Agar Wanita Tidak Diperdaya
Agar Wanita Tidak Diperdaya
Segala puji hanya untuk Allah Ta'ala, shalawat
serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam beserta keluarga dan seluruh
sahabatnya.
Wanita ikutan jadi
kontestan pemilukada? Kampanye keliling ke mana-mana, tanpa malu-malu tampil di
depan para lelaki dan posternya dipasang di mana-mana. Ah... sudah biasa, tidak
aneh di zaman modern ini? Jangankan jadi kepala daerah, bupati, atau gubernur,
jabatan presiden juga pernah diduduki oleh seorang wanita.
Wanita keluar rumah tanpa
menutup aurat, bercampur baur dengan para lelaki, kerja bersisian, tidak jarang
berduaan. Apa yang diherankan? Semuanya sudah dianggap lazim sebagai tuntutan
zaman “kemajuan”. Belum
lagi kontes ratu-ratuan yang menjadikan wanita sebagai objek pemuas mata
lelaki, tidak terhitung macam ragamnya, mulai tingkat daerah, nasional, hingga
internasional. Berlomba-lomba putri-putri kita (baca: muslimah) yang jelita
untuk ikut dalam ajang pamer kebagusan wanita tersebut. Kok ribut? Itu kan
biasa.
Lalu, banggakah kita dengan pencapaian yang diperoleh wanita? Terkagum-kagumkah kita dengan “kesuksesan” yang diraih kaum wanita? Kemajuankah ini atau malah keterpurukan dan kehinaan? Pernahkah kita menyadari bahwa segala upaya mengeluarkan wanita dari “istana”nya, dari hijab yang syar’i dan dari rasa malu adalah bagian dari makar jahat yang terselubung dari orang-orang kafir, dalam hal ini Yahudi dan Nasrani? Makar busuk terhadap Islam dan pemeluknya. Bagaimana bisa demikian? Allah Shubhanahu wa ta’alla telah memperingatkan,
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu hingga kamu mengikuti agama mereka.” (al-Baqarah: 120). Mahabenar Allah dengan segala firman -Nya. Betapa Yahudi dan Nasrani terus melancarkan permusuhannya kepada kaum muslimin dan berusaha menarik kaum muslimin sekuat-kuatnya agar mengikuti agama mereka.
Lalu, banggakah kita dengan pencapaian yang diperoleh wanita? Terkagum-kagumkah kita dengan “kesuksesan” yang diraih kaum wanita? Kemajuankah ini atau malah keterpurukan dan kehinaan? Pernahkah kita menyadari bahwa segala upaya mengeluarkan wanita dari “istana”nya, dari hijab yang syar’i dan dari rasa malu adalah bagian dari makar jahat yang terselubung dari orang-orang kafir, dalam hal ini Yahudi dan Nasrani? Makar busuk terhadap Islam dan pemeluknya. Bagaimana bisa demikian? Allah Shubhanahu wa ta’alla telah memperingatkan,
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu hingga kamu mengikuti agama mereka.” (al-Baqarah: 120). Mahabenar Allah dengan segala firman -Nya. Betapa Yahudi dan Nasrani terus melancarkan permusuhannya kepada kaum muslimin dan berusaha menarik kaum muslimin sekuat-kuatnya agar mengikuti agama mereka.
Dilancarkanlah gerakan
pemurtadan, mulai dari cara yang paling kasar sampai cara yang halus. Bila
usaha permurtadan tidak berhasil, mereka tidak berputus asa.
Ditempuhlah upaya-upaya pendangkalan akidah dan akhlak generasi muslim. Dilancarkan lah ghazwul fikri, perang pemikiran, di tengah kaum muslimin, bahwa mengikuti orang kafir adalah kemajuan, sementara tetap bertahan dengan aturan agama adalah kemunduran, kolot, dan terbelakang. Bila upaya-upaya “kriminal” yang mereka lakukan ini berhasil maka tidak perlu kaum muslimin keluar dari Islam lalu beragama dengan agama mereka. Cukuplah prestasi gemilang mereka raih manakala bermunculan individu-individu kaum muslimin yang kosong dari ruh Islam, tidak tersisa Islam kecuali sekadar nama, simbol, dan pengakuan. Hanya Allah Shubhanahu wa ta’alla saja yang dimintai pertolongan dalam menghadapi seluruh makar musuh-musuh –Nya. Apabila sudah demikian keadaan kaum muslimin, maka ujung-ujungnya bisa saja terjadi tragedi seperti di Bosnia, pembantaian kaum muslimin yang sudah minder dengan agamanya. Ya Allah, kami mohon keselamatan dari kejahatan musuh agama-Mu!
