Berbakti Kepada Kedua Orang Tua
Berbakti Kepada Kedua Orang Tua
Segala
puji bagi Allah, Pencipta bumi dan langit, Yang Maha Mengetahui segala perkara
baik yang rahasia dan tersembunyi, Yang Maha Tahu segala yang dirahasiakan dan
niat, Maha Mengetahui segalah sesuatu, rahmat dan kasih saying-Nya meliputi
segala sesuatu. Dialah Yang Maha Menundukkan segalah makhluk dengan
kemahaperkasaan dan KemahabijaksaanNya. Dia mengetahui apa-apa yang ada di
hadapan mereka dan apa-apa yang ada di belakang mereka dan mereka tidak mampu
mengetahui Zat-Nya, Dia tidak mampu dijangkau oleh mata, tidak berubah oleh
zaman dan masa dan segala sesuatu di sisiNya dengan kadar yang telah
ditentukanNya.
Aku bersyukur kepada Allah dan segala puji bagi-Nya.
Sesungguhnya Dia adalah Zat Yang Maha Baik lagi Maha Penyayang.
قال
الله تعالى : ﴿ كَتَبَ رَبُّكُمْ عَلَى نَفْسِهِ الرَّحْمَةَ أَنَّهُ مَن عَمِلَ
مِنكُمْ سُوءًا بِجَهَالَةٍ ثُمَّ تَابَ مِن بَعْدِهِ وَأَصْلَحَ فَأَنَّهُ
غَفُورٌ رَّحِيمٌ ﴾
“Tuhanmu telah menetapkan
atas diri-Nya kasih sayang (yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat
kejahatan di antara kamu lantaran
kejahilan, kemudian ia bertobat setelah
mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” QS. Al-An’am: 54
Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak
disembah dengan sebenarnya kecuali Allah, Yang Maha Esa, yang tiada sekutu
bagiNya, Yang Maha memaafkan, Maha Kuasa, Mengampuni dosa-dosa yang agung:
قال
الله تعالى : ﴿ غَافِرِ الذَّنبِ وَقَابِلِ التَّوْبِ شَدِيدِ الْعِقَابِ ذِي
الطَّوْلِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ إِلَيْهِ الْمَصِيرُ ﴾
“Yang Mengampuni dosa dan
Menerima tobat lagi keras hukuman-Nya;
Yang mempunyai karunia. Tiada Tuhan (yang berhak disembah)
selain Dia. Hanya kepada-Nya lah kembali (semua makhluk)”. QS. Gafir: 3
Ya Allah curahkanlah shalawat dan salam kepada hambaMu,
RasulMu Muhamad, keluarga, seluruh shahabatnya,
dan seluruh orang yang membela dan memuliakannya sehingga hari kiamat.
Amma Ba’du: Wahai sekalian manusia: Sesungguhnya hati ini
telah dibentuk dan jiwa telah diciptakan untuk mencintai orang yang telah
berbuat baik kepadanya, diri manusia merasa bergantung kepada orang yang telah
berjasa baik kepadanya. Dan tidak ada yang lebih baik atau lebih besar jasanya
setelah Allah terhadap seorang manusia yang melebihi kedua orang tua. Oleh
sebab itulah, Allah Ta’ala menyebutkan hak-hak kedua orang tua dan perintah
berbuat baik serta menjaga mereka, secara berbarengan dengan perintah beribadah
kepadaNya dan ikhlas kepada Allah semata. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
قال
الله تعالى : ﴿ وَاعْبُدُواْ اللّهَ وَلاَ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئًا
وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ
وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالجَنبِ وَابْنِ
السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللّهَ لاَ يُحِبُّ مَن كَانَ
مُخْتَالاً فَخُورًا ﴾
“Sembahlah Allah dan
janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu
pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang
dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil
dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang sombong dan membangga-banggakan diri”. QS.
Al-Nisa’: 36
Maka di dalam ayat disebutkan bahwa Allah Subhanahu Wa
Ta’ala memerintahkan para hambaNya
untuk selalu beribadah hanya kepadaNya bukan kepada selain Allah, lalu Allah
mewasiatkan para hamba-Nya untuk berbuat baik dan menyayangi kedua orang tua.
