Fitnah Harta
Fitnah Harta
Segala
puji bagi Allah yang telah menciptakan manusia agar mereka menyembah kepadaNya
dan memberikan peringatan kepada orang-orang yang beriman agar mereka tidak
disibukkan oleh harta dari beribadah kepada Allah. Allah Ta’ala telah
berfirman:
قال الله تعالى : â يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تُلۡهِكُمۡ أَمۡوَٰلُكُمۡ وَلَآ
أَوۡلَٰدُكُمۡ عَن ذِكۡرِ ٱللَّهِۚ وَمَن يَفۡعَلۡ ذَٰلِكَ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡخَٰسِرُونَ
٩ á [المُنَافِقُونَ: 9]
Hai orang-orang
yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa
yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang
rugi. QS. Al-Munafiqun: 9.
Dan aku bersaksi
bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Yang Maha Esa dan tiada
sekutu bagiNya, Yang telah menciptakan kehidupan ini penuh dengan berbagai
kesulitan dan dihimpit oleh beragam tantangan, dan menjadikan harta sebagai
fitnah yang paling besar. Allah Ta’ala berfirman:
قال الله تعالى : â وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّمَآ أَمۡوَٰلُكُمۡ وَأَوۡلَٰدُكُمۡ فِتۡنَةٞ وَأَنَّ
ٱللَّهَ عِندَهُۥٓ أَجۡرٌ عَظِيمٞ ٢٨á [الأَنفَالِ: 28]
Dan ketahuilah,
bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang
besar. QS. Al-Anfal: 28.
Dan aku bersaksi
bahwa Muhammad adalah utusan Allah penghulu orang yang beribadah kepada Allah
dan zuhud hidup di dunia ini.
Ya Allah
curahkanlah shalawat dan salam yang berlimpah kepada pemimpin kami Muhammad,
dan kepada keluarga, para shahabat yang tidak pernah terfitnah oleh dunia dan
tidak pernah berpaling dari akherat. Amma Ba’du: Allah Ta’ala telah
berfirman:
قال الله تعالى : â زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ ٱلشَّهَوَٰتِ مِنَ ٱلنِّسَآءِ وَٱلۡبَنِينَ
وَٱلۡقَنَٰطِيرِ ٱلۡمُقَنطَرَةِ مِنَ ٱلذَّهَبِ وَٱلۡفِضَّةِ وَٱلۡخَيۡلِ ٱلۡمُسَوَّمَةِ
وَٱلۡأَنۡعَٰمِ وَٱلۡحَرۡثِۗ ذَٰلِكَ مَتَٰعُ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَاۖ وَٱللَّهُ عِندَهُۥ
حُسۡنُ ٱلۡمََٔابِ ١٤ á [آلِ عِمۡرَانَ: 14]
Dijadikan indah
pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta
yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan,
binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat
kembali yang
baik (surga). QS.
Ali Imron: 14.
Wahai sekalian orang yang
beriman. Di dalam ayat ini Allah Ta’ala menyebutkan harta sebagai bagian
dari kehendak hawa nafsu dan kelezatan yang fana serta menisbatkannya kepada
kehidupan dunia, padahal dia tidak berarti apa-apa di dalam pandangan orang
yang berakal. Sebagaimana firman Allah Yang Maha Tinggi:
قال الله تعالى : â إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ لَن تُغۡنِيَ عَنۡهُمۡ أَمۡوَٰلُهُمۡ وَلَآ
أَوۡلَٰدُهُم مِّنَ ٱللَّهِ شَيۡٔٗاۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمۡ وَقُودُ ٱلنَّارِ ١٠
á [آلِ
عِمۡرَانَ: 10]
Sesungguhnya
orang-orang yang kafir, harta benda dan anak-anak mereka, sedikit pun tidak dapat menolak (siksa) Allah dari
mereka. Dan mereka itu adalah bahan bakar api neraka. QS. Ali Imron: 10.
Dan di dalam ayat
yang lain Allah Ta’ala memberitahukan bahwa harta dan anak-anak tidak akan
memberikan manfaat apapun bagi orang-orang kafir, tidak bisa menebus diri
mereka dari azab yang pedih dan tidak memberikan manfaat apapun bagi mereka.
Sebagaimana dijelaskan di dalam firman Allah Ta’ala:
قال الله تعالى : â إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ وَمَاتُواْ وَهُمۡ كُفَّارٞ فَلَن يُقۡبَلَ
مِنۡ أَحَدِهِم مِّلۡءُ ٱلۡأَرۡضِ ذَهَبٗا وَلَوِ ٱفۡتَدَىٰ بِهِۦٓۗ أُوْلَٰٓئِكَ لَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٞ وَمَا
لَهُم مِّن نَّٰصِرِينَ ٩١á [آلِ عِمۡرَانَ: 91]
Sesungguhnya
orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari
seseorang di antara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia
menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. Bagi mereka
itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak
memperoleh penolong. QS. Ali Imron: 91.
