Kiat Berpegang Teguh Dengan Agama Allah
Kiat Berpegang
Teguh Dengan Agama Allah
Segala puji hanya bagi Allah
SWT, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW,
dan aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya
selain Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagi -Nya dan aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah hamba dan utusan -Nya…Amma Ba’du:
Sesungguhnya kebutuhan seorang
muslim terhadap kiat-kiat untuk berpegang teguh dan berkomitmen terhadap ajaran
agama mereka sangatlah besar, hal ini disebabkan karena banyaknya fitnah dan sedikitnya manusia
yang bisa membantu, dalam hal keterasingan
agama. Dan di antara kiat berpegang teguh dengan agama adalah:
Pertama:
Sadar untuk kembali kepada Al-Qur’an yang agung baik dengan menghafal, membaca
dan mengamalkan. Dia adalah tali Allah SWT yang kuat, jalan yang lurus, dan
barangsiapa yang berpegang pada tali Allah SWT, maka Allah SWT akan menjaganya
dan barangsiapa yang berpaling, maka dia akan tersesat dan menyimpang. Allah
SWT memberitahukan bahwa tujuan utama diturunkannya Al-Qur’an secara berangsur-angsur
adalah untuk mengokohkan keberadaannya (di dalam hati). Allah SWT berfirman:
وَقَالَ
الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْآنُ جُمْلَةً وَاحِدَةً
كَذَلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلًا
Berkatalah orang-orang yang
kafir: "Mengapa Al Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun
saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami
membacakannya secara tartil (teratur dan benar). (QS. Al-Furqon: 32)
Kedua:
Iman kepada Allah SWT dan amal shaleh. Allah
SWT berfirman:
يُثَبِّتُ اللهُ
الَّذِينَ آمَنُواْ بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي
الآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللهُ مَا يَشَاء
Allah meneguhkan (iman)
orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia
dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan berbuat sesuka yang Dia kehendaki. (QS. Ibrahim: 27)
Qotadah
berkata, “Di dalam kehidupan dunia maka dia akan diberikan ketetapan dengan
berbuat kebaikan dan beramal shaleh dan di akherat adalah keteguhan di dalam
kubur. Allah SWT berfirman:
وَلَوْ أَنَّا
كَتَبْنَا عَلَيْهِمْ أَنِ اقْتُلُواْ أَنفُسَكُمْ أَوِ اخْرُجُواْ مِن دِيَارِكُم
مَّا فَعَلُوهُ إِلاَّ قَلِيلٌ مِّنْهُمْ وَلَوْ أَنَّهُمْ فَعَلُواْ مَا
يُوعَظُونَ بِهِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ وَأَشَدَّ تَثْبِيتًا
Dan sesungguhnya kalau Kami perintahkan
kepada mereka: "Bunuhlah dirimu atau keluarlah kamu dari kampungmu",
niscaya mereka tidak akan melakukannya, kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan
sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka,
tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan
(iman mereka),(QS.
Al-Nisa’: 66.)
Dan
Nabi Muhammad SAW selalu beramal shaleh secara kontinyu dan amal yang paling
beliau sukai adalah amal yang berkesinambungan walaupun sedikit, dan para
shahabat beliau saat ingin melakukan suatu amal shaleh maka mereka menetapkannya.
Ketiga:
Membaca kisah-kisah para nabi dan mempelajarinya agar bisa ditauladani dan
diamalkan. Dalilnya adalah firman Allah SWT;
وَكُـلاًّ
نَّقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنبَاء الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ وَجَاءكَ
فِي هَـذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ
Dan semua kisah dari
rasul-rasul telah Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya
Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran dan
pengajaran serta peringatan bagi orang-orang yang beriman. (QS. Hud: 120)
Banyak
ayat-ayat yang diturunkan untuk meneguhkan hati Nabi Muhammad SAW dan
orang-orang yang beriman bersama beliau, seperti kisah Nabi Ibrahim, Musa dan
seorang keluarga Fir’aun yang beriman dan kisah-kisah lainnya.
