Mendamaikan Pertikaian Antara Sesama Muslim
Mendamaikan
Pertikaian Antara Sesama Muslim
Segala
puji bagi Allah yang Maha terpuji dalam setiap keadaan, yang memiliki segala
sifat mulia dan kesempurnaan, yang memberikan segala nikmat dan karunia, yang
telah menurunkan bagi hambaNya sebuah kitab yang lurus dan benar, untuk
memperingatkan manusia tentang siksa yang sangat pedih dari sisiNya, dan
memberikan kabar gembira berupa surga bagi orang-orang yang beriman, yang
beramal shaleh bahwa mereka akan mendapat balasan yang baik dan mereka kekal di
dalamnya selama-lamanya.
Aku
memuji Allah Yang Maha Suci, Dialah Allah Yang Maha Terpuji atas segala keadaan
dan dalam segala hal. Dan aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah
kecuali Allah Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagiNya, Tuhan orang-orang yang
baik, Yang memiliki keagungan dan kemuliaan. Dia telah memerintahkan kepada
kalian untuk bertaqwa kepadaNya dan mentaati RasulNya dan mendamaikan antara
orang-orang yang beriman jika kalian termasuk orang-orang yang beriman.
Dan aku
bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya imam bagi orang-orang yang
bekerja untuk terus berjuang memperbaiki kerusakan, dan pemimpin bagi
orang-orang yang mendapat petunjuk dan memberi petunjuk kepada jalan yang
lurus, yang memiliki sifat yang disebutkan di dalam firmanNya:
قال
الله تعالى: ﴿وَلَوْ
كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لاَنفَضُّواْ مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ
وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ
عَلَى اللهِ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ﴾
“Sekiranya kamu bersikap
keras
lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri
dari
sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi
mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan
itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad,
maka
bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
menyukai
orang-orang yang bertawakal
kepada-Nya”. QS. Ali Imron: 159.
Ya Allah sampaikanlah shalawat dan salam yang banyak
kepada hamba dan utusaNya Muhammad dan kepada keluarga serta para shahabatnya,
sebagai sahabat dan keluarga terbaik, mereka adalah orang-orang yang mengikuti
jejak Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan menjadikan mereka
sebagai tauladan mereka.
Wahai sekalian manusia!.
Bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa dan dengarlah apa-apa yang
disabdakan oleh Nabi kalian, Nabi Muhammad shallallahu
alaihi wa sallam, “Apakah kalian mau jika aku beritahukan kepada kalian
tentang perbuatan yang paling baik dari puasa, shalat dan shadaqah?. Mereka
menjawab: Mau wahai Rasulullah?. Beliau menjawab, “Yaitu mendamaikan pertikaian antara sesama muslim,
sesungguhnya rusaknya hubungan antara sesama muslim adalah sebagai pemangkas,
aku tidak mengatakan memangkas rambut namun dia bisa memangkas agama”. HR.
Ahmad, Abu Dawud dan Turmudzi.
قال الله تعالى: ﴿فَاتَّقُواْ
اللهَ وَأَصْلِحُواْ ذَاتَ بِيْنِكُمْ وَأَطِيعُواْ اللهَ وَرَسُولَهُ إِن كُنتُم
مُّؤْمِنِينَ﴾
“…sebab itu bertakwalah kepada Allah dan
perbaikilah perhubungan di antara sesamamu, dan
taatlah kepada Allah
dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman".
QS. Al-Anfal: 1
Ketahuilah bahwa di antara perkara yang sangat
diperhatikan oleh agama ini, adalah terbentuknya masyarakat yang solid dengan
menciptakan perdamaian antara mereka yang bertikai, setiap individu berusaha
secara bersama dalam menyatukan kembali sendi-sendi masyarakat tercerai berai,
memperbaiki bagian yang terpecah dan hasil yang ingin dituju adalah terbentuknya
masyarakat yang baik dan tegaknya jama’ah dalam kesatuan, saling menguatkan
dalam menjaga hak-hak pribadi, tolong menolong, dan saling membantu dalam
mewujudkan hak-hak bersama dengan mengembangkan sikap berani berkoraban,
mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi, menjaga kehormatan
dan membela kemaslahatan masyarakat.