Demikianlah ahlul batil dari kalangan orang-orang kafir ataupun orang-orang yang membelot kepada mereka, ingin selalu menyesatkan manusia dan memalingkan mereka dari agama Allah Shubhanahu wa ta’alla.
Ditempuhlah upaya-upaya pendangkalan akidah dan akhlak generasi muslim. Dilancarkan lah ghazwul fikri, perang pemikiran, di tengah kaum muslimin, bahwa mengikuti orang kafir adalah kemajuan, sementara tetap bertahan dengan aturan agama adalah kemunduran, kolot, dan terbelakang. Bila upaya-upaya “kriminal” yang mereka lakukan ini berhasil maka tidak perlu kaum muslimin keluar dari Islam lalu beragama dengan agama mereka. Cukuplah prestasi gemilang mereka raih manakala bermunculan individu-individu kaum muslimin yang kosong dari ruh Islam, tidak tersisa Islam kecuali sekadar nama, simbol, dan pengakuan. Hanya Allah Shubhanahu wa ta’alla saja yang dimintai pertolongan dalam menghadapi seluruh makar musuh-musuh –Nya. Apabila sudah demikian keadaan kaum muslimin, maka ujung-ujungnya bisa saja terjadi tragedi seperti di Bosnia, pembantaian kaum muslimin yang sudah minder dengan agamanya. Ya Allah, kami mohon keselamatan dari kejahatan musuh agama-Mu!
Demikianlah ahlul batil dari kalangan orang-orang kafir ataupun orang-orang yang membelot kepada mereka, ingin selalu menyesatkan manusia dan memalingkan mereka dari agama Allah Shubhanahu wa ta’alla.
Bagi yang mau
memperhatikan dan merenungkan keadaan kebanyakan kaum muslimin pada hari ini,
maka ia akan melihat betapa mereka telah banyak berpaling dari aturan agama dan
mengikuti yang selainnya.
Sungguh benar Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam tatkala mengabarkan,
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « لَتَتَّبِعَنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ، حَتَّى لَوْ سَلَكُوْا جُحْرَ ضَبٍّ لَسَلَكْتُمُوْهُ. قُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، الْيَهُوْدُ وَالنَّصَارَى؟ قَالَ:
فَمَنْ؟ » [ متفق عليه ]
Sungguh, kalian
akan mengikuti jalan-jalan orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal,
sehasta demi sehasta, sampai-sampai andai orang sebelum kalian masuk ke lubang
dhabb1 niscaya kalian akan ikut masuk. Kami bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah
umat terdahulu itu Yahudi dan Nasrani? Rasul menjawab, “Siapa lagi kalau bukan
mereka?” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Sama hatusy Syaikh Ibnu Baz
berkata, “Sungguh Yahudi terus-menerus melakukan upaya untuk merusak kaum
muslimin dalam hal akhlak dan akidah mereka. Orang-orang Yahudi punya ambisi
terhadap negeri-negeri kaum muslimin dan selain mereka. Mereka mempunyai
beragam makar yang sebagiannya sudah mereka capai dan terus-menerus mereka
melakukan upaya dengan gigih untuk mewujudkan rencana yang tersisa. Sebagaimana
mereka memerangi kaum muslimin dengan kekuatan dan senjata serta menguasai
sebagian tanah kaum muslimin, maka mereka juga memerangi kaum muslimin dalam
pemikiran dan keyakinan. Karena itulah, mereka menyebarkan di tengah kaum
muslimin kepercayaan, mazhab, dan aliran-aliran yang batil.” (Majalah
al-Jami’ah al-Islamiyah, 59/1403 H)
Musuh-musuh
Islam mencari cara untuk menyebarkan kerusakan di tengah masyarakat kaum
muslimin, maka mereka dapati wanita sebagai alat paling ampuh untuk mendukung
rencana pengrusakan mereka. Mereka mendapati bahwa, baiknya wanita merupakan
kebaikan bagi masyarakatnya, dan sebaliknya rusaknya wanita berarti rusaknya
masyarakat. (al-Mar’ah Baina Takrimil Islam wad Da’awat Tahrir, hlm. 18,
al-’Uraini).
