Menumbuhkan Sifat Kasih Sayang
Khutbah
Pertama
الحَمْدُ للهِ الربِّ الغَفُوْر العَفُو
الرَّؤُوْف الشَكُوْر الَّذِي وَفَّقَ مَنْ شَاءَ مِنْ عِبَادِهِ لِتَحْصَيْلِ
المَكَاسِبِ وَالأجُوْرِ، وَجَعَلَ شُغْلَهُمْ بِتَحْقِيْقِ الإيْمَانِ وَالعَمَل ِالصَّالِح
يَرْجُوْنَ تِجَارَةً لَنْ تَبُوْرَ
وَأشْهَدُ أنْ لاَ إلَهَ إلا الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ الَّذِي بِيَدِهِ مصَارِيْفُ
الأمُوْرِ وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أفْضَلُ آمِرٍ وَأجَلُّ مَأمُوْرٍ اللَّهُمَّ صَلِّ وَسّلِّمْ وَبَارِكْ عَلىَ
مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَأصْحَابِهِ
وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ البَعْثِ وَالنُّشُوْرِ .
أما بعد:
أيُّهَا النَّاس اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ
تَمُوْتُنَّ إلاَّ وَأنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ قال
تعالى: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ } [آل عمران: 102]
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ
وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا
. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ
لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعْ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا
عَظِيمًا} [الأحزاب: 71-70]
فَإِنْ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ
وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ
الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
Jamaah kaum muslimin
yang dimuliakan Allah…
Ar-Rahman dan Ar-Rahim adalah dua sifat Allah Ta’ala, dan juga merupakan nama dari
nama-namanya yang mulia, yang diambil dari kata rahmat dengan bentuk mubalaghah. Ar-Rahman lebih kuat
maknanya dari Ar-Rahim, karena Ar- Rahman bermakna memiliki kasih sayang yang
meliputi semua makhluk di dunia, dan bagi mukminin di akhirat. Sedangkan
Ar-Rahim bermakna memiliki kasih sayang bagi mukminin pada Hari Kiamat. Ini
adalah pendapat sebagian besar ulama. Karena rahmatnya yang tak terhitunglah
kita dapat melakukan hal yang sesuai dengan yang kita inginkan. Allah Shubhanahu wa ta’alla:
قال الله تعالى: {مَّا
يَفۡتَحِ ٱللَّهُ لِلنَّاسِ مِن رَّحۡمَةٖ فَلَا مُمۡسِكَ لَهَاۖ وَمَا يُمۡسِكۡ فَلَا
مُرۡسِلَ لَهُۥ مِنۢ بَعۡدِهِۦۚ وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ ٢} (سورة فاطر: 2)
“Apa saja yang Allah
anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat
menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang
sanggup untuk melepaskannya sesudah itu.” (Fathir : 2)
Syaikh As-Syinqiti Rahimahullah berkata, “Rahmat yang disebutkan dalam ayat adalah
kasih sayang Allah berupa nikmat-nikmat dunia dan akhirat secara umum bagi
siapa saja yang ia kasihi dari makhluknya, seperti rahmat hujan, sebagaimana
firman Allah, “Apa saja yang Allah
anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat
menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang
sanggup untuk melepaskannya sesudah itu,” dan firman-Nya, “Dan
Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan
rahmat-Nya (hujan) (Al-A’raf:57),”
Rahmat yang meliputi segala
sesuatu ini adalah rahmat yang umum, jadi tidak satupun makhluk yang terlepas
dari rahmatnya di dunia dan akhirat. Adapun di dunia rahmatnya meliputi semua
makhluknya dalam bentuk dan takaran yang sudah ditetapkan. Namun, di akhirat
tidak ada satupun azab kecuali Allah yang berkuasa atasnya, dan rahmat yang
Allah yang ditetapkan untuk orang bertakwa adalah rahmat yang khusus,
sebagaimana firman-Nya, ” Maka akan Aku
tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa.” Maknanya, rahmat yang
bersifat khusus bukan untuk semuanya, namun rahmat Allah itu tidak berujung
karena sifat kasih sayang-Nya yang tak
terbatas, dan rahmat Allah tak berkurang sedikitpun, sebagaimana tidak berkurang
dari hikmah dan kuasa-Nya sedikitpun.