Camkanlah wahai
orang yang berakal bahwa tidak ada kekayaan kecuali dengan beramal soleh, di
antaranya adalah mengifakkan harta di jalan Allah, dan renungkanlah firman
Allah yang menjelaskan tentang orang yang diberi kitab amalnya dengan tangan
kirinya:
قال الله تعالى : â مَا أَغْنَى عَنِّي مَالِيهْ 28á [ الحاقة: 28]
“Hartaku
sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku.”. QS. Al-Haqah: 28.
Maka perkaranya
adalah pada manfaat harta tersebut sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam: Harta yang paling baik adalah harta yang dimiliki oleh
lelaki yang soleh”.
Nabi Isa Alaihis salam
pernah ditanya tentang harta dan beliau menjawab: Tidak ada kebaikan padanya.
Dikatakan kepadanya: Kenapa wahai nabi Allah?. Sebab harta tersebut didapatkan
dengan cara yang tidak halal. Kalau didapatkan dengan jalan yang halal?. Hak
harta tersebut tidak ditunaikan. Dia ditanya kembali: Jika hak harta tersebut
ditunaikan?. Dia menjawab: Pemiliknya tidak terbebas dari kesombongan. Di
katakana kepadanya: Jika pemiliknya terbebas dari kesombongan?. “Dia akan
disibukkan dari berzikir kepada Allah”. Jawabnya. Lalu dia ditanya kembali:
Jika dia tidak disibukkan dari berzikir kepada Allah?. Perhitungannya akan lama
pada hari kiamat kelak.
Wahai sekalian orang yang
beriman, dalam urusan harta dan pemeliharaannya manusia terbagi menjadi tiga
kelompok:
Pertama: Manusia
yang tidak berambisi mengumpulkan harta dan menyimpannya. Mereka hanya
mencukupkan diri dengan kebutuhan yang bisa menghilangkan rasa lapar mereka dan
menutupi aurat, mereka hanya cukup dengan perbekalan yang bisa mengantarkan
mereka ke alam akherat. Maka mereka itulah orang yang tidak ada ketakutan pada
diri mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.
Ada kelompok lain yang senang
mengumpulkan harta benda dengan cara yang baik dan menyalurkannnya pada
jalur-jalur terbaik, mereka menjadikannya sebagai sarana untuk menyambung
silaturahmi dan memenuhi kebutuhan para fakir miskin. Mereka inilah golongan
orang-orang yang bersyukur terhadap nikmat Allah dan Allah berfirman tentang
mereka “Dan sangat sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang bersyukur”.
Dan ada kelompok lain yang
senang mengumpulkan harta benda baik dengan cara yang halal atau haram. Jika mereka
menafkahkan harta, maka mereka menafkahkannya secara boros dan berlebihan, dan
jka mereka menahannya maka harta tersebut ditahan karena pelit dan untuk
menimbun semata. Mereka inilah orang-orang yang hatinya telah dikuasai oleh
kepentingan duniawi semata sehingga mereka terperosok ke dalam api neraka
karena dosa-dosa mereka sendiri dan mereka berhak mendapat ancaman Allah di
dalam firmanNya:
قال الله تعالى : â ...ٱلَّذِينَ يَكۡنِزُونَ ٱلذَّهَبَ وَٱلۡفِضَّةَ وَلَا يُنفِقُونَهَا فِي
سَبِيلِ ٱللَّهِ فَبَشِّرۡهُم بِعَذَابٍ أَلِيمٖ ٣٤ يَوۡمَ يُحۡمَىٰ عَلَيۡهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكۡوَىٰ بِهَا
جِبَاهُهُمۡ وَجُنُوبُهُمۡ وَظُهُورُهُمۡۖ هَٰذَا مَا كَنَزۡتُمۡ لِأَنفُسِكُمۡ فَذُوقُواْ
مَا كُنتُمۡ تَكۡنِزُونَ ٣٥ á [ التوبة: 35-34]
Dan
orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak
menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah
kepada mereka,
(bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih. pada hari dipanaskan emas perak
itu dalam neraka Jahanam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung
mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu
simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang
kamu simpan itu". QS. Al-Taubah: 34-35.