Fadhilatusy
Syaikh Shalih bin Abdil Aziz bin Muhammad alusy Syaikh hafizhahullah, Menteri
Urusan Keislaman, Wakaf, Dakwah, dan Bimbingan Kerajaan Saudi Arabia,
mengatakan, “Allah Shubhanahu wa ta’alla
memuliakan Bani Adam dengan beragam pemuliaan. Di antaranya yang paling agung adalah
apa yang disyariatkan -Nya untuk mereka
berupa permasalahan akidah/keyakinan dan hukum-hukum yang akan memperbaiki
keadaan mereka, serta meluruskan mereka dalam kehidupan di dunia dan di
akhirat.
Di
antara sejumlah pemuliaan tersebut adalah perkara yang berkaitan dengan wanita,
yang mana syariat datang memberitahukan kadarnya, berlaku adil kepadanya, serta
menjelaskan hak, kewajiban, dan tugas-tugasnya. Dan perkara ini telah sempurna
lagi mencapai puncaknya dalam ajaran yang dibawa oleh manusia utusan Allah Shubhanahu wa ta’alla, nabi dan
kekasih -Nya Nabi Muhammad Shalallahu
‘alaihi wa sallam.
Agama
Islam telah demikian sempurna memberikan pemuliaan kepada wanita, menjelaskan
hak-haknya dalam masalah harta, dan apa saja yang harus dilakukan agar wanita
terjaga. Islam datang membawa syariat yang sesuai bagi masing-masing jenis
(lelaki dan wanita) dan menyamakan antara keduanya dalam perkara yang memang
harus sama sembari tetap memerhatikan perbedaan yang ada sesuai dengan hikmah
yang dikandunginya.
Namun,
ada saja orang-orang yang punya tujuan dan keinginan macam-macam. Mereka enggan
kecuali keluar dari manhaj yang syar’i dan bersikap tidak peduli dengan adanya
perbedaan antara lelaki dan wanita. Mereka ingin menceburkan wanita ke tempat
kebinasaan dan berakibat buruk di dunia dan di akhirat.
Ajakan
kepada wanita untuk menerjuni tempat-tempat tersebut dilakukan dengan
propaganda yang lahiriahnya rahmat, kasih sayang, dan semangat untuk memberikan
kebaikan kepada wanita dan terpenuhinya hak-hak mereka, di bawah tema/isu yang
dapat menipu orang yang tidak memiliki pandangan lurus dan akal yang kokoh.
Propaganda tersebut mencampuradukkan al-haq dengan al-batil, dan merupakan
penyesatan terhadap umat. Sekali waktu dia datang atas nama “kebebasan wanita”,
di waktu lain dengan bertajuk “keadilan terhadap wanita”. Kadang dimunculkan
dengan slogan mengoptimalkan potensi wanita, demikian seterusnya.
Propaganda
yang beragam dengan isu yang berbeda namun terangkum dalam satu tujuan, yaitu
mengeluarkan wanita dari manhaj yang syar’i serta memperhadapkan wanita kepada
kerendahan, kehinaan, dan fitnah. Propaganda yang buruk ini telah sukses
dijalankan di berbagai belahan bumi, dan tidaklah asing bila propaganda semacam
ini laris di masyarakat nonmuslim yang memang kaum wanita terinjak
kehormatannya dan tidak mendapatkan apa yang menjadi haknya.
Yang
aneh justru bila sebagian muslimah yang dibacakan kepada mereka ayat-ayat Allah Shubhanahu wa ta’alla dan hikmah yang
dibawa Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa
sallam, dan mereka bisa menikmati terpenuhinya hak-hak mereka serta
keistimewaan lain yang dibawa oleh Islam sedangkan wanita-wanita lain di luar
Islam tidak merasakan seperti yang dirasakannya, namun justru mereka ikut
termakan dengan propaganda yang sepertinya manis namun merupakan racun, tanpa
berpikir panjang akan munculnya kerusakan dan bahaya bila mereka memenuhi
ajakan dusta itu. Termasuk yang harus selalu ditekankan dan bersesuaian dengan
pengalaman yang ada dalam sejarah kaum muslimin bahwa berpegang teguhnya wanita
dengan syariat Allah Shubhanahu wa
ta’alla, adab-adab Islam dan akhlak adalah jalan yang paling utama dan
perantara yang paling sukses untuk memberikan faedah bagi wanita dalam
membangun umat, memperbaikinya dan menguatkan peradabannya.