Keempat:
Berdo’a. Sesungguhnya di antara sifat-sifat orang yang beriman adalah mereka
menghadap Allah dengan berdo’a kepadaNya agar diteguhkan sebagaimana yang
diajarkan oleh Allah SWT di dalam firmanNya:
رَبَّنَا لاَ
تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً
إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ
(Mereka
berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada
kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami…”. QS.
Ali Imron: 8
Dan
Nabi bersabda: “Sesungguhnya seluruh hati
anak Adam berada di antara dua jari dari jemari Allah Yang Maha Rahman sama seperti satu hati dan dia berbuat padanya sekehendak
-Nya”.[1]
Dari
Aisyah RA bahwa Nabi Muhammad SAW banyak berdo’a dengan mengucapkan: Ya
Allah yang Maha Membolak balikkan hati tetapkanlah hati-hati kami agar
selalu taat kepadaMu”.[2]
Kelima:
Berdzikir kepada Allah SWT. Dzikir adalah sebab yang paling agung agar
seseorang bisa teguh. Renungkanlah ayat di bawah ini:
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُواْ إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُواْ وَاذْكُرُواْ اللهَ كَثِيرًا
لَّعَلَّكُمْ تُفْلَحُونَ
Hai orang-orang yang beriman,
apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah
(nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung. (QS. Al-Anfal: 45)
Allah
menjadikan zikir sebagai sebab utama dalam berpegang teguh saat berjihad.
Keenam:
Berdakwah kepada Allah Azza Wa Jalla, dan ini adalah tugas para Rasul dan para
pengikut mereka. Allah SWT berfirman:
قُلْ هَـذِهِ
سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَاْ وَمَنِ اتَّبَعَنِي
وَسُبْحَانَ اللهِ وَمَا أَنَاْ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Katakanlah: "Inilah jalan
(agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah
dengan hujah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang
yang musyrik".
(QS. Yusuf: 108)
Dan
jika seorang
hamba betul-betul berusaha memberikan petunjuk kebenaran kepada orang lain,
maka Allah akan memberikan balsannya dari jenis amal yang sama, sehingga dia
semakin bertambah dalam mendapatkan petunjuk
dan keteguhan dalam kebenaran. Sebagaimana firman Allah SWT:
وَاصْبِرْ
نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ
وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
Dan bersabarlah kamu
bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari
dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari
mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; (QS. Al-Kahfi: 28)
Dan
disebutkan di dalam cerita tentang seorang lelaki yang telah membunuh sembilan
puluh sembilan nyawa manusia bahwa dia bertanya tentang taubat kepada seorang
yang berilmu dan orang alim tersebut berkata; Apakah yang menghalangi dirimu
dari taubat, pergilah ke daerah ini sebab disana
terdapat masyarakat yang menyembah Allah SWT dan sembahlah Dia bersama mereka
dan janganlah kembali mendatangi kampung halamanmu sebab dia adalah lingkungan
yang buruk”.[3]
Ibnul Qoyyim rahimahullah
bercerita tentang keteguhan syaekhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah saat
beliau dipenjara: Dan apabila rasa khawatir kami memuncak dan prasangka buruk
menguasai kami serta dunia telah menyempit maka kamipun berkunjung kepada
beliau, maka tidaklah kita melihatnya dan mendengar ucapannya kecuali keburukan
yang kami rasakan sebelumnya sirna seketika, bahkan dada kami berbalik
merasakan kelapangan, kekuatan, keyakinan dan ketenangan. Maha suci Allah yang
telah memperlihatkan surga -Nya sebelum bertemu dengan -Nya, dan membukakan
baginya pintu-pintu surga pada waktu beramal,
juga Dia telah memberikan kepada mereka keharuman, kesejukan, dan kebaikannya
selama mereka memusatkan usaha mereka untuk menuntutnya dan berlomba-lomba
mendapatkannya”.[4]
Kedelapan:
Yakin dengan kedatangan pertolongan Allah SWT dan masa depan adalah milik
Islam. Inilah cara Nabi meneguhkan para