Sebab mereka berdua telah berbuat baik kepada sang anak sejak awal pertumbuhan
anak dengan segala bentuk kebajikan dan tindakan baik kedua orang tua tersebut
memberikan pengaruh nyata dalam perutumbuhan anak, di mana sang anak
berkembang, kesadaran muncul sampai pada
usia dewasa. Kedua orang tua telah mengerhakan segala upaya dan kebaikan. Oleh
karena itulah, Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak memuji sikap merendah diri dan
tidak menerimanya dari siapapun dari hambaNya terhadap orang lain kecuali
terhadap orang tua. Allah Yang Maha Tinggi berfirman:
قال
الله تعالى : ﴿ وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ
وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا
أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا
قَوْلاً كَرِيمًا
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل
رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
رَّبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا فِي نُفُوسِكُمْ إِن تَكُونُواْ
صَالِحِينَ فَإِنَّهُ كَانَ لِلأَوَّابِينَ غَفُورًا ﴾
Dan Tuhanmu telah
memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain
Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau
kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada
keduanya perkataan "ah" dan
janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah
kepada mereka perkataan yang mulia. Dan
rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku waktu kecil".
Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu; jika kamu
orang-orang yang baik, maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang-orang
yang bertobat. QS. Al-Isro’: 23-25.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala
berfirman:
قال
الله تعالى : ﴿ وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ
وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ
إِلَيَّ الْمَصِيرُ وَإِن جَاهَدَاكَ عَلى أَن
تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي
الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ
مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ﴾
Dan Kami perintahkan kepada
manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah
yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu,
hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan
dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka
janganlah kamu mengikuti
keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan
orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka
Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
QS. Luqman: 14-15.
قال
الله تعالى : ﴿ وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ
أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا
حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ
أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى
وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي
إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
أُوْلَئِكَ الَّذِينَ نَتَقَبَّلُ عَنْهُمْ أَحْسَنَ مَا
عَمِلُوا وَنَتَجاوَزُ عَن سَيِّئَاتِهِمْ فِي أَصْحَابِ الْجَنَّةِ وَعْدَ
الصِّدْقِ الَّذِي كَانُوا يُوعَدُونَ ﴾
Kami perintahkan kepada
manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya
dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya
sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa
dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah
aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada
ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridai;
berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku.
Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk
orang-orang yang berserah diri". Mereka itulah orang-orang yang Kami
terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan Kami ampuni
kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga, sebagai janji yang
benar yang telah dijanjikan kepada mereka. QS.
Al-Ahqaf: 15-16.
Wahai para hamba Allah! Bertaqwalah kepada Allah dan
waspadalah terhdap durhaka dan kebencian kepada orang tua sebab hal itu akan
mengakibatkan kemurkaan Allah. Dari Ibnu Umar semoga Allah meredhai keduanya
berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Keredhaan Allah
terletak pada keredhaan kedua orang tua dan kemurkaan Allah terletak pada
kemurkaan kedua orang tua”. HR Al-Turmudzi dan dishahihkannya.
Perhatikanlah sebuah riwayat dari Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam yang menggambarkan tentang siksaan yang akan dirasakan oleh
mereka yang durhaka kepada kedua orang tuanya: Tiga orang yang tidak akan masuk
surga…di antara mereka adalah orang yang durhaka kepada kedua orang tua”.
Dan di dalam riwayat Jabir bin
Abdullah radhiallahu anhuma bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
bersabda: Wahai sekalian kaum muslimin! Jauhilah sikap durhaka kepada kedua
orang tua, sesungguhnya bau surga itu akan didapatkan dari jarak seribu tahun
perjalanan. Demi Allah! Orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya tidak akan
pernah mendapatkan bau surga”.
Wahai seklaian orang-orang yang beriman!, takutlah kepada
Allah dan sadarilah hakikat dan makna yang ditunjukkan oleh peringatan
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ini. Renungkanlah kitab Allah dan
petunjuk Nabi kalian dan selaimlah segala apa yang terdapat padanya berupa ilmu
dan petunjuk serta fungsinya yang efektif dalam menyembuhkan penyakit hati.
Keduanya adalah obat dan penawar yang sangat bermanfaat. Keduanya adalah sebab
utama dalam mendapatkan kebahagiaan dan kepemimpinan di dunia dan akherat.
Dan berbuatlah dengan sungguh-sungguh tanpa melampaui
batas dan janganlah mengharapkan balasan dari perbuatan baik yang pernah kalian
lakukan terhadap bapak-bapak dan ibu-ibu kalian, dan penuhilah perintah Allah
dan Rasul-Nya yang mewasiatkan untuk berbuat baik
kepada kedua orang tua baik saat hidup atau setelah mereka berdua meninggal.
