MELAKUKAN AMAL SHOLEH UNTUK KEPENTINGAN DUNIA ADALAH SYIRIK
MELAKUKAN AMAL
SHOLEH UNTUK KEPENTINGAN DUNIA ADALAH SYIRIK
Firman Allah Subhanahu
wata’ala :
]من كان
يريد الحياة الدنيا وزينتها نوف إليهم أعمالهم فيها، وهم فيها لا يبخسون، أولئك
الذين ليس لهم في الآخرة إلا النار وحبط ما صنعوا فيها وباطل ما كانوا
يعملون[
“Barangsiapa yang
menghendaki kehidupan dunia dan perhiasaanya, niscaya kami berikan kepada mereka
balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia ini tidak
akan dirugikan, mereka itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat
kecuali neraka, dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di
dunia, serta sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan” (QS. Hud, 15
–16).
Dalam shoheh Bukhori dari
Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda
:
"تعس عبد الدينار، تعس عبد الدرهم، تعس
عبد الحميصة، تعس عبد الخميلة، إن أعطي رضي، وإن لم يعط سخط، تعس وانتكس، وإذا شيك
فلا انتقس، طوبى لعبد أخذ بعنان فرسه في سبيل الله ، أشعث رأسه، مغبرة قدماه، إن
كان في الحراسة كان في الحراسة، وإن كان في الساقة كان في الساقة، إن استأذن لم
يؤذن له، وإن شفع لم يشفع ".
“Celaka hamba dinar, celaka
hamba dirham, celaka hamba khomishoh, celaka hamba
khomilah([1]), jika diberi ia senang, dan jika
tidak diberi ia marah, celakalah ia dan tersungkurlah ia, apabila terkena duri
semoga tidak bisa mencabutnya, berbahagialah seorang hamba yang memacu kudanya
(berjihad dijalan Allah), dengan kusut rambutnya, dan berdebu kedua kakinya,
bila ia ditugaskan sebagai penjaga, dia setia berada di pos penjagaan, dan bila
ditugaskan digaris belakang, dia akan tetap setia digaris belakang, jika ia
minta izin (untuk menemui raja atau penguasa) tidak
diperkenankan([2]), dan jika bertindak sebagai pemberi
syafa'at (sebagai perantara) maka tidak diterima syafaatnya
(perantaraannya)”.
Kandungan bab ini :
-
Motivasi seseorang dalam amal ibadahnya, yang semestinya untuk akhirat malah untuk kepentingan duniawi (termasuk syirik dan menjadikan pekerjaan itu sia-sia tidak diterima oleh Allah).
-
Penjelasan tentang ayat dalam surat Hud([3]).
-
Manusia muslim disebut sebagai hamba dinar, hamba dirham, hamba khomishoh dan khamilah (jika menjadikan kesenangan duniawi sebagai tujuan).
-
Tandanya apabila diberi ia senang, dan apabila tidak diberi ia marah.
-
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam mendo’akan : “celakalah dan tersungkurlah”.
-
Juga mendoakan : “jika terkena duri semoga ia tidak bisa mencabutnya”.
-
Pujian dan sanjungan untuk mujahid yang memiliki sifat-sifat sebagaimana yang disebut dalam hadits.
([1]) Khomishoh dan khamilah adalah
pakaian yang terbuat dari wool atau sutera dengan diberi sulaman atau
garis-garis yang menarik dan indah. Maksud ungkapan Rasulullah dengan sabdanya
tersebut ialah untuk menunjukkan orang yang sangat ambisi dengan kekayaan
duniawi, sehingga menjadi hamba harta benda. Mereka itulah orang-orang yang
celaka dan sengsara.
([2]) Tidak diperkenankan dan tidak
diterima perantaraanya, karena dia tidak mempunyai kedudukan atau pangkat dan
tidak terkenal ; soalnya perbuatan dan amal yang dilakukannya diniati karena
Allah semata.
([3]) Ayat ini menjelaskan tentang
hukum orang yang motivasinya hanya kepentingan dan keni’matan duniawi, dan
akibat yang akan diterimanya baik di dunia maupun di akhirat
nanti.
Post a Comment