Ada Apa Di Hari Kiamat
Ada Apa Di Hari
Kiamat
Segala
puji hanya bagi Allah, yang telah mengajari manusia dengan perantara baca
tulis, dan mengajari mereka dengan apa yang mereka tidak ketahui. Segala puji
bagiNya yang telah mencipatkan manusia dan mengajari mereka dengan al-Bayan.
Shalawat dan salam teriring kepada insan
yang tidak pernah mengucap menurut hawa nafsunya, namun ucapan yang keluar
darinya adalah wahyu yang diwahyukan. Amma Ba'du:
Hakikat
Iman Pada Hari Kemudian
Kajian kita kali ini adalah yang
berkaitan dengan keimanan pada hari akhir. Sudah dimaklumi bersama bahwa
keimanan pada hari akhir merupakan rukun kelima dari rukun iman yang enam. Dan Allah
Azza wa jalla menegaskan hal itu adalah firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ لَّيۡسَ ٱلۡبِرَّ
أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمۡ قِبَلَ ٱلۡمَشۡرِقِ وَٱلۡمَغۡرِبِ وَلَٰكِنَّ ٱلۡبِرَّ
مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ ﴾ [البقرة: 177]
"Bukanlah menghadapkan wajahmu
ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan
itu ialah beriman kepada Allah, dan hari Kemudian..". (QS al-Baqarah: 177).
Demikian juga, berdasarkan sebuah sabda
Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam yang diriwayatkan dari Sahabat Umar bin
Khatab radhiyallahu 'anhu, dalam haditsnya Jibril yang mashur, yang mana beliau
berkata: "Rasulallahu Shalallahu 'alaihi wa sallam persabda:
قالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: « الإِيْمَانُ
أَنْ تُؤْمِنَ بالله ِوَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ » [رواه مسلم]
"Iman
adalah engkau mempercayai Allah, para malaikat, kitab, para rasul dan hari
kemudian, serta engkau mempercayai adanya takdir yang baik maupun yang
buruk". [1]
a.
Beriman
pada hari kemudian menjadikan pola kehidupan seorang muslim lebih tertata,
serta sensitif, sehingga menggerakkan anggota badan untuk giat beribadah.
Hal itu sebagaimana yang
dijelaskan oleh Allah Ta'ala dalam firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ إِنَّمَا يَعۡمُرُ
مَسَٰجِدَ ٱللَّهِ مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ
وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَلَمۡ يَخۡشَ إِلَّا ٱللَّهَۖ فَعَسَىٰٓ أُوْلَٰٓئِكَ أَن يَكُونُواْ
مِنَ ٱلۡمُهۡتَدِينَ ﴾ [التوبة: 18]
"Hanya saja orang-orang yang memakmurkan
masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari
Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut
(kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan
termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk". (QS
at-Taubah: 18).
Diantara
amalan tersebut ialah:
1. Jiwanya menjadi
sensitif, sehingga cepat tanggap terhadap nasehat.
Seperti
apa yang tercantum dalam firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ وَإِذَا طَلَّقۡتُمُ
ٱلنِّسَآءَ فَبَلَغۡنَ أَجَلَهُنَّ فَلَا تَعۡضُلُوهُنَّ أَن يَنكِحۡنَ أَزۡوَٰجَهُنَّ
إِذَا تَرَٰضَوۡاْ بَيۡنَهُم بِٱلۡمَعۡرُوفِۗ ذَٰلِكَ يُوعَظُ بِهِۦ مَن كَانَ مِنكُمۡ
يُؤۡمِنُ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِۗ ذَٰلِكُمۡ أَزۡكَىٰ لَكُمۡ وَأَطۡهَرُۚ
وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ وَأَنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ﴾ . (سورة البقرة 232)
"Apabila
kamu mencerai isteri-isterimu, lalu habis masa iddahnya, Maka janganlah kamu
(para wali) menghalangi mereka kawin lagi dengan calon suaminya, apabila telah
terdapat kerelaan di antara mereka dengan cara yang ma'ruf. Itulah yang
dinasehatkan kepada orang-orang yang beriman di antara kamu kepada Allah dan
hari kemudian. itu lebih baik bagimu dan lebih suci. Allah mengetahui, sedang
kamu tidak mengetahui". (QS
al-Baqarah: 232).
Dan
juga sebagaimana yang tersirat dalam firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ فَإِذَا بَلَغۡنَ
أَجَلَهُنَّ فَأَمۡسِكُوهُنَّ بِمَعۡرُوفٍ أَوۡ فَارِقُوهُنَّ بِمَعۡرُوفٖ وَأَشۡهِدُواْ
ذَوَيۡ عَدۡلٖ مِّنكُمۡ وَأَقِيمُواْ ٱلشَّهَٰدَةَ لِلَّهِۚ ذَٰلِكُمۡ يُوعَظُ بِهِۦ
مَن كَانَ يُؤۡمِنُ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِۚ وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجۡعَل
لَّهُۥ مَخۡرَجٗ ﴾ (سورة الطلاق 2)
"Apabila
mereka telah mendekati usai masa iddahnya, Maka rujukilah mereka dengan baik
atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi
yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena
Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah
dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan
baginya jalan keluar". (QS
ath-Thalaaq: 2).
2. Senang dalam
menggemban amanah.
Allah
Azza wa jalla berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ وَٱلۡمُطَلَّقَٰتُ
يَتَرَبَّصۡنَ بِأَنفُسِهِنَّ ثَلَٰثَةَ قُرُوٓءٖۚ وَلَا يَحِلُّ لَهُنَّ أَن يَكۡتُمۡنَ
مَا خَلَقَ ٱللَّهُ فِيٓ أَرۡحَامِهِنَّ إِن كُنَّ يُؤۡمِنَّ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ
ٱلۡأٓخِرِۚ وَبُعُولَتُهُنَّ أَحَقُّ بِرَدِّهِنَّ فِي ذَٰلِكَ إِنۡ أَرَادُوٓاْ إِصۡلَٰحٗاۚ
وَلَهُنَّ مِثۡلُ ٱلَّذِي عَلَيۡهِنَّ بِٱلۡمَعۡرُوفِۚ وَلِلرِّجَالِ عَلَيۡهِنَّ دَرَجَةٞۗ
وَٱللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ ﴾ (سورة البقرة
227).
"Wanita-wanita
yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru'. Tidak boleh
mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka
beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan suami-suaminya berhak merujukinya
dalam masa menanti itu, jika mereka (para suami) menghendaki ishlah. dan para
wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang
ma'ruf. akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada
isterinya. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (QS al-Baqarah: 228).
3. Bijak dalam
berinteraksi, serta jauh dari perbuatan tercela.
Sebagaimana yang digambarkan dalam sebuah
hadits, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dia berkata: "Bahwa
Rasulallahu Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
قالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: « مَنْ
كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يُؤْذِ جَارَهُ وَمَنْ كَانَ
يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ وَمَنْ كَانَ
يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ » [رواه
البخاري]
"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari
akhir, hendaknya tidak menyakiti tetangganya. Dan barang siapa benar-benar
beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya dia memuliakan tamunya,. Dan
barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia tidak
berkata kecuali yang baik atau diam".[2]
4. Tidak berani menerjang
larangan-larangan Allah Ta'ala.
Di riwayatkan dari Abu Sa'id al-Khudri
radhiyallahu 'anhu, dia berkata: "Rasulallahu Shalallahu 'alaihi wa sallam
pernah bersabda:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ «
لاَ يَحِلُّ لاِمْرَأَةٍ تُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ أَنْ تُسَافِرَ
سَفَرًا يَكُونُ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ فَصَاعِدًا إِلاَّ وَمَعَهَا أَبُوهَا أَوِ
ابْنُهَا أَوْ زَوْجُهَا أَوْ أَخُوهَا أَوْ ذُو مَحْرَمٍ مِنْهَا » [رواه مسلم] .
"Haram
bagi seorang perempuan yang beriman kepada Allah dan hari akhir, bepergian
selama tiga hari atau lebih melainkan harus ditemani oleh ayah atau anak, atau
suami, atau saudara atau mahramnya".[3]
Iman
Kepada Hari Kemudian
Yang dimaksud beriman kepada hari
akhri yaitu mengilmui dengan setiap perkara yang berkaitan dengan kejadian
setelah kematian seorang hamba sambil dibarengi keyakinan yang sempurna.
Dan keimanan ini mencakup berbagai
aspek, serta gambaran garis besarnya, mulai dari adanya siksa dan nikmat kubur,
hari kebangkitan, berkumpul dipadang mahsyar, penghitungan semua amal,
pembalasan, pembagian kitab, timbangan, telaga, melewati shirat, surga dan
neraka.
Dan gambaran globalnya dari
itu semua, yaitu:
1.
Kewajiban setiap muslim, tanpa terkecuali.
Dituntut untuk mengetahui serta menyakini, bahwa didalam kubur nanti ada nikmat
maupun siksa bagi penghuninya.
Hal itu sebagaimana yang disebutkan dalam
sebuah hadits, yang diriwayatkan dari Abu Sa'id radhiyallahu 'anhu, beliau
menceritakan: "Bahwa Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah
bersabda:
قَالَ رَسُولُ الله ِصَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: (( إِنَّمَا
الْقَبْرُ رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ أَوْ حُفْرَةٌ مِنْ حُفَرِ النَّار ِ
)) [رواه الترمذي وضعفه الألباني].
"Sesungguhnya kubur
itu tak ubahnya, bagaikan taman dari taman-taman surga atau lubang dari
lubang-lubang neraka". [4]
Adapun hadits diatas, walaupundi katakan
lemah oleh para Ulama, akan tetapi maknanya shahih, hal itu sebagaimana yang
telah di tunjukan oleh al-Qur'an serta hadits shahih lainnya dari Nabi
Shalallahu 'alaihi wa sallam.
Dan
cukup satu saja sebagai bukti akan keabsahan pernyataan diatas, yaitu firman
Allah Ta'ala:
قال الله تعالى : ﴿ وَحَاقَ بَِٔالِ
فِرۡعَوۡنَ سُوٓءُ ٱلۡعَذَابِ ٤٥ ٱلنَّارُ يُعۡرَضُونَ عَلَيۡهَا غُدُوّٗا وَعَشِيّٗاۚ
وَيَوۡمَ تَقُومُ ٱلسَّاعَةُ أَدۡخِلُوٓاْ ءَالَ فِرۡعَوۡنَ أَشَدَّ ٱلۡعَذَابِ ﴾ [غافر : 45-46]
"Dan
Fir'aun beserta kaumnya (mereka) dikelilingi oleh azab yang amat buruk. Kepada
mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya
kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke
dalam azab yang sangat keras". (QS
Ghaafir: 45-46).
2.
Adalah Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam
sebagai teladan kita, beliau biasa dalam do'anya berlindung kepada Allah dari
adzab kubur.
Hal itu sebagaimana yang dijelaskan
oleh Ibunda kaum Mukminin Aisyah radhiyallahu 'anha dalam sebuah hadits shahih
yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari.
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, bahwa
pernah pada suatu hari ada seorang wanita Yahudi berkunjung kerumahnya,
kemudian disela-sela pembicaraanya, wanita tersebut menyebut masalah adzab
kubur. Maka Aisyah mengatakan padanya semoga Allah melindungimu dari adzab
kubur.
Tatkala Rasulallah datang,
maka Aisyah menanyakan kepada beliau tentang adzab kubur. Dan beliau menjawab;
'Ia, adzab kubur itu ada'.
قَالَتْ عَائِشَةُ رَضَيَ اللهُ عَنْهَا :(( فَمَا
رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ صَلَّى صَلَاةً إِلَّا تَعَوَّذَ
مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ)) [رواه البخاري] .
Aisyah
mengatakan: "Tidak pernah saya melihat Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa
sallam mengerjakan sebuah sholat melainkan pasti meminta perlindungan kepada
Allah dari adzab kubur". [5]
3.
Beliau
Shalallahu 'alaihi wa sallam juga menekankan umatnya agar berlindung dari adzab
kubur.
Seperti yang ditegaskan dalam
haditsnya Aisyah radhiyallahu 'anha dalam sebuah haditsnya. Diriwayatkan dari
Aisyah bahwasannya Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam menyuruh umatnya
agar mereka berlindung dari adzab kubur.[6]
4.
Adanya
hadits shahih yang mengabarkan pada kita sebagian orang yang mendapat adzab
kubur.
Dalam sebuah hadits yang shahih dari
Rasulallah, mengabarkan kepada kita beberapa orang yang akan mendapat adzab
kubur, diantaranya;
Haditsnya
Abu Ayub Radhiyallahu 'anhu. Diriwayatkan darinya, di mana beliau menceritakan:
((خَرَجَ النَّبِيُّ
صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ , قَدْ وَجَبَتْ الشَّمْسُ فَسَمِعَ صَوْتًا
فَقَالَ يَهُودُ تُعَذَّبُ فِي قُبُورِهَا)) [رواه البخاري] .
"Pada
suatu hari Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah keluar tatkala matahari
hampir tenggelam, lalu beliau mendengar ada suara, maka beliau bersabda: '(Itu
adalah suaranya) orang Yahudi yang sedang diadzab di dalam kuburnya". [7]
Dalam hadits yang lain, dijelaskan dari
sahabat Abdullah bin Abbas radhiyallahu 'anhu, beliau mengatakan; 'Bahwasannya
Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah melewati dua kuburan yang penghuninya
sedang diadzab, maka beliau bersabda:
فَقَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ : (( إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ
فِي كَبِيرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لَا يَسْتَتِرُ مِنْ الْبَوْلِ وَأَمَّا
الْآخَرُ فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ ثُمَّ أَخَذَ جَرِيدَةً رَطْبَةً فَشَقَّهَا
بِنِصْفَيْنِ ثُمَّ غَرَزَ فِي كُلِّ قَبْرٍ وَاحِدَةً فَقَالُوا يَا رَسُولَ
اللَّهِ لِمَ صَنَعْتَ هَذَا فَقَالَ لَعَلَّهُ أَنْ يُخَفَّفَ عَنْهُمَا مَا لَمْ
يَيْبَسَا )) [ رواه البخاري ] .
"Seunggguhnya
kedua penghuni kubur ini sedang diadzab, tidaklah mereka diadzab dalam
permasalahan yang besar. Adapun yang pertama, dia diadzab karena dirinya tidak
menutup aurat ketika sedang kencing. Sedangkan yang satunya lagi, maka dia
diadzab karena senang mengadu domba". Kemudian beliau mengambil pelepah kurma
yang masih basah, lalu membelah menjadi dua, dan meletakkan diatas tiap kubur
tadi. Maka para Sahabat merasa heran dengan tindakan Rasulallah, sehingga
mereka bertanya: "Ya Rasulallah, kenapa engkau lakukan ini? Semoga Allah
meringankan adzabnya selagi pelepah kurma ini belum kering, jawab beliau
Shalallahu 'alaihi wa sallam".
[8]
Itu beberapa bukti adanya siksa kubur
bagi penghuninya. Sedangkan diantara nikmat kubur yang akan diperoleh adalah,
seperti yang telah datang penjelasannya dalam haditsnya Abu Darda radhiyallahu
'anhu. Yang isinya menyatakan bahwa tidak ada seorang manusiapun, tanpa
terkecuali, baik laki maupun perempuan, ketika mereka meninggal dunia, kemudian
dikubur melainkan ruhnya akan langsung dikembalikan kedalam jasadnya, begitu
selesai acara pemakaman.
Lalu datanglah dua orang malaikat,
yang kemudian keduanya mendudukannya dan menanyakan padanya empat pertanyaan:
Pertanyaan
pertama: Siapa Rabbmu?.
Yang
kedua: Apa agamamu?.
Yang
ketiga: Siapa Nabimu?
Dan
yang keempat: Dari mana kamu memperoleh jawaban pertanyaan-pertanyaan diatas.
Jika seandainya dia mampu menjawab
keempat pertanyaan tersebut, maka Allah Ta'ala dengan cepat segera memberitahu
tentang keberhasilan dalam ujian yang baru saja dikerjakannya. Setelah itu,
Allah Ta'ala menyuruh para malaikat agar memberikan padanya enam hadiah
sekaligus, sedang dia masih berada di dalam kuburnya. Enam hadiah tersebut
yaitu:
Pertama:
Kasur dari surga.
Kedua:
Pakaian dari surga.
Ketiga:
Dibukakan baginya pintu menuju surga, sehingga bau surga datang mengalir
semerbak kedalam kuburnya, lalu di perlihatkan padanya keindahan surga dan para
penduduknya serta segala macam isi yang ada di dalamnya.
Keempat:
Berita gembira, kalau dirinya telah mengantongi tiket masuk surga serta
termasuk sebagai calon tetap penghuni surga sedangkan ia masih di dalam
kuburnya.
Kelima:
Diluaskan kuburnya sejauh mata memandang.
Keenam:
Kuburnya diterangi dengan cahaya yang terang benderang.
Untuk lebih jelaskan simaklah hadits
berikut ini. Dari Baraa' bin Azib radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi Shalallahu
'alaih wa sallam pernah menyebutkan seorang hamba yang beriman apabila telah
dipendam didalam kuburnya, beliau menceritakan:
فَقَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ : (( فَتُعَادُ
رُوحُهُ فِي جَسَدِهِ فَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ. فَيَقُولاَنِ لَهُ
مَنْ رَبُّكَ؟.فَيَقُولُ رَبِّيَ اللهُ . فَيَقُولاَنِ لَهُ مَادِينُكَ؟ فَيَقُولُ
دِينِيَ الْإِسْلَامُ . فَيَقُولاَنِ لَهُ مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ
فِيكُمْ؟ . فَيَقُولُ هُوَ رَسُولُ اللهِ r . فَيَقُولاَنِ لَهُ وَمَا عِلْمُكَ؟ فَيَقُولُ قَرَأْتُ كِتَابَ اللهِ فَآمَنْتُ
بِهِ وَصَدَّقْتُ. فَيُنَادِي مُنَادٍ فِي السَّمَاءِ أَنْ صَدَقَ عَبْدِي
فَافْرِشُوهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَأَلْبِسُوهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَافْتَحُوا لَهُ
بَابًا إِلَى الْجَنَّةِ . قَالَ: فَيَأْتِيهِ مِنْ رَوْحِهَا وَطِيبِهَا
وَيُفْسَحُ لَهُ فِي قَبْرِهِ مَدَّ بَصَرِهِ . وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ حَسَنُ
الْوَجْهِ حَسَنُ الثِّيَابِ طَيِّبُ الرِّيحِ , فَيَقُولُ: أَبْشِرْ بِالَّذِي
يَسُرُّكَ هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ فَيَقُولُ لَهُ : مَنْ أَنْتَ
فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِيءُ بِالْخَيْرِ ؟. فَيَقُولُ أَنَا عَمَلُكَ الصَّالِحُ
، فيقُولُ : رَبِّ أَقِمْ السَّاعَةَ
حَتَّى أَرْجِعَ إِلَى أَهْلِي وَمَالِي )) [رواه أحمد، وأبو داود وصححه الألباني]
"Maka
ruh orang tersebut dikembalikan kedalam jasadnya, lalu datanglah dua malaikat,
kemudian keduanya mendudukannya, dan bertanya:
Siapa
Rabbmu? Ia menjawab; 'Rabbku adalah Allah'. Keduanya bertanya lagi; 'Apa agamamu?
Agamaku Islam, jawabnya. Siapa orang ini yang telah diutus ditengah-tengah
kalian? Dia adalah Rasulallah. Apa dasarmu? Saya membaca di al-Qur'an maka saya
beriman dengannya dan membenarkannya.
Setelah
selesai, dan dia mampu menjawab semua pertanyaan tadi, maka terdengar suara
dari langit, Sesungguhnya benar apa yang dikatakan oleh hambaKu, berilah ia
kasur dari surga, pakaikan padanya pakaian dari surga, lalu bukakan baginya
pintu menuju surga.
Kemudian
datanglah bau surga serta keindahannya, dan diluaskan kuburnya sejauh mata
memandang. Lalu datanglah seorang laki-laki yang bagus rupanya, berpakaian
indah dan berbau wangi dan mengatakan padanya; 'Kabar gembira dengan segala
yang menyenangkanmu, inilah hari yang telah dijanjikan padamu. Ia bertanya pada orang tersebut; 'Siapa kamu,
duhai orang yang wajahnya membawa kebaikan?. Saya adalah amal sholehmu,
jawabnya. Lantas ia berdo'a; 'Ya Allah, segera tegakkan hari kiamat sampai
kiranya saya bisa kembali pada keluarga dan hartaku".[9]
Sedangkan adanya adzab kubur, maka
hal ini telah dijelaskan dalam haditsnya Abu Darda radhiyallahu 'anhu,
dikatakan bahwasannya tidaklah seorangpun baik kafir maupun munafik, laki
maupun perempuan yang meninggal dunia, kemudian di pendam didalam kuburnya
melainkan pasti akan dikembalikan ruh kedalam tubuhnya, langsung setelah
selesai acara pemakamannya.
Lalu datanglah di dalam kuburnya dua
malaikat, lantas keduanya mendudukannya dan bertanya sama seperti
pertanyaan-pertanyaan diatas. Namun apabila dirinya tidak mampu menjawab dari
pertanyaan tersebut, maka Allah Ta'ala segera memberitahu tentang kegagalannya,
dan memerintahkan agar ia diberi empat hal. Tahukah kalian apa empat hal
tersebut? yaitu:
Pertama:
Pakaian dari neraka.
Kedua:
Dibukakan pintu dari kuburnya menuju neraka, sehingga panas dan hawa neraka
masuk ke dalam kuburnya.
Ketiga:
Dipersempit kuburnya, sampai-sampai meremuk seluruh tulang-belualngnya.
Keempat:
Kabar buruk sedangkan ia didalam kuburnya, baginya setempel calon penduduk
neraka.
Hal itu sebagaimana yang tercantum di
dalam haditsnya Baraa' bin Azib radhiyallahu 'anhu, beliau mengatakan:
"Bahwa Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda tentang orang
kafir apabila telah dipendam dalam kuburnya. Beliau bersabda:
فَقَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ : ((فَتُعَادُ رُوحُهُ
فِي جَسَدِهِ ، وَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ . فَيَقُولاَ نِ لَهُ مَنْ
رَبُّكَ؟. فَيَقُولُ هَاهْ هَاهْ لاَ أَدْرِي. فَيَقُولاَنِ لَهُ مَا دِينُكَ؟. فَيَقُولُ
هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي. فَيَقُولاَنِ لَهُ مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ
فِيكُمْ؟. فَيَقُولُ هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي. فَيُنَادِي مُنَادٍ مِنْ السَّمَاءِ
أَنْ كَذَبَ فَافْرِشُوا لَهُ مِنْ النَّارِ وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى
النَّارِ. فَيَأْتِيهِ مِنْ حَرِّهَا وَسَمُومِهَا وَيُضَيَّقُ عَلَيْهِ قَبْرُهُ
حَتَّى تَخْتَلِفَ فِيهِ أَضْلَاعُهُ. وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ قَبِيحُ الْوَجْهِ
قَبِيحُ الثِّيَابِ مُنْتِنُ الرِّيحِ .فَيَقُولُ أَبْشِرْ بِالَّذِي يَسُوءُكَ
هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ .فَيَقُولُ مَنْ أَنْتَ فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ
يَجِيءُ بِالشَّرِّ ؟ فَيَقُولُ أَنَا عَمَلُكَ الْخَبِيثُ. فَيَقُولُ رَبِّ لَا
تُقِمِ السَّاعَةَ )) [ رواه أحمد، وأبو داود، وصححه الألباني]
"Lalu setelah itu,
ruhnya di kembalikan kedalam tubuhnya. Datanglah dua malaikat, lantas
mendudukkannya, dan bertanya: "Siapa Rabbmu? Dia menjawab: "Hah..hah
saya tidak tahu". Keduanya bertanya lagi: "Apa agamamu? Dia masih
menjawa: " Hah..hah saya tidak tahu". Siapa laki-laki ini yang telah
diutus diantara kalian? Hah..hah saya tidak tahu, jawabnya.
Maka
terdengar suara dari langit, sungguh dusta apa yang ia ucapkan, berilah dia
kasur dari neraka, bukakan untuknya pintu neraka. Lalu merembaslah hawa, bau
dan panasnya neraka kedalam kuburnya. Kuburnya menjadi sempit sehingga tulang
belulangnya menjadi remuk. Dalam keadaan seperti itu, datanglah seorang
laki-laki yang berwajah buruk, pakaiannya jelek, dan baunya busuk, sembari
mengatakan: 'Kabar untukmu yang telah berbuat buruk, inilah hari yang dulu
pernah dijanjikan padamu". Siapa kamu, wajahmu mendatangkan keburukan?