Telah datang seorang laki-laki
kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
dan berkata: Apakah cara untuk berbuat baik kepada kedua orang tua setelah
mereka berdua meninggal dunia?. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
menjawab: Ya, dengan berdo’a untuk mereka berdua, menunaikan janji kedua mereka
serta menyambung silatur rahmi yang tidak bisa disambung kecuali dengan mereka
berdua serta memuliakan teman mereka berdua”. HR. Abu Dawud.
Prkatikkanlah apa yang telah kalian dengar, manfaatkanlah
apa yang telah kalian pahami, jika suatu bencana melanda maka sumbangkanlah
hartamu bukan jiwamu, dan jika bencana itu telah lewat maka anugrahkanlah
jiwamu bukan agamamu. Sesunguhnya orang yang merugi adalah orang yang rugi
dalam urusan agamanya dan orang yang binasa adalah orang yang binasa dalam
urusan agamanya, sesungguhnya tidak ada kesengsaraan setelah seseorang menang
dengan surga, dan tidak ada manfaat kekayaan bagi mereka yang memasuki neraka.
Semoga Allah memberikan keberkahannya bagiku dan bagi kalian semua di dalam
Al-Qur’an yang mulia, dan Allah memberikan manfaat bagiku dan bagi kalian
dengan ayat-ayat Allah Yang Maha
Bijaksana yang tertera di dalamnya. Hanya inilah yang bisa aku katakan dan aku
memohon ampunan bagi diriku dan bagi kalian serta seluruh kaum muslimin kepada
Allah yang Maha Mulia dari segala dosa. Mohonlah ampun kepadaNya dan
bertaubatlah kepada Allah, sebab Dia adalah Zat Yang Pengampun lagi Maha Penyayang.
Khutbah
Kedua
Segala
puji bagi Allah atas segala kebaikanNya. Aku panjatkan syukur kepada Allah atas
segala taufiq dan anugrah-Nya, aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak
disembah selain Allah, Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi
bahwa Muhammad adalah hamba dan RasulNya, semoga Allah mencurahkan shalawat dan
salam kepadaNya, kepada keluarga dan para shahabatNya serta kepada seluruh
orang yang mengikuti beliau sehingga hari kiamat.
Ama
Ba’du. Wahai sekalian para hamba Allah bertaqwalah
kepadaNya, dan ketahuilah bahwa tidak pantas bagi seorang yang berakal yang
telah mengetahui keutamaan berbakti kepada kedua orang tua, akibatnya yang
terpuji baik di dunia atau di akherat lalu dia berpaling darinya dan tidak
menjalankannya, atau justru bertindak durhaka kepada kedua mereka dan
memutuskan hubingan dengan mereka berdua. Sungguh, Allah Ta’ala telah melarang
bertindak durhaka kepada kedua orang tua saat kedua orang tua dalam kondisi
yang sangat lemah, di mana sangat sulit bagi seorang anak berbakti pada
keduanya dalam keadaan tersebut.
Allah
Ta’ala berfirman:
قال
الله تعالى : ﴿ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا
فَلاَ تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلاً كَرِيمًا وَاخْفِضْ
لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا
رَبَّيَانِي صَغِيرًا ﴾
“…Jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada
mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya,
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". QS. Al-Isro’: 23-24
Dalam kondisi tua, kedua orang tua
berada dalam kendisi lemah badan dan akal bahkan bisa jadi hiadup dalam usia
tua renta, yaitu usia yang bisa menimbulkan kemarahan dan kebosanan terhadap
kedua orang tua. Dalam kondisi ini, Allah melarang sang anak bertindak marah
walau sedikit terhadap kedua orang tua dan bahkan Allah memerintahkan untuk
berkata perkataan yang mulia, dan seorang anak harus merendahkan diri dengan
penuh kasih sayang, maka dia berbicara dengannya dengan suara yang merendahkan
dirinya di hadapan orang tua, memperlakukan kedua orang tua dengan perlakuan
seorang pembantu yang merendah di hadapan majikannya, sebagai bentuk kasih
sayang dan berlaku baik kepada kedua orang tua, lalu dia berdo’a kepada Allah
agar mereka berdua dicrahkan kasih sayang sebgaimana kedua orang tua telah
berkasih sayang kepada anaknya saat masih bayi, dan dalam konidisi sangat
membutuhkan, pada saat kecl itulah mereka berdua mendidiknya.
Hanya ini yang bisa aku sampaikan,
ucapkanlah shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad, pembawa berita gembira dan
ancaman sebagaimana Allah memmerintahkan hal yang demikian itu di dalam
kitabNya yang mulia.
Post a Comment