BIOGRAFI KHALID BIN WALID Radhiyallahu’anhu
BIOGRAFI KHALID
BIN WALID Radhiyallahu’anhu
Segala
puji hanya bagi Allah, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada
baginda Rasulullah, dan aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah
dengan sebenarnya selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagiNya dan aku
bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya.. Amma Ba’du:
Tulisan
ini adalah bagian kecil dari biografi seorang tokoh terkemuka umat ini, dia
salah seorang pahlawan dan kesatria umat ini, dia salah seorang tokoh shahabat
Rasulullah saw yang mulia, dan dari perjalanan hidupnya ini kita akan menggali
berbagai pelajaran dan ibroh.
Shahabat
Rasulullah saw ini masuk Islam pada tahun kedelapan hijriyah dan telah terjun
dalam puluhan peperangan.
Para
sejarawan mencatat, dia tidak pernah kalah dalam satu peperanganpun baik pada
saat jahiliyah atau setelah masuk Islam, dia berkata tentang dirinya: Sungguh
dengan tanganku ini telah terpotong sembilan pedang pada saat peperangan Mu’tah
sehingga tidak tertinggal di tanganku kecuali sebuah pedang
yang berasal dari Yaman”.[1]
Hal ini membuktikan tentang
keberaniannya yang brilian dan kekuatan besar yang telah dianugrahkan baginya
oleh Allah pada jasadnya. Dan beliau adalah komando pasukan kaum muslimin pada
perang yang masyhur yaitu perang Yamamah dan Yarmuk, dan beliau telah melintasi
perbatasan negeri Iraq menuju ke Syam
dalam lima malam bersama para tentara yang mengikutinya. Inilah salah satu
keajaiban komandan perang ini. Nabi saw telah menggelarinya dengan sebutan
pedang Allah yang terhunus, dan beliau memberitahkan bahwa dia adalah salah
satu pedang Allah terhadap orang-orang musyrik dan kaum munafiq.[2]
Dia adalah seorang kesatria, Khalid bin Walid bin
Al-Mugiroh Al-Qurosy Al-Makhzumy Al-Makky, anak saudari ummul mukminin Maimunah
binti Al-Harits ra, dia seorang lelaki yang kekar, berpundak lebar, bertubuh
kuat, sangat menyerupai Umar bin Al-Khattab ra. Shahabat memilki sikap
kepahlawanan besar yang mencerminkan dirinya sebagai seorang pemberani
dalam membela agama ini, di antara
cerita tentang kepahlwanan beliau adalah apa yang terjadi pada perang Mu’tah,
pada tahun ke delapan hijriyah, pada tahun dia memeluk Islam. Jumlah tentara
kaum muslimin pada saat itu sekitar tiga ribu personil sementara bangsa Romawi
memilki dua ratus ribu personil, melihat tidak adanya keseimbangan jumlah
tentara kaum muslimin di banding musuh mereka, terkuaklah sikap kesatria dan
kepahlawanan kaum muslimin pada peperangan ini. Nabi saw telah memerintahkan
agar pasukan dipimpin oleh Zaid bin Haritsah, dan jika dia terbunuh maka
kepeminpinan berpindah kepada Ja’far bin Abi Thalib, dan jika terbunuh maka
kepeminpinan digantikan oleh Abdullah bin Rawahah. Semua peminpin di atas mati
syahid pada peperangan ini, lalu bendera diambil alih oleh Tsabit bin Aqrom,
dan dia berkata kepada kaum muslimin: Pilihlah seorang lelaki sebagai peminpin
kalian, maka mereka memilih Khalid bin Walid, maka pada peristiwa inilah tanpak
jelas keberanian dan kejeniusannya. Dia kembali mengatur para pasukan, maka dia
merubah strategi dengan menjadikan pasukan sayap kanan berpindah ke sayap kiri
dan sebalikanya pasukan sayap kiri berpindah ke sebelah kanan, kemudian
sebagian pasukan diposisikan agak mundur, setelah beberapa saat mereka dating
sekan pasukan batuan yang baru datang,
hal ini guna melemahkan semangat berperang musuh kemudian kesatuan tentara kaum
muslimin terlihat menjadi besar atas pasukan kaum Romawi sehingga menyebabkan
mereka mundur dan semangat mereka melemah. Dia ra telah memperlihatkan berbagai
macam bentuk keberanian dan kepahlawanan yang tidak bisa tandingi oleh semangat