Tanyanya. Sayalah amalan burukmu, jawab orang tersebut. Maka iapun berdo'a: 'Ya
Allah, tangguhkanlah kiamat itu".[10]
Saudaraku semoga Allah merahmati
kalian. Manusia didalam kegelapan kubur berada diantara dua hal, mendapat
nikmat atau adzab. Hal itu sampai tegak hari kiamat kelak, dan apabila kiamat
telah datang maka Allah Ta'ala mengembalikan ruh mereka kedalam tubuhnya ketika
berada didunia, setelah itu Allah lalu menghidupkan mereka. Sebagaimana yang
tersirat dalam firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
قال الله تعالى : ﴿ ذَٰلِكَ بِأَنَّ
ٱللَّهَ هُوَ ٱلۡحَقُّ وَأَنَّهُۥ يُحۡيِ ٱلۡمَوۡتَىٰ وَأَنَّهُۥ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ
قَدِيرٞ ﴾ [سورة الحج: 6]
"Yang demikian itu, karena sesungguhnya
Allah, Dialah ilah yang benar dan sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala
yang mati dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS
al-Hajj: 6).
Dalam hadits disebutkan, dari Abdullah
bin Amr radhiyallahu 'anhu, beliau berkata: "Saya pernah mendengar
Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ
يَقُوْلُ: (( ثُمَّ يُنْزِلُ
اللَّهُ مَطَرًا كَأَنَّهُ الطَّلُّ أَوِ
الظِّلُّ فَتَنْبُتُ مِنْهُ أَجْسَادُ
النَّاسِ )) [ رواه مسلم ] .
"Kemudian
Allah menurunkan hujan seperti gerimis atau deras maka hujan tersebut
menumbuhkan jasad manusia".[11]
Inilah beberapa fase perjalanan
seorang manusia setelah kematiannya lalu dikubur hingga ia dibangkitkan dan
dikumpulkan oleh Allah Ta'ala sehingga ia mengetahui, apakah sebagai penghuni
surga atau neraka:
ý Apabila Allah telah menghendaki
agar manusia hidup kembali, maka Dia menyuruh bumi menghimpun mereka agar
keluar dari dalam kuburnya.
Hal
itu sebagaimana yang dijelaskan dalam firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ ثُمَّ إِذَا دَعَاكُمۡ
دَعۡوَةٗ مِّنَ ٱلۡأَرۡضِ إِذَآ أَنتُمۡ تَخۡرُجُونَ ﴾ [سورة الروم: 25]
"Kemudian apabila Dia memanggil kalian
sekali panggil dari bumi, maka seketika itu (juga) kamu keluar (dari dalam
kubur)". (QS ar-Ruum: 25).
Dalam
ayat yang lain Allah Azza wa jalla berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ وَٱسۡتَمِعۡ يَوۡمَ
يُنَادِ ٱلۡمُنَادِ مِن مَّكَانٖ قَرِيبٖ ٤١ يَوۡمَ يَسۡمَعُونَ ٱلصَّيۡحَةَ بِٱلۡحَقِّۚ
ذَٰلِكَ يَوۡمُ ٱلۡخُرُوجِ ٤٢ إِنَّا نَحۡنُ نُحۡيِۦ وَنُمِيتُ وَإِلَيۡنَا ٱلۡمَصِيرُ
٤٣ يَوۡمَ تَشَقَّقُ ٱلۡأَرۡضُ عَنۡهُمۡ سِرَاعٗاۚ ذَٰلِكَ حَشۡرٌ عَلَيۡنَا يَسِير
﴾ [سورة ق : 41-44]
"Dan dengarkanlah (seruan) pada hari
penyeru (malaikat) menyeru dari tempat yang dekat. (Yaitu) pada hari mereka
mendengar teriakan dengan sebenar-benarnya itulah hari ke luar (darid dalam
kubur). Sesungguhnya Kami menghidupkan dan mematikan dan hanya kepada Kami-lah
tempat kembali (semua makhluk). (Yaitu) pada hari bumi terbelah-belah
menampakkan mereka (lalu mereka ke luar) dengan cepat. Yang demikian itu adalah
pengumpulan yang mudah bagi Kami". (QS Qaaf: 41-44).
ý Rasulallah
Shalallahu 'alaihi wa sallam adalah orang pertama yang bangkit dari kuburnya.
Seperti tercantum dalam hadits shahih,
yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau menceritakan:
"Rasulallahu Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ «
أَنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَوَّلُ مَنْ يَنْشَقُّ عَنْهُ
الْقَبْرُ وَأَوَّلُ شَافِعٍ وَأَوَّلُ مُشَفَّعٍ» [رواه مسلم ] .
"Aku adalah penghulu anak cucu Adam, Pada
hari kiamat kelak. Aku adalah orang pertama yang dibangkitkan dari dalam kubur,
dan orang pertama yang meminta syafa'at dan diizinkan memberi syafa'at".[12]
ý Apabila manusia
telah bangkit dari dalam kuburnya, maka tiap orang berdiri disisi kuburnya
menunggu perintah selanjutnya untuk berkumpul di Mahsyar.
Sebagaimana
yang telah dijelaskan dalam firmannya Allah Azza wa jalla:
قال الله تعالى : ﴿ وَنُفِخَ فِي ٱلصُّورِ فَصَعِقَ مَن فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَن فِي ٱلۡأَرۡضِ
إِلَّا مَن شَآءَ ٱللَّهُۖ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخۡرَىٰ فَإِذَا هُمۡ قِيَامٞ يَنظُرُونَ ﴾ [سورة
الزمر : 68]
"Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah
siapa yang ada di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah.
Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri
menunggu (putusannya masing-masing)". (QS az-Zumar: 68).
Dalam hadits, hal senada juga telah
dijelaskan, hal itu sebagaimana yang dikatakan ole Abdullah bin Amr
radhiyallahu 'anhu: "Saya pernah mendengar Rasulallah Shalallahu 'alaihi
wa sallam bersabda:
سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ
يَقُوْلُ: (( ثُمَّ يُنْفَخُ فِى الصُّورِ فَلاَ يَسْمَعُهُ أَحَدٌ إِلاَّ
أَصْغَى فَيَصْعَقُ النَّاسُ ثُمَّ يُنْزِلُ اللهُ مَطَرًا كَأَنَّهُ الطَّلُّ أَوِ الظِّلُّ فَتَنْبُتُ مِنْهُ أَجْسَادُ النَّاسِ ثُمَّ
يُنْفَخُ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ ثُمَّ يُقَالُ يَا
أَيُّهَا النَّاسُ هَلُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ. وَقِفُوهُمْ إِنَّهُمْ مَسْئُولُونَ ))
[ رواه مسلم ]
"Kemudian sangkakala ditiup, maka tidak ada
seorangpun yang mendengarnya melainkan pasti semuanya mati. Setelah itu Allah
menurunkan hujan gerimis atau deras yang menumbuhkan jasad mereka. Lalu
sangkakala ditiup sekali lagi, maka mereka berdiri menunggu (perintah
selanjutnya). Kemudian terdengar suara yang menyeru; 'Wahai manusia kemarilah
kepada Rabb kalian'. Lalu mereka berhenti menunggu, sesungguhnya mereka semua
akan ditanya (tentang amalannya)".[13]
Bila semua orang telah bangkit dari
kuburnya, Allah Ta'ala kemudian menyuruh menggiring dan mengumpulkan mereka
disatu tempat, guna mempertanggang jawabkan amalannya masing-masing tatkala
didunia, dan menerima balasan atas
amalannya tersebut, jika baik maka ia memetik yang baik, dan bila amalannya
jelek maka dia juga akan mengunduh hasilnya. Hal itu, sebagaimana yang Allah
Ta'ala firmankan dalam ayatnya:
قال الله تعالى : ﴿ وَإِنَّ رَبَّكَ
هُوَ يَحۡشُرُهُمۡۚ إِنَّهُۥ حَكِيمٌ عَلِيمٞ ﴾ [سورة الحجر: 25]
"Sesungguhnya
Tuhanmu, Dia-lah yang akan menghimpunkan mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha
Bijaksana lagi Maha mengetahui".
(QS al-Hijr: 25).
Dalam
ayat yang lain, Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ يَوۡمَ تَشَقَّقُ
ٱلۡأَرۡضُ عَنۡهُمۡ سِرَاعٗاۚ ذَٰلِكَ حَشۡرٌ عَلَيۡنَا يَسِيرٞ ﴾ [سورة ق: 44]
"(Yaitu) pada hari di mana bumi terbelah,
menampakkan mereka (lalu mereka ke luar) dengan cepat. yang demikian itu adalah
pengumpulan yang mudah bagi Kami". (QS Qaaf: 44).
Dalam
sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Sahabat Abu Hurairah
radhiyallah 'anhu, beliau berkata: "Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa
sallam pernah bersabda:
قاَلَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: ((يَجْمَعُ
اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْأَوَّلِينَ وَالْآخِرِينَ فِي صَعِيدٍ وَاحِدٍ
فَيُسْمِعُهُمْ الدَّاعِي وَيَنْفُذُهُمْ الْبَصَرُ وَتَدْنُو الشَّمْسُ
فَيَبْلُغُ النَّاسَ مِنْ الْغَمِّ وَالْكَرْبِ مَا لَا يُطِيقُونَ وَمَا لَا
يَحْتَمِلُونَ )) [ رواه مسلم]
"Kelak pada hari kiamat Allah akan
mengumpukan seluruh makhluk, dari generasi pertama sampai yang paling akhir
disatu tempat. Lalu mereka dipanggil, yang memalingkan seluruh pandangan
kearahnya. Kemudian matahari didekatkan pada mereka, sehingga manusia pada saat
itu dalam kesulitan dan kepayahan yang tidak sanggup lagi mereka rasakan".[14]
Al-Hasyr
( Pengumpulan Makhluk )
Yang di maksud dengan al-Hasyr yaitu
hari di mana semua orang dihimpun dalam satu tempat. Hal itu sebagaimana yang
termaksud dalam bahasa al-Qur'an, seperti yang Allah Azza wa jalla firmankan:
"Maka Dia mengumpulkan
(pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya". (QS
an-Nazi'at: 23).
Dalam
ayat lain, lebih jelas bahwa makna al-Hasyr adalah mengumpulkan, seperti
firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ فَأَرۡسَلَ فِرۡعَوۡنُ
فِي ٱلۡمَدَآئِنِ حَٰشِرِينَ ة﴾ [ الشعراء : 53 ]
"Kemudian Fir'aun mengirimkan orang yang
mengumpulkan (tentaranya) ke kota-kota".
(QS
asy-Syu'araa: 53).
ý Tempat penghimpunan
tersebut nanti terjadi di Syam, yang ada pada saat sekarang ini.
Hal itu sebagaimana yang tercantum
dalam hadits hasan yang diriwayatkan dari Sahabat Mu'awiyah al-Bahzi
radhiyallahu 'anhu. Bahwasannya Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah
bersabda:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ قَالَ: ((
تُحْشَرُونَ هَاهُنَا وَأَوْمَأَ بِيَدِهِ إِلَى نَحْوِ الشَّامِ )) [ رواه أحمد
وحسنه الألباني ] .
"Mereka
semua nanti akan dikumpulkan disana. kemudian beliau mengisyaratkan tangannya
kearah Syam".[15]
Namun mereka, akan berkumpul tidak lagi berada diatas bumi ini, tidak
pula dibawah kolong langit ini. Hal itu, sebagimana ditegaskan dalam firman
Allah Subhanahu wa ta'ala:
قال الله تعالى : ﴿ يَوۡمَ تُبَدَّلُ
ٱلۡأَرۡضُ غَيۡرَ ٱلۡأَرۡضِ وَٱلسَّمَٰوَٰتُۖ وَبَرَزُواْ لِلَّهِ ٱلۡوَٰحِدِ ٱلۡقَهَّارِ
﴾ [سورة إبراهيم: 48]
"(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti
dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan meraka semuanya berkumpul
(di padang Mahsyar) menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha
Perkasa". (QS Ibrahim: 48).
ý Padang Mahsyar nanti
berwarna putih yang tidak terlihat bekas hunian diatasnya.
Hal itu sebagaimana dikatakan oleh
Imam Nawawi dalam syarh Muslim. Pada sebuah hadits, Dari Sahl bin Sa'ad
radhiyallahu 'anhu, beliau mencertikan: "Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa
sallam pernah bersabda:
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ :(( يُحْشَرُ
النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى أَرْضٍ بَيْضَاءَ عَفْرَاءَ كَقُرْصَةِ
النَّقِيِّ لَيْسَ فِيهَا عَلَمٌ لِأَحَدٍ )) [رواه البخاري ومسلم]
"Kelak pada hari kiamat manusia akan
digiring ke tanah putih, bagaikan bulatan yang bersih, yang tak bertanda ada penghuni sebelumnya". [16]
ý Manusia dihimpun
setelah bangkit dari kuburnya menuju mauqif, lalu dibagi menjadi tiga golongan.
Ada yang naik kendaraan, Sambil
berjalan kaki, dan golongan terakhir berjalan sambil menyeret wajahnya. Hal
itu, seperti yang dikatakan dalam haditsnya Mu'awiyah al-Bahzi, bahwa Nabi
Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ قَالَ: ((
تُحْشَرُونَ هَاهُنَا وَأَوْمَأَ بِيَدِهِ إِلَى نَحْوِ الشَّامِ رُكْبَانًا
وَمُشَاةً وَعَلَى وُجُوهِكُم )) [ رواه أحمد وحسنه الألباني ] .
"Mereka semua nanti akan dikumpulkan
disana. kemudian beliau mengisyaratkan tangannya kearah Syam. Mereka ada yang
naik diatas kendaraan, berjalan dengan kaki telanjang, dan berjalan terbalik
menggunakan wajahnya". [17]
Golongan pertama: Orang yang naik kendaraan. Mereka adalah
orang-orang beriman yang setelah dibangkitkan dari kuburnya naik kendaraan
menuju padang Mahsyar. Allah Azza wa jalla berfirman menjelaskan hal itu:
قال الله تعالى : ﴿ يَوۡمَ نَحۡشُرُ
ٱلۡمُتَّقِينَ إِلَى ٱلرَّحۡمَٰنِ وَفۡدٗا ﴾ [سورة مريم : 85]
"(Ingatlah) hari (ketika) Kami mengumpulkan
orang-orang yang takwa kepada Tuhan yang Maha Pemurah sebagai perutusan yang
terhormat". (QS Maryam: 85).
Sebagaimana yang telah disebutkan dimuka, dari
haditsnya Mu'awiyah al-Bahzi, bahwasannya Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda: "Mereka semua nanti akan dikumpulkan, dengan naik diatas
kendaraan..".[18]
Dan dalam haditsnya Abu Hurairah
radhiyallahu 'anhu, Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ : (( يُحْشَرُ
النَّاسُ عَلَى ثَلَاثِ طَرَائِقَ رَاغِبِينَ رَاهِبِينَ اثْنَانِ عَلَى بَعِيرٍ
وَثَلَاثَةٌ عَلَى بَعِيرٍ وَأَرْبَعَةٌ عَلَى بَعِيرٍ وَعَشَرَةٌ عَلَى بَعِيرٍ ))
[رواه البخاري ومسلم]
"Manusia akan di kumpulkan (pada hari
kiamat) menjadi tiga golongan, mereka semua berada dalam rasa harap dan cemas.
(ada yang) Dua orang naik onta, tiga orang naik onta, empat orang naik onta,
dan sepuluh orang naik onta".[19]
Golongan kedua: Kelompok yang berjalan kaki. Mereka adalah
kaum muslimin yang berbuat maksiat, para pendosa. Mereka semua, setelah bangkit
dari kubur akan berjalan dengan kedua kakinya menunju padang Mahsyar. Allah
Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ وَنَسُوقُ ٱلۡمُجۡرِمِينَ
إِلَىٰ جَهَنَّمَ وِرۡدٗا ﴾ [سورة مريم : 86]
"Dan Kami akan menghalau orang-orang yang
durhaka ke neraka Jahannam dalam Keadaan dahaga". (QS
Maryam: 86).
Dan dalam hadits terdahulu, dimana Nabi
Shalallahau 'alaihi wa sallam bersabda: "Mereka semua nanti akan
dikumpulkan berjalan dengan kaki telanjang..".[20]
Golongan ketiga: Golongan yang diseret dengan wajahnya. Mereka
adalah orang-orang kafir, setelah dibangkitkan dari dalam kuburnya mereka semua
akan digiring kepadang Mahsyar, berjalan terbalik diseret dengan menggunakan
wajahnya. Hal itu, sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah Azza wa jalla:
قال الله تعالى : ﴿ وَنَحۡشُرُهُمۡ يَوۡمَ
ٱلۡقِيَٰمَةِ عَلَىٰ وُجُوهِهِمۡ عُمۡيٗا وَبُكۡمٗا وَصُمّٗاۖ مَّأۡوَىٰهُمۡ جَهَنَّمُۖ
كُلَّمَا خَبَتۡ زِدۡنَٰهُمۡ سَعِيرٗا ﴾ [سورة الإسراء: 97]
"Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada
hari kiamat (diseret) atas muka mereka dalam Keadaan buta, bisu dan pekak. Dan
tempat kediaman mereka adalah neraka Jahannam yang tiap kali nyala api Jahannam
itu akan padam, Kami tambah lagi bagi mereka nyalanya". (QS al-Israa: 97).
Dan seperti yang diriwayatkan dari
Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, beliau menceritakan: "Bahwasannya
pernah ada seseorang yang bertanya kepada Nabi: 'Wahai Nabi Allah, bagaimana
mungkin orang kafir itu diseret dengan mukanya? Beliau menjawab: "Bukankah
Dzat yang menjadikan dirinya bisa berjalan dengan kedua kakinya didunia, mampu
untuk menjadikan dirinya berjalan dengan mukanya pada hari kiamat!?. Berkata
Qatadah, salah seorang perawi hadits; 'Benar, demi Kemulian Rabb kami'.[21]
Selaras dengan ini, adalah haditsnya
Abu Hurairah dimuka, bahwasannya Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah
bersabda:
قَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: ((يحْشَرُ
النَّاسُ عَلَى ثَلَاثِ طَرَائِقَ رَاغِبِينَ رَاهِبِينَ وَاثْنَانِ عَلَى بَعِيرٍ
وَثَلَاثَةٌ عَلَى بَعِيرٍ وَأَرْبَعَةٌ عَلَى بَعِيرٍ وَعَشَرَةٌ عَلَى بَعِيرٍ
وَتحْشُرُ بَقِيَّتَهُمْ النَّارُ تَقِيلُ مَعَهُمْ حَيْثُ قَالُوا وَتَبِيتُ
مَعَهُمْ حَيْثُ بَاتُوا وَتُصْبِحُ مَعَهُمْ حَيْثُ أَصْبَحُوا وَتُمْسِي
مَعَهُمْ حَيْثُ أَمْسَوْا )) [ رواه البخاري ومسلم ]
"Manusia akan di kumpulkan (pada hari
kiamat) menjadi tiga golongan, mereka semua berada dalam rasa harap dan cemas.
(ada yang) Dua orang naik onta, tiga orang naik onta, empat orang naik onta,
dan sepuluh orang naik onta. Sisanya akan digiring oleh neraka, panasnya akan
mengiringi qailulah[22] mereka dimana mereka
tidur, ia akan mengiringi menginap dimana mereka mendapati tempat menginap, dan
ia akan terjaga di mana mereka bangun dari tidurnya, dan ia akan berjalan
mengiringi kemanapun mereka pergi".[23]
Adapun orang-orang yang beriman maka
mereka berharap, sedangkan para pendosa maka mereka tercekam dalam kegundahan,
dan orang-orang kafir merekalah orang-orang yang merugi dengan siksa api
neraka.
ý Mereka semua akan
dikumpulkan dalam keadaan telanjang kaki belum dikhitan.
Hal itu, sebagaimana yang ditegaskan
dalam haditsnya Aisyah radhiyallahu 'anha, beliau menceritakan:
"Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( تُحْشَرُونَ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلاً فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ
النِّسَاءُ وَالرِّجَالُ جَمِيعًا يَنْظُرُ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ قَالَ r يَا عَائِشَةُ الْأَمْرُ أَشَدُّ مِنْ أَنْ يَنْظُرَ
بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ )) [ رواه البخاري ومسلم ]
"Mereka semua akan dikumpulkan dalam
keadaan bertelanjang kaki, tidak berpakaian dan belum dikhitan. Maka saya
tanyakan pada beliau: "Wahai Rasulallah, laki dan perempuan, nanti mereka
akan saling melihat auratnya satu sama lain? Beliau mengatakan: 'Wahai Aisyah,
perkaranya lebih besar, dari hanya sekedar melihat auratnya satu sama
lain".[24]
ý Setelah mereka
sampai dipadang Mahsyar, maka turun perintah agar mereka menunggu sambil
berdiri.
Allah
Azza wa jalla berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ wr& `Ýàt y7Í´¯»s9'ré& Nåk¨Xr& tbqèOqãèö6¨B . BQöquÏ9
8LìÏàtã tPöqt ãPqà)t â¨$¨Z9$#
Éb>tÏ9 tûüÏHs>»yèø9$#
﴾ [سورة المطففين: 4-6]
"Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa
sesungguhnya mereka akan dibangkitkan. Pada suatu hari yang besar. (yaitu) hari
(ketika) manusia berdiri menghadap Allah, Tuhan semesta alam?. (QS
al-Muthaffifiin: 4-6).
Dalam
ayat yang lain Allah Ta'ala berfirman:
"Dan tahanlah mereka (di tempat perhentian)
karena sesungguhnya mereka akan ditanya".
(QS
ash-Shaffaat: 24).
ý Mereka terus
demikian keadaannya tanpa berubah sampai datangnya Sang Pemutus yaitu Allah
Tabaraka wa ta'ala.
Hal
itu, seperti yang digambarkan dalam ayat, dimana Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ إِنَّ رَبَّكَ يَقۡضِي
بَيۡنَهُم بِحُكۡمِهِۦۚ وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡعَلِيمُ ﴾ [سورة النمل : 78]
"Sesungguhnya Tuhanmu akan menyelesaikan
perkara antara mereka dengan keputusan-Nya, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha
Mengetahui". (QS
an-Naml: 78).
Juga
berdasarkan firmanNya Azza wa jalla:
قال الله تعالى : ﴿ وَٱللَّهُ يَقۡضِي
بِٱلۡحَقِّۖ وَٱلَّذِينَ يَدۡعُونَ مِن دُونِهِۦ لَا يَقۡضُونَ بِشَيۡءٍۗ إِنَّ ٱللَّهَ
هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ ﴾ [سورة غافر: 20]
"Dan Allah menghukum dengan keadilan, dan
sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah tiada dapat menghukum mereka
dengan sesuatu apapun. Sesungguhnya Allah, Dia-lah yang Maha Mendengar lagi
Maha Melihat". (QS Ghaafir: 20).
ý Waktu Mereka untuk menunggu
adalah selama Lima Puluh ribu tahun sambil berdiri.
Hal itu berdasarkan sebuah hadits yang
diriwayatkan dari Sahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau bercerita:
"Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ رَسُولُ الله صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( مَا مِنْ صَاحِبِ ذَهَبٍ وَلَا فِضَّةٍ لَا يُؤَدِّي مِنْهَا
حَقَّهَا إِلَّا إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ صُفِّحَتْ لَهُ صَفَائِحُ مِنْ
نَارٍ فَأُحْمِيَ عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ فَيُكْوَى بِهَا جَنْبُهُ
وَجَبِينُهُ وَظَهْرُهُ كُلَّمَا بَرَدَتْ أُعِيدَتْ لَهُ فِي يَوْمٍ كَانَ
مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ حَتَّى يُقْضَى بَيْنَ الْعِبَادِ فَيَرَى
سَبِيلَهُ إِمَّا إِلَى الْجَنَّةِ وَإِمَّا إِلَى النَّارِ )) [رواه مسلم ]
"Tidaklah, seorang yang mempunyai harta
emas dan perak yang tidak ia tunaikan kewajibannya (tatkala didunia) melainkan
pada hari kiamat kelak akan dibuatkan baginya seterika dari lempengan neraka
yang dicelup kedalam nereka, lalu diseterikakan kesamping kiri dan kanan, serta
punggungnya. Apabila telah dingin maka dikembalikan lagi seperti semula, pada
suatu hari yang sama dengan Lima puluh ribu tahun lamanya, hal itu dialami
sampai diputuskan perkaranya para hamba (Oleh Allah) sehingga dia dapat melihat
jalannya, apakah ke surga atau ke neraka".[25]
Dalam
terusan hadits di atas dikatakan:
قَالَ رَسُولُ الله صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ : (( مَا مِنْ صَاحِبِ إِبِلٍ وَلَا بَقَرٍ وَلَا غَنَمٍ لَا يُؤَدِّي
مِنْهَا حَقَّهَا إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ بُطِحَ لَهَا بِقَاعٍ قَرْقَرٍ
تَطَؤُهُ بِأَخْفَافِهَا وَأَظْلَافِهَا وَتَعَضُّهُ بِأَفْوَاهِهَا كُلَّمَا
مَرَّ عَلَيْهِ أُولَاهَا رُدَّ عَلَيْهِ أُخْرَاهَا فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ
خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ حَتَّى يُقْضَى بَيْنَ الْعِبَادِ فَيَرَى سَبِيلَهُ
إِمَّا إِلَى الْجَنَّةِ وَإِمَّا إِلَى النَّارِ )) [ رواه مسلم ]
"Tidaklah, seorang yang mempunyai harta
onta, atau sapi dan kambing yang dia tidak tunaikan kewajibannya (ketika
didunia) melainkan pada hari kiamat kelak mereka semua akan menginjak-injak
mencakar serta menginggitnya, tatkala sembuh yang pertama maka dikembalikan
seperti semula. Pada hari yang sama dengan Lima puluh ribu tahun lamanya, hal
itu sampai diputuskan perkaranya para hamba (oleh Allah) sehingga pada akhirnya
dia melihat jalannya, apakah ke surga atau ke neraka".[26]
Menengok
Keadaan Manusia Dipadang Mahsyar
Keadaan
manusia pada saat itu, sangat beragam jenisnya, sesuai dengan tingkat amalannya
waktu didunia. Diantaranya adalah:
1. Ada yang berdiri dibawah sinar mentari yang
begitu panas, sehingga peluh dan keringat membasahi tubuhnya.