Allah Subhanahu
Wa Ta’ala telah menyebutkan di dalam kitabNya yang mulia beberapa faktor
positif yang bisa menjamin terbentuknya pribadi dan masyarakat yang baik. Allah
Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
قال
الله تعالى: ﴿لاَّ
خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِّن نَّجْوَاهُمْ إِلاَّ مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ
مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلاَحٍ بَيْنَ النَّاسِ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ ابْتَغَاء
مَرْضَاتِ اللهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا﴾
“Tidak ada kebaikan pada
kebanyakan bisikan mereka, kecuali
bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi
sedekah,atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian
di antara manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian
karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi
kepadanya pahala yang besar.” QS. Al-Nisa’: 114.
Allah Subhanahu
Wa Ta’ala telah menjanjikan pahala yang paling baik dan besar bagi setiap
orang yang berupaya memperbaiki pertiakain yang terjadi antara sesama manusia
dalam segala urusan mereka, guna menjaga persatuan jama’ah kaum muslimin. Allah
Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
قال
الله تعالى: ﴿وَمَن
يَفْعَلْ ذَلِكَ ابْتَغَاء مَرْضَاتِ اللهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا﴾
“Dan barang siapa yang
berbuat demikian karena mencari keridhaan
Allah, maka kelak Kami memberi
kepadanya pahala yang besar.”
QS. Al-Nisa’: 114.
Wahai sekalian hamba Allah!. Terkadang sebagaian
pertikaian ada yang membawa kepada tindak pidana dan memutuskan tali hubungan
persaudaraan masayarakat dan memutuskan apa yang telah diperintahkan oleh Allah
untuk tetap menyambungnya, seperti hubungan rahim antara keluarga. Selain itu,
pertikaian akan menghancurkan kekuatan umat dan menciptakan kerusakan di muka
bumi ini. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
قال الله تعالى: ﴿وَاعْتَصِمُواْ
بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُواْ وَاذْكُرُواْ نِعْمَةَ اللهِ
عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاء فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم
بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنتُمْ عَلَىَ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم
مِّنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ﴾
“Dan berpeganglah kamu semuanya
kepada tali (agama) Allah, dan janganlah
kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu
(masa Jahiliah) bermusuh- musuhan maka Allah mempersatukan hatimu, lalu
menjadilah kamu karena nikmat
Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka,
lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat
petunjuk.” QS.
Ali Imron: 103.
Allah Subhanhu
Wa Ta’ala juga berfirman:
قال الله تعالى: ﴿وَلاَ
تَنَازَعُواْ فَتَفْشَلُواْ وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُواْ إِنَّ اللهَ مَعَ
الصَّابِرِينَ﴾
“…dan janganlah kamu
berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi
gentar dan hilang kekuatanmu dan
bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang
yang sabar.” QS. Al-Anfal: 46.
Seandainya
penyakit ditanggulangi sejak dini dan dituntaskan dari sumbernya niscaya
kekuatan kebaikan akan mengalahkan arus keburukan, dan jama’ah akan selamat
dari segala perpecahan dan penyakit dan
bagaimana mungkin suatu umat bisa tertimpa oleh suatu penyakit dan bagaimana
mungkin dia bisa berpecah belah sementara kitab Allah berada di tengah-tengah
mereka sebagai penawar dari segala penyakit, dan sebagai petunjuk dan
peringatan bagi orang-orang yang bertaqwa.
Bagaimana
mungkin umat ini bisa terjangkiti penyakit sementara kitab Allah yang sempurna
ada:
قال الله تعالى: ﴿لَا
يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا﴾
“…kitab apakah
ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula)
yang besar, melainkan ia mencatat semuanya;”.
QS. Al-Kahfi: 49.