Wahai sekalian
hamba Allah takut;ah kepada Allah dan renungkanlah ayat di atas dan camkanlah
apa-apa yang diturunkan di dalam Al-Qur’an tentang kisah sesorang yang di mana
Allah menurunkan ayat tersebut karena peristiwa yang menimpanya dan orang-orang
seperti dirinya, di mana mereka mencari harta untuk harta semata dan tidak
menunaikan fungsi ekonomi dan social harta tersebut. Allah Ta’ala berfirman
tentang orang-orang yang bertindak seperti tindakan mereka ini:
قال الله تعالى : â وَمِنۡهُم مَّنۡ عَٰهَدَ ٱللَّهَ لَئِنۡ ءَاتَىٰنَا مِن فَضۡلِهِۦ لَنَصَّدَّقَنَّ
وَلَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ ٧٥ فَلَمَّآ ءَاتَىٰهُم مِّن فَضۡلِهِۦ بَخِلُواْ
بِهِۦ وَتَوَلَّواْ وَّهُم مُّعۡرِضُونَ ٧٦ فَأَعۡقَبَهُمۡ نِفَاقٗا فِي قُلُوبِهِمۡ إِلَىٰ يَوۡمِ يَلۡقَوۡنَهُۥ بِمَآ أَخۡلَفُواْ ٱللَّهَ
مَا وَعَدُوهُ وَبِمَا كَانُواْ يَكۡذِبُونَ ٧٧ أَلَمۡ يَعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ
يَعۡلَمُ سِرَّهُمۡ وَنَجۡوَىٰهُمۡ وَأَنَّ ٱللَّهَ عَلَّٰمُ ٱلۡغُيُوبِ ٧٨á [ التوبة: 78-75]
Dan di antara
mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah: "Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian
karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan
pastilah kami termasuk orang-orang yang saleh. (76) Maka setelah Allah
memberikan kepada mereka sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan
karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu
membelakangi (kebenaran). (77)Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati
mereka sampai kepada waktu mereka menemui Allah, karena mereka telah memungkiri
terhadap Allah apa yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan (juga) karena
mereka selalu berdusta. (78)Tidakkah mereka tahu bahwasanya Allah mengetahui
rahasia dan bisikan mereka, dan bahwasanya Allah amat mengetahui segala yang
gaib?. At-Taubah: 75-78
Wahai sekalian kaum muslimin
bertaqwalah kepada Allah!. Janganlah seperti orang yang brankas hartanya
terpenuhi oleh emas namun hati mereka kering dengan kebaikan dan
kasih sayang dan mereka tidak berlomba-lomba menjadi orang yang menjaga kehormatannya. Dan
ketahuilah bahwa jika harta tersebut berada di tangan orang-orang yang berjiwa
bersih dan terdidik maka harta itu akan menjadi inspirasi kebaikan. Namun jika
harta tersebut dikuasai oleh jiwa yang buruk maka dia akan menjadi salah satu pintu
keburukan. Maha Benar Allah dengan firmanNya:
قال الله تعالى : â فَأَنذَرۡتُكُمۡ نَارٗا
تَلَظَّىٰ ١٤ لَا يَصۡلَىٰهَآ إِلَّا ٱلۡأَشۡقَى ١٥ ٱلَّذِي كَذَّبَ وَتَوَلَّىٰ
١٦ وَسَيُجَنَّبُهَا ٱلۡأَتۡقَى ١٧ ٱلَّذِي يُؤۡتِي مَالَهُۥ يَتَزَكَّىٰ ١٨ وَمَا
لِأَحَدٍ عِندَهُۥ مِن نِّعۡمَةٖ تُجۡزَىٰٓ ١٩ إِلَّا ٱبۡتِغَآءَ وَجۡهِ رَبِّهِ ٱلۡأَعۡلَىٰ
٢٠ وَلَسَوۡفَ يَرۡضَىٰ ٢١á [ الليل: 21-14]
Maka Kami
memperingatkan kamu dengan neraka yang menyala-nyala. Tidak ada yang masuk ke dalamnya kecuali orang
yang paling celaka, yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari iman). Dan
kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, yang menafkahkan
hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya, padahal tidak ada seorang pun
memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, Dan kelak dia benar-benar
mendapat kepuasan. tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan
Tuhannya Yang Maha Tinggi. QS. Al-Lail: 14-21.
Semoga Allah memberikan
keberkahannya bagiku dan bagi kalian semua di dalam Al-Qur’an yang mulia, dan
Allah memberikan manfaat bagiku dan bagi kalian dengan ayat-ayat Allah Yang Maha Bijaksana yang tertera di
dalamnya. Hanya inilah yang bisa aku katakan dan aku memohon ampunan bagi
diriku dan bagi kalian serta seluruh kaum muslimin kepada Allah yang Maha Mulia
dari segala dosa. Mohonlah ampun kepadaNya dan bertaubatlah kepada Allah, sebab
Dia adalah Zat Yang Pengampun lagi Maha Penyayang.
