Istighfar
Istighfar
Segala
puji hanya bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada
baginda Rasulullah SAW, dan aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah
dengan sebenarnya selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi -Nya dan aku
bersaksi bahwa Muhammad saw adalah hamba dan utusan -Nya… Amma Ba’du:
Diriwayatkan
oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Al-Aghrul Mizani RA bahwa Rasulullah
SAW bersabda: Sesungguhnya aku (terkadang) merasakan kegalauan di dalam hatiku, dan
sungguh aku beristighfar kepada Allah dalam satu hari seratus kali”.[1]
Diriwayatkan oleh
Abu Dawud di dalam sunannya dari Abdullah bin Umar berkata, “Sungguh kita
menghitung bahwa Rasulullah SAW seratus kali
mengucapkan:.
رب
اغفرلي وتب علي إنك أنت التواب الرحيم
“Ya Allah ampunilah aku, dan berilah taubatmu
kepadaku sesungguhnya Engkau Maha Memberi taubat dan Maha Penyayang”.[2]
Syikhul Islam Ibnu
Taimiyah rahimahullah berkata, “Seorang selalu berada di antara nikmat Allah
SWT yang wajib disyukurinya, dan dosa yang menuntut taubat, dalam kedua perkara
inilah seorang hamba menjalani hidupnya setiap hari, manusia senantiasa hidup
dalam nikmat dan karunia Allah SWT dan manusia senantiasa butuh kepada taubat,
istighfar, oleh karena itulah penghulu anak Adam dan imam orang-orang yang
bertaqwa, Muhammad SAW selalu beristighfar kepada Allah dalam semua kondisi”.[3]
Allah SWT telah memerintahkan hamba-hamba -Nya yang beriman untuk
beristighfar dan Allah-pun menjanjikan mereka dengan ampunan. Allah SWT
berfirman:
وَاسْتَغْفِرُوا
اللهَ إِنَّ اللهَ كَانَ غَفُورًا رَّحِيمًا
“dan mohonlah ampun kepada
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”. (QS. Al-Nisa’: 106. Allah SWT)
berfirman:
فَاعْلَمْ أَنَّهُ
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ وَاللهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ
Maka
ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Hak) melainkan Allah dan
mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan
perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu.
(QS. Muhammad: 19).
Allah SWT berfirman;
وَاسْتَغْفِرُوا
اللهَ إِنَّ اللهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Dan mohonlah ampunan kepada
Allah; sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Muzzammil: 20).
Istighfar itu boleh untuk diri sendiri dan
orang lain, Allah SWT berfirman:
الَّذِينَ يَحْمِلُونَ
الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ
وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَّحْمَةً
وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ
الْجَحِيمِ
(Malaikat-malaikat) yang
memikul Arasy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji
Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang
yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau
meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat
dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang
menyala-nyala,(
QS. Gafir: 7)
Allah
SWT berfirman:
وَالَّذِينَ
جَاؤُوا مِن بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا
الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ
Dan orang-orang yang datang
sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar),
mereka berdoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami
ampunan dan saudara-saudara
kami yang telah beriman lebih dahulu dari
kami.” (QS. Al-Hasyr; 10)
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad
di dalam kitab musnadnya dari Abi Hurairah RA bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda,
Diriwayatkan oleh
Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abi Hurairah RA bahwa Nabi Muhammad SAW
bersabda, “Apabila anak Adam meninggal maka akan terputuslah segala amalnya
kecuali tiga perkara: Shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan do’a anak
shaleh yang selalu berdo’a untuknya”.[4]
Tidak boleh memintakan ampun
bagi orang-orang yang musyrik walaupun dia sebagai kekasih atau kerabat. Allah
SWT berfirman:
مَا كَانَ
لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُواْ أَن يَسْتَغْفِرُواْ لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ
كَانُواْ أُوْلِي قُرْبَى مِن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ
الْجَحِيمِ وَمَا
كَانَ اسْتِغْفَارُ إِبْرَاهِيمَ لِأَبِيهِ إِلاَّ عَن مَّوْعِدَةٍ وَعَدَهَا
إِيَّاهُ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهُ أَنَّهُ عَدُوٌّ لِلهِ تَبَرَّأَ مِنْهُ إِنَّ
إِبْرَاهِيمَ لأوَّاهٌ حَلِيمٌ
Tiadalah sepatutnya bagi Nabi
dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang
musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah
jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu, adalah penghuni neraka
Jahanam. (114)Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya,
tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya
itu. Maka tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah,
maka Ibrahim berlepas diri daripadanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang
yang sangat lembut hatinya lagi penyantun. (QS. Al-Taubah: 13-14).