Hal itu sebagaimana yang telah
dijelaskan dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan dari Sahabat Miqdad bin
Aswad radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Aku pernah mendengar Rasulallahu
Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ رَسُولُ الله صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( تُدْنَى الشَّمْسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ الْخَلْقِ حَتَّى
تَكُونَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيلٍ,- قَالَ سُلَيْمُ بْنُ عَامِرٍ : فَوَ اللهِ
مَا أَدْرِي مَا يَعْنِي بِالْمِيلِ أَمَسَافَةَ الْأَرْضِ أَمْ الْمِيلَ الَّذِي
تُكْتَحَلُ بِهِ الْعَيْنُ - قَالَ: فَيَكُونُ النَّاسُ عَلَى قَدْرِ
أَعْمَالِهِمْ فِي الْعَرَقِ فَمِنْهُمْ مَنْ يَكُونُ إِلَى كَعْبَيْهِ وَمِنْهُمْ
مَنْ يَكُونُ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُونُ إِلَى حَقْوَيْهِ
وَمِنْهُمْ مَنْ يُلْجِمُهُ الْعَرَقُ إِلْجَامًا. قَالَ: وَأَشَارَ رَسُولُ الله
ِr بِيَدِهِ إِلَى فِيهِ )) [رواه مسلم ]
"Matahari akan didekatkan kepada makhluk
kelak pada hari kiamat, sampai ada diantara mereka yang jaraknya sejauh satu
mil -(berkata Sulaim bin Amir, salah seorang perawi hadits ini; 'Demi Allah,
aku tidak tahu apakah yang dimaksud dengan mil itu adalah jarak yang ada
didunia atau yang dimaksud yaitu sejauh mata memandang')-. Rasulallah
meneruskan; 'Adapun keringat mereka maka sesuai dengan amalan yang ia kerjakan
ketika didunia, di antara mereka ada yang sampai lututnya, ada yang sampai
betisnya, ada yang sampai dipinggangnya, bahkan ada yang sampai kemulutnya.
Berkata rawi; 'Dan Rasulallah mengisyaratkan dengan tangan ke mulutnya".[27]
Dalam hadits lain disebutkan, dari
Abu Hurairah radhiyallah 'anhu, bahwasannya Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
قَالَ رَسُولَ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( يَعْرَقُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يَذْهَبَ عَرَقُهُمْ
فِي الْأَرْضِ سَبْعِينَ ذِرَاعًا وَيُلْجِمُهُمْ حَتَّى يَبْلُغَ آذَانَهُمْ)) [ رواه
البخاري و مسلم ]
"Kelak
pada hari kiamat seluruh manusia mengucurkan keringat, sampai-sampai ada yang
keringatnya membasahi bumi tujuh puluh dira', sehingga menutupi mereka sampai
ketelinganya".[28]
2. Di antara mereka ada yang berdiri dibawah
mentari disetrika dengan api neraka.
Hal itu berdasarkan sebuah hadits yang
diriwayatkan dari Sahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau bercerita:
"Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ رَسُولُ الله صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( مَا مِنْ صَاحِبِ ذَهَبٍ وَلَا فِضَّةٍ لَا يُؤَدِّي مِنْهَا
حَقَّهَا إِلَّا إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ صُفِّحَتْ لَهُ صَفَائِحُ مِنْ
نَارٍ فَأُحْمِيَ عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ فَيُكْوَى بِهَا جَنْبُهُ
وَجَبِينُهُ وَظَهْرُهُ كُلَّمَا بَرَدَتْ أُعِيدَتْ لَهُ فِي يَوْمٍ كَانَ
مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ حَتَّى يُقْضَى بَيْنَ الْعِبَادِ فَيَرَى
سَبِيلَهُ إِمَّا إِلَى الْجَنَّةِ وَإِمَّا إِلَى النَّارِ )) [رواه مسلم ]
"Tidaklah, seorang yang mempunyai harta
emas dan perak yang tidak ia tunaikan kewajibannya (tatkala didunia) melainkan
pada hari kiamat kelak akan dibuatkan baginya seterika dari lempengan neraka
yang dicelup kedalam nereka, lalu diseterikakan kesamping kiri dan kanan, serta
punggungnya. Apabila telah dingin maka dikembalikan lagi seperti semula, pada
suatu hari yang sama dengan Lima puluh ribu tahun lamanya, hal itu dialami
sampai diputuskan perkaranya para hamba (Oleh Allah) sehingga dia dapat melihat
jalannya, apakah ke surga atau ke neraka".[29]
3. Ada yang menelungkup dibawah injakan kaki
binatang sembari digigiti olehnya.
Seperti yang telah disebutkan dalam
haditsnya Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: 'Rasulallah Shalallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ رَسُولُ الله صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ : (( مَا مِنْ صَاحِبِ إِبِلٍ وَلَا بَقَرٍ وَلَا غَنَمٍ لَا يُؤَدِّي
مِنْهَا حَقَّهَا إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ بُطِحَ لَهَا بِقَاعٍ قَرْقَرٍ
تَطَؤُهُ بِأَخْفَافِهَا وَأَظْلَافِهَا وَتَعَضُّهُ بِأَفْوَاهِهَا كُلَّمَا مَرَّ
عَلَيْهِ أُولَاهَا رُدَّ عَلَيْهِ أُخْرَاهَا فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ
خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ حَتَّى يُقْضَى بَيْنَ الْعِبَادِ فَيَرَى سَبِيلَهُ
إِمَّا إِلَى الْجَنَّةِ وَإِمَّا إِلَى النَّارِ )) [رواه مسلم ]
"Tidaklah, seorang yang mempunyai harta
onta, atau sapi dan kambing yang dia tidak tunaikan kewajibannya (ketika
didunia) melainkan pada hari kiamat kelak mereka semua akan menginjak-injak
mencakar serta menginggitnya, tatkala sembuh yang pertama maka dikembalikan
seperti semula. Pada hari yang sama dengan Lima puluh ribu tahun lamanya, hal
itu sampai diputuskan perkaranya para hamba (oleh Allah) sehingga pada akhirnya
dia melihat jalannya, apakah ke surga atau ke neraka".[30]
4. Dan tidak sedikit pula yang berada dibawah
naungan ar-Rahman Tabaraka wa Ta'ala.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam
sebuah hadits yang masyhur, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwasannya
Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: (( سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا
ظِلُّهُ: الْإِمَامُ الْعَادِلُ , وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ , وَرَجُلٌ
قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ , وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللهِ
اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ , وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ
مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ , فَقَالَ: إِنِّي أَخَافُ اللهَ , وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ
بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ يَمِينُهُ مَا تُنْفِقُ شِمَالُهُ ,
وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا , فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ )) .. [رواه البخاري ومسلم]
"Ada tujuh golongan yang akan berada
dibawah naungan Allah, pada hari yang tidak ada naungan kecuali naunganNya.
(mereka adalah) Imam yang adil, pemuda yang gemar ibadah, orang yang hatinya
selalu merindukan masjid, dua orang yang berkumpul karena Allah dan berpisah
karena Allah, dan seorang pria yang diajak zina oleh wanita yang cantik jelita,
lalu mengatakan: 'Sungguh aku takut kepada Allah', orang yang bersedekah
sembunyi-sembunyi, sampai tangan kirinya tidak mengetahuinya apa yang
disedekahkan oleh tangan kanannya, dan orang yang menyebut nama Allah tatkala
sendirian matanya menangis (karena takut)".[31]
5. Di antara mereka ada yang berada dibawah
naungan sedekahnya.
Berdasarkan sebuah hadits, dari Uqbah
bin Amir radhiyallahu 'anhu, beliau berkata: 'Aku mendengar Rasulallah Shalallahu
'alaihi wa sallam pernah bersabda:
أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: (( كُلُّ امْرِئٍ فِي ظِلِّ صَدَقَتِهِ حَتَّى
يُفْصَلَ بَيْنَ النَّاسِ أَوْ قَالَ: يُحْكَمَ بَيْنَ النَّاسِ )) [رواه أحمد]
"Tiap
insan akan berada dibawah naungan sedekahnya, sampai dipisah antara sesama
insan. Atau beliau mengatakan; 'Sampai dihukumi manusia".[32]
Setelah berlalu waktu yang begitu
panjang tersebut, yang penuh dengan kegalutan dan kesulitan menunggu dipadang
Mahsyar, maka selanjutnya:
ý Allah Tabaraka wa
Ta'ala mengizinkan manusia untuk mencari Syafa'at.
Kejadian yang menegangkan tersebut,
tergambar dengan jelas dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari
dan Muslim dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, bahwasannya Nabi Shalallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ مَاجَ النَّاسُ بَعْضُهُمْ فِي
بَعْضٍ فَيَأْتُونَ آدَمَ فَيَقُولُونَ اشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ فَيَقُولُ
لَسْتُ لَهَا وَلَكِنْ عَلَيْكُمْ بِإِبْرَاهِيمَ فَإِنَّهُ خَلِيلُ الرَّحْمَنِ
فَيَأْتُونَ إِبْرَاهِيمَ فَيَقُولُ لَسْتُ لَهَا وَلَكِنْ عَلَيْكُمْ بِمُوسَى
فَإِنَّهُ كَلِيمُ اللَّهِ فَيَأْتُونَ مُوسَى فَيَقُولُ لَسْتُ لَهَا وَلَكِنْ
عَلَيْكُمْ بِعِيسَى فَإِنَّهُ رُوحُ اللهِ وَكَلِمَتُهُ فَيَأْتُونَ عِيسَى
فَيَقُولُ لَسْتُ لَهَا وَلَكِنْ عَلَيْكُمْ بِمُحَمَّدٍ r فَيَأْتُونِي فَأَقُولُ أَنَا لَهَا فَأَسْتَأْذِنُ
عَلَى رَبِّي فَيُؤْذَنُ لِي وَيُلْهِمُنِي مَحَامِدَ أَحْمَدُهُ بِهَا لَا
تَحْضُرُنِي الْآنَ فَأَحْمَدُهُ بِتِلْكَ الْمَحَامِدِ وَأَخِرُّ لَهُ سَاجِدًا
فَيَقُولُ يَا مُحَمَّدُ ارْفَعْ رَأْسَكَ وَقُلْ يُسْمَعْ لَكَ وَسَلْ تُعْطَ
وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ )) ] رواه البخاري ومسلم
[
"Pada hari kiamat kelak manusia
berbondong-bondong mendatangi Adam, lalu memelas kepadanya dengan mengatakan:
'Mintakanlah syafa'at kepada Rabbmu'. Namun beliau beralasan, Itu bukan
bagianku, akan tetapi datanglah kalian kepada Ibrahim, sesungguhnya beliau
adalah kekasih Allah, lanjutnya. Lalu mereka mendatangi Ibrahim, dan beliau
mengatakan; 'Aku tidak sanggup, datanglah kepada Musa, sesungguhnya dia adalah
kalimu Rahman (orang yang diajak bicara oleh Allah), maka mereka mendatangi
Musa, akan tetapi beliau mengatakan: 'Aku tidak mampu', namun pergilah kalian
ke Isa, sesungguhnya dia adalah ruh dan kalimatnya Allah'. Selanjutnya mereka
mendatangi Isa, beliau mengatakan; 'Itu bukan bagianku, akan tetapi pergilah
kalian kepada Muhammad'. Mereka kemudian mendatangiku, maka aku katakan;
'Akulah yang akan maju'. Lalu aku meminta izin kepada Rabbku, dan diizinkan.
Kemudian aku diilhami dengan puji-pujian yang aku haturkan, yang belum aku
ketahui sekarang. Maka aku memuji dengan puji-pujian tersebut sambil sujud'.
Lalu Allah berfirman; 'Wahai Muhammad, angkat kepalamu, katakan maka akan
didengarkan, mintalan pasti akan diberi, berilah syafa'at maka akan dikabulkan".[33]
ý Setelah Allah Ta'ala Mengizinkan Nabi Muhammad
meminta syafa'at serta mengabulkannya, maka datanglah Allah ke tempat
perhimpunan tersebut.
Allah
Ta'ala berfirman:
"Dan datanglah Tuhanmu sedang Malaikat
berbaris-baris". (QS al-Fajr: 22).
Dalam
ayat yang lain Allah juga berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ وَأَشۡرَقَتِ ٱلۡأَرۡضُ
بِنُورِ رَبِّهَا وَوُضِعَ ٱلۡكِتَٰبُ وَجِاْيٓءَ بِٱلنَّبِيِّۧنَ وَٱلشُّهَدَآءِ
وَقُضِيَ بَيۡنَهُم بِٱلۡحَقِّ وَهُمۡ لَا يُظۡلَمُونَ ٦٩ وَوُفِّيَتۡ كُلُّ نَفۡسٖ
مَّا عَمِلَتۡ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِمَا يَفۡعَلُونَ ﴾ [الزمر: 69-70]
"Dan terang benderanglah bumi (padang
Mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Rabbnya, dan diberikanlah buku (perhitungan
perbuatan masing-masing) dan didatangkanlah Para Nabi dan saksi-saksi dan
diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan.
Dan disempurnakan bagi tiap-tiap jiwa (balasan) apa yang telah dikerjakannya
dan Dia lebih mengetahui apa yang mereka kerjakan". (QS az-Zumar: 69-70).
ý Lalu di nampakan setiap amalan para hamba,
tatkala didunia.
Hal
sebagaimana yang tertera di dalam firman Allah Azza wa jalla:
قال الله تعالى : ﴿ هَٰذَا كِتَٰبُنَا
يَنطِقُ عَلَيۡكُم بِٱلۡحَقِّۚ إِنَّا كُنَّا نَسۡتَنسِخُ مَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ ﴾ [الجاثية: 29]
"(Allah
berfirman): "Inilah kitab (catatan) Kami yang menuturkan terhadapmu dengan
benar. Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa yang telah kamu
kerjakan". (QS
al-jaatsiyah: 29).
Dan
juga firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ وَكُلَّ إِنسَٰنٍ
أَلۡزَمۡنَٰهُ طَٰٓئِرَهُۥ فِي عُنُقِهِۦۖ وَنُخۡرِجُ لَهُۥ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ كِتَٰبٗا
يَلۡقَىٰهُ مَنشُورًا ١٣ ٱقۡرَأۡ كِتَٰبَكَ كَفَىٰ بِنَفۡسِكَ ٱلۡيَوۡمَ عَلَيۡكَ حَسِيبٗا ﴾ [الإسراء: 13-14]
"Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami
tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. dan
Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka.
"Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab
terhadapmu". (QS al-Israa': 13-14).
ý Tatkala manusia melihat catatan amalannya mereka
semua mengakuinya.
Allah
Azza wa jalla menjelaskan hal itu dalam firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ وَوُضِعَ ٱلۡكِتَٰبُ
فَتَرَى ٱلۡمُجۡرِمِينَ مُشۡفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَٰوَيۡلَتَنَا مَالِ
هَٰذَا ٱلۡكِتَٰبِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةٗ وَلَا كَبِيرَةً إِلَّآ أَحۡصَىٰهَاۚ وَوَجَدُواْ
مَا عَمِلُواْ حَاضِرٗاۗ وَلَا يَظۡلِمُ رَبُّكَ أَحَدٗا ﴾ [الكهف: 49]
"Dan diletakkanlah Kitab, lalu kamu akan
melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di
dalamnya, dan mereka berkata: "Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang
tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia
mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada
(tertulis). dan Rabbmu tidak Menganiaya seorang pun". (QS
al-Kahfi: 49).
ý Namun ketika mereka semua sudah mengakuinya,
mereka berbalik mengingkarinya.
Allah
Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ إِلَىٰ رَبِّكَ يَوۡمَئِذٍ
ٱلۡمُسۡتَقَرُّ ١٢ يُنَبَّؤُاْ ٱلۡإِنسَٰنُ يَوۡمَئِذِۢ بِمَا قَدَّمَ وَأَخَّرَ ١٣
بَلِ ٱلۡإِنسَٰنُ عَلَىٰ نَفۡسِهِۦ بَصِيرَةٞ ١٤ وَلَوۡ أَلۡقَىٰ مَعَاذِيرَهُۥ ﴾ [القيامة: 12-15]
"Hanya kepada Tuhanmu sajalah pada hari itu
tempat kembali. Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah
dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya. Bahkan manusia itu menjadi saksi atas
dirinya sendiri. Meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya". (QS al-Qiyaamah: 12-15)
ý Bila keadaannya seperti itu, maka Allah
menghadirkan bukti yang akan bersaksi atas perbuatannya.
Apabila manusia sudah mengakui
perbuatannya tatkala didunia, kemudian mereka mengelak maka Allah menghadirkan
bukti konkrit dengan mendatangkan saksi-saksi, diantara saksi-saksi tersebut
yaitu:
a.
Angggota
Badan
Ia dihadirkan sebagai saksi atas
perbuatan yang pernah dilakukannya ketika didunia, hal itu, sebagaimana yang
termaktub dalam firman Allah Azza wa jalla:
قال الله تعالى : ﴿ ٱلۡيَوۡمَ نَخۡتِمُ
عَلَىٰٓ أَفۡوَٰهِهِمۡ وَتُكَلِّمُنَآ أَيۡدِيهِمۡ وَتَشۡهَدُ أَرۡجُلُهُم بِمَا كَانُواْ
يَكۡسِبُونَ ﴾ [سورة يس:
65]
"Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan
berkatalah kepada Kami tangan mereka dan kaki mereka memberi kesaksian terhadap
apa yang dahulu mereka usahakan". (QS Yaasiin: 65).
Dalam
ayat yang lain Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ حَتَّىٰٓ إِذَا مَا
جَآءُوهَا شَهِدَ عَلَيۡهِمۡ سَمۡعُهُمۡ وَأَبۡصَٰرُهُمۡ وَجُلُودُهُم بِمَا كَانُواْ
يَعۡمَلُونَ ﴾ [سورة فصلت:
20]
"Sehingga apabila mereka sampai ke neraka,
pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang
apa yang telah mereka kerjakan". (QS Fushshilat: 20)
b.
Para
malaikat yang kita telah diperintahkan untuk mengimani adanya, dengan
masing-masing tugas yang mereka pikul. Seperti halnya:
Yang
pertama: Malaikat yang ditugaskan
untuk mencatat semua ucapan kita. Hal
itu seperti yang tertera dalam firman Allah Ta'ala:
قال الله تعالى : ﴿ إِذۡ يَتَلَقَّى
ٱلۡمُتَلَقِّيَانِ عَنِ ٱلۡيَمِينِ وَعَنِ ٱلشِّمَالِ قَعِيدٞ ١٧ مَّا يَلۡفِظُ مِن
قَوۡلٍ إِلَّا لَدَيۡهِ رَقِيبٌ عَتِيد ﴾ [سورة ق :17-18]
"(Yaitu)
ketika dua orang Malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah
kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang
diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat pengawas yang selalu
hadir". (QS
Qaaf: 17-18).
Kedua:
Para Malaikat yang ditugasi untuk mencatat segala perbuatan kita. Allah Azza wa
jalla berfirman menegaskan hal tersebut dalam ayatNya:
"Yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat
(pekerjaan-pekerjaanmu itu). Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan". (QS al-Infithaar: 11-12).
Ketiga: Para Malaikat yang bertugas mencatat sholat
lima waktu yang dihadirinya. Berdasarkan sebuah hadits shahih yang diriwayatkan
dari Abu Hurairah radhiyallah 'anhu, bahwa Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam
pernah bersabda:
قَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( الْمَلَائِكَةُ يَتَعَاقَبُونَ مَلَائِكَةٌ بِاللَّيْلِ
وَمَلَائِكَةٌ بِالنَّهَارِ وَيَجْتَمِعُونَ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ وَصَلَاةِ
الْعَصْرِ ثُمَّ يَعْرُجُ إِلَيْهِ الَّذِينَ بَاتُوا فِيكُمْ فَيَسْأَلُهُمْ
وَهُوَ أَعْلَمُ فَيَقُولُ كَيْفَ تَرَكْتُمْ عِبَادِي فَيَقُولُونَ تَرَكْنَاهُمْ
يُصَلُّونَ وَأَتَيْنَاهُمْ يُصَلُّونَ ))
[ رواه البخاري ]
"(Ada para malaikat yang bergantian tugas),
yaitu malaikat malam dengan malaikat siang. Mereka biasanya berkumpul pada
waktu sholat shubuh dan sholat ashar, kemudian para malaikat malam naik
kelangit menghadap Allah, lalu Allah bertanya pada mereka. Sedangkan Dia Maha
Mengetahui, Allah bertanya bagaimana keadaan para hambaKu ketika kamu
tinggalkan. Mereka menjawab; 'Kami tinggalkan mereka dalam keadaan sholat dan
kami jumpai mereka pun sedang sholat".[34]
Keempat: Para malaikat yang ikut hadir pada waktu sholat
jum'at untuk mencatat amal kebajikan. Hal itu berdasarkan haditsnya Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwasannya Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
قَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( إِذَا كَانَ يَوْمُ الْجُمُعَةِ كَانَ عَلَى كُلِّ بَابٍ مِنْ
أَبْوَابِ الْمَسْجِدِ الْمَلَائِكَةُ يَكْتُبُونَ الْأَوَّلَ فَالْأَوَّلَ
فَإِذَا جَلَسَ الْإِمَامُ طَوَوْا الصُّحُفَ وَجَاءُوا يَسْتَمِعُونَ الذِّكْرَ ))
[ رواه البخاري ]
"Apabila hari jum'at, adalah para Malaikat
berada pada tiap pintu masjid untuk mencatat siapa orangnya yang datang paling
awal, dan jika imam naik mimbar maka mereka semua menutup buku catatannya guna
ikut mendengarkan khutbah".[35]
Kelima: Para Malaikat yang bertugas menjaga serta
melindungi dirinya. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Allah Ta'ala dalam
firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ لَهُۥ مُعَقِّبَٰتٞ
مِّنۢ بَيۡنِ يَدَيۡهِ وَمِنۡ خَلۡفِهِۦ يَحۡفَظُونَهُۥ مِنۡ أَمۡرِ ٱللَّهِۗ ﴾ [سورة الرعد : 11]
"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang
selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya
atas perintah Allah..". (QS ar-Ra'd: 11).
c.
Bumi
di mana ia dulu berpijak.
Berdasarkan
firman Allah Ta'ala:
"Pada hari itu bumi menceritakan beritanya.
karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu)
kepadanya". (QS az-Zalzalah: 4-5).
ý Manakala Allah Ta'ala telah menetapkan amal
perbuatan insan dengan menghadirkan saksi-saksi sebagi penguat, maka amal
perbuatan mulai dihisab. Lalu dibentangkan timbangan guna menimbang amalan para
hamba.
Hal
itu berdasarkan firman Allah Azza wa jalla:
قال الله تعالى : ﴿ وَنَضَعُ ٱلۡمَوَٰزِينَ
ٱلۡقِسۡطَ لِيَوۡمِ ٱلۡقِيَٰمَةِ فَلَا تُظۡلَمُ نَفۡسٞ شَيۡٔٗاۖ وَإِن كَانَ مِثۡقَالَ
حَبَّةٖ مِّنۡ خَرۡدَلٍ أَتَيۡنَا بِهَاۗ وَكَفَىٰ بِنَا حَٰسِبِينَ ﴾ [سورة الأنبياء : 47]
"Kami akan memasang timbangan yang tepat
pada hari kiamat, Maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika
(amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya.
Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan". (QS al-Anbiya': 47).
Al-Hafidh
al-Hakami mengatakan dalam bait syairnya:
Timbangan
adalah benar adanya, tak ada kedhaliman
Tiada ditimbang dari hamba
kecuali amalannya
Orang
yang berhasil, dialah yang kebajikannya lebih banyak
Sedangkan yang buruk tenggelam bersama kejelekannya
ý Barangsiapa yang lebih banyak kebajikan dari
amal jeleknya maka dia selamat.
