Shifat Ma'ani
قُدْرَة Qudrah (Mahakuasa) Mustahil Allah lemah.
إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Sesungguhnya Allah
berkuasa atas
segala sesuatu. [QS. Al-Baqarah (2):
20]
Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala
sesuatu dan kepada-Nya lah kamu dikembalikan. [QS. Ya Sin (36): 83]
Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada
mereka): “Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda
(mu`jizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk
burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin
Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang
berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku
kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu.
Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku)
bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman.” [Q.S. Ali 'Imran: 49]
Pekerjaan-pekerjaan yang kulakukan dengan nama Bapa, itulah
yang memberikan kesaksian tentang aku (bahwa aku adalah seorang rasul). [Yohanes
10:25]
Dan Ia (ALLAH) telah memberikan kuasa kepadanya (kepada Yesus)
[Yoh. 5:27]
Yesus berkata: Anak tidak mengerjakan sesuatu dari
dirinya sendiri. Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki Bapa. [Yoh. 5:
19, 21]
Yesus berkata: Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari
diriku sendiri. [Yoh. 5: 30]
Yesus berkata: “Kepadaku telah
diberikan segala kuasa…” [Mat. 28:18]
Lalu Yesus masuk ke Bait
Allah, dan ketika Ia mengajar di situ, datanglah imam-imam kepala serta tua-tua
bangsa Yahudi kepada-Nya, dan bertanya: "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan
hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu?" Jawab Yesus
kepada mereka: "Aku juga akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu dan jikalau
kamu memberi jawabnya kepada-Ku, Aku akan mengatakan juga kepadamu dengan kuasa
manakah Aku melakukan hal-hal itu. Dari manakah baptisan Yohanes? Dari sorga
atau dari manusia?" Mereka memperbincangkannya di antara mereka, dan berkata:
"Jikalau kita katakan: Dari sorga, Ia akan berkata kepada kita: Kalau begitu,
mengapakah kamu tidak percaya kepadanya? Tetapi jikalau kita katakan: Dari
manusia, kita takut kepada orang banyak, sebab semua orang menganggap Yohanes
ini nabi." Lalu mereka menjawab Yesus: "Kami tidak tahu." Dan Yesus pun berkata
kepada mereka: "Jika demikian, Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa
manakah Aku melakukan hal-hal itu." [Matius 21: 23-27]
Dalam Al-Qur`an dan
Alkitab dijelaskan bahwa kuasa Yesus adalah berasal dari ALLAH, bukan dari
dirinya sendiri.
Sebagaimana dikatakan sebelumnya, bahwa makhluq
diciptakan oleh Allah. Begitu pula perbuatannya serta sifatnya. Allah Berkuasa
atas makhluq. Sifat dan perbuatan dari suatu makhluq adalah makhluq. Sedangkan
makhluq tidak berkuasa. Makhluq tidak bisa bergerak untuk beribadah atau pun
menghindari ma’siat. Sifatnya lemah, lumpuh, tidak bisa berbuat apa-apa, maka
makhluq tidak kuasa berbuat apa-apa. Yang Berbuat hanyalah Allah. Allah Yang
Membolak-Balikkan hati. Tetapi ingat, Allah Maha Tahu, Maha Adil, Maha Bjaksana
dan Mengetahui Hikmah (Al Hakam). Sedangkan manusia sangat bodoh dan zhalim. Apa
yang diketahui manusia sangat sedikit jika dibandingkan dengan apa yang tidak
diketahui oleh manusia. Maka tidak pantas manusia menyombongkan dirinya yang
lemah. Sungguh tiada daya untuk menghindari kejahatan dan
tiada kekuatan untuk berbuat kebajikan kecuali dengan Kasih-Sayang dan Kuasa
Allah.
Maka patut bagi mu`min mu’taqad untuk tawadhu`,
tidak takabbur, dan banyak takut kepada Allah Ta’ala.
إِرَادَة Iradah
(Mahaberkehendak). Mustahil
Allah tidak memiliki kehendak.
فَعَّالٌ
لِمَا يُرِيدُ
Allah berbuat
seperti apa yang
Dia Kehendaki. [Al Buruj (85) : 16]
Yesus berkata: “Aku tidak menuruti kehendakku sendiri, akan
tetapi aku menuruti kehendak Dia yang mengutus aku.” [Yohanes 5:30]
Aku datang bukan atas kehendakku sendiri, akan tetapi atas
kehendak Dia yang mengutus aku. [Yoh. 8:42]
Maka jelaslah bahwa Yesus dikuasai oleh kehendak dan kuasa
ALLAH. Yesus tidak berkuasa atas dirinya sendiri. Bagaimana mungkin Tuhan
dikuasai? Maka Yesus bukanlah Allah, dia bukanlah Tuhan. Yesus hanyalah utusan
Tuhan.