Diriwayatkan
oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abi Hurairah RA berkata, Nabi
Muhammad SAW mengunjungi kubur ibunya lalu beliau menangis dan membuat para
shahabat yang lainpun menjadi menangis, dan beliau bersabda, “Aku meminta
izin kepada Tuhanku agar aku memintakan ampun bagi ibuku namun Dia tidak
mengizinkan aku, dan aku meminta izin untuk berziarah ke kuburnya maka Dia
mengizinkan aku, berziarahlah ke kubur sebab hal
tersebut mengingatkan kalian kepada akherat”.[5]
Allah SWT menerangkan bahwa istighfar untuk mereka tidak akan memberikan
manfaat apapun dan Allah SWT tidak akan menerimanya dari orang yang
melakukannya, Allah SWT berfirman:
اسْتَغْفِرْ
لَهُمْ أَوْ لاَ تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ إِن تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ سَبْعِينَ مَرَّةً
فَلَن يَغْفِرَ اللهُ لَهُمْ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَفَرُواْ بِاللهِ وَرَسُولِهِ
وَاللهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
Kamu memohonkan ampun bagi mereka
atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka (adalah sama saja). Kendati pun kamu
memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, namun Allah sekali-kali tidak
akan memberi ampun kepada mereka. Yang demikian itu adalah karena mereka kafir
kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang
fasik. (QS.
Al-Taubah: 80)
Dan
bacaan-bacaan istighfar itu sangat banyak, dan telah disebutkan di dalam hadits
riwayat Abu Dawud dari Nabi Muhammad SAW, di antaranya adalah apa yang diriwayatkan
oleh Abu Dawud dari hadits Zaid RA, budak Nabi Muhammad SAW bahwa dia mendengar
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barangsiapa yang mengucapkan:
أستغفر الله الذي لا إله
إلا هو الحي القيوم وأتوب إليه
“Aku
meminta ampun kepada -Mu Ya Allah, Yang tiada tuhan yang berhak disembah selain
Dia, Dialah Yang Maha Hidup dan Yang berdiri sendiri, dan aku bertaubat kepada
-Nya”. Maka akan diampuni dosanya sekalipun dia berlari dari peperangan”.[6]
Dan
ucapan istighfar yang paling afdhol adalah bacaan istighfar yang diriwayatkan
oleh Al-Bukhari di dalam kitab shahihnya dari Syaddad bin Aus berkata, “Penghulu
istighfar itu adalah seorang hamba mengucapkan:
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ
إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ
وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ
لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ
يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ.
“Ya
Allah! Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Engkau-lah yang mencip-takan
aku. Aku adalah hamba -Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan -Mu
semampuku. Aku berlindung kepada -Mu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku
mengakui nikmat -Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni
dosa kecuali Engkau.”
Barangsiapa yang
membacanya pada waktu siang dengan penuh keyakinan lalu dia meninggal pada
siang hari itu sebelum memasuki waktu sore maka dia termasuk penghuni surga,
dan barangsiapa yang membacanya pada waktu malam dengan penuh keyakinan dan
dirinya meninggal sebelum memasuki waktu pagi maka dia termasuk penghuni surga”. [7]
Istighfar disyari’atkan pada
setiap waktu, dan wajib bagi orang yang beristighfar untuk menjauhkan diri dari
perbuatan dosa saat terjebak ke dalam dosa, dia harus istighfar darinya.
Istighfar juga dianjurkan setelah mengerjakan amal shaleh, agar dia dapat
menutupi kekurangan yang ada padanya, seperti beristighfar tiga kali setelah selesai
menunaikan shalat, sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, istighfar pada
saat menjalankan ibadah haji. Allah SWT berfirman:
ثُمَّ أَفِيضُواْ
مِنْ حَيْثُ أَفَاضَ النَّاسُ وَاسْتَغْفِرُواْ اللهَ إِنَّ اللهَ غَفُورٌ
رَّحِيمٌ
Kemudian bertolaklah kamu dari
tempat bertolaknya orang-orang banyak (Arafah) dan mohonlah ampun kepada Allah;
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Baqarah: 199.)
Dan
waktu istighfar yang paling baik adalah pada waktu akhir malam. Allah SWT
berfirman:
وَبِالْأَسْحَارِ
هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“Dan di akhir-akhir
malam mereka memohon ampun (kepada Allah).”.
