Hati Yang Suci
Hati Yang Suci
Segala
puji bagi Allah yang meninggikan harga diri seseorang dan mengangkat derajatnya
di sisiNya dan di hadapan manusia sesuai dengan tingkat kebersihan jiwa dan
hatinya, serta kesenangannya kepada kebaikan dan kebenciannya terahdap segalah
keburukan dan perbuatan jelek. Oleh karena itulah Allah Ta’ala memuji
kekasihNya Ibrahim alaihis salam dengan firmanNya:
قال الله تعالى : â وَإِنَّ مِن شِيعَتِهِ لَإِبْرَاهِيمَ 83 إِذْ
جَاء رَبَّهُ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ 84 á [ الصافات: 83-84]
Dan sesungguhnya
Ibrahim benar-benar termasuk golongannya (Nuh. (Ingatlah) ketika ia datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci. [QS. Al-Shoffat: 83-84].
Dan aku bersaksi
bahawa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah, yang
telah mencatat seruan NabiNya di dalam Al-Qur’an:
قال الله تعالى : â رَبِّ هَبۡ لِي حُكۡمٗا وَأَلۡحِقۡنِي بِٱلصَّٰلِحِينَ ٨٣ وَٱجۡعَل لِّي
لِسَانَ صِدۡقٖ فِي ٱلۡأٓخِرِينَ ٨٤ وَٱجۡعَلۡنِي مِن وَرَثَةِ جَنَّةِ ٱلنَّعِيمِ
٨٥ وَٱغۡفِرۡ لِأَبِيٓ إِنَّهُۥ كَانَ مِنَ ٱلضَّآلِّينَ ٨٦ وَلَا تُخۡزِنِي يَوۡمَ
يُبۡعَثُونَ ٨٧ يَوۡمَ لَا يَنفَعُ مَالٞ وَلَا بَنُونَ ٨٨ إِلَّا مَنۡ أَتَى ٱللَّهَ
بِقَلۡبٖ سَلِيمٖ ٨٩á [ الشعراء : 83-89]
Ibrahim berdoa
: (83) Ya
Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh. (84) dan
jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian,.
(85) dan jadikanlah aku pewaris [penghuni] surga yang penuh kenikmatan (86) dan ampunilah bapakku, karena
sesungguhnya ia adalah termasuk golongan orang-orang yang sesat, (87) dan
janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, (88) (yaitu) di
hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, (89) kecuali orang-orang yang
menghadap Allah dengan hati yang bersih. QS.
Al-Syu’ara’: 83-89.
Dan
aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya yang telah bersabda: Dan
ketahuilah bahwa di dalam jasad ini terdapat segumpal daging yang apabila daging
itu baik maka seluruh bagian pada jasad itu menjadi baik dan apabila dia buruk
maka seluruh bagian jasad menjadi buruk, ketahuilah itulah hati”.
Ya
Allah curahkanlah shalawat dan salam kepada peminpin kami Muhamamd, dan kepada
para keluargannya, serta para shahabatnya, pribadi-pribadi yang hatinya suci
yang dengannya badan mereka menjadi terbebas dari keburukan. Tangan, lidah,
mata, telinga dan kaki mereka selamat dari
keburukan dan begitu juga jiwa-jiwa, kehormatan dan harta orang lainpun
terbebas dari keburukan. Setiap indifidu masyarakat terbebas dari tindakan
criminal dan tindakan buruk dan perlakuan dosa, sehingga mereka menjelma
menjadai masyarakat terbaik yang memencarkan kemanan dan ketenangan bagi setiap
orang yang hidup di dalam masyarakat tersebut.
Amma
Ba’du:Sungguh, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tidak pernah mendengar
dan memperhatikan peraktaan dan pembicaraan orang yang senang menyebarkan
namimah, karena beliau takut terpengaruh dengan perkataan tersebut yang
menimbulkan kemarahan pada diri beliau terhadap shahabatnya sendiri, maka
beliau berpaling dari perkataan orang yang berkata buruk tersebut dan
memutuskan hubungan silaturahmi dengan mereka. Sebab menyebarkan namimah akan
mengeruhkan kebeningan hubungan jama’ah dan mencerai-beraikan rasa ikatan cinta
dan kasih sayang serta ukuhuwah
islamiyah yang telah diperintahkan oleh Allah untuk menjaganya:
قال الله تعالى : â وَاعْتَصِمُواْ بِحَبْلِ اللّهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُواْá [ آل عمران: 103 ]
Dan berpeganglah
kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai. QS. Ali Imron: 103.