Jamaah kaum muslimin
yang dimuliakan Allah…
Kita adalah hamba Allah yang
dituntut untuk menebarkan kasih sayang pada sesama kita dan sesama makhluk
dengan banyak sebab, diantaranya karena
hal tersebut adalah perintah Allah, maka wajib bagi kita untuk melaksanakannya
sebagaimana sabda Nabi Shallallahu Alaihi
wa Sallam saat beliau di atas
mimbar, "Kasihilah niscaya kalian akan dikasihi, maafkanlah niscaya Allah
akan mengampuni kalian. Kecelakaanlah bagi al-aqma' al-qaul (yakni mereka yang
memiliki telinga seperti corong, mereka mendengarkan perkataan yang benar dari
lubang yang satu, kemudian keluar lewat lubang yang lain). Dan Kecelakaanlah
bagi para penggambar atas apa yang mereka perbuat, padahal mereka mengetahuinya.”
(HR. Ahmad dan Thabarani dengan sanadnya)
Diantara sebab lainnya kita
diwajibkan berkasih sayang adalah karena kita diciptakan dengan tabiat yang
baik ini, dan Allah telah menetapkan orang-orang yang merahmati kita, dan dia
jualah yang merahmati kita di dunia dan akhirat. Diriwayatkan oleh Amr bin Ash Radhiyallahu Anhu dengan hadist yang marfu’, "Orang-orang yang mengasihi akan dikasihi oleh
Ar-Rahman. Karena itu berkasih sayanglah kepada siapapun yang ada dibumi,
niscaya Yang ada di langit akan mengasihi kalian.” (HR.Ahmad, Abu Dawud,
Tirmidzi, dan Hakim. Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan shahih)
Adapun bentuk-bentuk rahmat Allah Ta’ala adalah:
v
Allah menciptakan makhluk-Nya
dengan bentuk terbaik, memuliakan dan melebihkan anak cucu Adam dari makhluk-makhluk-Nya.
Allah berfirman,
قال الله تعالى:{لَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ فِيٓ أَحۡسَنِ تَقۡوِيمٖ}(سورة التين: 4)
“Sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”
(At-Tin:4)
v Allah menanggung rezeki hamba-hamba-Nya, karena itu tidak
ada seorangpun
yang menanggung orang lain, Allah lah yang menanggung rezeki semuanya.
Tidak ada anak yang ditanggung oleh orangtuanya dan sebaliknya. Bahkan,
semuanya di bawah keutamaan, kemurahan, dan kebaikannya. Allah berfirman, “Dan berapa
banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri.
Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui.” (Al-Ankabut:60)
v Allah
menundukkan untuk kita apa yang ada di langit dan di bumi semuanya untuk
memberikan maslahat kita dan mengatur kehidupan kita. Allah berfirman,
قال الله تعالى:{وَسَخَّرَ لَكُمُ ٱلَّيۡلَ وَٱلنَّهَارَ وَٱلشَّمۡسَ وَٱلۡقَمَرَۖ
وَٱلنُّجُومُ مُسَخَّرَٰتُۢ بِأَمۡرِهِۦٓۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يَعۡقِلُونَ ١٢} (سورة النحل: 12)
“Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu.
Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya…”(An-Nahl:12)
dan
firman-Nya, “Dan Allah telah meratakan
bumi untuk makhluk (Nya). Di bumi itu ada buah-buahan dan pohon kurma yang
mempunyai kelopak mayang. Dan biji-bijian yang berkulit, dan
bunga-bunga yang harum baunya. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu
dustakan?” (Ar-Rahman:10-13),
v
Allah
mengutus para Rasul yang membawa berita gembira dan peringatan, mereka
mengenalkan kepada makhluk akan Tuhan mereka, menyeru hamba untuk beribadah
kepada-Nya dan mengikhlaskan beragama pada ajaran yang diridhai-Nyap,
mengajarkan kebenaran kepada mereka, dan memperingati mereka jalan kebatilan
dan kesesatan. Allah berfirman, “Sesungguhnya
Kami telah mengutus Rasul-Rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan
telah Kami turunkan bersama mereka Alkitab dan neraca (keadilan) supaya manusia
dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat
kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka
mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)
Nya dan Rasul-Rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya.” (Al-Hadid:25)
v
Allah
mengutus penghulu orang-orang pertama dan terakhir, imam orang-orang bertakwa,
Muhammad bin Abdullah Shallallahu Alaihi
wa Sallam, yang risalahnya merupakan rahmat bagi seluruh alam, dan Kitab
yang diturunkan kepadanya merupakan peringatan bagi seluruh alam. Allah berfirman, “Mahasuci
Allah yang telah menurunkan Al-Furqan (Al Qur'an) kepada hamba-Nya, agar dia
menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.” (Al-Furqan:1)
Dan dalam Shahih
Muslim dari Abu Musa Al-Asy’ari Radhiyallahu
Anhu berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi
wa Sallam bersabda, “Demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, tidaklah seorang
laki-laki yang mendengarku dari umat Yahudi dan Nasrani kemudian ia tidak
beriman kepadaku kecuali ia akan masuk neraka.”