Khutbah Kedua
Segala
puji bagi Allah, pujian yang baik lagi berkah sebagaimana yang disenangi dan
diridhai oleh Tuhan kami. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah
dengan sebenarnya kecuali Allah Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagiNya. Dia
memiliki semua kerajaan dan pujian dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dan
aku bersaksi bahwa Muhamad adalah hamba dan utusan Allah yang telah menegaskan
di dalam sabdanya sungguh telah beruntung orang yang berserah diri, diberikan
rizki yang cukup dan diberikan rasa puas dengan apa yang telah diberikan oleh
Allah kepadanya.
Ya
Allah curahkanlah shalawat dan salam kepada hamba dan utusanMu Muhamad dan
kepada keluarga, para shahabat serta seluruh orang yang mengikuti mereka dengan
kebaikan sampai hari kiamat. Amma Ba’du:
Bertaqwalah
kepada Allah Yang Maha Tinggi dan ketahuilah wahai sekalian hamba Allah bahwa
di antara fitnah yang paling bahaya yang telah menimpa manusia kaum muslimin di
masa kita sekarang ini adalah fitnah harta, di mana karenanya banyak orang yang
mengenetengkan kewajiban mereka bagi kewajiban agama atau dunia. Mereka
meremehkan orang-orang yang menjadi tanggung jawab mereka sehingga seakan-akan
diri mereka tidak diciptakan kecuali kecuali untuk menghasilkan dan
mengumpulkan harta benda semata. Di saat pagi menyingsing, dia berfikir dan
berbuat apa yang bisa menghasilkan harta semata, lalu pada saat pagi dia
berfikir tentang berapakah yang telah dihasilkan dan dikumpulkannya.
Sungguh
benar sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam di dalam sebuah hadits
yang diriwayatkan oleh Ka’ab radhiallahu anhu, Sesungguhnya setiap umat ini memiliki fitnah dan
fitnah umatku adalah harta benda”.
Dan diriwayatkan dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam
bahwa beliau bersabda, Aku tidak takut dengan kemiskinan yang menimpa kalian,
namun aku sangat khawatir jika dibukakan bagi kalian dunia ini, sehingga
karenanya kalian saling bersaing sebagaimana mereka telah bersaing yang
akhirnya menjerumuskan kalian pada kebinasaan sebagaimana mereka dibinasakan”.
Apabila
cinta harta telah menguasai seseorang, maka agamanya akan menghilang dan akan
menyia-nyiakan kewajibannya terhadap keluarganya. Engkau menyaksikan mereka
keluar pada waktu pagi lalu tidak kembali ke rumahnya kecuali pada waktu malam
hari guna mengumpulkan puing-puing harta benda, tanpa menghiraukan bagimanakah
keadaan anak-anak mereka, prilaku orang-orang yang ada di dalam rumahnya, atau
keadaan keluarganya sendiri bahakan dia tidak menghiraukan jika keluarganya
meninggalkan shalat berjama’ah bahkan meninggalkan shalat secara total,
sebagaimana kenyataan ini kita lihat pada orang-orang yang memiliki toko-toko
pada saat mereka diperintahkan untuk mendirikan shalat. Engkau melihat mereka
bersegera menutup pintu tokonya lalu berdiri di samping toko sampai shalat
telah selesai ditunaikan, dia tidak bergegas ke mesjid guna mengejar target
membuka toko langsung setelah shalat.
Apabila
seseorang telah terfitnah dengan harta maka dia akan malas mengeluarkan
zakatnya, bahkan menunaikan zakat bagi mereka sama seperti seakan membayar
hutang.
Wahai
sekalian hamba Allah tidak ada yang lebih bahaya bagi agama seseorang dari
fitnah harta. Dari Ka’ab bin Malik radhiallahu anhu berkata. Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda, "Tidaklah dua ekor serigala yang sedang
kelaparan ditengah-tengah sekelompok kambing lebih berbahaya daripada sikap
rakus terhadap harta dan mencari kehormatan dengan mengorbankan agamanya
sendiri. HR. Turmudzi.
Ucapkanlah shalawat dan
salam kepada Nabi pilihan sebagaimana Allah telah memerintahkan kalian di dalam
firmanNya:
قال الله تعالى : â إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِيِّۚ يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ صَلُّواْ عَلَيۡهِ وَسَلِّمُواْ تَسۡلِيمًا ٥٦á [ الأحزاب: 56]
Sesungguhnya Allah dan
malaikat-malaikat-Nya bershalawatuntuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah
kamu untuk Nabi dan
ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. QS. Al-Ahzab: 56.
Post a Comment