KIAT-KIAT AGAR SELALU BERLAPANG DADA
KIAT-KIAT AGAR SELALU BERLAPANG DADA
Segala puji hanya bagi Allah
SWT, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah
Muhammad SAW, dan aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah dengan
sebenarnya selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi -Nya dan aku bersaksi
bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan -Nya.. Amma Ba’du:
Sesungguhnya kesempitan dada
dan apa yang menimpa seorang muslim berupa kebimbangan dan kebingungan serta
kesedihan adalah perkara yang tidak seorangpun bisa menghindarinya.
Ibnu Hazm rahimahullah
berkata, “Aku berfikir tentang usaha para cendikiawan, maka aku melihat bahwa
usaha mereka mengarah pada satu hal, sekalipun jalan dan cara mendapatkannya
berbeda-beda, aku melihat mereka semua berusaha untuk menghilangkan rasa
bimbang dan kebimbangan dari diri mereka. Ada orang yang menghilangkanya dengan
cara makan dan minum, dan yang lain dengan cara berdagang dan berusaha,
sementara yang lain dengan menikah, atau terkadang orang mengejarnya dengan
bermain-main dan bersenda gurau dan lain-lain. Akan tetapi aku tidak melihat
salah satu dari jalan-jalan di atas yang bisa mengantarkan seseorang kepadanya,
bahkan bisa jadi realitanya justru kebanyakan dari jalan-jalan di atas,
mengarahkan kepada titik yang berlawanan. Hanya dengan kembali kepada Allah SWT
semata dan mengutamakan keridhaan -Nya maka dialah jalan yang menghilangkan
kebimbangan. Tidak ada jalan yang lebih bermanfaat bagi hamba selain jalan ini,
dan lebih pasti dalam menghantarkan
seorang muslim kepada kenikmatan
hidup dan kebahagiaan”.[1]
Ibnul Qoyyim rahimahullah
telah menyebutkan beberapa kiat agar dada menjadi lapang:
Pertama:
Tauhid, kesempurnaan tauhid
pada seseorang akan menentukan sejauhmana ia akan merasakan kelapangan dalam
dadanya. Allah SWT berfirman:
ﭧ ﭨ ﮋ ﭑ ﭒ ﭓ ﭔ ﭕ ﭖ ﭗ ﭘ ﭙ ﭚﭛ ﭜ ﭝ ﭞ ﭟ ﭠ ﭡﭢ ﭣ ﭤ ﭥ ﭦ ﭧ ﮊ
الزمر: ٢٢
Maka apakah orang-orang yang
dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya
dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang
besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka
itu dalam kesesatan yang nyata.
(QS. Al-Zumar: 22)
Allah
swt berfirman:
ﭧ ﭨ ﮋ ﭑ ﭒ ﭓ ﭔ ﭕ ﭖ ﭗ ﭘﭙ ﭚ ﭛ ﭜ ﭝ ﭞ ﭟ ﭠ ﭡ ﭢ ﭣ ﭤ ﭥﭦ
ﮊ الأنعام: ١٢٥
Barang siapa yang Allah
menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia
melapangkan dadanya untuk (memeluk
agama) Islam. Dan barang siapa yang dikehendaki
Allah kesesatannya, niscaya Allah
menjadikan dadanya sesak lagi sempit,
seolah-olah ia sedang mendaki ke langit”. (QS. Al-An’am: 125.)
Maka hidayah dan tauhid adalah
sebab utama yang paling agung yang membawa kepada kelapangan dalam dada,
sementara kesyirikan dan kesesatan adalah sebab utama terjadinya kesempitan dan
kesesakan dada.
Kedua: Cahaya yang dihunjamkan
oleh Allah SWT di dalam hati seorang hamba, yaitu berupa cahaya iman, sungguh
dia bisa membuat dada menjadi lapang, melegakan jiwa dan membahagiakan hati.