Seorang shahabat pernah mencela
shahabatnya yang lain namun Nabi shallallahu alaihi wa sallam tidak
mendengarnya dan tidak memperhatikan gossip yang disebarkannya bahkan beliau
memberikannya nasehat dan mengarahkan
kepada etika yang agung, seperti yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan
Turmudzi dari Ibnu Mas’ud: Janganlah salah seorang
memberitahukan kepadaku tentang keburukan shahabatku, sebab aku sangat suka
jika aku keluar menemui kalian dengan hati yang bersih”.
Maksudnya
adalah aku tidak memiliki rasa dengki, hasad, iri, marah, murka dan benci
kepada salah seorang shahabat. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berupaya
agar hati beliau diliputi oleh rasa cinta, kasih sayang dan solidaritas. Itulah
bentuk kasih sayang yang telah dianugrahkan oleh Allah Yang Maha Pengasih
kepada Nabi Muhammad. Allah Ta’ala berfirman:
قال الله تعالى : â فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّهِ لِنتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا
غَلِيظَ الْقَلْبِ لاَنفَضُّواْ مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ
لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّهِ
إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ 159á [ آل عمران:
159
]
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri
dari sekelilingmu.
Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka
dalam urusan itu Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad,
maka bertawakallah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal
kepada-Nya. QS. Ali Imron: 159.
Marilah kita bersama mengamalkan
kebenaran yang nyata ini, mengamalkan petunjuk serta arahan yang agung ini,
yang mendorong kita untuk membersihkan jama’ah dari orang-orang yang suka
menyebarkan isu, namimah dan orang-orang yang menggunjing orang lain serta orang-orang
yang dengki.
Di
antara manusia ada orang yang kita dapatkan berperangai buruk dan lemah iman
yang bergabung bersama orang-orang yang nakal, meraka memiliki sikap buruk yang
sama kemudian mereka bekerja menghancurkan hubungan silaturrahmi dan menghancurkan
ikatan jama’ah dan memecah belah indifidu masyarakat dan kelompok. Mereka
berupaya memecah antara seorang saudara dengan saudaranya yang lain, antara
anak dengan bapaknya, dan antara seorang suami dengan istrinya, mereka bekerja
dengan telaten dan kemampuan yang menyamai kemampuan iblis. Mereka lebih
berbahaya dari iblis terhadap manusia. Di antara manusia ada orang yang
menyimpan keburukan dan menyakiti orang lain, mereka iri terhadap orang yang
disangka sebagai pesaing dalam upaya mendapat harta, baik dalam bidang
perdagangan atau produksi atau pertanian dan berbagai bidang mata pencaharian
lainnya. Terkadang seseorang bertemu dengan wajah yang berseri-seri namun pada
hakekatnya mereka sedang menyembunyikan sesuatu yang berbeda dengan penampilan lahir.
Lalu apabila orang ini berada jauh dari saudaranya maka dia bekerja menyebarkan keburukan dan berupaya menimpakan keburukan
kepada temannya. Allah Ta’ala telah mengancam orang-orang seperti ini dengan
sabdanya:
قال الله تعالى : â وَمِنَ النَّاسِ مَن يُعْجِبُكَ قَوْلُهُ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
وَيُشْهِدُ اللّهَ عَلَى مَا فِي قَلْبِهِ وَهُوَ أَلَدُّ الْخِصَامِ 204 وَإِذَا تَوَلَّى سَعَى
فِي الأَرْضِ لِيُفْسِدَ فِيِهَا وَيُهْلِكَ الْحَرْثَ وَالنَّسْلَ وَاللّهُ لاَ
يُحِبُّ الفَسَادَ 205 وَإِذَا قِيلَ
لَهُ اتَّقِ اللّهَ أَخَذَتْهُ الْعِزَّةُ بِالإِثْمِ فَحَسْبُهُ جَهَنَّمُ
وَلَبِئْسَ الْمِهَادُ 206 á [ البقرة : 204-206 ]
(204) Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya
tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan
dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia
adalah penantang yang paling keras. (205) Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi
untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang
ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan. (206) Dan apabila dikatakan
kepadanya: "Bertakwalah kepada Allah", bangkitlah kesombongannya yang
menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahanam. Dan
sungguh neraka Jahanam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya. [ QS. Al Baqarah: 204-206]
Orang yang berjiwa buruk, orang
yang hatinya sakit senantiasa berburuk sangka terhadap orang lain, mencari-cari
kesalahan mereka, memata-matai rahasia dan keperibadian orang lain lalu
menampakkan keburukan dan menyebarkan rahasia pribadi orang lain atau terkadang
menuduh orang lain berbuat buruk dan menyebarkannya padahal belum tentu hal
tersebut terjadi.
