Anjuran Untuk Mencintai dan Membenci Karena Allah
Anjuran Untuk Mencintai dan Membenci
Karena Allah
Segala puji bagi Allah, Dia yang mencintai orang-orang
yang bertaqwa dan mengangkat derajat orang-orang yang berbuat baik. Aku memuji
Allah Yang Maha Suci yang telah menjadikan cinta sebagai tanda kebenaran iman
orang-orang yang beriman, dan sebagai bantahan atas orang yang zalim dan dusta.
Allah Subahanahu Wa Ta’ala berfirman:
قال
الله تعالى: ﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ وَكُونُواْ مَعَ الصَّادِقِينَ﴾
Hai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama
orang-orang yang benar.
(QS. Al-Taubah: 119).
Aku
bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya kecuali
Allah, Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi -Nya. Dia-lah yang telah menjadikan
amal yang jujur dan perkataan yang benar sebagai tanda bagi benarnya keimanan
dan sebagai pembeda antara orang-orang yang beriman dengan orang-orang yang
sesat. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
قال الله تعالى: ﴿يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ آذَوْا مُوسَى فَبَرَّأَهُ
اللهُ مِمَّا قَالُوا وَكَانَ عِندَ اللهِ وَجِيهًا * يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ
لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللهَ
وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا﴾
Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang
menyakiti Musa; maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan
yang mereka katakan. Dan adalah dia seorang yang mempunyai
kedudukan terhormat di sisi Allah. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan
katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu
amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati
Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.
(QS. Al-Ahzab: 69-71).
Aku bersaksi bahwa sesungguhnya
penghulu kita dan Nabi kita Muhammad adalah hamba dan utusan Allah Subahanahu Wa Ta’ala berfirman, imam
orang-orang yang bertaqwa dan suri tauladan yang baik bagi orang-orang yang
cinta lagi beramal saleh dan pelita bagi orang-orang yang berjalan menuju Allah
Subahanahu Wa Ta’ala. Rasulullah shalallahu
alaihi wa sallam bersabda: “Tidak beriman salah seorang di antara
kalian sehingga aku lebih dicintainya dari anaknya, orang tuanya dan seluruh
manusia”. Muttafaq alaihi.
Ya Allah sampaikan
shalawat dan salam kepada hamba dan Rasul -Mu Muhammad, dan kepada keluarga
serta para shahabatnya yang memiliki pandangan yang benar dan mata hati yang
lurus, juga kepada para pengikut hingga hari kiamat.
Amma Ba’du: Wahai
sekalian manusia bertaqwalah kepada Allah Subahanahu Wa Ta’ala
berfirman
dan ketahuilah bahwa cinta dan benci karena -Nya adalah jalan yang jelas menuju
persaudaraan dalam Islam. Cinta dan benci karena Allah Subahanahu
Wa Ta’ala
inilah yang membedakan mereka dengan yang lainnya, walau mereka berbeda warna
kulit, kebangsaan, zaman dan tempat. Itulah ikatan yang menjadi dasar bagi
tegaknya persatuan mereka. Sebagaimana hal ini dijelaskan oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, dan beliau
juga menyebutkan tentang faedahnya: Tiga
perkara yang apabila terdapat pada seseorang maka dia akan merasakan manisnya
keimanan, yaitu menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai-Nya dari selain
kedua mereka berdua, tidak mencintai seseorang kecuali karena Allah dan benci
kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya dari kekufuran tersebut
sebagaimana dia benci jika dicampakkan ke dalam api neraka”. Muttafaq
alaihi.
Dengannya orang-orang yang beriman akan
merasakan manisnya keimanan selain ketentraman, kenikmatan, kelezatan dan
kebahagiaan hati yang tercermin dalam semangat untuk taat kepada Allah Subahanahu
Wa Ta’ala
dan mengemban cobaan di dalam jalan keimanan dan jauh dari maksiat kepada –Nya
dan jiwa bersabar dengan menjauhi kemaksiatan.
Cinta karena Allah Subahanahu Wa Ta’ala akan terbukti secara
nyata pada kecenderungan, persepsi, perkataan dan perbuatan seorang muslim, sebagaimana disebutkan di dalam
hadits Rasulullah shallallahu
alaiahi wa sallam: “Orang beriman
yang satu dengan yang lainnya bagai bangunan yang saling menguatkan antara
bagian yang satu dengan bagian yang lain”. HR. Bukhari.
Maksudnya adalah hubungan seorang muslim
dengan yang lainnya kuat dan saling
mengikat, di mana seorang muslim tidak tampak dengan prilaku ganjil yang
bertentangan dengan ajaran Islam dan tidak pula berlaku aneh dan menyelisihi
sesuatu yang telah ditetapkan oleh Islam. Hadits ini memberikan gambaran nyata
tentang kekuatan hubungan seorang muslim yang satu dengan lainnya dan
kecintaannya yang benar kepada Islam dan saudaranya di dalam Islam dan inilah
makna firman Allah Azza Wa Jalla:
قال
الله تعالى: ﴿إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ
إِخْوَةٌ﴾
“Sesungguhnya
orang-orang mukmin adalah bersaudara”. (QS. Al-Hujurat: 10).