shahabat di awal dakwah Islam pada saat mereka tersiksa dengan berbagai
intimidasi. Dari Khabbab bin Arit bahwa dia mengadu kepada Nabi Muhammad SAW
tentang siksa yang dihadapinya dan dia meminta dido’akan agar terhindar dari
siksa, maka Beliau bersabda, “Demi Allah, sungguh Allah akan menyempurnkan
agama ini sehingga seorang pengendara akan berjalan sendiri dari Shan’a ke
Hadramaut sementara mereka tidak sedikitpun takut kecuali kepada Allah SWT dan
seorang penggembala tidak takut terhadap domba-dombanya namun kalian terlalu
tergesa-gesa”.[5]
Kesembilan:
Sabar. Ini termasuk sebab yang paling besar agar seseorang bisa berpegang teguh
pada agama. Allah SWT:
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُواْ اسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ إِنَّ اللهَ مَعَ
الصَّابِرِينَ
Hai orang-orang yang beriman,
mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) salat,
sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah: 153)
Dari
Abi Sa’id Al-Khudri RA bahwa Nabi bersabda, “Barangsiapa bersabar maka Allah
akan memberikan kesabaran baginya dan tidaklah seseorang diberikan sesuatu yang
lebih baik dan lebih luas dari sabar”.[6]
Dari Abi Tsa’alabah
Al-Khusyani RA bahwa pada saat Nabi menyinggung tentang amar ma’ruf anhi
mungkar beliau bersabda, “Sesungguhnya di belakang kalian akan tiba masa-masa
bersabar, di mana bersabar pada masa itu sama seperti menggenggam bara api, orang yang berbuat kebaikan pada masa itu
dari kalangan mereka akan mendapat pahala yang menyamai pahala limapuluh orang
pada jenis kebaikan yang sama”. Tsa’labah bertanya: Wahai Rasulullah apakah
akan menyamai lima puluh pahala kebaikan dari golongan mereka?. Rasulullah SAW
menjawab: Menyamai Pahala lima puluh
orang di antara kalian”.[7]
Kesepuluh:
Merenungkan kenikmatan surga dan pedihnya siksa neraka, serta mengingat
kematian. Maka pada saat seorang yang beriman merenungkan firman Allah SWT:
وَسَارِعُواْ
إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ
أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
Dan bersegeralah kamu kepada
ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang
disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,..”. (QS. Ali Imron: 133)
Allah
SWT berfirman:
كُلُّ نَفْسٍ
ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَما الْحَيَاةُ
الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ
Tiap-tiap yang berjiwa akan
merasakan mati. Dan sesungguhnya
pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu.
Barang siapa dijauhkan
dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka
sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu
tidak lain hanyalah
kesenangan yang memperdayakan. (QS. Ali Imron: 185)
Dengan merenungakan ayat ini
maka segala kesulitan akan menjadi ringan dan hidup zuhud di dunia, jiwanya akan rindu kepada akherat dan
derajat yang tinggi.
Dan Nabi Muhammad SAW
mengingatkan para shahabatnya dengan kenikmtan surga agar mereka tatap
berpegang teguh pada agama Allah dan bersabar atasnya. Beliau melewati Yasir
dan Amar beserta ibunya pada saat mereka tersiksa di jalan Allah SWT guna
memperthankan keimanannya, maka Rasulullah SAW bersabda; Berasabarlah wahai keluarga Yasir sebab janji kalian adalah surga”. ([8])[9]
Segala puji bagi Allah Tuhan
semesta alam, semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita
Muhammad dan kepada keluarga, shahabat serta seluruh pengikut beliau.
[1]
Shahih Muslim: 4/2045 no: 2654
[2]
Musnad Imam Ahmad: 6/251
[3]
Shahih Bukhari: 2/497 no: 3470 dan shahih Muslim: 4/2118 no: 2766
[4]
Al-Wabilus Shayyib minal kalimit Tahyyib, halaman; 82
[5]
Shahih Bukhari: 4/285 no: 6943
[6]
Shahih Bukhari: 4/186 no: no: 6470 dan
shahih Muslim: 2/729 no: 1053
[7]
Sunan AbuDawud: 4/123 no: 4341
[8]
Mustadrakul Hakim: 3/432 dishahihkan
oleh Albani di dalam fiqhus siroh, halaman: 103
[9]
Lihat risalah syekh Muhammad Al-Munjjid, Asbabus sabat alad dini”.
Post a Comment