Tuhan itu Mahaberkehendak dan berbuat seperti apa yang dia
kehendaki, bukan seperti yang dikehendaki oleh pihak lain. Apa yang dikehendaki oleh Allah
pasti terjadi. Apa yang tidak dikehendaki oleh Allah pasti tidak terjadi (tidak
ada). Jika Ia Menghendaki sesuatu, maka ia cukup
berfirman, “Kun (Jadi)”, maka terjadilah (lihat Yaa Siin ayat 82). Dan Allah
adalah Yang Baik. Yang dikehendaki oleh Allah adalah kebaikan. Tetapi kebodohan
manusia tidak dapat menembus Hikmah Al Hakam.
Setiap peristiwa itu berhubungan dengan waktu.
Jika Allah Berkalam, “Kun” pada setiap peristiwa dan
waktu berarti Allah terperangkap pada waktu? Tidak, tidak demikian. Allah
Berkalam, “Kun” dan semua peristiwa dari awal hingga akhir di alam semesta
tercipta. Tetapi manusia merasakan tiap frame dari kehidupan secara bergantian
sehingga mereka merasa bahwa waktu itu ada. Padahal waktu, sebagaimana materi,
hanyalah imajinasi.
Anda mungkin pernah bermimpi yang mana dalam mimpi
tersebut Anda merasa menjalaninya dengan sangat lama. Tetapi sewaktu Anda
terbangun, ternyata Anda hanya tertidur selama beberapa puluh menit. Apa yang
Anda rasakan sebagai waktu ternyata hanyalah imajinasi.
Dalam surat Al-Hajj ayat
14, Allah menjelaskan bahwa yang memasukkan orang-orang yang beriman dan beramal
shalih adalah Allah. Begitulah Allah berbuat apa-apa yang Dia kehendaki.
Sesungguhnya Allah
memasukkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh ke dalam
surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Sesungguhnya Allah berbuat
apa yang Dia kehendaki. [QS. Al-Hajj (22): 14]
Maka patut bagi mu`min mu’taqad untuk bersyukur
kepada Allah Ta’ala atas
tiap ni’mat dan bershabar atas tiap mushibah.
عِلْمٌ ‘Ilmun (Tahu)
Mustahil Allah jahil
(bodoh).
وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيم
Dan Allah
dengan tiap sesuatu adalah Maha Mengetahui. [Al
Hujurat (49) : 16]
Lihat pula 2:29,231,282;
6:115; 9:115; 57:3.
(Orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad)
tentang saat itu (hari akhir), kapankah terjadinya? Siapakah kamu (sehingga)
dapat menyebutkan (waktunya)? Kepada Tuhanmulah dikembalikan kesudahannya
(ketentuan waktunya). Kamu hanyalah pemberi peringatan bagi siapa yang takut
kepadanya (kepada saat itu, hari berbangkit). Pada hari mereka melihat hari
berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan
(sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari. [QS. An-Nazi'at (79): 42-46]
Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun
yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan anak pun tidak, hanya Bapa
sendiri. [Matius 24:36]
Allah Mengetahui segala
sesuatu, walupun sesuatu itu -menurut kita- belum terjadi. Allah Mengetahui apa
yang tersembunyi dan apa yang tersingkap.
Maka patut bagi mu`min mu’taqad untuk takut berbuat
ma’siat kepada Allah , sebab
Allah Ta’ala Maha Mengetahui atas tiap
perbuatan kita.
حَيَاةٌ Hayah (Hidup) Mustahil Allah mati.
وَتَوَكَّلْ عَلَى
الْحَيِّ الَّذِي لا
يَمُوتُ
Dan
serahkan dirimu (tawakkal) kepada Yang Hidup Dzat Yang tidak
mati. [Al Furqan (25) : 58]
Lihat juga 2:255;3:2
Tuhan itu Hidup. Hidup Tuhan tidak berasal dari siapa pun,
melainkan Tuhan Hidup dengan Sendiri-Nya. Dan mustahil Tuhan
itu mati. Sedangkan kehidupan makhluq berasal dari Allah.
Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam
Diri-Nya, demikian juga diberikan-Nya anak mempunyai hidup dalam dirinya.
[Yoh. 5:26]
Allah tidak mungkin
mati. Tetapi kita pasti mati. Tiada Yang Kuasa selain Allah. Dan sesungguhnya
termasuk ujian yang sangat berat adalah maut. Kita tidak ada, lalu diadakan,
maka kepada Allah tempat kita kembali.
Maka patut bagi mu`min mu’taqad untuk bertawakkal
(berserah diri) kepada Allah
Ta’ala.
سَمْعٌ Sama’
(Mendengar). Mustahil
Allah tuli.
وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Dan Allah
Ta’ala Mahamendengar lagi Mahamengetahui.