Allah
Ta'ala berfirman akan hal itu dalam firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ وَٱلۡوَزۡنُ يَوۡمَئِذٍ
ٱلۡحَقُّۚ فَمَن ثَقُلَتۡ مَوَٰزِينُهُۥ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ ٨ وَمَنۡ
خَفَّتۡ مَوَٰزِينُهُۥ فَأُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓاْ أَنفُسَهُم بِمَا كَانُواْ
بَِٔايَٰتِنَا يَظۡلِمُونَ ﴾ [سورة الأعراف: 8-9]
"Timbangan pada hari itu ialah kebenaran
(keadilan), Maka barangsiapa berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah
orang-orang yang beruntung. Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka
itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu
mengingkari ayat-ayat Kami". (QS al-A'raf: 8-9).
ý Kemudian diberikan ijazah keberhasilannya, yaitu
sebuah kitab yang diterima dari sebelah kanan, serta pengumuman kesuksesannya.
Dalam
surat al-Haaqah, secara panjang lebar Allah menjelaskan hal tersebut. Allah
Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ فَأَمَّا مَنۡ أُوتِيَ
كِتَٰبَهُۥ بِيَمِينِهِۦ فَيَقُولُ هَآؤُمُ ٱقۡرَءُواْ كِتَٰبِيَهۡ ١٩ إِنِّي ظَنَنتُ
أَنِّي مُلَٰقٍ حِسَابِيَهۡ ٢٠ فَهُوَ فِي عِيشَةٖ رَّاضِيَةٖ ٢١ فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٖ
٢٢ قُطُوفُهَا دَانِيَةٞ ٢٣ كُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ هَنِيَٓٔۢا بِمَآ أَسۡلَفۡتُمۡ فِي
ٱلۡأَيَّامِ ٱلۡخَالِيَةِ ﴾ [سورة الحاقة : 19-24]
"Adapun orang-orang yang diberikan
kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, Maka Dia berkata: "Ambillah,
bacalah kitabku (ini)". Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya aku
akan menemui hisab terhadap diriku. Maka orang itu berada dalam kehidupan yang
diridhai. Dalam syurga yang tinggi. Buah-buahannya dekat. (Kepada mereka
dikatakan): "Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah
kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu". (QS
al-Haaqqah: 19-24).
Dalam
ayat yang lain Allah Azza wa jalla berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ $¨Br'sù ô`tB ÎAré& ¼çmt7»tGÏ. ¾ÏmÏYÏJuÎ/ . t$öq|¡sù
Ü=y$ptä $\/$|¡Ïm
#ZÅ¡o
. Ü=Î=s)Ztur
#n<Î) ¾Ï&Î#÷dr& #Yrçô£tB ﴾ [الإنشقاق: 7-9]
"Adapun orang yang diberikan kitabnya dari
sebelah kanannya. Maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah. Dan
dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan
gembira". (QS al-Insyqaaq: 7-9).
ý Siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka
dialah orang yang merugi dan gagal.
Allah
Tabaraka wa ta'ala berfirman menggambarkan akan hal itu:
قال الله تعالى : ﴿ وَمَنۡ خَفَّتۡ مَوَٰزِينُهُۥ
فَأُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓاْ أَنفُسَهُم بِمَا كَانُواْ بَِٔايَٰتِنَا يَظۡلِمُونَ ﴾ [الأعراف: 9]
"Dan siapa yang ringan timbangan
kebaikannya, Maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan
mereka selalu mengingkari ayat-ayat kami". (QS al-A'raaf: 9).
ý Maka dilemparkan ijazah kegagalannya, sambil
diterima kitabnya dari sebelah kiri, lantas diumumkan dihadapan khalayak.
Hal
itu sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Allah Ta'ala di dalam firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ وَأَمَّا مَنۡ أُوتِيَ
كِتَٰبَهُۥ بِشِمَالِهِۦ فَيَقُولُ يَٰلَيۡتَنِي لَمۡ أُوتَ كِتَٰبِيَهۡ ٢٥ وَلَمۡ
أَدۡرِ مَا حِسَابِيَهۡ ٢٦ يَٰلَيۡتَهَا كَانَتِ ٱلۡقَاضِيَةَ ٢٧ مَآ أَغۡنَىٰ عَنِّي
مَالِيَهۡۜ ٢٨ هَلَكَ عَنِّي سُلۡطَٰنِيَهۡ ٢٩ خُذُوهُ فَغُلُّوهُ ٣٠ ثُمَّ ٱلۡجَحِيمَ
صَلُّوهُ ٣١ ثُمَّ فِي سِلۡسِلَةٖ ذَرۡعُهَا سَبۡعُونَ ذِرَاعٗا فَٱسۡلُكُوهُ﴾ [الحاقة: 32-25]
"Adapun orang yang diberikan kepadanya
kitabnya dari sebelah kirinya, Maka Dia berkata: "Wahai alangkah baiknya
jika kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini). Dan aku tidak mengetahui
apa hisab terhadap diriku. Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan
segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. Telah
hilang kekuasaanku daripadaku. "(Allah berfirman): "Peganglah dia
lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api
neraka yang menyala-nyala. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya
tujuh puluh hasta". (QS al-Haaqqah: 25-32).
Dalam
ayat yang lain Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ وَأَمَّا مَنۡ أُوتِيَ كِتَٰبَهُۥ وَرَآءَ
ظَهۡرِهِۦ ١٠ فَسَوۡفَ يَدۡعُواْ ثُبُورٗا ١١ وَيَصۡلَىٰ سَعِيرًا ١٢ إِنَّهُۥ كَانَ
فِيٓ أَهۡلِهِۦ مَسۡرُورًا ١٣ إِنَّهُۥ ظَنَّ أَن لَّن يَحُورَ ١٤ بَلَىٰٓۚ إِنَّ رَبَّهُۥ
كَانَ بِهِۦ بَصِيرٗا ١٥ ﴾
[الانشقاق: ١٠، ١٥]
"Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya
dari belakang. Maka dia akan berteriak: "Celakalah aku". Dan dia akan
masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). Sesungguhnya dia dahulu (di
dunia) bergembira di kalangan kaumnya (yang sama-sama kafir). Sesungguhnya dia
menyangka bahwa dia sekali-kali tidak akan kembali (kepada Tuhannya). (Bukan
demikian), yang benar, sesungguhnya Rabbnya selalu melihatnya". (QS al-Insyiqaaq: 10-15).
Menuju
Titian Shirat
Manakala Allah Tabaraka wa ta'ala
telah selesai menghitung amalan hamba, begitu pula masing-masing telah menerima
hasilnya. Maka manusia berbondong-bondong menuju Shirat untuk meniti diatasnya
menuju surga, dan di antara mereka ada yang sebelumnya mampir dulu ke nereka
baru masuk ke surga.
Pada saat itu, tidak ada jalan untuk
bisa mencapai surga melainkan harus melewati jembatan yang dibentangkan diatas
gelegak panasnya api neraka, agar semua orang, baik kafir maupun muslim meniti
diatasnya. Dan tidak ada seorangpun di antara mereka, melainkan pasti mendatangi
hal itu, Allah Ta'ala menegaskan akan hal itu dalam firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ وَإِن مِّنكُمۡ إِلَّا وَارِدُهَاۚ كَانَ عَلَىٰ رَبِّكَ
حَتۡمٗا مَّقۡضِيّٗا ٧١ ثُمَّ نُنَجِّي ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْ وَّنَذَرُ ٱلظَّٰلِمِينَ
فِيهَا جِثِيّٗا ﴾ [مريم: 72-71]
"Dan tidak ada seorangpun dari padamu,
melainkan mendatangi neraka itu. hal itu bagi Rabbmu adalah suatu kemestian
yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang
bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan
berlutut". (QS Maryam: 71-72).
Singkat
perjalanan Bani Adam pada saat itu, yaitu melalui beberapa kejadian
diantaranya:
ý Di tengah jalan menuju Shirat, mereka melewati
telaganya Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam lalu meminum airnya.
Hal itu sebagaimana yang dijelaskan
dalam sebuah hadits, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliua berkata:
'Rasulallahu Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( تَرِدُ عَلَيَّ أُمَّتِي الْحَوْضَ وَأَنَا أَذُودُ النَّاسَ عَنْهُ
كَمَا يَذُودُ الرَّجُلُ إِبِلَ الرَّجُلِ عَنْ إِبِلِهِ قَالُوا يَا نَبِيَّ
اللهِ أَتَعْرِفُنَا قَالَ نَعَمْ لَكُمْ سِيمَا لَيْسَتْ لِأَحَدٍ غَيْرِكُمْ
تَرِدُونَ عَلَيَّ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنْ آثَارِ الْوُضُوءِ ,وَلَيُصَدَّنَّ
عَنِّي طَائِفَةٌ مِنْكُمْ فَلَا يَصِلُونَ. فَأَقُولُ يَا رَبِّ هَؤُلَاءِ مِنْ
أَصْحَابِي, فَيُجِيبُنِي مَلَكٌ فَيَقُولُ: وَهَلْ تَدْرِي مَا أَحْدَثُوا
بَعْدَكَ )) [ رواه مسلم ]
"Umatku
datang ke telaga, dan aku memberi mereka satu persatu minum dari airnya,
sebagaimana seseorang memberi minum untanya. Mereka bertanya padaku; 'Wahai
Nabi Allah, apakah engkau pada waktu itu mengenali kami? Ia, jawabku. Kalian
mempunyai tanda yang tidak dimiliki oleh umat lain, aku mengenali kalian,
karena kalian datang dalam keadaan bercahaya bekas air wudhu'. Lalu aku lihat
ada sekelompok orang yang diusir dari telagaku, maka aku katakan; 'Ya Allah,
mereka para sahabatku'. Malaikat berkata padaku; 'Engkau tidak tahu apa yang
mereka ada-adakan setelah kamu meninggal".[36]
Dalam hadits yang lain di katakan, dari
Abu Hurairah, bahwasannya Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
قَالَ رَسُولَ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( إِنَّ حَوْضِي أَبْعَدُ مِنْ أَيْلَةَ مِنْ عَدَنٍ لَهُوَ أَشَدُّ
بَيَاضًا مِنْ الثَّلْجِ وَأَحْلَى مِنْ الْعَسَلِ بِاللَّبَنِ وَلَآنِيَتُهُ
أَكْثَرُ مِنْ عَدَدِ النُّجُومِ وَإِنِّي لَأَصُدُّ النَّاسَ عَنْهُ كَمَا
يَصُدُّ الرَّجُلُ إِبِلَ النَّاسِ عَنْ حَوْضِهِ . قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ
أَتَعْرِفُنَا يَوْمَئِذٍ . قَالَ نَعَمْ , لَكُمْ سِيمَا لَيْسَتْ لِأَحَدٍ مِنْ
الْأُمَمِ تَرِدُونَ عَلَيَّ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنْ أَثَرِ الْوُضُوءِ )) [رواه
مسلم]
"Sesungguhnya
telagaku, lebarnya sepanjang Ailah sampai ke 'Adn. Airnya lebih putih dari
salju, rasanya lebih manis dari madu dan susu, (adapun) bejananya lebih banyak
dari bintang gemintang dilangit. Dan aku memberi minum manusia sebagaimana
seseorang memberi minum untanya dari telaganya.
Para Sahabata bertanya; 'Wahai Rasulallah,
Apakah pada saat itu engkau mengenali kami? Beliau bersabda: 'Ia, kalian
pada waktu itu mempunyai tanda yang tidak dimiliki oleh umat yang lain, kalian
mendatangiku dalam keadaan bercahaya, bekas air wudhu".[37]
ý Dan Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam mendahului
umatnya, menuju telaga tatkala usai penghisaban, untuk bisa menyambut mereka
disana.
Hal itu, sebagaimana dijelaskan dalam
sebuah riwayat dari Sahl bin Sa'ad radhiyallahu 'anhu, ia berkata:
'Bahwa Nabi Shalallahu 'alahi wa sallam pernah bersabda:
قَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ : (( إِنِّي فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ مَنْ مَرَّ عَلَيَّ شَرِبَ
وَمَنْ شَرِبَ لَمْ يَظْمَأْ أَبَدًا لَيَرِدَنَّ عَلَيَّ أَقْوَامٌ أَعْرِفُهُمْ
وَيَعْرِفُونِي ثُمَّ يُحَالُ بَيْنِي وَبَيْنَهُمْ )) [رواه البخاري ومسلم ]
"Sesungguhnya
aku nanti akan mendahului kalian menuju telaga, maka barangsiapa yang melewati
telagaku maka ia minum darinya, dan siapa yang minum darinya maka ia tidak akan
merasa haus selama-lamanya. Sungguh akan datang sekelompok kaum kepadaku, yang
aku mengetahui mereka sedangkan merekapun mengenaliku, akan tetapi ada yang
menghalangiku dan mereka".[38]
Dalam riwayat lain, yang dikeluarkan
oleh Imam Bukhari dari Abdullah radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi Shalallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَم َ: (( أَنَا فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ لَيُرْفَعَنَّ إِلَيَّ رِجَالٌ
مِنْكُمْ حَتَّى إِذَا أَهْوَيْتُ لِأُنَاوِلَهُمْ اخْتُلِجُوا دُونِي فَأَقُولُ
أَيْ رَبِّ أَصْحَابِي فيَقُولُ لَا تَدْرِي مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ )) [ رواه البخاري ]
"Aku
akan mendahului kalian menuju telaga. Sungguh akan datang sekelompok orang
diantara kalian, sampai kiranya aku telah bersiap-siap untuk menyambutnya,
namun mereka diusir (keluar dari telagaku). Maka aku katakan; 'Ya Allah, sahabatku'.
Allah berfirman: 'Kamu tidak mengetahui apa yang mereka lakukan
setelahmu".[39]
Apa
yang dilakukan begitu sampai di jembatan Ash-Shirat
Selanjutnya, ketika mereka telah
sampai dijembatan, maka Allah membagi cahaya bagi masing-masing orang, untuk
menerangi jalan yang akan dilewatinya. Hal itu, seperti yang dijelaskan oleh
Allah Subhanahu wa ta'ala di dalam firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ يَوۡمَ تَرَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ
وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتِ يَسۡعَىٰ نُورُهُم بَيۡنَ أَيۡدِيهِمۡ وَبِأَيۡمَٰنِهِمۖ بُشۡرَىٰكُمُ
ٱلۡيَوۡمَ جَنَّٰتٞ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَاۚ ذَٰلِكَ
هُوَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ ١٢ يَوۡمَ يَقُولُ ٱلۡمُنَٰفِقُونَ وَٱلۡمُنَٰفِقَٰتُ لِلَّذِينَ
ءَامَنُواْ ٱنظُرُونَا نَقۡتَبِسۡ مِن نُّورِكُمۡ قِيلَ ٱرۡجِعُواْ وَرَآءَكُمۡ فَٱلۡتَمِسُواْ
نُورٗاۖ فَضُرِبَ بَيۡنَهُم بِسُورٖ لَّهُۥ بَابُۢ بَاطِنُهُۥ فِيهِ ٱلرَّحۡمَةُ وَظَٰهِرُهُۥ
مِن قِبَلِهِ ٱلۡعَذَابُ ١٣ يُنَادُونَهُمۡ أَلَمۡ نَكُن مَّعَكُمۡۖ قَالُواْ بَلَىٰ
وَلَٰكِنَّكُمۡ فَتَنتُمۡ أَنفُسَكُمۡ وَتَرَبَّصۡتُمۡ وَٱرۡتَبۡتُمۡ وَغَرَّتۡكُمُ
ٱلۡأَمَانِيُّ حَتَّىٰ جَآءَ أَمۡرُ ٱللَّهِ وَغَرَّكُم بِٱللَّهِ ٱلۡغَرُورُ ﴾ [الحديد: 14-12]
"(Yaitu) pada hari ketika kamu melihat
orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan
dan di sebelah kanan mereka, (Dikatakan kepada meraka): "Pada hari ini ada
berita gembira untukmu, (yaitu) syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai,
yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar". Pada hari
ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang
yang beriman: "Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari
cahayamu". Dikatakan (kepada mereka): "Kembalilah kamu ke belakang
dan carilah sendiri cahaya (untukmu)". Lalu diadakan di antara mereka
dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah
luarnya dari situ ada siksa.Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang
mukmin) seraya berkata: "Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan
kamu?" mereka menjawab: "Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu
sendiri dan menunggu (kehancuran Kami) dan kamu ragu- ragu serta ditipu oleh
angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah, dan kamu telah ditipu
terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat penipu". (QS
al-Hadiid: 12-14).
Dalam sebuah hadits, hal itu juga
diterangkan lebih gamblang lagi. Sebagaimana riwayat yang dikeluarkan oleh
ath-Thabarani dan Hakim, dari Sahabat Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu,
bahwasannya Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( فَيُعْطِيهِمْ نُورَهُمْ عَلَى قَدْرِ أَعْمَالِهِمْ ، فَمِنْهُمْ
مَنْ يُعْطَى نُورَهُ مِثْلَ الْجَبَلِ الْعَظِيمِ يَسْعَى بَيْنَ يَدَيْهِ ،
وَمِنْهُمْ مَنْ يُعْطَى نُورَهُ أَصْغَرَ مِنْ ذَلِكَ ، وَمِنْهُمْ مَنْ يُعْطَى
نُورًا مِثْلَ النَّخْلَةِ بِيَمِينِهِ ، وَمِنْهُمْ مَنْ يُعْطَى نُورًا أَصْغَرَ
مِنْ ذَلِكَ ، حَتَّى يَكُونَ رَجُلا يُعْطَى نُورَهُ عَلَى إِبْهَامِ قَدَمِهِ
يُضِئُ مَرَّةً وَيَفِيءُ مَرَّةً ، فَإِذَا أَضَاءَ قَدَّمَ قَدَمَهُ فَمَشَى,
وَإِذَا طُفِئَ قَامَ". قَالَ: "وَالرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ أَمَامَهُمْ
حَتَّى يَمُرَّ فِي النَّارِ فَيَبْقَى أَثَرُهُ كَحَدِّ السَّيْفِ دَحْضُ
مَزِلَّةٍ". قَالَ:"وَيَقُولُ: مُرُّوا فَيَمُرُّونَ عَلَى قَدْرِ نُورِهِم ْ مِنْهُمْ
مَنْ يَمُرُّ كَطَرْفِ الْعَيْنِ ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَمُرُّ كَالْبَرْقِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَمُرُّ كَالسَّحَابِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَمُرُّ كَانْقِضَاضِ
الْكَوْكَبِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَمُرُّ
كَالرِّيحِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَمُرُّ كَشَدِّ الْفَرَسِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَمُرُّ كَشَدِّ الرَّجُلِ ، حَتَّى
يَمُرَّ الَّذِي أُعْطِيَ نُورَهُ عَلَى إِبْهَامِ قَدَمَيْهِ يَحْبُو عَلَى
وَجْهِهِ وَيَدَيْهِ وَرِجْلَيْهِ تَخِرُّ رِجْلُ, وَتَعْلَقُ رِجْلٌ, وَيُصِيبُ
جَوَانُبَهُ النَّارُ فَلا يَزَالُ كَذَلِكَ حَتَّى يَخْلُصَ، فَإِذَا خَلَصَ
وَقَفَ عَلَيْهَا. ثُمَّ قَالَ: الْحَمْدُ لِلَّهِ لَقَدْ أَعْطَانِي اللَّهُ مَا
لَمْ يُعْطِ أَحَدًا أَنْ نَجَّانِي مِنْهَا بَعْدَ إِذْ رَأَيْتُهَا )) [رواه
الطبراني، والحاكم وصححه الألباني ]
"Lalu selanjutnya, mereka diberi cahaya
selaras dengan amal sholeh yang pernah dikerjakannya. Di antara mereka, ada
yang diberi cahaya tak ubahnya seperti gunung besar, yang berada didepannya.
Diantaranya juga ada yang diberi cahaya, namun lebih kecil dari yang pertama.
Diantara mereka ada yang dikasih cahaya seperti pohon kurma disebelah kanannya,
ada pula yang dikasih lebih kecil dari pohon kurma. Sampai kiranya ada
seseorang yang dikasih cahaya sebesar jari jempol kaki, yang terkadang terang
dan redup, tatkala terang ia berjalan dan bila redup ia pun berdiri menunggu. Sedangkan
Allah Azza wa jalla berada didepan mereka, melewati neraka sehingga menyisakan
jejaknya, tajam bagaikan mata pedang dan sangat licin. Setelah itu Allah
berkata; 'Lewatlah kalian'. Maka mereka semua melintasi sambil menggunakan
cahayanya masing-masing.
Sehingga ada diantara mereka, yang melintasinya
cepat bagaikan kedipan mata, ada yang secepat halilintar, ada pula yang
bagaikan awan, ada lagi yang seperti meteor, diantara mereka juga ada yang
melintasi seperti angin, ada pula yang cepat bagaikan kuda, ada yang seperti
larinya orang. Sampai ketika tiba gilirannya orang yang dikasih cahaya sejempol
tadi melintasi shirat maka ia
merangkak dengan wajah dan tangannya menyeret kakinya, dan terjuntai,
sehingga kiri kanannya terbakar api.
Demikian seterusnya, hingga sampai ditepian, maka
tatkala sampai ditepian ia berdiri membalikkan badan sambil berkata; 'Segala
puji bagi Allah, yang telah menganugerahi hambaNya, yang tidak pernah diberikan
kepada seorangpun, ketika menyelamatkan diriku darinya".[40]
ý Setelah pembagian cahaya selesai, baru mereka
diizinkan untuk meniti jembatan tersebut.
Senada dengan itu adalah haditsnya Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwasannya Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
قَالَ رَسُولَ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( يُضْرَبُ الصِّرَاطُ بَيْنَ ظَهْرَيْ جَهَنَّمَ فَأَكُونُ أَنَا
وَأُمَّتِي أَوَّلَ مَنْ يُجِيزُهَا وَلَا يَتَكَلَّمُ يَوْمَئِذٍ إِلَّا
الرُّسُلُ وَدَعْوَى الرُّسُلِ يَوْمَئِذٍ اللَّهُمَّ سَلِّمْ سَلِّمْ وَفِي
جَهَنَّمَ كَلَالِيبُ مِثْلُ شَوْكِ السَّعْدَانِ تَخْطَفُ النَّاسَ
بِأَعْمَالِهِمْ فَمِنْهُمْ الْمُوثَقُ بِعَمَلِهِ وَمِنْهُمْ الْمُجَازَى )) [ رواه
البخاري ]
"Shirat
dibentangkan dipunggung neraka Jahanam, maka aku dan umatku adalah orang
pertama yang dibolehkan untuk menitinya. Tidak ada sepatah katapun yang keluar
dari mereka melainkan para Rasul, sedangkan do'anya para Rasul pada saat itu
adalah; Ya Allah, selamatkan, selamatkan'. Sedangkan dari dalam Jahanam api
menyambar-yambar seperti duri Sa'dan, yang merenggut manusia sesuai dengan
amalannya, maka di antara mereka ada tegar dengan amalannya dan ada pula yang
lolos".[41]
ý Diantara kaum muslimin yang melewati Shirat
terbagi menjadi tiga, ada yang mulus, selamat, dan ada yang selamat namun
gosong oleh api neraka.
Seperti yang dijelaskan dalam haditsnya
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
قَالَ رَسُولَ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( ثُمَّ يُضْرَبُ الْجِسْرُ عَلَى جَهَنَّمَ فَيَمُرُّ
الْمُؤْمِنُونَ فَنَاجٍ مُسَلَّمٌ وَمَخْدُوشٌ مُرْسَلٌ وَمَكْدُوسٌ فِى نَارِ
جَهَنَّمَ )) [ رواه مسلم ]
"Kemudian
titian dibentangkan diatas neraka Jahanam, lalu orang-orang beriman
melewatinya, maka ada yang selamat tanpa cacat, namun ada yang terkoyak-koyak
oleh api neraka, dan ada pula yang jatuh kedalam neraka Jahanam".[42]
Seorang
penyair Arab mengatakan:
Dibentangkan
titian di atas neraka Jahanam
Maka ada yang terpeleset
jatuh, terkoyak api dan selamat tanpa cacat
Golongan
pertama: Yaitu orang yang selamat
tanpa cacat. Mereka adalah orang-orang yang tidak tersambar api neraka, tidak
pula terkena lidah api dikarenakan amalnya yang cepat.