Allah
menurunkan kepada hamba-hamba-Nya syariat yang sempurna ini dari asasnya,
peraturannya, nilainya, dan akhlaknya. Syariat ini adalah syariat yang sempurna,
menyeluruh, cocok dan tepat pada setiap zaman dan generasi manusia. Allah
berfirman, “Pada hari ini telah
Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan
telah Ku-ridhai Islam itu sebagai agama bagimu.” (Al-Maaidah:3)
v
Allah
mengirim bagi makhluk-Nya rahmat yang sangat luas dan menyeluruh. Rahmat bagi
mukminin di dunia dan di akhirat. Juga rahmat bagi selain mukmin di dunia, yang
dengannya mereka bersenang-senang dengan kelezatan dunia dan tidak mendapat
bagian lagi di akhirat. Adapun kaum mukminin, maka rahmat bagi meraka diperoleh
di dunia dan akhirat. Allah berfirman, “Dan rahmat-Ku
meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang
yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada
ayat-ayat Kami." (Al-A’raf: 156)
v Allah mengirimkan rahmat seorang laki-laki pilihan, Al-Musthafa,
Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Sosok lelaki yang telah dikabarkan oleh
berita-berita yang mutawatir dan disaksikan pula yang dan yang dekat. Allah
berfirman, “Sesungguhnya telah datang
kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, yang terasa olehnya beratnya
penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, dan amat
belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (At-Taubah:128)
Di
antara bentuk-bentuk rahmat Nabi Shallallahu
Alaihi wa Sallam adalah sebagai berikut :
1.
Berkaitan dengan musuhnya. Ketika beliau mengajak
orang-orang Thaif memeluk Islam, mereka menjawabnya dengan jawaban yang jelek
dengan menghina beliau dengan perlakuan buruk orang-orang bodoh diantara
mereka, sehingga Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam keluar dari kota tersebut sedang kedua kakinya yang mulia
berlumuran darah. Lalu Allah mengutus kepadanya malaikat penjaga gunung yang
siap mengerjakan apapun yang diperintahkan oleh Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam. Malaikat itu berkata kepada beliau,
”Jika kamu mau niscaya aku akan timpakan kepada mereka dua gunung (gunung yang
mengelilingi Makkah).” Beliau menjawab, “Jangan kamu lakukan itu,
mudah-mudahan Allah mengeluarkan dari keturunan mereka orang-orang yang
menyembah Allah.”
2.
Berkaitan dengan orang yang tidak paham agamanya. Suatu
ketika, seorang Arab Badui buang air kecil di masjid. Para sahabat berang dan
ingin memukulinya, namun Nabi Shallallahu
Alaihi wa Sallam melarang mereka
sampai orang tersebut menyelesaikan hajatnya. Kemudian beliau datang membawa
timba besar berisi air lalu menuangkan di tempat kencing Arab Badui tersebut,
lalu beliau bersabda kepada para sahabatnya, “Hanya saja aku diutus untuk
mempermudah dan tidak diutus untuk mempersulit. Maka, permudahlah dan jangan
mempersulit, dan gembirakanlah dan jangan membuat orang menjauh.” Dan beliau
bersabda kepada Arab Badui, “Sesungguhnya masjid ini dibangun untuk berdzikir
kepada Allah dan tempat shalat.” Arab
Badui itu berkata, “Demi bapak dan ibuku, Rasulullah tidak mencelahku dan
memperlakukanku dengan kejam”.
3.
Berkaitan dengan Arab Badui yang tidak mengerti sopan
santun dalam Islam. Suatu ketika, beliau didatangi salah satu dari mereka
dengan berkata, “Wahai Muhammad” seraya meletakkan tangannya di pundak Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam , lalu
beliau menoleh kepadanya dengan senyuman.
