Orang Yang Mendapatkan Syafa'at
Orang Yang
Mendapatkan Syafa'at
Dari
Ibnu Darah -bekas budak yang dimerdekakan oleh 'Utsman bin 'Affan- dia berkata:
Abu Hurairah radhiyallahu'anhu berkata, “Aku adalah orang yang paling
mengetahui tentang syafa'at Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam pada
hari kiamat.” Orang-orang pun berpaling kepada beliau. Mereka berkata,
“Beritahukanlah kepada kami, semoga Allah merahmatimu.” Abu Hurairah berkata:
Yaitu beliau berdoa, “Ya Allah, ampunilah setiap muslim yang beriman kepada-Mu
dan tidak mempersekutukan-Mu dengan sesuatu apapun.” (HR. Ahmad, sanadnya dinilai
hasan, lihat al-Ba'ts karya Ibnu Abi Dawud, hal. 49)
Faidah
Hadits
Hadits
yang agung ini menunjukkan kepada kita bahwa hakikat syafa'at adalah doa. Salah
satunya adalah doa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kepada Allah
supaya mengampuni dosa-dosa setiap orang yang bertauhid. Dan yang dimaksud di
sini adalah para pelaku dosa besar dari kalangan ahli tauhid. Mereka yang
dihukum di neraka kemudian dimasukkan ke surga. Sebagaimana semakin jelas
dengan hadits-hadits berikut.
Dari
Abu Musa al-Asy'ari radhiyallahu'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda, “Aku diberikan pilihan -oleh Allah- antara syafa'at
atau setengah umatku dimasukkan ke dalam surga. Maka aku pun memilih syafa'at,
karena ia lebih luas [manfaatnya] dan lebih mencukupi. Apakah menurut kalian ia
diperuntukkan bagi orang-orang yang bertakwa dan sempurna imannya? Tidak, akan
tetapi ia diberikan kepada orang-orang yang berdosa, pemilik
kesalahan-kesalahan, orang yang bergelimang dengan dosa.” (HR. Ibnu Majah,
dinilai sahih sanadnya oleh al-Bushiri, lihat al-Ba'ts karya Ibnu Abi
Dawud, hal. 46)
Dari
Anas bin Malik radhiyallahu'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda, “Suatu kaum yang masuk ke dalam neraka Jahannam kemudian
mereka dikeluarkan darinya, maka mereka pun masuk ke dalam surga. Mereka
dikenal di surga dengan sebutan khusus untuk mereka. Mereka disebut dengan
al-Jahanamiyun.” (HR. Ibnu Abi 'Ashim, dinilai sahih oleh al-Albani, lihat al-Ba'ts
karya Ibnu Abi Dawud, hal. 51-52)
Imam
Nawawi rahimahullah berkata, “Terdapat riwayat-riwayat yang secara
keseluruhan mencapai derajat mutawatir yang menetapkan kebenaran syafa'at di
akhirat bagi para pelaku dosa diantara kaum beriman. Telah sepakat salaf dan
kholaf serta para ulama sesudahnya dari kalangan Ahlus Sunnah atas hal itu.
Akan tetapi Khawarij dan sebagian Mu'tazilah tidak mempercayai hal itu
[syafa'at]. Mereka berpegang dengan madzhab mereka bahwa para pelaku dosa
[besar] kekal di dalam neraka.” (lihat Syarh Muslim [2/311])
Dengan
demikian, bisa kita simpulkan bahwa hadits-hadits di atas adalah hujjah/dalil
yang sangat kuat untuk membantah pemahaman sekte Khawarij dan Mu'tazilah yang
menolak keberadaan syafa'at bagi pelaku dosa besar di kalangan ahli tauhid.
Sebagaimana sudah dimaklumi, bahwa Khawarij dan Mu'tazilah menyatakan pelaku
dosa besar di akhirat kekal di neraka, walaupun mereka berbeda pandangan dalam
hal hukum dunia. Khawarij mengkafirkan, sedangkan Mu'tazilah menyatakan
'manzilah baina manzilatain' (berada diantara dua kedudukan) alias tidak beriman
tapi juga tidak kafir. Padahal, dalil al-Kitab, as-Sunnah dan Ijma' telah
menetapkan adanya syafa'at bagi pelaku dosa besar diantara ahli tauhid (lihat
Ta'liq Risalah Qawa'id Arba' oleh Syaikh 'Ubaid al-Jabiri, hal. 13)
Post a Comment