Dijelaskan dari Abu Hurairah dan
Hudzaifah radhiyallahu 'anhuma, bahwa Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
قَالَ رَسُولَ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( يَجْمَعُ اللهُ النَّاسَ وَتُرْسَلُ الْأَمَانَةُ وَالرَّحِمُ
فَتَقُومَانِ جَنَبَتَيْ الصِّرَاطِ يَمِينًا وَشِمَالًا فَيَمُرُّ أَوَّلُكُمْ
كَالْبَرْقِ ثُمَّ كَمَرِّ الرِّيحِ ثُمَّ كَمَرِّ الطَّيْرِ وَشَدِّ الرِّجَالِ
تَجْرِي بِهِمْ أَعْمَالُهُمْ وَنَبِيُّكُمْ قَائِمٌ عَلَى الصِّرَاطِ يَقُولُ
رَبِّ سَلِّمْ سَلِّمْ حَتَّى تَعْجِزَ أَعْمَالُ الْعِبَادِ حَتَّى يَجِيءَ
الرَّجُلُ فَلَا يَسْتَطِيعُ السَّيْرَ إِلَّا زَحْفًا. قَالَ: وَفِي حَافَتَيْ
الصِّرَاطِ كَلَالِيبُ مُعَلَّقَةٌ مَأْمُورَةٌ بِأَخْذِ مَنْ أُمِرَتْ بِهِ
فَمَخْدُوشٌ نَاجٍ وَمَكْدُوسٌ فِي النَّارِ )) [رواه مسلم]
"Kelak
pada hari kiamat, Allah akan mengumpulkan manusia dan mengutus amanah dan rahim
yang akan berdiri disisi kiri dan kanan Shirat. Lalu melewati orang pertama
dari kalian yang bagaikan buraq kemudian seperti angin, lalu bagaikan hujan dan
mereka melesat sesuai dengan amalannya. Sedangkan Nabi kalian berdiri disamping
Shirat sambil berdo'a; Ya Allah, selamatkan dirinya'. Sampai akhirnya amalan
hamba tidak sanggup lagi membantunya. Kemudian didatangkan seseorang yang tidak
mampu melewati melainkan sambil merangkak.
Beliau
melanjutkan; 'Sedangkan di sisi kiri kanan Shirat ada lidah-lidah api yang
tergantung yang siap diperintah untuk menyambar. Maka ada yang terkoyak-koyak
namun selamat dan ada pula yang terjerumus kedalam neraka".[43]
Golongan
kedua: Selamat namun terkoyak
api, mereka adalah orang-orang yang tersambar api neraka dan terkoyak oleh
lidah api dikarenakan lambatnya dia beramal ketika didunia.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah
radhiyallahu 'anhu, bahwasannya Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda;
قَالَ رَسُولَ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ)) [رواه مسلم]
Dan sebagaimana telah di jelaskan oleh
hadits terdahulu yang mengatakan: 'Kemudian didatangkan seseorang yang tidak
mampu melewati melainkan sambil merangkak. Sedangkan di sisi kiri kanan Shirat
ada lidah-lidah api yang tergantung, yang siap diperintah untuk menyambar. Maka
ada yang terkoyak-koyak namun selamat".[45]
Dalam hadits lain dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu
'anhu, bahwasannya Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَمَ: (( آخِرُ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ رَجُلٌ فَهُوَ يَمْشِى
مَرَّةً وَيَكْبُو مَرَّةً وَتَسْفَعُهُ النَّارُ مَرَّةً فَإِذَا مَا جَاوَزَهَا
الْتَفَتَ إِلَيْهَا فَقَالَ تَبَارَكَ الَّذِى نَجَّانِى مِنْكِ لَقَدْ
أَعْطَانِىَ اللَّهُ شَيْئًا مَا أَعْطَاهُ أَحَدًا مِنَ الأَوَّلِينَ
وَالآخِرِينَ )) [ رواه مسلم ]
"Orang
terakhir yang masuk surga adalah seseorang yang terkadang bisa berjalan dan
terkadang tergelincir, sehingga api terkadang menghanguskannya. Maka ketika
dirinya mampu melintasinya, ia berpaling kebelakang seraya mengatakan; 'Semoga
orang yang telah menyelamatkanku darimu diberkahi, sungguh Allah telah
memberiku sesuatu yang tidak pernah diberikan kepada seorangpun dari kalangan
pertama maupun yang paling akhir".[46]
Golongan
ketiga: Orang yang terjerumus
kedalam neraka, mereka adalah orang-orang yang tidak mempunyai amalan yang
dapat membantu dirinya, sehingga mereka tergelincir masuk kedalam neraka. Hal
tersebut, sebagaimana yang diterangkan dalam hadits terdahulu, di mana Nabi
Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda; 'Sedangkan di sisi kiri dan kanan Shirat
ada lidah-lidah api yang tergantung, yang siap diperintah untuk menyambar. Maka
ada yang terkoyak-koyak namun selamat tapi ada pula yang terperosok masuk ke
dalam neraka".[47]
ý Manakala shirat telah mereka lewati, kemudian
Allah membiarkan mereka berkumpul pada suatu tempat, yang berada diantara surga
dan neraka, yang bernama Qontharah, menunggu izin masuk surga.
Diriwayatkan dari Abu Sa'id al-Khudri
radhiyallahu 'anhu, yang menjelaskan akan hal terebut, bahwa Rasulallah Shalallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَمَ: (( إِذَا خَلَصَ الْمُؤْمِنُونَ مِنْ النَّارِ حُبِسُوا
بِقَنْطَرَةٍ بَيْنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ فَيَتَقَاصُّونَ مَظَالِمَ كَانَتْ
بَيْنَهُمْ فِي الدُّنْيَا حَتَّى إِذَا نُقُّوا وَهُذِّبُوا أُذِنَ لَهُمْ
بِدُخُولِ الْجَنَّةِ فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَأَحَدُهُمْ
بِمَسْكَنِهِ فِي الْجَنَّةِ أَدَلُّ بِمَنْزِلِهِ كَانَ فِي الدُّنْيَا )) [ رواه
البخاري ]
"Ketika
orang-orang beriman telah mampu melewati neraka, mereka tertahan di Qinthoroh,
sebuah tempat antara surga dan neraka. Mereka lalu diadili, akibat kedhaliman
yang pernah mereka lakukan ketika didunia, sampai bersih dan suci, baru setelah
itu mereka diizinkan masuk surga. Maka demi Dzat yang jiwa Muhammad berada
ditanganNya, sungguh salah seorang diantara kalian lebih paham dengan rumahnya
yang ada disurga dari pada rumahnya sendiri ketika didunia".[48]
ý Namun ketika mereka telah mendapat izin masuk,
mereka mendapati pintunya tertutup, lalu merekapun sibuk meminta kepada para
Nabi syafa'at agar memohon kepada Allah agar dibuka pintu surga.
Hal itu sebagaimana yang dikisahkan
dalam sebuah hadits, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau
berkata; 'Rasulallahu Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ رَسُولُ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ : (( يَجْمَعُ اللهُ النَّاسَ فَيَقُومُ الْمُؤْمِنُونَ حَتَّى تُزْلَفَ
لَهُمْ الْجَنَّةُ فَيَأْتُونَ آدَمَ فَيَقُولُونَ يَا أَبَانَا اسْتَفْتِحْ لَنَا
الْجَنَّةَ فَيَقُولُ وَهَلْ أَخْرَجَكُمْ مِنْ الْجَنَّةِ إِلَّا خَطِيئَةُ
أَبِيكُمْ آدَمَ عَلَيْهِ الْسَّلاَمُ لَسْتُ بِصَاحِبِ ذَلِكَ اذْهَبُوا إِلَى
ابْنِي إِبْرَاهِيمَ خَلِيلِ اللهِ عَلَيْهِ الْسَّلاَمُ قَالَ فَيَقُولُ
إِبْرَاهِيمُ لَسْتُ بِصَاحِبِ ذَلِكَ إِلَى مُوسَى الَّذِي كَلَّمَهُ اللهُ
تَكْلِيمًا فَيَأْتُونَ مُوسَى فَيَقُولُ لَسْتُ بِصَاحِبِ ذَلِكَ اذْهَبُوا إِلَى
عِيسَى كَلِمَةِ اللهِ وَرُوحِهِ فَيَقُولُ عِيسَى لَسْتُ بِصَاحِبِ ذَلِكَ
فَيَأْتُونَ مُحَمَّدًا r فَيَقُومُ فَيُؤْذَنُ لَهُ )) [ رواه
مسلم ]
"Kelak
Allah akan mengumpulkan manusia, maka orang-orang beriman berdiri menunggu
sehingga mereka berkumpul didekat surga. Akhirnya mereka mendatangi Adam
sembari mengatakan; 'Wahai bapak kami, mintakan kepada Allah agar pintu surga
dibuka untuk kami'. Beliau menjawab; 'Tidaklah kalian dikeluarkan dari surga
melainkan kesalahan bapakmu Adam, aku tidak pantas untuk itu, pergilah kalian
kepada anakku Ibrahim, kekasih Allah 'alihi sallam'.
Rasulallah
meneruskan; 'Maka Ibrahim mengatakan; 'Aku tidak pantas untuk itu, namun
datanglah kepada Musa yang telah Allah ajak bicara langsung'. Lalu mereka
mendatangi Musa, dan beliau mengatakan; 'Aku tidak layak untuk itu, tapi
pergilah kalian kepada Isa, ia adalah kalimat dan ruhNya. Namun Isa juga mengatakan
Aku tidak layak untuk itu, namun datanglah kalian kepada Muhammad, maka aku pun
berdiri dan diizinkan untuk itu".[49]
ý Pintu surga pun dibuka, mereka terpukau melihat
keindahannya.
Seperti yang dikisahkan dalam haditsnya
Abu Sa'id al-Khudri yang terdahulu, bahwa Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda: 'Sampai ketika mereka telah bersih dan suci, lalu mereka diizinkan
untuk masuk surga. Maka demi Dzat yang jiwa Muhammad berada ditanganNya,
sungguh salah seorang diantara kalian lebih paham dengan rumahnya yang ada
disurga dari pada rumahnya sendiri ketika didunia".[50]
ý Setelah memasuki surga, terdengar suara
panggilan, mengabarkan pada mereka akan kehidupan yang tiada kematian
setelahnya, sehat tanpa dihampiri penyakit, senantiasa muda tidak pernah tua,
bergelimang dengan kenikmatan.
Hal
itu tergambar jelas dalam firman Allah Azza wa jalla, seperti diantaranya:
قال الله تعالى : ﴿ لَا يَذُوقُونَ فِيهَا
ٱلۡمَوۡتَ إِلَّا ٱلۡمَوۡتَةَ ٱلۡأُولَىٰۖ وَوَقَىٰهُمۡ عَذَابَ ٱلۡجَحِيمِ ﴾ [سورة الدخان: 56]
"Mereka tidak akan merasakan mati di
dalamnya kecuali mati di dunia. Dan Allah memelihara mereka dari azab
neraka". (QS adh-Dukhaan: 56).
Dan
firman Allah Ta'ala yang lainnya:
قال الله تعالى : ﴿ أَفَمَا نَحۡنُ بِمَيِّتِينَ ٥٨ إِلَّا مَوۡتَتَنَا
ٱلۡأُولَىٰ وَمَا نَحۡنُ بِمُعَذَّبِينَ ٥٩ إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ
﴾ [سورة الصافات : 58-60]
"Maka apakah kita tidak akan mati?.
Melainkan hanya kematian kita yang pertama saja (di dunia), dan kita tidak akan
disiksa (di akhirat ini)?. Sesungguhnya ini benar-benar kemenangan yang
besar. (QS ash-Shaaffat: 58-60).
Dalam hadits disebutkan, dari Abu Sa'id
al-Khudri dan Abu Hurairah radhiyallahu 'anhuma, bahwa Rasulallah Shalallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
قالَ رسولَ الله ِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( يُنَادِى مُنَادٍ إِنَّ لَكُمْ أَنْ تَصِحُّوا فَلاَ تَسْقَمُوا
أَبَدًا وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَحْيَوْا فَلاَ تَمُوتُوا أَبَدًا وَإِنَّ لَكُمْ
أَنْ تَشِبُّوا فَلاَ تَهْرَمُوا أَبَدًا وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَنْعَمُوا فَلاَ
تَبْتَئِسُوا أَبَدًا. فَذَلِكَ قَوْلُهُ عَزَّ وَجَلَّ : ﴿وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ
أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ ﴾)) [ رواه
مسلم ]
"(Dan) terdengarlah seruan, kalian akan
sehat tanpa sakit selama-lamanya, kalian akan hidup terus tanpa meninggal,
kalian akan senantiasa muda tidak pernah tua, akan selalu mendapat nikmat tidak
berputus asa selama-lamanya.
Itulah firman Allah Ta'ala:
قال الله تعالى : ﴿وَنُودُوا أَنْ
تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ ﴾ [الأعراف : 43]
"Dan diserukan kepada mereka: "ltulah
surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan." (QS al-A'raaf: 43).[51]
Kenikmatan Penduduk
Surga
ý Ketika penduduk surga telah tinggal disana, mereka
mendapatkan kenikmatan yang kekal, seperti:
1.
Mereka menjumpai rasa aman
yang sempurna, sebagaimana yang dijelaskan dalam firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ إِنَّ ٱلۡمُتَّقِينَ
فِي مَقَامٍ أَمِينٖ ﴾ [سورة الدخان: 51]
"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa
berada dalam tempat yang aman". (QS
adh-Dhukhaan: 51).
2.
Barangsiapa yang takut kepada Allah, maka
Allah akan menjaganya. Sebagaimana yang tertera dalam firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ
وَلَمۡ يَلۡبِسُوٓاْ إِيمَٰنَهُم بِظُلۡمٍ أُوْلَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱلۡأَمۡنُ وَهُم مُّهۡتَدُونَ
﴾ [سورة الأنعام: 82]
"Orang-orang yang beriman dan tidak
mencampur adukkan keimanannya dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang
mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat
petunjuk". (QS al-An'aam: 82).
3.
Tidak ada rasa aman sejati melainkan disurga.
Seperti yang tersirat dalam beberapa firman Allah Ta'ala, berikut ini:
"(Dikatakan
kepada mereka): "Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera lagi
aman". (QS
al-Hijr: 46).
Dalam
firmanNya yang lain Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ وَهُمۡ فِي ٱلۡغُرُفَٰتِ
ءَامِنُونَ ﴾ [سورة سبأ : 37]
"Dan mereka aman sentosa di tempat-tempat
yang tinggi (dalam surga)". (QS Saba': 37).
4.
Mereka aman dari kematian, sakit, penuaan, dan
kesusahan. Allah Azza wa jalla mengatakan dalam firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ لَا يَذُوقُونَ فِيهَا
ٱلۡمَوۡتَ إِلَّا ٱلۡمَوۡتَةَ ٱلۡأُولَىٰۖ وَوَقَىٰهُمۡ عَذَابَ ٱلۡجَحِيمِ ﴾ [سورة الدخان: 56]
"Mereka tidak akan merasakan mati di
dalamnya kecuali mati di dunia. Dan Allah memelihara mereka dari azab
neraka". (QS ad-Dukhaan: 56).
Dalam
ayat lain Allah berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ أَفَمَا نَحۡنُ بِمَيِّتِينَ
٥٨ إِلَّا مَوۡتَتَنَا ٱلۡأُولَىٰ وَمَا نَحۡنُ بِمُعَذَّبِينَ ٥٩ إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ
ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ ﴾ [سورة الصافات: 58-60]
"Maka apakah kita tidak akan mati?.
Melainkan hanya kematian kita yang pertama saja (di dunia), dan kita tidak akan
disiksa (di akhirat ini)?. Sesungguhnya ini benar-benar kemenangan yang
besar. (QS ash-Shaaffat: 58-60).
Dan sebagaimana yang telah dijelaskan
dalam hadits dimuka, bahwa Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "(Dan)
terdengarlah seruan, kalian akan sehat tanpa sakit selama-lamanya, kalian akan
hidup kekal tidak mati, kalian akan senantiasa muda tidak pernah tua, akan
selalu mendapat nikmat tidak berputus asa selama-lamanya. Itulah firman Allah
Ta'ala:
"Dan diserukan kepada mereka: "ltulah
surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan." (QS al-A'raaf: 43).[52]
5.
Maka barangsiapa yang masuk surga, ia akan mendapatkan
rasa aman dari segala rasa takut. Dia tidak takut pada kematian, rasa sedih,
sakit, khawatir, letih, lesu, karena semua itu telah sirna. Hal itu,
sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah Ta'ala:
قال الله تعالى : ﴿ وَقَالُواْ ٱلۡحَمۡدُ
لِلَّهِ ٱلَّذِيٓ أَذۡهَبَ عَنَّا ٱلۡحَزَنَۖ إِنَّ رَبَّنَا لَغَفُورٞ شَكُورٌ ٣٤
ٱلَّذِيٓ أَحَلَّنَا دَارَ ٱلۡمُقَامَةِ مِن فَضۡلِهِۦ لَا يَمَسُّنَا فِيهَا نَصَبٞ
وَلَا يَمَسُّنَا فِيهَا لُغُوب﴾ [فاطر: 34-35]
"Dan mereka berkata: "Segala puji bagi
Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Rabb Kami
benar-benar Maha Pengampum lagi Maha Mensyukuri. Yang menempatkan kami dalam
tempat yang kekal (surga) dari karunia-Nya, didalamnya kami tiada merasa lelah
dan tiada pula merasa lesu". (QS
Faathir: 34-35).
ý Mereka juga mendapati sungai-sungai yang
mengalir dibawahnya serta taman-taman yang indah.
Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ إِنَّ ٱلۡمُتَّقِينَ
فِي جَنَّٰتٖ وَعُيُونٍ ﴾ [الذاريات: 15]
"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu
berada dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air". (QS
adz-Dzariyaat: 15).
Seperti apa sungai serta taman yang ada
di dalam surga, Allah Azza wa jalla telah menjelaskan akan hal itu dalam
firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ مَّثَلُ ٱلۡجَنَّةِ
ٱلَّتِي وُعِدَ ٱلۡمُتَّقُونَۖ فِيهَآ أَنۡهَٰرٞ مِّن مَّآءٍ غَيۡرِ ءَاسِنٖ وَأَنۡهَٰرٞ
مِّن لَّبَنٖ لَّمۡ يَتَغَيَّرۡ طَعۡمُهُۥ وَأَنۡهَٰرٞ مِّنۡ خَمۡرٖ لَّذَّةٖ لِّلشَّٰرِبِينَ
وَأَنۡهَٰرٞ مِّنۡ عَسَلٖ مُّصَفّٗىۖ وَلَهُمۡ فِيهَا مِن كُلِّ ٱلثَّمَرَٰتِ وَمَغۡفِرَةٞ
مِّن رَّبِّهِمۡۖ كَمَنۡ هُوَ خَٰلِدٞ فِي ٱلنَّارِ وَسُقُواْ مَآءً حَمِيمٗا فَقَطَّعَ
أَمۡعَآءَهُمۡ ﴾ [محمد: 15]
"(Apakah) perumpamaan (penghuni) surga yang
dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai
dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang
tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi
peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang murni, dan mereka memperoleh di
dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka, sama dengan
orang yang kekal dalam Jahannam dan diberi minuman dengan air yang mendidih
sehingga memotong ususnya". (QS Muhammad: 15).
Sungai yang tidak berubah rasa dan
baunya disebabkan karena lama tersimpan, sungai susu yang tidak berubah rasanya
dengan sebab kemasamannya. Serta sungai dari khamr yang sangat lezat tidak
membikin pening dan mabuk peminumnya. Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ لَّا يُصَدَّعُونَ
عَنۡهَا وَلَا يُنزِفُونَ ﴾ [الواقعة: 19]
"Mereka tidak pening karenanya dan tidak
pula mabuk". (QS al-Waaqi'ah: 19).
Imam
Ibnu Qoyim mengatakan dalam qosidahnya:
Bersama khamr, yang lezat bagi peminumnya tanpa
Cacat, membikin pusing tidak pula
membahayakan
Adapun khamr didunia, itulah kandungannya
Menutupi akal peminumnya serta memabukkan
Namun disana, padanya ada obat bagi peminumnya
Tidak takut akan kehabisan sebelum
meminum
Karena Allah telah menyiapkan bagi kita
Khamr yang lezat disurga nan abadi
Adapun siapa saja yang pernah
menenggak miras didunia lalu meninggal tanpa sempat bertaubat maka manakala
dirinya masuk surga dia tidak akan merasakan lezatnya khamr di akhirat, akan
tetapi ia tetap mendapat nikmat yang banyak kecuali khamr. Hal itu berdasarkan
sebuah hadits, dari Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma, bahwasannya
Rasulallahu Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَمَ: (( مَنْ شَرِبَ لْخَمْرَ فِي الدُّنْيَا ثُمَّ لَمْ يَتُبْ
مِنْهَا حُرِمَهَا فِي الْآخِرَةِ )) [ رواه البخاري ومسلم ]
"Barangsiapa yang menenggak khamr didunia
kemudian tidak bertaubat darinya, maka diharamkan baginya diakhirat
kelak".[53]
Sedangkan balasan bagi orang yang
menenggak miras tatkala didunia tanpa dibarengi taubat lalu meninggal adalah
akan diberi minuman dari lumpur yang membinasakan yaitu keringatnya penduduk
neraka. Sebagaimana yang diterangkan dalam sebuah hadits, dari Jabir bin
Abdullah radhiyallahu 'anhu, bahwasannya Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
قَال النَّبِىَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( كُلُّ مُسْكِرٍ حَرَامٌ إِنَّ عَلَى اللَّهِ عَزَّوَجَلَّ عَهْدًا
لِمَنْ يَشْرَبُ الْمُسْكِرَ أَنْ يَسْقِيَهُ مِنْ طِينَةِ الْخَبَالِ ). قَالُوا
يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا طِينَةُ الْخَبَالِ قَالَ « عَرَقُ أَهْلِ النَّارِ
أَوْ عُصَارَةُ أَهْلِ النَّارِ )) [رواه
مسلم]
"Setiap
yang memabukkan adalah haram. Sesungguhnya Allah Azza wa jalla menjanjikan bagi
setiap orang yang meminum khamr kelak akan diberi minuman dari Thinatil
Khabaal. Lalu para sahabat bertanya; 'Wahai Rasulallah, apa Thinatil Khabaal
tersebut? Beliau bersabda; 'Keringat penduduk neraka atau perasan dari keringat
penduduk neraka".[54]
Dan sungai penduduk surga akan mengalir
dibawah kamar, taman serta istananya. Allah Azza wa jalla menjelaskan hal
tersebut dalam firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ مَّثَلُ ٱلۡجَنَّةِ
ٱلَّتِي وُعِدَ ٱلۡمُتَّقُونَۖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُۖ أُكُلُهَا دَآئِمٞ
وَظِلُّهَاۚ تِلۡكَ عُقۡبَى ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْۚ وَّعُقۡبَى ٱلۡكَٰفِرِينَ ٱلنَّارُ ﴾ [الرعد: 35]
"Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada
orang-orang yang takwa ialah (seperti taman), mengalir sungai-sungai di
dalamnya, buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula). Itulah
tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa, sedang tempat kesudahan bagi
orang-orang kafir ialah neraka". (QS ar-Ra'du: 35).
Dalam
ayat yang lain Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ وَٱلسَّٰبِقُونَ
ٱلۡأَوَّلُونَ مِنَ ٱلۡمُهَٰجِرِينَ وَٱلۡأَنصَارِ وَٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُم بِإِحۡسَٰنٖ
رَّضِيَ ٱللَّهُ عَنۡهُمۡ وَرَضُواْ عَنۡهُ وَأَعَدَّ لَهُمۡ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي تَحۡتَهَا
ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدٗاۚ ذَٰلِكَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ ﴾ [التوبة: 100]
"Orang-orang yang terdahulu lagi yang
pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang
yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun
ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir
sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya, mereka kekal di dalamnya. Itulah
kemenangan yang besar". (QS at-Taubah: 100).
Dan
juga dalam ayat yang lain:
قال الله تعالى : ﴿ وَنَزَعۡنَا مَا فِي صُدُورِهِم مِّنۡ غِلّٖ تَجۡرِي
مِن تَحۡتِهِمُ ٱلۡأَنۡهَٰرُۖ وَقَالُواْ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ٱلَّذِي هَدَىٰنَا لِهَٰذَا
وَمَا كُنَّا لِنَهۡتَدِيَ لَوۡلَآ أَنۡ هَدَىٰنَا ٱللَّهُۖ لَقَدۡ جَآءَتۡ رُسُلُ
رَبِّنَا بِٱلۡحَقِّۖ وَنُودُوٓاْ أَن تِلۡكُمُ ٱلۡجَنَّةُ أُورِثۡتُمُوهَا بِمَا كُنتُمۡ
تَعۡمَلُونَ﴾ [الأعراف: 43]
"Dan Kami cabut segala macam dendam yang
berada di dalam dada mereka, mengalir di bawah mereka sungai-sungai dan mereka
berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga)
ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak
memberi kami petunjuk. Sesungguhnya telah datang Rasul-rasul Rabb kami, membawa
kebenaran." Dan diserukan kepada mereka: "ltulah surga yang
diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan." (QS
al-A'raaf: 43).