Di antara orang yang buruk
tersebut ada kelompok orang yang senang berteman dan menampakkan rasa cinta dan
ketulusan serta kesetiaan kepada temannya. Dia sengaja menemui seorang temannya
dengan wajah berbeda dengan teman yang lain. Teman buruk seperti ini, tidak
menjauhi perkataan buruk dan melontarkan berita bohong sehingga hatinya penuh
dengan rasa benci dan dengki, memutuskan hubungan dan kecintaan seseorang. Jika
dia melihat kebaikan dari orang lain maka dia segera menyembunyikannya namun
jika berhasil mengorek keburukan orang maka dia segera menyebarkannya. Orang
buruk seperti ini tidak menghormati yang besar dan tidak menyayangi yang lebih
kecil.
Selamat dari penyakit hati
seperti ini meuntut seseorang yang telah terjangkiti untuk selalu bertqwa
kepada Allah, takut terhadap siksa Allah dan membiasakan diri untuk
memperaktikkan adab-adab Islam, seperti mencintai bagi saudaranya seiman apa-apa
yang dicintainya untuk dirinya sendiri, dan membenci bagi temannya apa-apa yang
dibencinya bagi dirinya sendiri. Apabila sampai kepadanya kedengkian orang yang
dengki, gosipan orang yang menggosip dirinya atau gunjingan atau namimah maka
hendaklah dia membalas tindakan jahil tersebut dengan tindakan baradab yang
didasarkan pada ilmu, perbuatan bodoh dihadapi dengan penuh kesantunan dan
kelembutan, perlakuan buruk orang dengan kesabaran dan memaafkan dengan baik,
guna mengamalkan firman Allah Ta’ala di dalam Al-Qur’an:
قال الله تعالى : â فَاصْفَحِ الصَّفْحَ الْجَمِيلَá [ الحجر: 85 ]
maka maafkanlah (mereka )dengan
cara yang baik. QS. Al-Hijr: 85.
قال الله تعالى : â فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ á
[ الشورى : 40 ]
maka Barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka
pahalanya atas (tanggungan)
Allah. QS. Al-Syura: 40
Aku
memohon kepada Allah semoga kita termasuk orang-orang yang senang kepada
kebaikan, yang menghiasi dirinya dengan akhlah yang mulia dan menjauhkan kita
dari keburukan orang yang berjiwa buruk dan pelaku keburukan serta keburukan
orang-orang yang suka berbuat kerusakan dan memberikan taufiqNya kepada kita
untuk bisa mengamalkan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam: Janganlah
saling mendengki, janganlah saling bersaing yang tidak sehat dalam berjual
beli, janganlah saling memarahi, janganlah saling memanggil dengan panggilan
yang buruk, janganlah sebagian orang di antara kalian berjual-beli di atas jual
beli saudaranya, jadilah sebagai hamba Allah yang saling bersaudara, seorang muslim terhadap muslim
lainnya saling bersaudara, maka tidak boleh menzaliminya, menghinakannya,
berbohong kepadanya dan merendahkannya. Taqwa itu ada di sini, dan beliau
menunjuk pada dadanya tiga kali. Cukup buruk seseorang jika dia menghina
saudaranya seiman. Setiap muslim atas muslim yang lain haram atasnya darahnya,
hartanya dan kehormatannya.