(QS. Al-Dzariyat): 18. Allah SWT berfirman:
وَالَّذِينَ
إِذَا فَعَلُواْ فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُواْ أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُواْ اللهَ
فَاسْتَغْفَرُواْ لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ اللهُ وَلَمْ
يُصِرُّواْ عَلَى مَا فَعَلُواْ وَهُمْ يَعْلَمُونَ أُوْلَـئِكَ
جَزَآؤُهُم مَّغْفِرَةٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا
الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ
Dan (juga) orang-orang yang
apabila mengerjakan perbuatan keji
atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan
Allah, lalu memohon
ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang
dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan
mereka tidak meneruskan
perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.
Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan
mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal
di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal. (QS. Ali Imron: 135-136).
Al-Fadhl bin Iyadh berkata: “Istighfar
yang tidak dibarengi dengan menjauhkan diri
dari dosa adalah taubatnya orang yang dusta, sama seperti apa yang dikatakan
oleh Rabi’atul Adawiyah: Istighfar kita membutuhkan istighfar yang banyak.
Istighfar
adalah sebab bagi turunnya hujan, mendatangkan harta dan anak. Allah SWT
berfiraman:
فَقُلْتُ
اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا * يُرْسِلِ
السَّمَاء عَلَيْكُم مِّدْرَارًا * وَيُمْدِدْكُمْ
بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَارًا
“Maka aku katakan kepada
mereka: "Mohonlah ampun kepada
Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan
membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan
mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. (QS. Nuh: 10-12)
Istighfar
adalah sebab bagi tertolaknya bencana. Allah SWT berfirman:
وَمَا كَانَ اللهُ
لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ
يَسْتَغْفِرُونَ
Dan Allah sekali-kali tidak
akan mengazab mereka, sedang kamu
berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah
akan mengazab mereka, sedang mereka
meminta ampun”. (QS. Al-Anfal: 33).
Ali
bin Abi Thalib RA berkata, “Tidaklah suatu bencana diturunkan kecuali karena
adanya dosa dan tidak ada yang mengangkatnya kecuali taubat”. Abu Musa berkata,
“Kita memiliki dua perkara yang menjamin kemamanan kita, dan telah pergi salah
satu dari keduanya, yaitu keberadaan Rasulullah Muhammad SAW di tengah-tengah
kita dan tinggallah istighfar masih
bersama kita, maka jika dia pergi binasalah kita ini”.[8]
Istighfar
adalah sebab turunnya rahmat Allah SWT. Allah SWT berfirman:
قَالَ يَا قَوْمِ
لِمَ تَسْتَعْجِلُونَ بِالسَّيِّئَةِ قَبْلَ الْحَسَنَةِ لَوْلَا تَسْتَغْفِرُونَ
اللهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Dia berkata: "Hai kaumku
mengapa kamu minta disegerakan keburukan
sebelum (kamu minta) kebaikan? Hendaklah kamu
meminta ampun kepada Allah, agar kamu mendapat
rahmat". (QS. Al-Naml: 46)
Isitgfar
adalah penghapus dosa di dalam majlis. Diriwaytkan oleh Al-Tirmidzi di
dalam sunannya dari Abi Hurairah RA bahwa Nabi
Muhammad SAW bersabda, “Barangsiapa
yang berada pada sebuah majlis yang terjadi padanya keributan, lalu sebelum
dirinya bangkit dari majlis itu hendaklah dia membaca:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ.
“Maha Suci Engkau, ya Allah, aku
memuji -Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau,
aku minta ampun dan bertaubat kepada -Mu.”[9]
Segala
puji bagi Allah Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan
kepada Nabi kita Muhammad saw dan kepada keluarga, shahabat serta seluruh
pengikut beliau.
[1] Shahih Muslim: no: 2702
[2] HR. Abu Dawud: no: 1516
[3] Al-Tuhfatul Iroqiyah: 1/79
[4] Muslim di dalam kitab
shahihnya: no: 1631
[5] Shahih Muslim: 2/671 no: 976
[6] HR. Abu Dawud no: 1517.
[7]
“Barangsiapa membacanya dengan yakin ketika sore hari, lalu ia meninggal dunia
pada malam itu, maka ia masuk Surga. Dan demikian juga ketika pagi hari.” HR.
Al-Bukhari 7/150.
[8] Al-Taubatu Ila Allah,
Al-Gozali, halaman: 124
[9] HR.
Turmudzi: 3433
Post a Comment