Di
antara buktinya adalah apa yang direalisasikan oleh wanita yang berpegang
dengan aturan agama di negeri Mamlakah al-Arabiyah as-Su’udiyah (KSA) berupa
keberhasilan di bidang yang memang cocok dengan tabiatnya berupa pendidikan
untuk anak-anaknya, mengurusi rumah suaminya, mengajari anak-anak perempuan,
dan mengobati sesama perempuan. Hijab yang dikenakannya tidaklah mencegahnya
dan menjadi penghalang untuk meraih kesuksesan tersebut, bahkan hijab tersebut
justru menjadi sebab terjaga dan terpeliharanya dirinya.
Adapun
fitnah wanita yang terjadi di masyarakat kaum muslimin maka semua itu
disebabkan sebagian wanita mereka dari tidak berpegang dengan apa yang
disyariatkan oleh Islam serta akhlak dan adab wanita yang tercakup. Saya berdoa
untuk kaum muslimin dan muslimah agar mereka berpegang secara sempurna dengan
agama Islam dalam seluruh sisinya dan mengambil pelajaran dari apa yang
didapatkan oleh masyarakat-masyarakat yang menganggap lazim budaya tabarruj dan
membuka wajah, serta memberikan keleluasan bagi wanita untuk terjun di
lapangan-lapangan pekerjaan yang tidak cocok bagi dirinya dan tidak sesuai
dengan tabiatnya.
Saya
doakan pula agar kaum muslimin tidak tertipu dengan propaganda buruk yang
disuarakan oleh para penyeru atas nama kebebasan kaum wanita. Saya pun mendoakan
para penyeru itu agar mengoreksi diri mereka dan berhati-hati sehingga tidak
menjadi sebab menyimpangnya umat, bahkan membantu musuh-musuh mereka untuk
menghancurkan umat.
Saya
doakan mereka agar mengingat hari perhitungan amalan di hadapan Allah Shubhanahu wa ta’alla yang menciptakan
mereka. Saya mohon kepada Allah Shubhanahu
wa ta’alla agar mencegah kejelekan dan fitnah yang menyesatkan dari kaum
muslimin, dan agar Allah Shubhanahu wa
ta’alla memenangkan agama -Nya, meninggikan kalimat -Nya, dan agar Allah Shubhanahu wa ta’alla memberi taufik
kepada para pemimpin kaum muslimin untuk berhukum dengan syariat -Nya serta
berpegang teguh dengan agama -Nya.
Semoga
Allah Shubhanahu wa ta’alla
memberikan balasan kebaikan kepada pemerintah kita, agar menambahkan petunjuk,
iman, dan taufik kepada mereka, dan semoga Allah Shubhanahu wa ta’alla menolong agama -Nya dengan mereka.”
(Mukadimah kitab al-Mar’ah Baina Takrimil Islam wad Da’awat Tahrir, hlm. 5—11,
al-‘Uraini, secara ringkas).
Ada
ucapan dan peringatan yang sangat bagus al-Faruq Umar ibnul Khaththab yang
diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannafnya (7/113). Umar berkata,
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إِناَّ قَوْمٌ أَعَزَّنَا اللهُ بِالإِسْلَامِ، فَلَنْ نَبْتَغِيَ الْعِزَّ بِغَيْرِهِ» [ رواه ابن أبي شيبة في مصنفه ]
“Kita adalah orang-orang
yang dimuliakan oleh Allah Shubhanahu wa ta’alla dengan Islam, maka janganlah kita
mencari kemuliaan dengan selainnya.”
Oleh karena itu, apabila kaum
wanita ingin memperoleh kemuliaan, berpeganglah dengan Islam. Jangan menoleh
sedikit pun pada seruan-seruan yang menyimpang dari aturan agama kita. Sebab,
semua itu akan berakhir dengan kesengsaraan di dunia lebih-lebih lagi di
akhirat kelak.
Wallahu ta’ala a’lam
bish-shawab.
Post a Comment