Dan di lain kesempatan dengan orang yang berbeda,
Rasulullah meminjam kepadanya suatu pinjaman, namun Arab Badui tersebut datang
sebelum janji yang ditetapkan dengan berkata, ”Wahai Muhammad, bayar hutangmu,
sesungguhnya kalian Bani Muthalib kaum yang suka menunda pembayaran utang.”
Para sahabat marah dan ingin memukulnya, namun Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam melarangnya kemudian bersabda,
“Sesungguhnya pemilik (pinjaman) punya hak bicara”.
4.
Berkatan dengan kaum mukminin. Diriwayatkan oleh Malik
bin Huwairist Radhiyallahu Anhu ia berkata, "Kami datang menemui Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, saat itu
kami adalah para pemuda yang usianya sebaya. Maka
kami tinggal bersama beliau selama dua puluh hari dua puluh malam. Beliau
adalah seorang yang sangat penuh kasih dan lembut. Ketika beliau menganggap
bahwa kami telah ingin, atau merindukan keluarga kami, beliau bertanya kepada
kami tentang orang yang kami tinggalkan. Maka kami pun mengabarkannya kepada
beliau. Kemudian beliau bersabda, "Kembalilah kepada keluarga kalian dan
tinggallah bersama mereka, ajarilah mereka dan perintahkan (untuk
shalat)." Beliau lantas menyebutkan sesuatu yang aku pernah ingat lalu
lupa. Beliau mengatakan, "Shalatlah kalian seperti kalian melihat aku
shalat. Maka jika waktu shalat sudah tiba, hendaklah salah seorang dari kalian
mengumandangkan adzan, dan hendaklah yang menjadi Imam adalah yang paling tua
di antara kalian." (HR. Al-Jamaah)
5.
Berkaitan dengan kepemimpinan umat. Sesungguhnya pemimpin
umat Islam dituntut untuk merahmati rakyatnya, diantaranya doa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, “"Ya Allah, siapa saja yang menjabat
suatu jabatan dalam pemerintahan umatku lalu dia mempersulit urusan mereka,
maka persulitlah dia. Dan siapa yang menjabat suatu jabatan dalam pemerintahan
umatku lalu dia berusaha menolong mereka, maka tolong pulalah dia."
(HR.Muttafaq Alaihi).
Para
pemimpin dari Salafussaleh mereka memeriksa keadaan umat bukan untuk
memata-matai dan mengekang mereka. Atau memberikan rasa takut dalam hati-hati
mereka, sampai-sampai ketakutan itu di tempat makan, minum, dan tempat tidur
mereka, sebagaimana yang terjadi di sebagian besar negeri kita, negara
ketiga.Akan tetapi, mereka memeriksa keadaan umat agar dapat meringankan
penderitaan mereka.
أقول قولي هذا و أستغفر الله لي و لكم و
لسائر المسلمين و المسلمات من كل ذنب فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم
Khutbah
Kedua:
الحمد لله على إحسانه والشكر له على توفيقه وامتنانه
أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيمًا لشأنه وأشهد أن محمدًا عبده
ورسوله الداعي إلى رضوانه. اللهم فصل و سلم على هذا النبي الكريم وعلى آله وأصحابه
ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد.
Jamaah kaum Muslimin yang dimuliakan Allah…
Bagaimana
seorang hamba mencapai derajat penebar rahmat?
v Memahami makna hidup. Hidup ini selalu terjadi perubahan
dari satu keadaan kepada keadaan lain, sebagaimana firman-Nya, “Sesungguhnya
kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan).” Suatu keadaan kepada
keadaan lain terus berbeda dan berputar, kaya setelah miskin dan sebaliknya,
sehat setelah sakit dan sebaliknya. Suatu keadaan tidak akan abadi. Allah
berfirman, “Katakanlah, ‘Wahai Tuhan Yang
memiliki segala kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada orang yang Engkau
kehendaki dan Engkau cabut kekuasaan dari orang yang Engkau tidak kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau
kehendaki dan Engkau hinakan orang yang
Engkau kehendaki. Di tangan-Mu lah segala kebaikan. Sesungguhnya Engkau
Mahakuasa atas segala sesuatu.” (Ali Imran:26)
v Biasakan untuk menebar kasih sayang. Seorang laki-laki
datang kepada Rasululullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengadukan akan kerasnya hatinya, maka
Nabi bersabda kepadanya, “Usaplah kepala anak yatim, dan beri makanlah
orang miskin.”
v Meyakini akan adanya balasan bagi setiap perbuatan.