Namun jika cahaya ini hilang dari dada seorang hamba maka dia akan menjadi
sempit dan sesak, se
hingga
dia terperosok ke dalam penjara yang paling sempit dan sulit. Maka ukuran
bagian seseorang dari rasa kelapangan dada ini setingkat dengan bagian yang
didapatkannya dari cahaya hidayah dan iman ini. Allah SWT berfirman:
ﭧ ﭨ ﮋ ﮗ ﮘ ﮙ ﮚ ﮛ ﮜ ﮝ ﮞ ﮟ ﮠ ﮡ ﮢ ﮣ ﮤ ﮥ ﮦ ﮧ ﮨﮩ ﮪ ﮫ ﮬ ﮭ ﮮ ﮯ ﮰ
ﮊ الأنعام: ١٢٢
Dan apakah orang yang sudah
mati kemudian dia Kami hidupkan
dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang
dengan cahaya itu dia dapat berjalan
di tengah-tengah masyarakat manusia,
serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam
gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar
daripadanya Demikianlah
Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik
apa yang telah mereka kerjakan. (QS, Al-An’am: 122)
Ketiga:
Ilmu. Sungguh, ilmu itu bisa melapangkan dada, dan melegakannya sehingga dia
lebih luas dari dunia, semantara kebodohan akan mengakibatkan kesempitan,
kesesakkan dan terpenjara. Semakin banyak ilmu yang dimiliki seseorang maka
semakin luas dan lapang dadanya. Namun hal ini bukan untuk setiap ilmu, akan
tetapi maksudnya adalah ilmu yang diwariskan dari Nabi Muhammad SAW, ilmu yang
bermanfaat. Pemilik ilmu ini adalah orang yang paling lapang dadanya, paling
luas hatinya, paling baik akhlaknya serta paling bagus kehidupan yang
dirasakannya.
Keempat: Kembali
kepada Allah SWT dan mencintainya dengan sepenuh hati, mendekat kepada Allah
SWT, merasa nikmat dengan beribadah kepada -Nya, maka tidak ada yang lebih
lapang bagi dada seorang hamba selain hal itu. Allah SWT berfirman:
ﭧ ﭨ ﮋ ﮉ ﮊ ﮋ ﮌ ﮍ ﮎ ﮏ ﮐ ﮑ ﮒ ﮓ ﮔﮕ ﮖ ﮗ ﮘ ﮙ ﮚ ﮛ ﮜ
ﮊ النحل: ٩٧
Barang siapa yang mengerjakan
amal saleh, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya
akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri
balasan kepada mereka dengan pahala
yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
(QS. Al-Nahl: 97)
Sehingga
dia terkadang berkata; Seandainya aku hidup di dalam surga dengan keadaan
seperti ini maka sungguh ini adalah kehidupan yang sangat baik. Cinta kepada
Allah SWT memiliki dampak yang sangat mengagumkan dalam menciptakan lapangnya
dada, nikmatnya hati, dan dia tidak akan pernah dirasakan kecuali oleh orang
yang kembali kepada Allah SWT, dan setiap kali rasa cinta itu lebih kuat dan
meningkat maka dada akan lebih lapang dan lega.
Dan di antara sebab yang
menjadikan hati ini sempit adalah berpaling dari Allah Azza Wa Jalla dan hati
bergantung kepada selain Allah SWT, lalai dalam berzikir kepada Allah SWT dan
justru mencintai selain Allah SWT. Allah SWT berfirman:
ﭧ ﭨ ﮋ ﯳ ﯴ ﯵ ﯶ ﯷ ﯸ ﯹ ﯺ ﯻ ﯼ ﯽ ﯾ ﯿ
ﮊ طه: ١٢٤
Dan barang siapa berpaling
dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami
akan membangkitkankannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". (QS. Thaha: 124)
Sesungguhnya orang yang
mencintai sesuatu selain Allah SWT maka dia tersiksa dan hatinya terpenjara
oleh kecintaannya terhadap hal tersebut.