ý Ketika penduduk surga memasukinya, mereka
mendapati pakaian yang telah siap. Allah Subhanahu
wa ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ إِنَّ لَكَ أَلَّا
تَجُوعَ فِيهَا وَلَا تَعۡرَىٰ ﴾ [طه: 118]
"Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di
dalamnya dan tidak akan telanjang".
(QS
Thaahaa: 118).
Pakaian
mereka adalah sutera yang halus lagi tebal. Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ يَلۡبَسُونَ مِن
سُندُسٖ وَإِسۡتَبۡرَقٖ مُّتَقَٰبِلِينَ ﴾ [الدخان: 53]
"Mereka memakai sutera yang halus dan
sutera yang tebal, (duduk) berhadap-hadapan". (QS
ad-Dukhaan: 53).
Sundus
adalah sutera yang halus sedangkan istabrak adalah kain sutera yang
tebal, Allah Ta'ala berfirman dalam al-Qur'an:
قال الله تعالى : ﴿ وَيَلۡبَسُونَ ثِيَابًا
خُضۡرٗا مِّن سُندُسٖ وَإِسۡتَبۡرَقٖ مُّتَّكِِٔينَ فِيهَا عَلَى ٱلۡأَرَآئِكِ ﴾ [لكهف: 31]
"Dan mereka memakai pakaian hijau dari
sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas
dipan-dipan yang indah". (QS al-kahfi: 31).
Dalam
ayat yang lain, Allah Ta'ala berfirman:
"Mereka memakai pakaian sutera halus yang
hijau dan sutera tebal ". (QS al-Insaan: 21).
Imam
Ibnu Qoyim mengatakan dalam qosidahnya:
Pakain
mereka terbuat dari sutera halus berwarna hijau
Dan sutera
tebal, dua sutera yang telah dikenal
Tidak pernah kotor terkena noda
Karena Allah tidak
menjadikan penghuninya mengeluarkan kotoran
Lebih
tegas lagi apa yang Allah Tabaraka wa ta'ala firmankan dalam ayatNya:
"Dan pakaian mereka adalah
sutera". (QS al-Hajj: 23).
Adapun laki-laki yang memakai sutera
ketika dunia lalu meninggal tanpa di iringi taubat maka diakhirat kelak dia
tidak akan memakainya. Hal itu berdasarkan hadits, dari Anas bin Malik
radhiyallahu 'anhu, beliau berkata: 'Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَمَ: (( مَنْ لَبِسَ الْحَرِيرَ فِى الدُّنْيَا لَمْ يَلْبَسْهُ فِى
الآخِرَةِ )) [رواه البخاري ومسلم ]
ý
Ketika
di dalam mereka juga mendapatkan perhiasaan.
Allah Ta'ala menjelaskan akn ahl itu dalam firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ جَنَّٰتُ عَدۡنٖ
يَدۡخُلُونَهَا يُحَلَّوۡنَ فِيهَا مِنۡ أَسَاوِرَ مِن ذَهَبٖ وَلُؤۡلُؤٗاۖ﴾ [فاطر: 33]
"(Bagi mereka) surga 'Adn mereka masuk ke
dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas,
dan dengan mutiara". (QS Faathir: 33).
Dalam
ayat yang lain Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ وَحُلُّوٓاْ أَسَاوِرَ
مِن فِضَّةٖ وَسَقَىٰهُمۡ رَبُّهُمۡ شَرَابٗا طَهُورًا ﴾ [الإنسان: 21]
"Dan dipakaikan kepada mereka gelang
terbuat dari perak, dan Rabb mereka memberikan kepada mereka minuman yang
bersih". (QS al-Insaan: 21).
Mereka semua memakai perhiasan yang
sama baik laki maupun perempuan. Hal itu berdasarkan sebuah hadits dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau berkata: "Saya pernah mendengar
kekasihku, Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قالَ سَمِعْتُ خَلِيلِى صَلَى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَمَ يَقُولُ: (( تَبْلُغُ الْحِلْيَةُ مِنَ الْمُؤْمِنِ حَيْثُ
يَبْلُغُ الْوَضُوءُ )) [ رواه مسلم ]
"Seorang mukmin akan mendapatkan perhiasaan
(kelak disurga) setara dengan tingkat kesempurnaannya di dalam berwudhu".[56]
Betapa
indah apa yang digambarkan Imam Ibnu Qoyim akan hal tersebut dalam rangkaian
bait qosidahnya, beliau berkata:
Perhiasaannya lebih indah dari mutiara dan
ya'qut
Demikian pula gelangnya terbuat
dari emas murni
Jangan mengira itu khusus bagi wanita saja
Akan tetapi, para lelaki juga
mendapatkan ini
Bagi orang yang meninggalkan pakaian didunia ini
Untuk mendapat pakaian disurga abadi
Tidakkah engkau mendengar, kalau perhiasaan
mereka
Sampai batasan wudhu yang berada
dalam timbangan
ý Demikian pula, disana mereka mendapatkan
kasur-kasur serta dipan-dipan yang empuk,
hal itu seperti yang dijelaskan oleh Allah Ta'ala dalam firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ عَلَىٰ سُرُرٖ مَّوۡضُونَةٖ
. مُّتَّكِِٔينَ عَلَيۡهَا مُتَقَٰبِلِينَ ﴾ [الواقعة: 16-15]
"Mereka berada di atas dipan yang bertahta
emas dan permata. Seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan". (QS
al-Waaqi'ah: 15-16).
Dalam
kesempatan yang lain Allah juga berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ مُتَّكِِٔينَ عَلَىٰ
فُرُشِۢ بَطَآئِنُهَا مِنۡ إِسۡتَبۡرَقٖۚ وَجَنَى ٱلۡجَنَّتَيۡنِ دَانٖ ﴾ [الرحمن: 54]
"Mereka bertelekan di atas permadani yang
bagian dalamnya dari sutera. Dan buah-buahan di kedua surga itu dapat (dipetik)
dari dekat". (QS ar-Rahman: 54).
Mereka
berada di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata, sebagaimana digambarkan
dalam firmanNya:
"Dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk". (QS
al-Waaqi'ah: 34).
Imam
Ibnu Qoyim mengatakan:
Bertelekan permadani yang dalamnya dari sutera
Jangan disangka betapa
putih kain suteranya
Empuk diatasnya bersenderan
Berdua bersama kekasih
hatinya, nyaman
Sambil bersendau diatas dipan tanpa terlihat
Tetangga, berduaan dalam
kesenangan
Luput dari pandangan setiap orang
Sedangkan keduanya
memakai baju yang sama
ý Juga
mendapati bantal-bantal yang tersusun. Sebagaimanan yang dijelaskan dalam
firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ لَّيۡسَ ٱلۡبِرَّ
أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمۡ قِبَلَ ٱلۡمَشۡرِقِ وَٱلۡمَغۡرِبِ وَلَٰكِنَّ ٱلۡبِرَّ
مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ ﴾ [البقرة: 177]
"Dan bantal-bantal sandaran yang
tersusun". (QS al-Ghasyiyah: 15).
Yang
dimaksud dengan Namaariq di dalam ayat adalah bantal untuk bersandar
yang tersusun rapi disamping kiri dan kanannya. Allah Azza wa jalla berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ لَّيۡسَ ٱلۡبِرَّ
أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمۡ قِبَلَ ٱلۡمَشۡرِقِ وَٱلۡمَغۡرِبِ وَلَٰكِنَّ ٱلۡبِرَّ
مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ ﴾ [البقرة: 177]
"Dan permadani-permadani yang
terhampar". (QS al-Ghaasyiyah: 16).
Ibnul
Qoyim menyatakan dalam bait qasidahnya:
Ini,
walaupun permadani dan sutera
Serta
karpetnya, telah di sifati namun itu tidak mencukupinya
ý Begitu pula, mereka menjumpai kemah (rumah) yang
besar.
Lihatlah
firman Allah Ta'ala berikut ini:
"(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih
bersih, dipingit dalam rumah". (QS ar-Rahman: 72).
Sedangkan rumah yang ada didalam
surga, maka ia terbuat dari mutiara kering yang panjangnya enam puluh mil,
adapun satu mil di sana sama dengan enam ribu jengkal, dan itu diperuntukan
bagi seorang mukmin. Di dalam rumah tersebut dia tinggal bersama para
istri-istrinya, yang masing-masing dari mereka tidak melihat satu dengan yang
lainnya.
Hal itu berdasarkan sebuah hadits
yang telah sampai kepada kita, dan hadits ini shahih dikeluarkan melalui jalur
sahabat Abu Musa al-As'ari, namanya adalah Abdullah bin Qais radhiyallahu
'anhu. Dikatakan bahwasannya Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
قَالَ النَّبِىَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( إِنَّ لِلْمُؤْمِنِ فِى الْجَنَّةِ لَخَيْمَةً مِنْ لُؤْلُؤَةٍ
وَاحِدَةٍ مُجَوَّفَةٍ طُولُهَا سِتُّونَ مِيلاً لِلْمُؤْمِنِ فِيهَا أَهْلُونَ
يَطُوفُ عَلَيْهِمُ الْمُؤْمِنُ فَلاَ يَرَى بَعْضُهُمْ بَعْضًا )) [ رواه مسلم ]
"Sesungguhnya seorang mukmin kelak disurga
akan mendapatkan rumah yang terbuat dari mutiara kering, panjangnya enam puluh
mil. Di dalamnya dia bisa menggilir istri-istrinya, namun mereka satu sama lain
tidak bisa saling melihatnya".[57]
وفي لفظ لمسلم: (( طُولُهَا فِى
السَّمَاءِ سِتُّونَ مِيلاً فِى كُلِّ زَاوِيَةٍ مِنْهَا أَهْلٌ لِلْمُؤْمِنِ لاَ
يَرَاهُمُ الآخَرُونَ )) [ رواه مسلم ]
Dalam
riwayat yang lain, dikatakan: "Yang tingginya menjulang kelangit, enam
puluh mil. Dan pada setiap pojok ada istrinya, yang masing-masing mereka tidak
bisa melihat satu sama lain".[58]
وفي لفظ لمسلم أخرى : (( عَرْضُهَا
سِتُّونَ مِيلاً فِى كُلِّ زَاوِيَةٍ مِنْهَا أَهْلٌ مَا يَرَوْنَ الآخَرِينَ
يَطُوفُ عَلَيْهِمُ الْمُؤْمِنُ )) [ رواه مسلم ]
Dalam
salah satu riwayat, dikatakan: "Yang panjangnya rumah tersebut, enam
puluh mil. Dan pada setiap pojok ada istrinya, yang masing-masing mereka tidak
bisa melihat satu sama lain, dan dia bisa menggilir istri-istrinya tersebut".[59]
Sedangkan
Imam Ibnu Qoyim menyatakan dalam bait qasidahnya:
Bagi seorang hamba, kelak disurga ia
mendapat istana
Yang terbuat dari
mutiara, buatan Rahman
Enam pulih mil, menjulang tinggi diangkasa
Pada setiap pojok ada wanita-wanita cantik
Yang menggodanya, namun mereka tidak bisa
melihat satu sama lainnya
Karena begitu luas istana
yang dimilikinya
ý Di sana mereka juga mendapati ada pasar.
Hal
tersebut seperti yang dijelaskan dalam sebuah hadits, yang diriwayatkan dari
Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulallah Shalallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَمَ : (( إِنَّ فِى الْجَنَّةِ لَسُوقًا يَأْتُونَهَا كُلَّ
جُمُعَةٍ فَتَهُبُّ رِيحُ الشَّمَالِ فَتَحْثُو فِى وُجُوهِهِمْ وَثِيَابِهِمْ
فَيَزْدَادُونَ حُسْنًا وَجَمَالاً فَيَرْجِعُونَ إِلَى أَهْلِيهِمْ وَقَدِ ازْدَادُوا
حُسْنًا وَجَمَالاً فَيَقُولُ لَهُمْ أَهْلُوهُمْ وَاللَّهِ لَقَدِ ازْدَدْتُمْ
بَعْدَنَا حُسْنًا وَجَمَالاً. فَيَقُولُونَ وَأَنْتُمْ وَاللَّهِ لَقَدِ
ازْدَدْتُمْ بَعْدَنَا حُسْنًا وَجَمَالاً )) [ رواه مسلم ]
"Sesungguhnya disurga ada sebuah pasar, yang biasa
dikunjungi oleh penduduknya tiap hari jum'at. Manakala angin dari sebelah
kirinya berhembus menerpa wajah-wajah serta pakaian mereka, maka hal itu,
menjadikan rupa mereka bertambah indah tampan, sehingga tatkala mereka kembali
kerumah, sedangkan mereka telah bertambah bagus dan tampan, keluarganya
menyambut sambil mengatakan; 'Demi Allah, sungguh engkau telah bertambah bagus
dan tampan'. Mereka menjawab; 'Dan kalian, sungguh demi Allah, juga telah
bertambah cantik dan menggairahkan".[60]
Imam
Ibnu Qoyim mengatakan:
Mereka mendatangi pasar
bukan untuk jual beli
Karena disana mereka bebas
mengambil sesuka hati
Para pedagangnya telah
mendapat keuntungan
Dengan transaksi membeli surga
ridwan
Allah telah menyediakan
pasar tuk saling berkunjung
Bagi penghuninya yang berupa tampan
Didalam surga, demi Allah,
tidak mata
Tidak pula telinga pernah mendengarnya
Apalagi terbetik di dalam
benak khayalnya
Lebih sulit lagi bila digambarkan
dengan untaian kalimat
ý
Lalu
mereka menjumpai ada kamar-kamar yang lebar nan indah.
Allah Azza wa jalla mengatakan dalam firmanNya:
"Dan mereka aman sentosa di kamar-lamar
yang tinggi (dalam syurga)". (QS Saba': 37).
Dalam
ayat yang lain Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ
وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَنُبَوِّئَنَّهُم مِّنَ ٱلۡجَنَّةِ غُرَفٗا تَجۡرِي مِن
تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَاۚ نِعۡمَ أَجۡرُ ٱلۡعَٰمِلِينَ ﴾ [العنكبوت: 58]
"Dan orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal-amal yang saleh, sesungguhnya akan Kami tempatkan mereka pada
tempat-tempat yang tinggi di dalam surga, yang mengalir sungai-sungai di
bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik pembalasan bagi
orang-orang yang beramal". (QS al-Ankabuut: 58).
Dan
Allah Ta'ala juga menjelaskan dalam akan hal itu dalam ayatNya yang lain, Allah
berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ لَٰكِنِ ٱلَّذِينَ
ٱتَّقَوۡاْ رَبَّهُمۡ لَهُمۡ غُرَفٞ مِّن فَوۡقِهَا غُرَفٞ مَّبۡنِيَّةٞ تَجۡرِي مِن
تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُۖ وَعۡدَ ٱللَّهِ لَا يُخۡلِفُ ٱللَّهُ ٱلۡمِيعَادَ ﴾ [الزمر: 20]
"Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada
Rabbnya mereka mendapat tempat-tempat yang tinggi, di atasnya dibangun pula
tempat-tempat yang tinggi yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Allah telah
berjanji dengan sebenar-benarnya. Allah tidak akan memungkiri
janji-Nya". (QS az-Zumar: 20).
Adapun pensifatan yang ada dalam
hadits, di antara salah satunya adalah sebuah hadits dari Abu Sa'id al-Khudri
radhiyallahu 'anhu, bahwasannya Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
قَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( إِنَّ أَهْلَ الْجَنَّةِ يَتَرَاءَوْنَ أَهْلَ الْغُرَفِ مِنْ
فَوْقِهِمْ كَمَا يَتَرَاءَوْنَ الْكَوْكَبَ الدُّرِّيَّ الْغَابِرَ فِي الْأُفُقِ
مِنْ الْمَشْرِقِ أَوْ الْمَغْرِبِ لِتَفَاضُلِ مَا بَيْنَهُمْ قَالُوا يَا
رَسُولَ اللَّهِ تِلْكَ مَنَازِلُ الْأَنْبِيَاءِ لَا يَبْلُغُهَا غَيْرُهُمْ
قَالَ بَلَى وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ رِجَالٌ آمَنُوا بِاللَّهِ وَصَدَّقُوا
الْمُرْسَلِينَ )) [ رواه البخاري ومسلم ]
"Sesungguhnya penduduk surga dapat saling
melihat kamar-kamar tetangganya yang berada dibawahnya, sebagaimana halnya
kalian bisa melihat bintang gemintang yang tersebar di ufuk timur dan barat,
dan itu merupakan keutamaan yang dianugerahkan diantara kalian. Ditanyakan pada
beliau; 'Wahai Rasulallah, itu kan kedudukannya para Nabi, bagaimana mungkin
ada yang dapat mencapai kedudukan mereka? Beliau menjawab: 'Benar, dan demi
Dzat yang jiwaku berada ditanganNya, (mereka itu) ialah orang-orang yang
beriman kepada Allah serta membenarkan para Rasul".[61]
Bangunannya terbuat dari semen emas dan
perak, sedangkan tanahnya terbuat dari misk, adapun kerikilnya, di ambil dari
mutiara dan permata, dan debu yang ada disekelilingnya dari Za'faran, maka
barangsiapa yang memasukinya ia akan mendapati kenikmatan yang sangat banyak,
kekal abadi tidak ada kematian, pakaiannya bersih tak bernoda, kekal dalam rupa
pemuda yang gagah.
Hal tersebut, sebagaimana digambarkan
dalam sebuah hadits shahih, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau
menceritakan; 'Kami pernah bertanya kepada Rasulallah; 'Wahai Rasulallah,
kabarkan pada kami tentang surga, terbuat dari apa bangunannya? Lalu beliau
bersabda:
قَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( لَبِنَةٌ مِنْ ذَهَبٍ وَلَبِنَةٌ مِنْ فِضَّةٍ مِلَاطُهَا الْمِسْكُ
الْأَذْفَرُ حَصْبَاؤُهَا الْيَاقُوتُ وَاللُّؤْلُؤُ وَتُرْبَتُهَا الْوَرْسُ
وَالزَّعْفَرَانُ مَنْ يَدْخُلُهَا يَخْلُدُ لَا يَمُوتُ وَيَنْعَمُ لَا يَبْأَسُ
لَا يَبْلَى شَبَابُهُمْ وَلَا تُخَرَّقُ ثِيَابُهُم )) [رواه أحمد]
"Batu batanya terbuat dari emas dan perak,
sedangkan campurannya dari minyak misk yang sangat wangi, kerikilnya dari
permata dan mutiara, tanahnya dari za'faran hijau. Maka barangsiapa yang masuk
kedalamnya, ia akan kekal abadi tidak akan mati, penuh dengan kenikmatan dan
tidak ada kesulitan, serta senantiasa muda, dan pakaiannya tidak pernah
rusak".[62]
Al-Hafidz
al-Hakami mengatakan dalam untaian bait sya'irnya:
Bangunannya
terbuat dari emas dan perak
Penghuninya tak
pernah sakit lagi bising
Sedangkan debunya dari za'faran
Disana, banyak
kenikmatan yang tak tergambar
Seorang
penyair mengatakan dalam qosidahnya:
Tanah
disana dari emas sedangkan debunya wangi
Bagaikan za'faran yang tumbuh seperti
rerumputan
Sungai
berairkan susu murni mengalir dibawahnya
Serta arak yang mengalir dari hulunya
Duhai
Siapa yang hendak membeli bangunan di And
Tinggi bangunannya, Dibawah naungan kebahagian
Sebagaimana
dijelaskan oleh manusia pilihan
Disana Allah dan Jibril
memanggil dari sisinya
Duhai
Siapa yang ingin membeli rumah di Firdaus
Harganya hanya dua
raka'at dikegelapan malam tanpa terlihat
Atau
memberi seorang miskin yang kelaparan
Tatkala ia menderita kelaparan ditengah
mahalnya harga
Jiwa
ini selalu tamak terhadap dunia, sedangkan ia
Mengetahui kalau keselamatan tatkala
meninggalkannya
Tidak
ada kampung yang ditempati ketika meninggal
Melainkan rumah yang ia bangun sebelum matinya
Bangunannya
terbuat dari amal kebajikan yang ia lakukan
Namun, Bila ia bangun
dengan amal kejelekan, pasti ia kan merugi
Harta
yang kita kumpulkan hanya untuk ahli waris kita
sedangkan rumah tuk kematian roboh, ia
tidak mengetahuinya
ý Lantas mereka merasakan adanya perubahan dalam
fisik, mulai dari segi usia, tubuhnya meninggi serta besar, warna kulitnya,
serta rambutnya. Semuanya berbeda dengan
apa yang pernah dimilikinya tatkala didunia.
Di katakan dalam sebuah hadits, umur
mereka antara kisaran tiga puluh tiga tahun, tingginya enam puluh dira',
sedangkan besarnya tujuh dira', adapun warna kulitnya menjadi putih bersih, dan
rambutnya berkeriting.
Hal
itu berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu, bahwasannya Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( يَدْخُلُ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ جُرْدًا مُرْدًا بِيضًا
جِعَادًا مُكَحَّلِينَ أَبْنَاءَ ثَلَاثٍ وَثَلَاثِينَ عَلَى خَلْقِ آدَمَ
سِتُّونَ ذِرَاعًا فِي عَرْضِ سَبْعِ أَذْرُعٍ )) [ رواه أحمد ]
"Akan masuk penghuni
surga dalam keadaan tanpa berpakaian, belum berjenggot, putih, berkeriting,
serta bercelak mata. Umur mereka antara tiga puluh tiga tahun, sama seperti
penciptaan Adam (dahulu) tingginya enam puluh dira' dan besarnya tujuh
dira".[63]
Berkata Ibnu Qoyim dalam
qasidahnya:
Tingginya, seperti tinggi
bapak mereka, enam puluh
Namun lebarnya, tujuh tidak kurang
Warna kulit mereka, putih
tanpa berjenggot
Keriting rambutnya, dan bercelak matanya
Inilah kesempurnaan dalam
diri seseorang
Dalam potongan rambut
serta matanya
ý Mereka juga memperoleh bidadari yang cantik
jelita. Allah Ta'ala menjelaskan akan hal itu dalam
firmanNya:
"Demikianlah, dan Kami berikan kepada
mereka bidadari". (QS ad-Dukhaan: 54).
Dan bidadari, mereka adalah
perempuan-perempuan yang berkulit putih bersih dan bermata lebar, mereka para
wanita yang berkelopak mata lebar, kulitnya indah berwarna putih, jelita penuh
pesona, dan tidak ada yang tahu hakikat rupanya sekarang melainkan Allah
Tabaraka wa ta'ala. Lebih lanjutnya simak firman Allah Ta'ala yang satu ini:
"Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari
yang baik- baik lagi cantik-cantik".
(QS
ar-Rahman: 70).
Di dalam hadits dijelaskan bagaimana
akhlaknya yang begitu mulia dengan wajah yang cantik mempesona.
Imam
Ibnu Qoyim mengatakan:
Didalamnya ada bidadari yang menundukan
pandangan
Para Bidadari yang cantik lagi baik-baik
Berakhlak mulia, berwajah sedu
Kebaikan dan baik adalah dua
perkara yang bergandengan
Wanit penduduk surga, mereka bagaikan
kaca yang putih bersih, lembut dan terlihat urat-uratnya dari balik kulitnya yang
mulus. Akan tetapi jangan dikira bahwa ini khusus untuk bidadari, akan tetapi,
sifat-sifat ini juga diperoleh oleh para wanita yang beriman ketika didunia.
Allah Subahanhu wa ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ وَعِندَهُمۡ قَٰصِرَٰتُ
ٱلطَّرۡفِ عِينٞ . كَأَنَّهُنَّ بَيۡضٞ مَّكۡنُونٞ ﴾ [الصفات: 49-48]
"Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang
tidak liar pandangannya dan jelita matanya. Seakan-akan mereka adalah telur
(burung unta) yang tersimpan dengan baik". (QS
ash-Shaffaat: 48-49).
Wanita penduduk surga, mereka
sangatlah cantik, lagi baik, mulus bagaikan permata dan marjan. Allah Ta'ala
menggambarkan akan hal tersebut dalam firmanNya:
"Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan
marjan". (QS ar-Rahman: 58).