Hendaklah terpatri di kepala kita akan perkara ganjaran, sebagimana jika kita
berbuat durhaka maka kita akan didurhakai, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, ”Barangsiapa meringankan satu kesusahan
seorang Muslim di dunia, maka Allah akan meringankan darinya satu kesusahan
dari kesusahan-kesusahan pada Hari Kiamat.”
v Memuliakan orang yang lebih tua. Seorang pemuda yang
memuliakan orang yang sudah tua karena umurnya, Allah akan menetapkan baginya
orang yang memuliakannya di masa tuanya, berdasarkan sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam,
“Berbaktilah kepada orang tua kalian niscaya anak-anak kalian akan berbakti
pada kalian.”
Alkisah,
orang-orang melihat seorang laki-laki memukul ayahnya di pasar, maka mereka
berkumpul untuk meleraikannya. Namun
ayah tersebut berkata kepada mereka,
“Biarkanlah anakku memukulku, karena aku pernah memukul bapaknya di
bagian ini. Maka Allah menguasakan anakku melakukan itu kepadaku setelah aku
melakukannya.”
v Bertakwa kepada Allah. Ketahuilah, sesungguhnya seorang Muslim
dituntut bersifat rahmat dan saling mengasihi, sesuai dengan kemampuannnya
dalam bersabar dan lemah lembut. Hendaklah ia pertama kali memperlakukan
keluarganya dengan baik, setelah itu kepada bawahannya, tetangganya,
lingkungannya, dan pegawainya. Janganlah ia menjadi penyebab istrinya menjadi
pembangkang, anak-anaknya menjadi pendurhaka, tetangganya menjadi pengganggu,
bawahannya menjadi penentang, dan manusia semuanya mengucilkan dan memusuhinya.
فاعلموا أن الله أمركم بأمر بدأ فيه بنفسه
و ثنى بملائكته المسبحة بقدسه و ثلث بكم أيها المسلمون فقال عز من قائل إن الله و
ملائكته يصلون على النبي يأيها الذين آمنوا صلوا عليه و سلموا تسليما. اللهم صل و
سلم على نبينا محمد و عل آله و صحابته و من اهتدى بهديه و استن بسنته إلى يوم
الدين. ثم اللهم ارض عن الخلفاء الراشدين المهديين أبي بكر و عمر و عثمان و علي و
على بقية الصحابة و التابعين و تابع التابعين و علينا معهم برحمتك ي أرحم الرحمين.
اللهم إنا نسألك بكل اسم هو لك سميت به
نفسك أو أنزلته في كتابك أو علمته أحدا من
خلقك أو استأثرته في علم الغيب عندك أن تجعل القرآن ربيع قلوبنا و نور
صدورنا و جلاء أحزاننا و ذهاب همومنا و غمومنا
اللهم اغفر للمسلمين و المسلمات و المؤمنين
و المؤمنات الأحياء منهم و الأموات.
اللهم أعز الإسلام و المسلمين و أهلك
الكفرة و المشركين و دمر أعداءك أعداء الدين
اللهم أصلح لنا ديننا الذي هو عصمة أمرنا
و أصلح لنا دنيانا التي فيها معاشنا و أصلح لنا آخرتنا التي إليها معادنا و اجعل
اللهم حياتنا زيادة لنا في كل خير و اجعل الموت راحة لنا من كل شر
اللهم أعنا على ذكرك و شكرك و حسن عبادتك
اللهم إنا نسألك الهدى و التقى و العفاف و
الغنى و حسن الخاتمة
اللهم اغفر لنا و اوالدينا و ارحمهم كما
ربونا صغارا
ربنا هب لنا من أزواجنا وذرياتنا قرة أعين
و احعلنا للمتقين إماما
ربنا لا تزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا و هب
لنا من لدنك رحمة إنك أنت الوهاب. ربنا آتنا في الدنيا حسنة و في الآخرة حسنة و
قنا عذاب النار
عباد الله إن الله يأمركم بالعدل و
الإحسان و إيتاء ذى القربى و ينهى عن الفحشاء و المنكر و البغي يعظكم لعلكم تذكرون
فاذكروا الله العظيم يذكركم و اسألوه من فضله يعطكم و لذكر الله أكبر و الله يعلم
ما تصنعون.
Post a Comment