Kelima:
Senantiasa berzikir kepada Allah SWT dalam segala keadaan dan tempat. Kelalaian
memiliki dampak yang sangat mencengangkan dalam menciptakan kesempitan dada,
perasaan terpenjara dan tersiksa. Allah SWT berfirman:
ﭧ ﭨ ﮋ ﰈ ﰉ ﰊ ﰋ ﰌ ﰍﰎ ﰏ ﰐ ﰑ ﰒ ﰓ ﰔ ﮊ
الرعد: ٢٨
(yaitu) orang-orang yang
beriman dan hati mereka menjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya
dengan mengingat Allah-lah hati
menjadi tenteram. (QS. Al-Ra’du: 28)
Keenam:
Berbuat baik kepada orang lain, memberikan bantuan kepadanya dengan harta,
kekuasaan, jasa dan kerja badan serta berbagai kebaikan lainnya. Sesungguhnya,
orang mulia yang baik adalah orang yang paling lapang dadanya, paling baik
jiwanya, paling nikmat perasaan hatinya, sementara orang yang bakhil, yaitu
orang yang tidak mau berbuat baik kepada orang lain, dan dia adalah orang yang
paling sempit hidupnya dan paling keruh kehidupannya. Disebutkan di dalam
Ashahihaini dari Abi Hurairah bahwa Nabi
Muhammad SAW bersabda, “Perumpamaan orang
yang pelit dan orang yang dermawan adalah seperti seorang lelaki yang memakai
baju dari besi, mereka berdua terpaksa harus mengulurkan tangan mereka ke
tulang selangka mereka, maka setiap kali orang yang suka bersedekah itu ingin
mengeluarkan shadaqahnya, maka dia semakin
meluas sehingga bekas-bekasnyapun menghilang, dan setiap kali orang yang
kikir ingin mengeluarkan shadaqahnya maka setiap lubang baju besi itu menyempit
sehingga mengerut pada tubuhnya akhirnya
membelenggu kedua tangannya kepada tulang selangkanya, dan didengar bahwa Nabi
Muhammad SAW bersabda: Lalu dia berusaha memperluasnya namun baju itu tidak
bisa melebar”.[2]
Ketujuh: Keberanian. Seorang yang pemberani pasti
berlapang dada, berhati lega, sementara orang yang pengecut adalah orang yang
paling sempit dadanya dan paling sesak hatinya, tidak merasakan kesenangan dan
kebahagiaan, tidak ada kenikmatan baginya kecuali jika dia termasuk hewan yang
hanya memiliki instink kehewanan. Maka kegembiraan, kesenangan, kenikmatan dan
keindahan diharamkan bagi orang yang bersikap pengecut sebagaimana dia
diharamkan atas orang yang pelit.
Kedelapan:
Mendendam termasuk sifat yang tercela yang membuat hati menjadi sempit dan
tersiksa, sehingga mengahalanginya mendapatkan kesembuhan. Sesungguhnya seorang
hamba jika dia telah melakukan segala kiat untuk mendapatkan kelapangan dada
namun dia tidak membersihkan dirinya dari sifat-sifat hati yang buruk, maka dia
tidak akan merasakan kelapangan dalam dadanya walau sedikit.
Kesembilan:
Meninggalkan penglihatan dan pembicaraan yang berlebihan, atau pendengaran dan
bergaul yang sia-sia, begitu juga berlebihan dalam urusan tidur dan makan dan
lain-lain. Sebab sikap yang sia-sia ini memancing munculnya rasa sakit, bimbang
dan kebingungan di dalam hati, dia mempersempit hati, membelenggunya dan
membuatnya tersesak. La Ilaaha Illa Allah, alangakah sempitnya dada
orang yang tidak maenjaga anggota badannya dari perbuatan maksiat, alangkah
keruhnya kehidupan yang diarunginya, dan La Ilaaha Illa Allah, alangkah
nikmatnya orang yang mendapat bagian dari sifat-sifat terpuji ini, cita-citanya
hanya tertuju padanya. Dia mendapat bagian dari firman Allah swt:
ﭧ ﭨ ﮋ ﮊ ﮋ ﮌ ﮍ ﮎ ﮊ الانفطار: ١٣
Sesungguhnya orang-orang yang
banyak berbakti benar-benar berada dalam surga yang penuh kenikmatan, (QS. Al-Infithar: 13,)
sementara bagi kelompok yang lain mendapat bagian dari firman Allah SWT:
ﭧ ﭨ ﮋ ﮏ ﮐ ﮑ ﮒ ﮓ ﮊ الانفطار: ١٤
“dan sesungguhnya orang-orang
yang durhaka benar-benar berada dalam neraka”. (QS. Al-Infithar: 14)
Maksudnya
adalah bahwa Nabi Muhammad SAW adalah seorang pribadi yang paling sempurna
dalam memperoleh sebab-sebab lapangnya dada, dan keluasan hati. Dan makhluk
yang paling banyak mengikuti beliau maka dia adalah orang yang sempurna dalam
merasakan kelapangan, kelezatan, ketentraman hati. Maka apabila seseorang
mengikuti Nabi Muhammad SAW dalam hal tersebut diatas maka dia akan mendapat
tingkat yang sama dalam kelapangan dada dan ketentraman hati serta kelezatan
hidup.
Segala puji bagi Allah Tuhan
semesta alam, semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita
Muhammad saw dan kepada keluarga, shahabat serta seluruh pengikut beliau.
Post a Comment