قال الله تعالى: ﴿يَا
أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَى وَجَعَلْنَاكُمْ
شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللهِ أَتْقَاكُمْ
إِنَّ اللهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ﴾
Hai
manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di
sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al-Hujurat: 13).
Para ulama salaf
benar-benar memahami makna ini dan merekapun mengamalkannya dalam kehidupan
mereka yang nyata baik pada sisi kehidupan pribadi atau kehidupan
bermasyarakat, dan mereka hidup memperjuangkan cinta karena Allah Subahanahu
Wa Ta’ala
sehingga memuji mereka pada firman-Nya:
قال الله تعالى: ﴿وَالَّذِينَ
تَبَوَّؤُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِن قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ
إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِّمَّا أُوتُوا
وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ﴾
Dan
orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Ansar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin) mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). (QS. Al-Hasyr: 9).
Maksudnya adalah walaupun mereka dalam keadaan kefakiran atau
butuh pada apa yang telah mereka korbankan karena cinta kepada Allah Subahanahu
Wa Ta’ala
untuk saudara yang seiman.
Dari Ibnu Umar radhiallah anhuma berkata: Sungguh kami
melihat di masa Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam di mana tidak ada seorangpun yang lebih berhak menerima
uang dinar dan uang dirham yang dimilikinya selain saudaranya semuslim”.
Dimanakah letak posisi kita dalam urusan cinta antara sesama muslim karena
Allah Subahanahu Wa Ta’ala jika dibanding dengan para shahabat
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
pada zaman sekarang ini?.
Sungguh suatu kepalsuan tentang realita pahit yang mengungkapkan
tentang riya’, penipuan dan kebohongan serta kelicikan kita di mana kita
melibatkan saudara kita seiman dalam lubang kehancuran dan kebinasan. Seperti
inilah kenyataannya, selama cinta tidak didasarkan karena Allah Subahanahu
Wa Ta’ala
maka dia menjadi bumerang bagi pelakunya walau masa percintaan cukup lama dan
saling memberikan manfaat di dunia, sebab akhir kehidupannya di akherat kelak
adalah kehancuran. Allah Subahnahu Wa
Ta’ala berfirman:
قال
الله تعالى: ﴿الْأَخِلَّاء يَوْمَئِذٍ
بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ﴾
Teman-teman
akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.
(QS. Al-Zukhruf: 67).
Di dalam sebuah hadits disebutkan: Tujuh golongan orang yang akan
mendapat naungan Allah Subahanahu Wa Ta’ala di hari kiamat pada
hari tidak ada naungan kecuali naungan Allah…di antara yang disebutkan adalah
dua orang lelaki yang saling mencintai karena Allah Subahanahu Wa Ta’ala, berkumpul karena Allah
Subahanahu
Wa Ta’ala
dan berpisah karena-Nya”.
Disebutkan di
dalam riwayat Ibnu Abbas radhillahu anhuma pada saat beliau ditanya
tentang orang beriman dan tanda-tandanya: Barangsiapa yang saling mencintai
karena Allah Subahanahu Wa Ta’ala, marah karena Allah
Subahanahu Wa Ta’ala, memberi karena Allah Subahanahu Wa Ta’ala dan tidak memberi
karena -Nya maka dengan hal itu imannya telah sempurna”. HR. Abu Dawud.
Maksudnya adalah Allah Subahaahu Wa
Ta’ala akan memberikan hamba -Nya kemenangan, dukungan dan bantuan dari
Allah Subahanahu Wa Ta’ala karena adanya rasa saling mencintai karena
-Nya. Dan seorang hamba tidak akan merasakan manisnya keimanan walau shalat dan
puasanya banyak, hingga dia melakukan hal tersebut karena -Nya.
Sebagaimana
saling mencintai karena Allah Subahanahu Wa Ta’ala dianjurkan maka sama
halnya dengan benci harus didasarkan karena -Nya, maka seorang muslim harus
membenci orang-orang yang memusuhi Allah Subahanahu Wa Ta’ala dan Rasul -Nya, dan
orang yang menyimpang dari ajaran -Nya serta memusuhi para kekasih Allah Subahanahu
Wa Ta’ala
dan para hamba -Nya yang shaleh. jika suasana ini terbentuk maka tidak boleh
seorangpun dari kaum muslimin sengaja berlaku baik kepada orang lain dan diam
terhadap kemaksiatan saudaranya agar kemaksiatan tersebut tidak menyebar. Nabi
Muhammad shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
Tolonglah saudaramu baik dia zalim atau
dizalimi”. HR. Bukhari.
Menolongnya sebagai orang yang zalim makasudnya adalah mencegahnya
dari berbuat zalim baik zalim terhadap dirinya sendiri dengan melakukan maksiat
atau berlaku zalim atas orang lain dengan berbuat criminal terhadap orang lain.
