terhadap perkara gaib, mendirikan sholat, dan menyisihkan infak
dari sebagian rizki yang Kami berikan kepada mereka. Dan orang-orang yang
beriman terhadap apa yang diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan apa yang
diwahyukan -kepada nabi-nabi- sebelummu. Dan terhadap akhirat mereka pun
meyakininya.” (QS. Al-Baqarah: 3-4)
Dalam
ayat ini, Allah menjelaskan bahwa ciri utama orang yang bertakwa adalah mengimani
perkara yang gaib. Hakikat iman itu sendiri adalah membenarkan secara pasti
terhadap segala yang diberitakan oleh para rasul, yang di dalam pembenaran itu
telah terkandung ketundukan anggota badan terhadap ajaran mereka. Memang, yang
menjadi ukuran utama keimanan bukanlah keyakinan terhadap perkara yang
terjangkau oleh indera. Sebab hal itu tidaklah membedakan antara orang yang
muslim dengan yang kafir. Sesungguhnya yang menjadi karakter ketakwaan yang
paling utama adalah iman terhadap perkara gaib; sesuatu yang tidak bisa kita
lihat secara langsung dan tidak kita saksikan (lihat Taisir al-Karim
ar-Rahman, hal. 40 cet. Ar-Risalah)
Wallahu a'lam. Wa shallallahu 'ala
Nabiyyina Muhammadin wa 'ala alihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil 'alamin.
Post a Comment