Semoga Allah memberikan
keberkahannya bagiku dan bagi kalian semua di dalam Al-Qur’an yang mulia, dan
Allah memberikan manfaat bagiku dan bagi kalian dengan dengan petunjuk penghulu
para nabi. Hanya inilah yang bisa aku katakan dan aku memohon ampunan bagi
diriku dan bagi kalian serta seluruh kaum muslimin kepada Allah yang Maha Mulia
dari segala dosa. Mohonlah ampun kepadaNya dan bertaubatlah kepada Allah, sebab
Dia adalah Zat Yang Pengampun lagi Maha Penyayang.
Khutbah Kudua
Seungguhnya segala puji
bagi Allah, kami memohon pertolongan, ampunan dan petunjukNya serta berlindung
kepada Allah dari segala keburukan hawa nafsu kejahatan prilaku-prilaku kami.
Barangsiapa yang telah berikan petunjuk oleh Allah maka tiada seorangpun yang mampu
menyesatkannya dan barangsiapa yang telah disesatkannya maka tiada seorangpun
yang mampu memberikan petunjuk baginya. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang
berhak disembah dengan sebenarnnya selain Allah, Yang Maha Esa dan tiada sekutu
bagiNya. Dan aku bersaksi bahwa Muhamad adalah hamba dan utusanNya. Semoga
Allah mencurahkan shalawat dan salam serta keberkahan yang banyak kepada Nabi
Muhammad, kepada para pengikut dan para shahabat beliau. Amma Ba’du:
Wahai sekalian hamba
Allah, bertqwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa sebaik-baik manusia adalah
orang yang hatinya dipenuhi oleh semangat saling mencintai dan berupaya untuk
memperkuat tali kecintaan antara sesama makhluk dan apabila manusia ini
kehilangan ruh ini atau kekuatan semangat saling mencintai ini melemah maka
mereka akan terancam ditimpa kesengsaraan dan bahaya, dan dia pasti akan
tergoncang dengan goncangan yang membuat kaki tidak bisa menetap dan bangunan
tidak mmapu tegak.
Dari Dhamrah bin
Tsa’alabah bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Masyarakat
akan senantiasa dalam kebaikan selama mereka tidak saling mendengki”.
Oleh karena itulah Islam berupaya menjaga mereka
dengan pagar berupa kekebalan diri dan baju besi yang menghindarkan mereka dari
kehancuran dan perpecahan yang bekerja secara intensif membentuk mereka secara
khusus dan membina mereka dengan pembinaan yang benar yang mampu mempertahankan
kemuliaan manusia dan menjauhkan mereka dari sifat dan perangai yang hina lagi
dina.
Lelaki tauladan di dalam pandanagannya adalah
lelaki yang jujur dalam bertutur kata, sanantiasa mencari kebenaran, menjaukan
hatinya dari kehendak-kehendak yang buruk.
Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam pernah ditanya tentang orang yang paling baik,
maka beliau bersabda: Yaitu setiap orang yang hatinya suci, lisannya berkata
jujur. Para shahabat bertanya. Kita mengetahui maksud orang yang lisannya
jujur, namun apakah yang dimaksud dengan orang yang hatinya suci?. Yaitu orang
yang bertaqwa dan berhati bersih tanpa dosa, benci, khianat dan dengki”.
Bukan
semata ibadah yang banyak baik shalat, puasa dan shadaqah adalah cermin
satu-satunya bagi kerdehaan Allah terhadap seorang hamba, namun hati yang suci
dan jiwa yang bersih adalah lebih baik di sisi Allah dari sisi pahala atau
tujuan.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
Sesungguhnya orang yang mulia dari umatku tidak masuk surga karena banyak
sholat, puasa dan bersedwqah akan tetapi mereka memasukinya dengan rahmat
Allah, jiwa yang dermawan dan dada yang bersih”.
Kesuksesan
seseorang dan kemenangannya serta kecintaan Allah dan kesenangan manusia
kepadanya sangat tergantung pada kesetabilan dirinya secara moral dan
kemampuannnya mengarahkan prilaku dirinya sehingga setiap tindakannya terwujud
di dasrkan pada kesadaran diri dan mengarah kepada tujuan yang mulia.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Sungguh beruntung orang
yang hatinya bersih karena keimanan, menjadikan hatinya suci, lisannya jujur,
jiwanya tenang dan moralnya lurus”.
Ucapkanlah
shalawat dan salam kepada Nabi pilihan sebagaimana Allah telah memerintahkan
kalian di dalam Al-Qur’an.
Post a Comment