Wahai hamba Allah
Subahanahu Wa Ta’ala, Takutlah kepada -Nya dan ketahuilah ikatan keimanan yang paling
kuat adalah saling mencintai dan membenci karena Allah Subahanahu
Wa Ta’ala,
dan selama cinta dan kebencian tidak didasarkan karena Allah Subahanahu
Wa Ta’ala
maka kehidupan tidak akan berjalan lurus dan dalam beberapa waktu saja dia akan
hancur.
قال الله تعالى: ﴿إِنَّ
الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ ادْخُلُوهَا بِسَلاَمٍ آمِنِينَ وَنَزَعْنَا
مَا فِي صُدُورِهِم مِّنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلَى سُرُرٍ مُّتَقَابِلِينَ لاَ
يَمَسُّهُمْ فِيهَا نَصَبٌ وَمَا هُم مِّنْهَا بِمُخْرَجِينَ﴾
Sesungguhnya
orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga (taman-taman) dan (di dekat)
mata air-mata air (yang mengalir). (Dikatakan kepada mereka): "Masuklah ke
dalamnya dengan sejahtera lagi aman". Dan Kami lenyapkan segala rasa
dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk
berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan
mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya. (QS. Al-hijir: 45-48).
Semoga
Allah Subahanahu Wa Ta’ala
memberikan keberkahannya bagiku dan bagi kalian semua di dalam Al-Qur’an yang
mulia, dan Allah Subahanahu Wa Ta’ala
memberikan manfaat bagiku dan bagi kalian dengan ayat-ayat Allah Yang Maha Bijaksana yang tertera di
dalamnya. Hanya inilah yang bisa aku katakan dan aku memohon ampunan bagi
diriku dan bagi kalian serta seluruh kaum muslimin kepada Allah yang Maha Mulia
dari segala dosa. Mohonlah ampun kepada-Nya dan bertaubatlah kepada Allah,
sebab Dia adalah Zat Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Khutbah
kedua
Segala puji bagi Allah Subahanahu Wa Ta’ala
atas segala anugrah kebaikan yang telah diberikan oleh -Nya, dan syukur kepada
-Nya atas segala karunia dan pemberian -Nya. Dan aku bersaksi bahwa tiada tuhan
yang berhak disembah selain Allah Subahanahu Wa Ta’ala, Yang Maha Esa dan
tiada sekutu bagi -Nya, kesaksian yang mengagungkan Allah Subahanahu
Wa Ta’ala,
dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan -Nya, semoga Allah
Subahanahu Wa Ta’ala mencurahkan shalawat dan salam yang berlimpah kepada Nabi, para
shahabat, keluarga dan semua orang yang mengikuti beliau samapai hari
kiamat…amma ba’du:
Wahai
sekalian hamba Allah Subahanahu Wa Ta’ala
bertaqwalah kepada -Nya dan ketahuilah bahwa cinta ini memiliki posisi yang
strategis di dalam masyarakat muslim, orang-orang yang saling mencintai karena
Allah Subahanahu Wa Ta’ala akan
menempati posisi yang sangat mulia dan menempati derajat orang yang bergelar
al-siddiqin. Dari Abi Hurairah radhiallahu anhu bahwa
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman pada hari kiamat dimanakah
orang-orang yang saling mencintai karena keagunganKu, pada hari ini Aku
menaungi mereka di bawah naunganku pada hari tidak ada naungan kecuali naungan
Allah. HR. Muslim.
Dan
menziarahi saudara seiman karena rasa rindu dan cinta karena Allah Subahanahu
Wa Ta’ala akan mendatangkan kecintaan kepada -Nya. Dan orang
yang menjenguk orang yang sakit atau menjenguk saudaranya karena Allah Subahanahu
Wa Ta’ala akan dimasukkan ke dalam surga -Nya, seruan datang
kepadanya: Engkau akan merasakan kebaikan dalam hidupmu dan perjalananmu dan
semoga engkau mendapat surga sebagai tempat tinggal”.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Tidaklah dua orang yang saling mencintai
karena Allah kecuali orang yang paling dicintai adalah orang yang paling
mencintai saudaranya”. HR. Ibnu Hibban dan Al-Hakim.
Maka sumber cinta karena Allah Subahanahu Wa Ta’ala adalah keimanan, dan seorang muslim mencintai saudaranya seiman
karena ketaatan dan kebaikan pribadi dan akhlaknya, dan membenci orang lain
karena kemaksiatan dan kefasikannya, lalu pada saat kemaksiatan dan kefasikan
telah menghilang maka kebencianpun harus pupus sebab kebenciannya bukan pada
pribadinya namun pada prilakunya.
Inilah yang dapat aku sampaikan, dan
curahkanlah shalawat dan salam kepada Nabi yang datang membawa kabar gembira
dan ancaman, sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada kalian mengucapkan
shalawat dan salam di dalam kitab suci -Nya.
Post a Comment