para pahlawan. Selain itu, dengan keahliannya dan kecerdasannya dia mulai
mengarahkan pasukan kaum muslimin untuk mundur secara teratur dengan cara yang
unik, dan cukuplah dengan peukulan yang
seperti itu, dan beliau melihat agar pasukan kaum muslimin tidak terserang pada
sebuah peperangan yang tidak sebanding. Dan saw menyebut hal itu sebagai
kemenangan dan beliau bersabda pada saat menyebut ketiga komandan yang gugur
syahid kemudian bendera akan diambil oleh salah satu pedang Allah sehingga
Allah memberikan kemenangan bagi kaum muslimin atas musuhnya.[3]
Khalid juga ikut serta dalam
peperangan melawan kaum yang murtad, beliau juga ikut berperang menju Iraq, dan
para ulama berbeda pendapat tentang
sebab dipecatnya Khalid sebagai komando perang di Syam, dan semoga yang
benar adalah apa yang dikatkaan oleh Umar bin Khattab ra: Tidak, aku akan
memecat Khalid sehingga masyarakat mengetahui bahwa sesungguhnya Allah membela
agamanya tidak dengan Khalid.[4]
Di antara ungkapannya yang
agung adalah tidaklah sebuah malam di mana aku bersama seorang pengantin yang
aku cintai lebih aku sukai dari sebuah malam yang dingin lagi bersalju dalam
sebuah pasukan kaum muhajirin guna menyerang musuh.[5]
Dia pernah menulis sebuah surat
kepada kaesar Persia yang mengatakan: Sungguh aku telah telah datang kepada
kalian dengan pasukan yang lebih mencintai kematian sebagaimana orang-orang
Persia menyenangi minum khamar.
Qais bin Hazim berkata: Aku telah mendengar Khalid berkata: Berjihad
telah menghalangiku mempelajari Al-Qur’anul Karim.[6]
Abu Zannad berkata: Pada Sa’ad
Khlaid akan meninggal dunia dia menangis dan berkata: Aku telah mengikuti
perang ini dan perang ini bersama pasukan, dan tidak ada satu jengaklpun dari
bagian tubuhku kecuali padanya terdapat bekas pukulan
pedang atau lemparan panah atau tikaman tombak dan sekarang aku mati di atas
ranjangku terjelembab sebgaiamana matinya seekor unta. Janganlah mata ini
terpejam seperti mata para pengecut.[7]
Sungguh Khalaid mengharapkan
mati syahid dan semoga Allah menyampaikannya pada derjat yang
dicita-citakannya.
Dari Sahl bin Abi Umamah bin
Hanif dari bapaknya dari kakeknya dari Nabi saw bersabda: Barangsiapa yang
meminta kepada Allah mati syahid dengan sebenarnya maka Allah akan
menyampaikannya kepada derajat orang-orang yang mati syahid sekalipun dirinya
mati di atas ranjangnya.[8]
Lalu pada saat wafat, dia tidak
meninggalkan kecuali kuda, senjata dan budaknya yang dijadikannya sebagai
shadaqah dijalan Allah, pada saat berita kematian tersebut sampai kepada Amirul
Mu’minin, Umar bin Al-Kattab dia berkata:
Semoga Allah meberikan rahmatnya kepada Abu Sualiaman, sesungguhnya dia
seperti apa yang kami perkirakan”.[9]
Dan disebutkan di dalam hadits riwayat Umar bin AL-Khattab
tentang zakat bahwa Nabi saw bersabda: Adapun Khalid maka dia telah menyimpan
baju besinya dan perlengkapan berperangnya di jalan Allah”.[10]
Dia wafat pada tahun 21 H di
Himsh pada usia 52 tahun, semoga Allah memberikan kepada Khalid balasan yang
lebih baik dan semoga Allah mempertemukan kita dengannya surga yang mulia, dan
segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan salam tetap
tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga, shahabat serta
seluruh pengikut beliau.
[1]
Shahihul Bukhari: 3/146 no: 4265
[2] Musnd
Imam Ahmad: 1/8
[3]
Shahih Bukhari: 3/33 no: 3757
[4]
Siar A’lamun Nubala’: 1/378
[5]
Siar A’lamun Nubala’: 1/375
[6]
Disebutkan oleh Al-Hafiz di dalam kitab Al-Mathalibul Aliyah: 4041
[7]
Siar A’lamun Nubala’: 1/382
[8]
Shahih Muslim: 3/1517 no: 1909
[9]
Siar A’lamun Nubala’: 1/383
[10]
Shahih Bukhari: 1/447 disebutkan secara mu’allaq di dalam bab zakat.
Post a Comment