Berkata
Imam Ibnu Qoyim:
Baunya bagaikan minyak misk, tubuhnya mempesona
Adapun warnanya bagaikan mutiara dan
permata
Dalam hadits dari Abu Sa'id al-Khudri
radhiyallahu 'anhu disebutkan, bahwa Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda tatkala menafsirkan firman Allah Ta'ala: "Seakan-akan bidadari
itu permata yakut dan marjan". Beliau bersabda:
قالَ رسولُ الله ِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ في تفسيرِ قولِهِ: (( كأنَّهُنَّ اليَاقُوتُ والمَرْجَان)) قالَ : (( ينظرُ
إلى وجهِهِ في خدِهِا أصفى مِنَ المرآة ِ وإنَّ أدْنَى لؤلؤةٍ عليها لتضيءُ ما
بينَ المشرق ِ والمغرب ِ وإنَّهُ ليكونَ عليها سبعونَ حُلَّة ً ينفذُها بصرُهُ حتى
يَرَى مُخَّ ساقِهِا مِنْ وراءِ ذلك )) [ رواه الحاكم، وقال صحيح ولم يخرجاه ]
"Apabila dilihat wajahnya mulai dari
pipinya maka ia lebih bersih dari pada kaca. Dan sesungguhnya permata yang
paling rendah adalah yang cahayanya mampu menerangi belahan timur dan barat,
dan sungguh mereka akan memakai tujuh puluh perhiasan, yang mampu menembus
pandangannya, sampai kiranya ia bisa melihat otot betis dari balik
kulitnya".[64]
Berkata
Ibnu Qoyim dalam qasidahnya:
Keduanya kan saling melihat kekasihnya
Bersama dengan keinginan,
melihat wajah bersinar
Yang memancarkan keindahan pemiliknya
Aura tubuhnya tergambar jelas dalam mata
Padanya, tersampir tujuh puluh perhiasan
Menggambarkan susunan otak dari
balik tengkuknya
Namun itu semua tergambar dari balik tubuhnya
Jelas bagaikan minuman dari balik gelas kaca
Dalam hadits lain dinyatakan, yang
diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwasannya Nabi Shalallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( إِنَّ أَوَّلَ زُمْرَةٍ تَدْخُلُ الْجَنَّةَ عَلَى صُورَةِ الْقَمَرِ
لَيْلَةَ الْبَدْرِ وَالَّتِى تَلِيهَا عَلَى أَضْوَإِ كَوْكَبٍ دُرِّىٍّ فِى
السَّمَاءِ لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ اثْنَتَانِ يُرَى مُخُّ
سُوقِهِمَا مِنْ وَرَاءِ اللَّحْمِ وَمَا فِى الْجَنَّةِ أَعْزَبُ )) [ رواه
البخاري ومسلم ]
"Sesungguhnya kelompok pertama yang akan
masuk surga, wajahnya bagaikan bulan di malam purnama, sedangkan yang
berikutnya, bagaikan cahaya bintang yang terang di langit, dan bagi tiap orang
diantara mereka akan mendapat dua istri yang masing-masing otot betisnya bisa
terlihat dari balik dagingnya. Dan tidak ada penduduk surga yang
membujang".[65]
Kalau sekiranya wanita penduduk surga
keluar, turun kemuka bumi ini tentulah cahaya mereka akan menyinari antara
langit dan bumi, ruang bumi ini akan dipenuhi dengan bau wanginya. Sungguh
setengah bagian kepalanya mereka itu lebih baik dari dunia dan seisinya. Yang
menyaksikan hal ini adalah sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari
dalam shahihnya, dari Anas bin Malik radhiyallah 'anhu, bahwasannya Nabi
Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
قَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( لَوْ أَنَّ امْرَأَةً مِنْ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ اطَّلَعَتْ إِلَى
الْأَرْضِ لَأَضَاءَتْ مَا بَيْنَهُمَا وَلَمَلَأَتْ مَا بَيْنَهُمَا رِيحًا
وَلَنَصِيفُهَا يَعْنِي الْخِمَارَ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا )) [ رواه
البخاري ]
"Kalaulah sekiranya salah seorang wanita
dari kalangan penduduk surga menampakkan dirinya kedunia ini, tentulah
cahayanya akan memenuhi langit dan bumi, ruangan keduanya akan penuh dengan bau
harumnya. Dan setengah bagian (yaitu) tutup kepalanya itu lebih baik dari dunia
dan seisinya".[66]
Imam
Ibnu Qoyim menyatakan dalam bait qasidahnya:
Separuh jilbab yang mereka kenakan
Tak sebanding dengan seluruh harta yang
ada didunia
Wanita yang ada disurga, baik dari
kalangan bidadari maupun para wanita yang beriman. Mereka semua suci tidak
pernah lagi mengalami menstruasi dan nifas, tidak pula buang air kecil maupun besar,
demikian pula tidak mengeluarkan ludah serta segala kotoran yang ada didunia.
Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ وَلَهُمۡ فِيهَآ
أَزۡوَٰجٞ مُّطَهَّرَةٞۖ وَهُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ ﴾ [البقرة: 25]
"Dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri
yang suci dan mereka kekal di dalamnya".
(QS
al-Baqarah: 25).
Amirul mukminin Ali bin Thalib dan
Ibnu Mas'du radhiyallahu 'anhuma, keduanya pernah berkata: "Sungguh wanita
penghuni surga, mereka tidak lagi haid, meludah serta yang lainnya".
Ibnu
Qoyim mengatakan:
Tidak lagi haid tidak pula buang air kecil
Bersih dari segala
kekurangan seperti wanita dunia
Berbicara hakikat bidadari tidak
pernah habis, kata-kata tercekat tidak mampu lagi mensifatinya. Sebagaimana yang
dikatakan oleh salah seorang penyair:
Bicaranya, membuai bagaikan hipnotis
Membuat tergila-gila,
mampu membunuh jiwa
Jika lama berbicara dengannya, tak membikin
bosan
Bila ia berbicara,
lawannya tak ingin menyetopnya
Berkata
Ibnu Qoyim:
Ucapannya membuai akal, yang berirama
Lebih indah dari suara gitar dan gendang
Para bidadari akan berdendang
melantunkan nyanyian menyambut para suaminya. Suaranya begitu merdu, menelusup
keruang hati, menyejukkan jiwa.
Semoga Allah menjadikan kaum mukminin
yang telah meninggalkan nyanyian ketika didunia, diakhirat kelak mendapatkan
itu semua, karena barangsiapa yang senang mendengarkan nyanyian tatkala didunia
ini, lalu mati tanpa diakhiri dengan taubat, dia tidak akan bisa mendengarkan
nyanyian bidadari di surga. Walaupun ketika dia masuk surga akan mendapatkan
berbagai kenikmatan kecuali nyanyian tersebut, karena disebutkan dalam pepatah;
'Siapa yang terburu-buru pada sesuatu sebelum waktunya maka pada akhirnya dia
terhalangi untuk mendapatkannya'.
Berkata
seorang penyair dalam bait syairnya:
Siapa yang tergesa-gesa untuk mendapatkan
sebelum saatnya
Maka ia tercegah untuk bisa
meraihnya
Ibnu
Qoyim juga mengatakan:
Berkata Ibnu Abbas, meriwayatkan sampai pada
Rabb kita
Semerbak angin yang
menggetarkan seluruh tubuhnya
Karena Terbuai
bersama nyanyian, yang terdengar
Oleh seorang, bagaikan
nyanyian merdu berirama
Duhai orang yang ingin mendengarkan musik,
jangan engkau tukar
Dengan buaian suara gitar
dan gendang
Bersihkan
dari itu semua, jika engkau ingin
Mendengarkan nyanyian
bidadari
Jangan engkau ganti yang berharga dengan
rendahan
Sehingga engkau dilarang
untuk mendengarkan diakhirat kelak
Inilah wanita yang ada disurga kelak,
adapun engkau wahai para pecinta wanita, rayuan dan godaan mereka, janganlah
mengecoh langkah kalian, kalaupun kita semua mendapati kekeliruan maka
dengarkanlah firman Allah Ta'ala:
قال الله تعالى : ﴿ قَالَ لَا تَثۡرِيبَ
عَلَيۡكُمُ ٱلۡيَوۡمَۖ يَغۡفِرُ ٱللَّهُ لَكُمۡۖ وَهُوَ أَرۡحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ ﴾ [يوسف: 92]
"Dia (Yusuf) berkata: "Pada hari ini
tak ada cercaan terhadap kamu, Mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu), dan Dia
adalah Maha Penyayang diantara Para Penyayang". (QS
Yusuf: 92).
Imam
Ibnu Qoyim mengatakan dalam bait qasidahnya:
Duhai orang yang membiarkan hawa nafsunya
Engkau biarkan dirimu telanjang
dihadapan orang
Jangan engkau tukar rupa menawan dengan penyakit
Yang nampak setelah memakan barang haram
Jelek perbuatannya dalam pandangan manusia
Bagaikan setan yang berwujud insan
Tercibir karena memilih yang jelek lagi hina
Mereka zuhud dari keluasan ar-Rahman
Rupanya menipu yang dibuat-buat
Bila ia tinggalkan tentu mata enggan tuk
melihat
Tabiatnya diciptakan tuk meninggalkannya
Untuk menafkahi keluarga agar
tidak meminta-minta
Duhai para calon peminang bidadari,
jika kalian mengharap diterima lamarannya, maka hadirkan maharnya sekarang ini.
Berkata Imam Ibnu Qoyim dalam qasidah Mimiyahnya:
Duhai para peminang
bidadari, jika engkau benar
Inilah waktunya engkau mendapatkan mahar
Jauhi
segala kotoran yang merusak kesucian cintanya
Agar engkau bisa mendapatkannya, penuh dengan
kesenangan
Dan
juga dalam Nuniyahnya:
Duhai para peminang bidadari, dan para pencari
Surga nan kekal lagi abadi
Sekiranya engkau tau apa syarat dan keinginan
mereka
Tentu engkau akan keluarkan semua hartamu
Atau engkau tau dimana rumahnya
Tentu engkau akan segera mendatangi rumahnya
Sedangkan
mahar wanita surga adalah amal sholeh. seorang penyair mengatakan:
Duhai lelaki, Pinanglah seorang wanita, yang
Tidak menginginkan maharmu melainkan amal sholeh
Kisahkan
padaku, tentang cinta pertamamu yang penuh mabuk kepayang
Kecintaan pada wanita, bagaikan pedagang yang beruntung
Beramallah, gandeng selalu amalmu jangan
terputus
Pada waktunya engkau akan
menuainya
ý Mereka juga mendapatkan makan dan minum yang
lezat.
Allah
Azza wa jalla berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ مُتَّكِِٔينَ فِيهَا
يَدۡعُونَ فِيهَا بِفَٰكِهَةٖ كَثِيرَةٖ وَشَرَابٖ﴾ [ص: 51]
"Di dalamnya mereka bertelekan (diatas
dipan-dipan) sambil memakan buah-buahan yang banyak dan minuman di dalam surga
itu". (QS
Shaad: 51).
Dalam
ayat yang lain Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ يَدۡعُونَ فِيهَا
بِكُلِّ فَٰكِهَةٍ ءَامِنِينَ ﴾ [الدخان: 55]
"Di dalamnya mereka meminta segala macam
buah-buahan dengan aman (dari segala kekhawatiran)". (QS
ad-Dukhaan: 55).
Maksudnya, mereka merasa aman dari kekhawatiran
akan kehabisan atau terhenti dan terlarang. Allah Ta'ala menjelaskan dalam
firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ وَفَٰكِهَةٖ كَثِيرَةٖ
. لَّا مَقۡطُوعَةٖ وَلَا مَمۡنُوعَةٖ ﴾ [الواقعة: 33-32]
"Dan buah-buahan yang banyak. Yang tidak
berhenti (berbuah) dan tidak terlarang mengambilnya". (QS al-Waaqi'ah: 32-33).
Dalam
ayat yang lain Allah Azza wa jalla berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ مَّثَلُ ٱلۡجَنَّةِ
ٱلَّتِي وُعِدَ ٱلۡمُتَّقُونَۖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُۖ أُكُلُهَا دَآئِمٞ
وَظِلُّهَاۚ تِلۡكَ عُقۡبَى ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْۚ وَّعُقۡبَى ٱلۡكَٰفِرِينَ ٱلنَّارُ
﴾ [الرعد: 35]
"Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada
orang-orang yang takwa ialah (seperti taman), mengalir sungai-sungai di
dalamnya, buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula). Itulah
tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa, sedang tempat kesudahan bagi
orang-orang kafir ialah neraka". (QS ar-Ra'd: 35).
Allah
Ta'ala juga menjelaskan:
"Dan mereka memperoleh di dalamnya segala
macam buah-buahan..". (QS Muhammad: 15).
Dan
juga firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ كُلَّمَا رُزِقُواْ
مِنۡهَا مِن ثَمَرَةٖ رِّزۡقٗا قَالُواْ هَٰذَا ٱلَّذِي رُزِقۡنَا مِن قَبۡلُۖ وَأُتُواْ
بِهِۦ مُتَشَٰبِهٗاۖ﴾ [البقرة: 25]
"Setiap mereka diberi rezki buah-buahan
dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan
kepada kami dahulu." mereka diberi buah-buahan yang serupa..". (QS al-Baqarah: 25).
Berkata Ibnu Abbas tatkala menafsirkan
makna ayat diatas; 'Maksudnya yaitu sama dalam masalah rupa serta jenisnya
namun beda dalam rasa'.
Disana juga ada buah-buahan yang tidak
asing lagi namanya serta familiar ditelinga kita. Seperti yang digambarkan oleh
Allah Ta'ala di dalam firmanNya:
"Di dalam kedua surga itu (ada macam-macam)
buah-buahan dan kurma serta delima".
(QS
ar-Rahman: 68).
Dalam
kesempatan yang lain Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ وَفَٰكِهَةٖ مِّمَّا
يَتَخَيَّرُونَ . وَلَحۡمِ طَيۡرٖ مِّمَّا يَشۡتَهُونَ ﴾ [الواقعة: 21-20]
"Dan buah-buahan dari apa yang mereka
pilih. Dan daging burung dari apa yang mereka inginkan". (QS
al-Waaqi'ah: 20-21).
Imam
Ibnu Qoyim menyatakan dalam qasidahnya:
Makanannya, semua yang mereka inginkan
Daging burung yang lezat lagi
berdaging
Buah-buahan melimpah, sekehendak hati yang diinginkan
Duhai orang yang telah sempurna keimanannya
Bagimu,
daging, khamr, dan wanita serta buah-buahan
Indah bersama bidadari dengan segala kesenangannya
Buah-buahan surga nan banyak tersebut
bisa dinikmati dan dipetik sambil berdiri, atau duduk atau sembari
tidur-tiduran dengan bertelekan. Seperti yang disebutkan dalam firman Allah
Azza wa jalla:
"Buah-buahannya
sangatlah dekat". (QS al-Haaqah: 23).
Dan
dalam firmanNya:
"Dan buahnya dimudahkan untuk memetiknya
semudah-mudahnya". (QS al-Insaan: 14).
Demikian
pula dalam firmanNya:
"Dan buah-buahan di kedua surga itu dapat
(dipetik) dari dekat". (QS ar-Rahman: 54).
Satu ekor burung yang ada di akhirat
bagaikan seekor unta di dunia. Hal itu seperti yang telah dijelaskan dalam
sabda Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam. Diriwayatkan dari Hudzaifah
radhiyallahu 'anhu, dia bercerita; 'Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah
bersabda:
قالَ رسولُ الله صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( إنَّ في الجنَّة ِ طيراً أمثالَ البخاتي فقال أبو بكر ٍ إنَّها
لناعمة ٌ يا رسولَ الله ِ فقالَ أنعمُ منها مَنْ يأكلُها وأنتَ ممنْ يأكلُها يا
أبا بكر )) [ رواه الحاكم ]
"Sesungguhnya
didalam surga ada seekor burung semisal al-Bukhati. Abu bakar bertanya; 'Wahai
Rasulallah, apakah ia unta muda? Beliau menjawab: 'Benar, dan akan ada yang
memakannya, dan engkau, Wahai Abu Bakar salah seorang yang ikut
memakannya".[67]
Al-Bukht
adalah unta muda yang banyak dagingnya. Seperti yang di katakan dalam sebuah
syair:
Tak
ada kehidupan hakikki melainkan hidup dengan kemulian
Orang yang mujur bukan Laila bukan pula Ummu
Salim
Namun, itulah keutamaan Allah yang Ia kehendaki
Berharaplah, duhai para
pengetuk pintuNya
Penghuni surga memakan makanan serta
minuman yang ada didalamnya, namun mereka tidak pernah kencing, membuang air
besar tidak pula mengeluarkan ingus, hanya saja yang mereka keluarkan adalah
keringat yang wangi bagaikan minyak misk, mereka bernafas dengan ucapan tasbih
seperti jiwa bernafas.
Dari
Jabir bin Abdullah radhiyallahu 'anhu, bahwasannya Nabi Shalallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ : (( يَأْكُلُ أَهْلُ الْجَنَّةِ فِيهَا وَيَشْرَبُونَ وَلاَ
يَتَغَوَّطُونَ وَلاَ يَمْتَخِطُونَ وَلاَ يَبُولُونَ وَلَكِنْ طَعَامُهُمْ ذَاكَ
جُشَاءٌ كَرَشْحِ الْمِسْكِ يُلْهَمُونَ التَّسْبِيحَ وَالْحَمْدَ كَمَا
يُلْهَمُونَ النَّفَسَ )) قَالَ وَفِى حَدِيثِ حَجَّاجٍ « طَعَامُهُمْ ذَلِكَ » [ رواه
مسلم ]
"Penghuni
surga memakan serta minuman didalamnya, namun mereka tidak pernah kencing, dan
buang air besar tidak pula mengeluarkan ingus namun mereka mengeluarkan
keringat yang wangi bagaikan minyak misk, mereka bernafas dengan ucapan tasbih
dan tahmid bagaikan jiwa bernafas. Dalam salah satu riwayat Hajjaj dikatakan:
'Dan itulah makanannya".[68]
Berkata
Imam Ibnu Qoyim dalam lantunan qasidahnya:
Inilah, hasil makanan yang mereka makan
Keringat yang mengalir di tubuh
Wangi, bagaikan misk yang tak tercampuri
Dengan warna-warni yang mengotori
Terulang
dengan perut yang kembali lapar
Rindu pada makanan yang tak pernah habis
Ia tak
buang air kecil tidak pula besar
Tidak juga mengeluarkan ingus, seperti insan
Ia
bersendawa, yang wangi bagaikan misk
Yang menjadikan ramping, penuh pesona
Adapun bejana yang mereka gunakan
untuk menyantap makanan serta minuman maka terbuat dari emas dan perak yang
bening. Hal itu sebagaimana yang Allah
Azza wa jalla firmankan:
قال الله تعالى : ﴿ يُطَافُ عَلَيۡهِم
بِصِحَافٖ مِّن ذَهَبٖ وَأَكۡوَابٖۖ وَفِيهَا مَا تَشۡتَهِيهِ ٱلۡأَنفُسُ وَتَلَذُّ
ٱلۡأَعۡيُنُۖ وَأَنتُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ ﴾ [الزخرف: 71]
"Diedarkan kepada mereka piring-piring dari
emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini
oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya". (QS az-Zukhruf: 71).
Dalam
kesempatan lain, Allah juga berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ وَيُطَافُ عَلَيۡهِم
بَِٔانِيَةٖ
مِّن فِضَّةٖ وَأَكۡوَابٖ كَانَتۡ قَوَارِيرَا۠ ١٥ قَوَارِيرَاْ مِن فِضَّةٖ قَدَّرُوهَا
تَقۡدِيرٗا ﴾ [سورة الإنسان : 15 - 16]
"Dan diedarkan kepada
mereka bejana-bejana dari perak dan piala-piala yang bening laksana kaca.
(Yaitu) kaca-kaca (yang terbuat) dari perak yang telah diukur mereka dengan
sebaik-baiknya". (QS al-Insaan: 15-16).
Maka barangsiapa yang makan atau minum
dengan menggunakan piring yang terbuat dari emas tatkala didunia, lalu
meninggal tanpa bertaubat, kelak diakhirat ia tidak bisa menggunakannya. Hal
itu, berdasarkan sabda Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam:
قَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: « لَا تَشْرَبُوا فِي
آنِيَةِ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَلَا تَأْكُلُوا فِي صِحَافِهَا فَإِنَّهَا
لَهُمْ فِي الدُّنْيَا وَلَنَا فِي الْآخِرَة رواه » [ رواه البخاري ]
"Janganlah kalian makan dengan bejana emas
dan perak, tidak pula menyantap makanan dengan menggunakan piring dari
keduanya. Sesungguhnya itu untuk mereka (orang kafir) yang ada didunia,
sedangkan bagi kita adalah kelak diakhirat".[69]
ý Mereka juga mendapatkan pelayan yang masih muda,
dan siap melayani kebutuhannya.
Allah Azza wa jalla menjelaskan akan hal
tersebut dalam firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ يَطُوفُ عَلَيۡهِمۡ وِلۡدَٰنٞ مُّخَلَّدُونَ ١٧ بِأَكۡوَابٖ
وَأَبَارِيقَ وَكَأۡسٖ مِّن مَّعِينٖ ١٨ لَّا يُصَدَّعُونَ عَنۡهَا وَلَا يُنزِفُونَ
١٩ وَفَٰكِهَةٖ مِّمَّا يَتَخَيَّرُونَ ٢٠ وَلَحۡمِ طَيۡرٖ مِّمَّا يَشۡتَهُونَ﴾ [سورة الواقعة:
17-21]
"Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda
yang tetap muda. Dengan membawa gelas, cerek dan minuman yang diambil dari air
yang mengalir. Mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk. Dan
buah-buahan dari apa yang mereka pilih. Dan daging burung dari apa yang mereka
inginkan". (QS al-Waaqi'ah: 17-21).
Dalam
ayat yang lain Allah berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ وَيَطُوفُ عَلَيۡهِمۡ
وِلۡدَٰنٞ مُّخَلَّدُونَ إِذَا رَأَيۡتَهُمۡ حَسِبۡتَهُمۡ لُؤۡلُؤٗا مَّنثُورٗا ﴾ [الإنسان
:19 ]
"Dan mereka dikelilingi oleh
pelayan-pelayan muda yang tetap muda, apabila kamu melihat mereka, kamu akan
mengira mereka, mutiara yang bertaburan". (QS
al-Insaan: 19).
Allah
Ta'ala juga berfirman yang kaitannya sama dengan diatas:
قال الله تعالى : ﴿ وَيَطُوفُ عَلَيۡهِمۡ
غِلۡمَانٞ لَّهُمۡ كَأَنَّهُمۡ لُؤۡلُؤٞ مَّكۡنُون ﴾ [سورة الطور
: 24]
"Dan berkeliling di sekitar mereka
anak-anak muda untuk (melayani) mereka, seakan-akan mereka itu mutiara yang
tersimpan". (QS ath-Thuur: 24).
ý
Tidak
ada kesibukkan bagi penduduk surga melainkan hanya untuk bersenang-senang
dengan makanan dan minum serta berhubungan badan bersama istri-istrinya.
Allah Tabaraka wa ta'ala mengatakan dalam firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ مُتَّكِِٔينَ فِيهَا
يَدۡعُونَ فِيهَا بِفَٰكِهَةٖ كَثِيرَةٖ وَشَرَابٖ ٥١ ۞وَعِندَهُمۡ قَٰصِرَٰتُ ٱلطَّرۡفِ
أَتۡرَابٌ ٥٢ هَٰذَا مَا تُوعَدُونَ لِيَوۡمِ ٱلۡحِسَابِ ٥٣ إِنَّ هَٰذَا لَرِزۡقُنَا
مَا لَهُۥ مِن نَّفَادٍ ﴾ [سورة ص :
51 - 54]
"Di dalam surga mereka bertelekan (diatas
dipan-dipan) sambil meminta buah-buahan yang banyak dan minuman. Dan pada sisi
mereka (ada bidadari-bidadari) yang tidak liar pandangannya dan sebaya umurnya.
Inilah apa yang dijanjikan kepadamu pada hari berhisab. Sesungguhnya ini adalah
benar-benar rezki dari Kami yang tiada habis-habisnya". (QS
Shaad: 51-54).
Imam
Ibnu Qoyim mengatakan dalam bait qasidahnya:
Wanita, khamr, daging serta buah, disana
Bersama segala keindahan nan abadi
Dan sebagaimana hadits yang terdahulu,
Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu 'anhu, bahwasannya Nabi Shalallahu 'alaihi
wa sallam bersabda:
قَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( يَأْكُلُ أَهْلُ الْجَنَّةِ فِيهَا وَيَشْرَبُونَ وَلاَ
يَتَغَوَّطُونَ وَلاَ يَمْتَخِطُونَ وَلاَ يَبُولُونَ وَلَكِنْ طَعَامُهُمْ ذَاكَ
جُشَاءٌ كَرَشْحِ الْمِسْكِ يُلْهَمُونَ التَّسْبِيحَ وَالْحَمْدَ كَمَا
يُلْهَمُونَ النَّفَسَ )) ، قَالَ وَفِى حَدِيثِ حَجَّاجٍ «طَعَامُهُمْ ذَلِكَ » [رواه
مسلم].