[Al Baqarah (2) : 256]
Allah Mahamendengar. Dia mendengar dan
mengabulkan doa yang ditujukan kepadaNya. Adapun mengenai pengabulan doa,
adakalanya Allah kabulkan seperti apa yang kita kehendaki, adakalanya Allah
kabulkan seperti apa yang Allah kehendaki, dan itu baik bagi si pendoa, dan
adakalanya Allah tangguhkan doanya itu dan diganti dengan yang lebih baik di
akhirat kelak. Jadi doa itu bukanlah untuk meminta apa
yang kita kehendaki. Tetapi untuk menyampaikan keinginan kita. Dan Allah
menyukai hamba-Nya yang berdoa kepada-Nya. Dengan kesukaan-Nya itu, maka Allah
berikan yang terbaik bagi si hamba. Jika apa yang dikehendaki si hamba itu
memang baik, maka Allah kabulkanlah seperti yang dikehendaki. Jika yang
dikehendaki si hamba itu berakibat buruk, atau kurang baik, maka Allah berikan
yang lebih baik dari apa yang dikehendaki si hamba. Dan jika dikabulkan di dunia
ini seperti yang diinginkan si hamba itu buruk, maka Allah menangguhkannya dan
menggantinya dengan yang lebih baik, yaitu dengan ampunan dan kasih-sayang-Nya
di akhirat kelak. Tetapi ada kalanya, seseorang itu berdoa, dan itu dapat
berakibat buruk baginya, lalu Allah mengabulkannya sehingga ia semakin jauh dari
Allah. Maka yang demikian itu adalah istidraj. Allah membiarkan dia terlena
dalam keni’matan, sehingga di hari kiamat, Allah dapat menyiksanya dengan siksa
yang pedih diakibatkan kekufurannya.
Dan Allah Mahamendengar lagi Mahamengetahui [QS.
Al-Baqarah (2): 256]
Yesus berdoa: “Ya Bapaku, jikalau sekiranya mungkin,
biarlah cawan ini lalu dari padaku, tetapi janganlah seperti yang kukehendaki,
melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” [Mat. 26:39]
Bahkan Yesus berdoa semalaman dengan penuh
kesungguhan agar diselamatkan dari penyaliban. Dan dia menyerahkan kepada Allah,
apa yang terbaik baginya. Sebab Allah Mahamengetahui apa yang terbaik bagi
hamba-Nya yang Dia sayangi. Dari sini, apakah Anda mau berkata bahwa Yesus
bersedia disalib? Tidak, Yesus tidak bersedia disalib. Tidak ada yang namanya
‘penyelamatan melalui penyaliban Yesus’. Yesus diutus bukan untuk disalib,
tetapi untuk menyelamatkan Israel dari kebinasaan dengan mengajarkan aqidah dan
cara hidup (syariat) yang diridhoi Tuhan. Penyaliban Yesus bukanlah perintah
Tuhan. Jika itu perintah Tuhan, mengapa Yesus enggan disalib. Sedangkan Abraham
dan anaknya pun bersedia menjalankan perintah Tuhan. Penyaliban Yesus itu adalah
buah kedengkian imam-imam Yahudi. Supaya tidak dipersalahkan, mereka buatlah
doktrin yang aneh ini melalui mulut Paulus yang penuh dengan dusta.
Allah Mahamendengar segala perkataan kita. Bahkan
apa yang kita ucapkan dalam hati. Allah Mahamendengar atas segala ucapan yang
baik dan yang buruk.
Maka patut bagi mu`min mu’taqad untuk tidak berkata
yang haram, sebab Allah Mahamendengar
atas segala perkataan.
بَصَرٌ Bashar
(Melihat). Mustahil
Allah buta.
وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Dan
Allah Ta’ala
Maha Mengetahui apa
yang kamu perbuat. [Al Hujurat (49) : 18]
Maka patut bagi mu`min mu’taqad bahwa
ia tiada membuat ma’siat, sebab Allah
Ta’ala
Maha Melihat segala
perbuatan.
كَلامٌ Kalam (Berkata/Berfirman). Mustahil Allah
bersifat kelu
(bisu).
وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَى تَكْلِيمًا
Dan
berkata Allah Ta’ala
kepada Musa dengan
sempurna/sebenar-benarnya Berkata.
[An Nisa` (4) :
164]
Segala sesuatu dijadikan oleh Allah dengan
kalam-Nya, “Kun” (jadilah), maka jadilah segala sesuatu. Dengan Asma-Nya segala
sesuatu itu terjadi, dengan Asma-Nya segala sesuatu bermula, dan kepada-Nya
segala sesuatu kembali.
Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan, maka apabila Dia
menetapkan sesuatu urusan, Dia hanya berkata kepadanya: “Jadilah”, maka jadilah
ia. [QS. Al-Mu`min (40): 68]
Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki
sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia. [QS. Ya Sin
(36): 82]
Oleh Firman Tuhan langit dijadikan, oleh nafas dari
mulut-Nya segala tentara-Nya. [Mazmur 33:6]
Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi, Dia
memberi perintah, maka semuanya ada. [Mazmur 33:9]
Berfirmanlah Allah: “Jadilah…” [Kej.
1:3,6,9,11,14,20,24,26]
Maka
patut
bagi mu`min mu’taqad untuk banyak berdzikir kepada Allah Ta’ala dengan pengharapan Asma
Allah
Post a Comment