Pembagian Sifat الله dan Pemahamannya
Pembagian Sifat الله dan Pemahamannya
Sifat Nafsiyah yaitu hal yang
wajib bagi Dzat selama Dzat bersifat wujud (ada) tidak disebabkan suatu sebab.
Yang termasuk sifat nafsiyah adalah sifat وُجُودٌ
Sifat Salbiyah/Penolakan yaitu sifat yang seakan-akan menafi`kan sifat/sesuatu yang tidak layak pada الله ‘Azza wa Jalla.
Sifat ini mensucikan الله dari sifat-sifat yang tidak pantas bagi الله Dzat Yang
Sempurna.
Yang termasuk sifat salbiyah adalah sifat:
قِدَمٌ - بَقَاءٌ - مُخَالَفَةُ لِلْحَوَادِثِ- قِيَامُهُ تَعَالَى بِنَفْسِهِ- وَحْدَانِيَة
Sifat Ma’any yaitu setiap Sifat Yang Ada pada Dzat Yang Mewajibkan Dzat Bersifat Ma’nawiyah.
Yang termasuk
sifat ma’any yaitu:
كَلامٌ -بَصَرٌ -سَمْعٌ -حَيَاةٌ -عِلْمٌ -إِرَادَة -قُدْرَة
Sifat Ma’nawiyah yaitu hal yang tetap bagi Dzat dikarenakan Dzat Bersifat Ma’ani. Jadi kedua
sifat ini saling memerlukan (berhubungan).
Yang termasuk sifat ma’nawiyah yaitu:
مُتَكَلِّمٌ -بَصِيْرٌ -سَمِيْعٌ -حَيٌّ -عَالِمٌ -مُرِيْدٌ -قَادِرٌ
Kemudian
adapun yang
harus pada
الله adalah satu, yaitu melakukan segala yang mungkin atau meninggalkannya.
Wajib pula
bagi tiap mukallaf mengi’tiqadkan dengan 9 I’tiqad lagi.
1.
Mustahil pada الله Ta’ala kewajiban atasNya membuat segala yang mungkin atau meninggalkannya; yaitu lawan dari yang harus (jaiz) pada الله Ta’ala.
2.
Maha Suci الله daripada mengambil faidah dari segala perbuatanNya atau dari hukumNya.
3.
Mustahil pada الله mengambil faidah dari segala perbuatanNya atau dari hukumNya.
4.
Wajib bagi segala mungkin bahwa ia tiada
memberi bekas/pengaruh dengan kekuatannya.
5.
Mustahil bagi segala mungkin bahwa ia memberi bekas/pengaruh dengan kekuatannya.
6.
Wajib I’tiqad bahwa “alam semesta adalah huduts (baharu)”
7.
Mustahil alam semesta itu qadim (terdahulu).
8.
Wajib
bagi segala yang mungkin tiada memberi bekas dengan
tabiatnya.
9.
Mustahil
bagi segala mungkin memberi bekas dengan tabiatnya.
Demikianlah
‘aqaid 50 yang merupakan ma’na LAA ILAAHA ILLALLAAH. Sebab ma’na LAA ILAAHA
ialah Tiada Yang disembah dengan haqq (sebenarnya). Dan Yang
disembah dengan sebenarnya adalah Yang Kaya (Yang Tidak Membutuhkan)
dari yang selainNya, dan faqir (membutuhkan) kepadaNya yang
selainNya. Nyatalah Kekayaan الله ‘Azza wa Jalla
dari yang selainNya, dan faqir kepadaNya yang selainNya (buktinya adalah 50
‘aqaid yang telah tersebut).
A.
Yang menyatakan “الله Yang Kaya dari setiap yang selainNya”, yaitu 14 ‘aqaid di bawah dengan lawannya.
1. وُجُودٌ
2. قِدَمٌ
3. بَقَاءٌ
4. مُخَالَفَةُلِلْحَوَادِثِ
5. قيامه تعالى بنفسه
6. سَمْعٌ
7. بَصَرٌ
8. كَلامٌ
9. سَمِيْعٌ
10.
بَصِيْرٌ
11.
مُتَكَلِّمٌ
12.
Mustahil (pada
الله ) kewajiban
atasNya membuat segala yang mungkin atau meninggalkannya.
13.
Maha Suci
الله dari Mengambil
faidah
14.
(Wajib) segala
yang mungkin tiada memberi bekas dengan
kekuatannya.
B.
Yang menyatakan
“Berkehendak kepadaNya tiap-tiap yang selainNya”, yaitu 11 ‘aqaid di bawah
dengan lawannya.
1. وَحْدَانِيَة
2. قُدْرَة
3. إِرَادَة
4. عِلْمٌ
5. حَيَاةٌ
6. قَادِرٌ
7. مُرِيْدٌ
8. عَالِمٌ
9. حَيٌّ
10.
(Wajib)
alam semesta itu baharu.
11.
(Wajib) yang
selainNya tiada memberi bekas dengan tabiatnya.
Kemudian di
bawah ini adalah shifat-shifat yang wajib dan yang mustahil bagi para Rasul
Shalawatullah ‘alaihim wasalamuhu Ta’ala.
1.
Shiddiq
(benar), mustahil kadzib (dusta).
2. Amanah (dapat
dipercaya), mustahil khianat.
3. Tabligh (menyampaikan), mustahil katiman (menyembunyikan).
4.
Fathanah
(sempurna pengertiannya/cerdas), mustahil baladah
(dungu).
Adapun yang
harus (jaiz) bagi para Rasul adalah satu, yaitu tubuhnya berperangi seperti
manusia biasa. Contohnya makan, minum, tidur dan bangun,
sakit.
Mustahil mereka
menjadi kekurangan (tidak seperti
manusia normal) seperti sakit gila.
Demikianlah
‘aqaid 60
Post a Comment