"Penghuni
surga memakan serta minuman didalamnya, namun mereka tidak pernah kencing, dan
buang air besar tidak pula mengeluarkan ingus hanya saja mereka mengeluarkan
keringat yang wangi bagaikan minyak misk, mereka bernafas dengan ucapan tasbih
dan tahmid bagaikan jiwa bernafas. Dalam salah satu riwayat Hajjaj dikatakan:
'Dan itulah makanannya".[70]
Allah
Subhanahu wa ta'ala juga berfirman akan hal itu:
قال الله تعالى : ﴿ إِنَّ أَصۡحَٰبَ
ٱلۡجَنَّةِ ٱلۡيَوۡمَ فِي شُغُلٖ فَٰكِهُونَ ٥٥ هُمۡ وَأَزۡوَٰجُهُمۡ فِي ظِلَٰلٍ عَلَى
ٱلۡأَرَآئِكِ مُتَّكُِٔونَ ٥٦ لَهُمۡ فِيهَا فَٰكِهَةٞ وَلَهُم مَّا يَدَّعُونَ ﴾ [سورة يس
: 55-57]
"Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu
bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). Mereka dan isteri-isteri mereka
berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan. di surga itu
mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa yang mereka minta". (QS
Yaasin: 55-57).
Abdullah bin Abbas pernah ditanya
tentang kesibukan para penghuni surga, manakala mereka sudah tidak dibebani
kewajiban apapun oleh Allah Ta'ala, dimana beban taklif sudah diangkat olehNya,
maka beliau menjawab dengan jawaban yang membikin kita semua tergiur, beliau
mengatakan: "Kesibukan penduduk surga hanya makan dan minum serta merobek
keperawanan istri-istrinya ditepi pantai yang mengalir dibawahnya".[71]
Diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam
pernah ditanya oleh para sahabatnya; 'Apakah penduduk surga menyentuh
(berjima') dengan istri-istrinya? Beliau bersabda:
أَنَّ ِالنَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ سُئِلَ: (( هَلْ يَمَسُّ أَهْلُ الْجَنَّةِ أَزْوَاجَهُمْ ؟ قَالَ :
نَعَمْ ، بِذَكَرٍ لاَ يَمَلُّ ، فَرْجٍ
لاَ يُحْفَى ، وَشَهْوَةٍ لاَ تَنْقَطِعُ )
[ رواه أبو نعيم ]
'Ia,
dengan keperkasaan yang tidak pernah bosan, dan kemaluan yang selalu perawan
serta syahwat yang selalu bergejolak tak pernah usai".[72]
Imam
Ibnu Qoyim mengatakan:
Di beritakan pada kita, kalau kesibukan mereka
Telah datang di Yaasin, tanpa penjelas
Sibuk,
bagaikan pengantin baru, tatkala
Selesai bersua bersama saudaranya dipasar
Yang telah menyibukannya, dan hartanya
Senantiasa muda,
dan yang penting
Telah
pergi, penyakit dan tiap kesulitan
Penduduk surga akan memperoleh di
taman-taman surga rumah yan mengalir dibawahnya sungai serta diisi oleh para
bidadari yang cantik, ia bebas masuk kedalamnya lalu menggaulinya sesenang
hatinya.
Diriwayatkan dari Abu Musa al-As'ari
radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
قَالَ النَّبِىَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( إِنَّ لِلْمُؤْمِنِ فِى الْجَنَّةِ لَخَيْمَةً مِنْ لُؤْلُؤَةٍ
وَاحِدَةٍ مُجَوَّفَةٍ طُولُهَا سِتُّونَ مِيلاً لِلْمُؤْمِنِ فِيهَا أَهْلُونَ
يَطُوفُ عَلَيْهِمُ الْمُؤْمِنُ فَلاَ يَرَى بَعْضُهُمْ بَعْضًا )) [ رواه مسلم ]
"Sesungguhnya bagi seorang mukmin disurga
kelak akan mendapat rumah yang terbuat dari mutiara kering, yang panjangnya
enam puluh mil. Dan di dalamnya ada sitri-istrinya yang menunggu, ia bisa
menggilirnya, dan mereka tidak bisa melihat satu sama yang lainnya".[73]
Imam
Ibnu Qoyim mengatakan:
Istananya menyatu bersama
taman- taman surga
Berada di tepi sungai yang
mengalir dibawahnya
Tinggi diangkasa, menjulang
sejauh enam puluh mil
Yang pada
tiap pojoknya ada bidadari nan jelita
Melambai mesra, namun tak
terlihat
Yang lainnya, karena luasnya tempat disana
Allah bagikan untuk mu, duhai
Hati yang merindu dan berharap
dengannya
ý Mereka berubah menjadi lebih bagus, elok dan
tampan yang tidak bisa disifati dengan untaian kata-kata.
Hal itu berdasarkan haditsnya Anas bin
Malik yang terdahulu, bahwa Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَمَ : (( إِنَّ فِى الْجَنَّةِ لَسُوقًا يَأْتُونَهَا كُلَّ
جُمُعَةٍ فَتَهُبُّ رِيحُ الشَّمَالِ فَتَحْثُو فِى وُجُوهِهِمْ وَثِيَابِهِمْ
فَيَزْدَادُونَ حُسْنًا وَجَمَالاً فَيَرْجِعُونَ إِلَى أَهْلِيهِمْ وَقَدِ
ازْدَادُوا حُسْنًا وَجَمَالاً فَيَقُولُ لَهُمْ أَهْلُوهُمْ وَاللَّهِ لَقَدِ
ازْدَدْتُمْ بَعْدَنَا حُسْنًا وَجَمَالاً. فَيَقُولُونَ وَأَنْتُمْ وَاللَّهِ
لَقَدِ ازْدَدْتُمْ بَعْدَنَا حُسْنًا وَجَمَالاً )) [ رواه مسلم ]
"Sesungguhnya disurga ada sebuah pasar, yang biasa
dikunjungi oleh penduduknya tiap hari jum'at. Manakala angin dari sebelah
kirinya berhembus menerpa wajah-wajah serta pakaian mereka, maka hal itu,
menjadikan rupa mereka bertambah indah tampan, sehingga tatkala mereka kembali
kerumah, sedangkan mereka telah bertambah bagus dan tampan, keluarganya
menyambut sambil mengatakan; 'Demi Allah, sungguh engkau telah bertambah bagus
dan tampan'. Mereka menjawab; 'Dan kalian, sungguh demi Allah, juga bertambah
cantik dan menggairahkan".[74]
ý Dan yang paling utama dari sekian banyak
kenikmatan yang diperoleh, yaitu bisa melihat wajah Rabbnya Yang Maha Mulia
tanpa terhalangi.
Dalam sebuah ayat, dengan
tegas Allah menjelaskan akan hal tersebut:
قال الله تعالى: ﴿ وُجُوهٞ يَوۡمَئِذٖ
نَّاضِرَةٌ . إِلَىٰ رَبِّهَا نَاظِرَةٞ ﴾ [سورة القيامة : 22-23]
"Wajah-wajah
(orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Rabbnyalah mereka
melihat". (QS al-Qiyamah: 22-23).
Imam
Ibnu Qoyim mengatakan:
Mereka melihat Rabb berada diatasnya
Dengan mata telanjang,
tak ada samar
Al-Qahthani
juga mengatakan dalam rangkaian bait qasidahnya:
Pada hari itu Allah akan
kita lihat, seperti kita melihat
Bulan di malam purnama nan terang
Dalam
sebuah hadits dijelaskan:
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله ُ عَنْهُ أَنَّ نَاسًا قَالُوا: (( يَا
رَسُولَ اللَّهِ هَلْ نَرَى رَبَّنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ . فَقَالَ رَسُولُ
اللَّهِ r: هَلْ تُضَارُّونَ فِى رُؤْيَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ
الْبَدْرِ. قَالُوا لاَ يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ : هَلْ تُضَارُّونَ فِى
الشَّمْسِ لَيْسَ دُونَهَا سَحَابٌ . قَالُوا لاَ يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ :
فَإِنَّكُمْ تَرَوْنَهُ كَذَلِكَ )) [رواه البخاري و مسلم]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa para
sahabat pernah bertanya kepada Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam; 'Wahai
Rasulallah, apakah kita bisa melihat Rabb kami esok pada hari kiamat? Beliau
justru melontarkan pertanyaan balik: 'Apakah kalian merasa kesulitan untuk
melihat bulan pada malam purnama? Mereka menjawa; 'Tidak, Wahai Rasullah'.
Beliau bertanya kembali; 'Apakah kalian merasa kesulitan untuk bisa melihat
matahari pada siang hari yang cerah? Tidak wahai Rasulallah, jawab mereka.
Beliau lalu bersabda: 'Sesungguhnya kalian akan melihat Rabbmu, sama seperti
melihat keduanya (tanpa kerepotan)".[75]
Berkata
al-Hafidh al-Hakami dalam qasidahnya:
Sungguh Allah pasti akan dilihat dengan mata
telanjang
Di Surga
Firdaus, tanpa ada yang memungkiri
Semua menyaksikan dengan kebenaran mata
Sama
seperti berita dalam al-Qur'an
Dan perkataan sayidul Anam
Tanpa ada keraguan
lagi kebimbangan
Melihat Rabb tanpa terhalangi
Bagaikan melihat
mentari diterik tak berawan
Maka siapapun orangnya yang beriman,
yang menginginkan bisa meraih kenikmatan surga yang tiada batas tersebut,
hendaknya beramal sholeh karena itulah kuncinya.
Dalam sebuah hadits dijelaskan, dari
Usamah bin Zaid radhiyallahu 'anhuma, bahwa Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
قالَ رسولَ الله ِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( ألا مُشَمِّرٌ إلى الجنَّةِ فإنَّ الجنَّة َ لا حظرَ لها هيَ وربِّ
الكعبةِ نورٌ يتلألأ ورَيْحَانَة ٌ تَهتزُّ وقَصْرٌ مشِيدٌ وثمرة ٌ نضيجة ٌ وزوجة
ٌ حسناءُ جميلة ٌ وحُلَلٌ كثيرة ٌ في دار ٍ سليمةٍ وفاكهةٍ وخَضْرَةٍ وحَبْرَةٍ
ونَعْمَةٍ ومَحَلَةٍ عَالِيةٍ بَهِّيةٍ . قالوا: نعمْ يا رسولَ اللهِ نحنُ
المُشَمِّرُون. فقالَ: قولُوا إنْ شاءَ الله! فقالَ القومُ: إنْ شاءَ الله)) [
رواهُ البزارُ وبنُ ماجه ]
"Wahai para pendaki surga, ketahuilah
sesungguhnya surga itu tidak pernah terbayang dalam benak, demi Rabb pemilik
Ka'bah, dia adalah cahaya yang terang, baunya semerbak, (didalamnya) ada istana
megah, buah-buahan siap panen, istri yang cantik lagi jelita, serta pakaian
yang banyak, di kampung keselamatan, nan banyak buahnya, hijau, penuh suka
cita, kenikmatan, dan tempat yang tinggi. Para sahabat: 'Benar wahai
Rasulalllah, kami adalah para pendaki surga'. Rasulallah mengatakan: 'Katakan
Insya Allah'. Berkata para Sahabat; 'Insya Allah'.[76]
Inilah, sebagian gambaran nikmat yang
ada di dalam surga, di mana ada begitu banyak nikmat-nikmat tersebut yang tak
tergambar baik dari al-Qur'an maupun Sunnah. Hal tersebut, sebagaimana yang
Allah Subhanahu wa ta'ala firmankan:
قال الله تعالى : ﴿ فَلَا تَعۡلَمُ نَفۡسٞ
مَّآ أُخۡفِيَ لَهُم مِّن قُرَّةِ أَعۡيُنٖ جَزَآءَۢ بِمَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ﴾ [السجدة: 17]
"Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat
yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang
mereka kerjakan". (QS as-Sajdah: 17).
Yang menegaskan pada kita akan hal
tersebut, adalah sebuah hadits Qudsi yang di riwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu, bahwa Rasulallahu Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, menukil
dari Rabbnya:
قَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَمَ: (( قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي
الصَّالِحِينَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلَا خَطَرَ عَلَى
قَلْبِ بَشَرٍ ))
قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ اقْرَءُوا إِنْ
شِئْتُمْ قوله تعالى : ﴿ فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ
مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ ﴾ [ سورة السجدة : 17]
[ رواه البخاري ومسلم ]
"Allah Tabaraka wa ta'ala berfirman; 'Aku
telah persiapkan bagi para hambaKu yang sholeh (surga) yang tidak pernah
dilihat oleh mata, tidak pula pernah terdengar oleh pendengaran, dan tidak
pernah terlintas dibenak seseorang'.
Abu
Hurairah mengatakan; 'Jika kalian ingin bacalah firman Allah Ta'ala:
قال الله تعالى : ﴿ فَلَا تَعۡلَمُ نَفۡسٞ
مَّآ أُخۡفِيَ لَهُم مِّن قُرَّةِ أَعۡيُنٖ جَزَآءَۢ بِمَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ﴾ [السجدة: 17]
"Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat
yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang
mereka kerjakan". (QS as-Sajdah: 17).[77]
Demikian juga sebuah hadits, yang
diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
قَالَ النَّبِىَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ يَنْعَمُ لاَ يَبْأَسُ لاَ تَبْلَى
ثِيَابُهُ وَلاَ يَفْنَى شَبَابُهُ )) [ رواه
مسلم ]
"Barangsiapa yang masuk surga, ia akan
memperoleh kenikmatan yang tak ada hentinya, pakaiannya tidak pernah kotor, dan
senantiasa awet muda".[78]
Imam
Ibnu Qoyim mengatakan:
Surga, sungguh ia tak pernah terlihat oleh mata
Tidak pula, terdengar oleh dua
telinga
Apalagi terbetik dalam khayal manusia
Tentu lebih sulit lagi merangkainya dengan
kata-kata
Al-Hafidh
al-Hakami mengatakan:
Kampung yang tak pernah terlihat mata
Tidak pula terdengar oleh telinga
Bangunannya dari emas dan perak
Penghuninya tak pernah
sakit lagi bising
Sedangkan debunya dari za'faran
Dan masih banyak
kenikmatan yang lainnya
Siksa
Neraka
Adapun penghuni neraka, maka cukup satu sifat yang menggambarkan betapa
ngerinya neraka, yang merupakan seburuk-buruk tempat untuk menetap dan tinggal.
Lebih jelasnya, simaklah firman Allah Ta'ala berikut ini:
قال الله تعالى : ﴿ وَٱلَّذِينَ يَقُولُونَ
رَبَّنَا ٱصۡرِفۡ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَۖ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا ٦٥ إِنَّهَا
سَآءَتۡ مُسۡتَقَرّٗا وَمُقَامٗا ﴾ [الفرقان: 65-66]
"Dan orang-orang yang berkata: "Ya
Tuhan Kami, jauhkan adzab Jahanam dari kami, Sesungguhnya adzabnya itu adalah
kebinasaan yang kekal". Sesungguhnya Jahanam itu seburuk-buruk tempat
menetap dan tempat kediaman". (QS al-Furqaan: 65-66).
a. Jahanam adalah penjara yang
menyesakkan bagi penghuninya. Sebagaimana yang Allah Ta'ala nyatakan dalam
firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ وَإِنۡ عُدتُّمۡ
عُدۡنَاۚ وَجَعَلۡنَا جَهَنَّمَ لِلۡكَٰفِرِينَ حَصِيرًا ﴾ [الإسراء: 8]
"Dan sekiranya kamu kembali kepada
(kedurhakaan) niscaya Kami kembali (mengazdabmu) dan Kami jadikan neraka
Jahanam penjara bagi orang-orang yang tidak beriman". (QS
al-Israa': 8).
Dalam
surat al-Humazah dijelaskan:
قال الله تعالى : ﴿
كَلَّاۖ لَيُنۢبَذَنَّ فِي ٱلۡحُطَمَةِ ٤ وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا ٱلۡحُطَمَةُ ٥ نَارُ
ٱللَّهِ ٱلۡمُوقَدَةُ ٦ ٱلَّتِي تَطَّلِعُ عَلَى ٱلۡأَفِۡٔدَةِ ٧ إِنَّهَا عَلَيۡهِم
مُّؤۡصَدَةٞ ٨ ﴾ [الهمزة: ٤، ٨]
"Sekali-kali
tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah. Dan
tahukah kamu apa Huthamah itu?. (Yaitu) api (yang disediakan) Allah yang
dinyalakan. Yang (membakar) sampai ke hati. Sesungguhnya api itu ditutup rapat
atas mereka". (QS al-Humazah: 4-8).
b. Pakaian mereka terbuat dari api yang
menyala-nyala. Sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah Subhanahu wa
ta'ala:
قال الله تعالى : ﴿ هَٰذَانِ خَصۡمَانِ
ٱخۡتَصَمُواْ فِي رَبِّهِمۡۖ فَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ قُطِّعَتۡ لَهُمۡ ثِيَابٞ مِّن
نَّارٖ يُصَبُّ مِن فَوۡقِ رُءُوسِهِمُ ٱلۡحَمِيمُ ﴾ [الحج: 19]
"Inilah dua golongan (golongan mukmin dan
golongan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Tuhan
mereka. Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api
neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka". (QS al-Hajj: 19).
c. Selimut serta kasur mereka
terbuat dari api neraka. Allah Azza wa jalla berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ لَهُم مِّن جَهَنَّمَ
مِهَادٞ وَمِن فَوۡقِهِمۡ غَوَاشٖۚ وَكَذَٰلِكَ نَجۡزِي ٱلظَّٰلِمِينَ ﴾ [الأعراف: 41]
"Mereka mempunyai tikar tidur dari api
neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka). Demikianlah Kami memberi
balasan kepada orang-orang yang zalim".
(QS
al-A'raaf: 41).
d. Makanan mereka adalah api
neraka. Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ إِنَّ شَجَرَتَ ٱلزَّقُّومِ
. طَعَامُ ٱلۡأَثِيمِ . كَٱلۡمُهۡلِ يَغۡلِي فِي ٱلۡبُطُونِ . كَغَلۡيِ ٱلۡحَمِيمِ ﴾ [الدخان: 43-46]
"Sesungguhnya
pohon Zaqqum itu. Makanan orang yang banyak berdosa. (Ia) sebagai kotoran
minyak yang mendidih di dalam perut. Seperti mendidihnya air yang amat
panas". (QS
ad-Dukhaan: 43-46).
Dalam
kesempatan Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ أَذَٰلِكَ خَيۡرٞ
نُّزُلًا أَمۡ شَجَرَةُ ٱلزَّقُّومِ ٦٢ إِنَّا جَعَلۡنَٰهَا فِتۡنَةٗ لِّلظَّٰلِمِينَ
٦٣ إِنَّهَا شَجَرَةٞ تَخۡرُجُ فِيٓ أَصۡلِ ٱلۡجَحِيمِ ٦٤ طَلۡعُهَا كَأَنَّهُۥ رُءُوسُ
ٱلشَّيَٰطِينِ ٦٥ فَإِنَّهُمۡ لَأٓكِلُونَ مِنۡهَا فَمَالُِٔونَ مِنۡهَا ٱلۡبُطُونَ
﴾ [الصفات: 62-66]
"(Makanan surga) itukah hidangan yang lebih
baik ataukah pohon Zaqqum. Sesungguhnya Kami menjadikan pohon Zaqqum itu
sebagai siksaan bagi orang-orang yang zalim. Sesungguhnya dia adalah sebatang
pohon yang ke luar dari dasar neraka yang menyala. Mayangnya seperti kepala
syaitan-syaitan. Maka sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari
buah pohon itu, Maka mereka memenuhi perutnya dengan buah Zaqqum
itu". (QS ash-Shaffaat: 62-66).
e. Sedangkan minuman mereka adalah air panas yang
menggelegak. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah Ta'ala dalam firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ فَإِنَّهُمۡ لَأٓكِلُونَ
مِنۡهَا فَمَالُِٔونَ مِنۡهَا ٱلۡبُطُونَ ٦٦ ثُمَّ إِنَّ لَهُمۡ عَلَيۡهَا لَشَوۡبٗا
مِّنۡ حَمِيمٖ﴾ [الصفات: 66-67]
"Maka sesungguhnya mereka benar-benar
memakan sebagian dari buah pohon itu, Maka mereka memenuhi perutnya dengan buah
Zaqqum itu. Kemudian sesudah makan buah pohon Zaqqum itu pasti mereka mendapat
minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas". (QS
ash-Shaaffat: 66-67).
f. Bila mereka angkat bejana
untuk meminumnya maka kulit wajahnya mengelupas karena kepanasan. Perhatikan
firman Allah Ta'ala:
قال الله تعالى : ﴿ وَإِن يَسۡتَغِيثُواْ
يُغَاثُواْ بِمَآءٖ كَٱلۡمُهۡلِ يَشۡوِي ٱلۡوُجُوهَۚ بِئۡسَ ٱلشَّرَابُ وَسَآءَتۡ
مُرۡتَفَقًا ﴾ [الكهف: 29]
"Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi
orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka
meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang
mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat
istirahat yang paling jelek". (QS al-Kahfi: 29).
g. Maka apabila mereka memaksa
untuk minum, dikarenakan tidak tahan lagi menahan rasa haus, terputuslah usus
mereka. Sebagaimana yang digambarkan oleh Allah Ta'ala dalam firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ وَسُقُواْ مَآءً
حَمِيمٗا فَقَطَّعَ أَمۡعَآءَهُمۡ ﴾ [محمد:15]
"Sama dengan orang yang kekal dalam
Jahannam dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong
ususnya". (QS Muhammad: 15).
h. Mereka di antara dua
keadaan, tidak mati tidak pula hidup. Sebagaimana firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ §NèO w
ßNqßJt $pkÏù wur 4Ózøts ﴾ [الأعلى: 13]
"Kemudian dia tidak akan mati di dalamnya
dan tidak (pula) hidup".
(QS al-A'laa: 13).
Seorang
penyair mengatakan dalam bait syairnya:
Ketahuilah, ketika jiwa tak mati sehingga bisa bebas
Tidak
pula hidup, dengan merasakan hidupnya
Neraka
adalah kampung kemurkaan Allah atas penghuninya, Allah tidak pernah ridho
terhadap mereka selama-lamanya.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
[2]. HR Bukhari no: 6018. Bab: Man kaana Yu'minu
billah wal Yaumil Akhir.
[4]
. HR Tirmidzi no: 2384. Bab: Maa Ja'a fii Shifati Awaanil Haudh.
Dan hadits ini dilemahkan oleh al-Albani dalam Shahih wa Dha'if Sunan
at-Tirmidzi no: 2460.
[9]
. HR Ahmad di dalam
Musnadnya no: 17803, 37/490. Dan Abu Dawud no: 4127 di dalam Bab: Fiil Mas'alah
fiil Qobri. Hadits ini dinyatakan Shahih oleh Syaikh al-Bani dalam Shahih wa
Dha'if Sunan Abi Dawud no: 4753.
[15]
. HR Ahmad no: 19160, 40/481. Hadits ini di Hasankan oleh
al-Albani dalam Shahih Targhib wat Tarhib no: 3582.
[16]
. HR Bukhari no: 6040. di dalam Bab: Nafkhis Shuur. Muslim no:
4998, dalam Bab: Fill Ba'ats wan Nusyur wa Shifatil Ardhi Yaumal Qiyamah.
[17]
. HR Ahmad no: 19160, 40/481. Hadits ini di Hasankan oleh
al-Albani dalam Shahih Targhib wat Tarhib no: 3582.
[18]
. HR Ahmad no: 19160, 40/481. Hadits ini di Hasankan oleh
al-Albani dalam Shahih Targhib wat Tarhib no: 3582.
[19]
. HR Bukhari no: 6041. Dalam bab: Kaifal Hasyr. Muslim no: 5105.
Dalam bab: Fanaai Dunya wa Bayanil Hasyr Yaumal Qiyamah.
[20]
. HR Ahmad no: 19160, 40/481. Hadits ini di Hasankan oleh
al-Albani dalam Shahih Targhib wat Tarhib no: 3582.
[23]
. HR Bukhari no: 6041. Dalam bab: Kaifal Hasyr. Muslim no: 5105.
Dalam bab: Fanaai Dunya wa Bayanil Hasyr Yaumal Qiyamah.
[24] .
HR Bukhari no: 6046. Dalam Bab: Kaifal Hasyr. Muslim no: 5102. Dalam Bab:
Fanaai Dunya wa Bayanil Hasyr Yaumal Qiyamah.
[31]
. HR Bukhari dalam Bab: Fadhlu man Jalasa fiil Masjid
Yantadhirus Sholat. Muslim dalam Bab: Fadhlu Ikhfaa'is Shodaqoh.
[33]
. HR Bukhari no: 6956. Dalam Bab: Kalami Rabb Azza wa jalla
Yaumil Qiyamah. Muslim no: 286. Dalam Bab: Fii Qaulin Nabi Ana Awalun Naasi
Yusyfa'u fiil Jannah.
[53]
. HR Bukhari no: 5575. Muslim no: 5342 Dalam Bab: 'Uqubah Man
Syaribal Khamr Idza lam Yatub Minha.
[55]
. HR Bukhari no: 5832. Dalam Bab: Labsul Harir. Muslim no: 5546.
Dalam Bab: Tahriim Isti'mal Inaa'i Dzahab wal Fidhah.
Post a Comment