Allah Subahaanhu Wa Ta’ala
berfirman:
قال الله تعالى: ﴿إِن
تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللهَ غَنِيٌّ عَنكُمْ وَلَا يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ
وَإِن تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى ثُمَّ
إِلَى رَبِّكُم مَّرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ إِنَّهُ
عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ﴾
“Jika kamu kafir, maka sesungguhnya Allah
tidak memerlukan (iman) mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya dan
jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu
itu; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa
orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kembalimu lalu Dia
memberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Sesungguhnya Dia Maha
Mengetahui apa yang tersimpan dalam (dada) mu”.
QS. Al-Zumar: 7
قال
الله تعالى: ﴿وَمَا
مِن دَآبَّةٍ فِي الأَرْضِ وَلاَ طَائِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلاَّ أُمَمٌ
أَمْثَالُكُم مَّا فَرَّطْنَا فِي الكِتَابِ مِن شَيْءٍ ثُمَّ إِلَى رَبِّهِمْ
يُحْشَرُونَ﴾
“Dan tiadalah
binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung
yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat
(juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatu pun
di dalam Al Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan”.
QS. Al-An’am: 38.
Wahai hamba Allah, takutlah
kepada Allah dengarkan dan taatilah dan hal itu lebih baik bagi diri kalian:
قال الله تعالى: ﴿وَمَن
يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ﴾
“Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran
dirinya, mereka itulah
orang-orang yang beruntung”. QS.
Al-Hasyr: 9.
Janganlah
kalian terpedaya oleh kehidupan dunia
ini dan janganlah kalian sampai terpedaya oleh apapun dan ketahuilah bahwa
hamba tersebut berada antara dua kekhawatiran, yaitu waktu yang telah berlalu
di mana dia tidak mengetahui apakah keputusan Allah padanya dan waktu yang
tersisa di mana dia tidak mengetahui apakah yang akan Allah kehendaki padanya.
Maka hendaklah seorang hamba harus memperhatikan kemaslahatan pribadinya dan memperhatikan
kemaslahatan dunianya, demi yang jiwaku berada di tanganNya tidak ada orang
yang akan diterima alasannya setelah kematian dan tidak ada setelah dunia ini
selain surga atau neraka.
Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang cerdas adalah orang yang
menundukkan hawa nafsunya dan berbuat untuk kemaslahatan setelah kematiannya
dan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan
dengan angan-angan yang banyak”. HR. Turmudzi.
قال الله تعالى: ﴿وَإِن
طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا فَإِن
بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَى فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي حَتَّى تَفِيءَ
إِلَى أَمْرِ اللهِ فَإِن فَاءتْ فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوا
إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ﴾
“Dan jika ada dua golongan dari orang-orang
mukmin berperang maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu
berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada
perintah Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan
adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu
damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu
mendapat rahmat”. QS. Al-Hujurat:
9-10.
Semoga
Allah memberikan keberkahan bagiku dan bagi kalian semua di dalam Al-Qur’an
yang mulia, dan Allah memberikan manfaat bagiku dan bagi kalian dengan
ayat-ayat Allah Yang Maha Bijaksana yang
tertera di dalamnya. Hanya inilah yang bisa aku katakan dan aku memohon ampunan
bagi diriku dan bagi kalian serta seluruh kaum muslimin kepada Allah yang Maha
Mulia dari segala dosa. Mohonlah ampun kepadaNya dan bertaubatlah kepada Allah,
sebab Dia adalah Zat Yang Pengampun lagi Maha Penyayang.
Khutbah
kedua
Sesungguhnya, segala puji itu hanya
milik Allah, kita memujiNya, memohon pertolongan, meminta ampunan dan taubat
hanya kepadaNya. Kami berlindung kepada Allah dari segala kejahatan pribadi dan
keburukan amal-amalan kami, barangsiapa yang diberikan petunjuk oleh Allah maka
tiada seorangpun yang mampu menyesatkannya dan barangsiapa yang disesatkanNya
tiada seorangpun yang mampu memberikan petunjuk baginya. Dan aku bersaksi bahwa
tiada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah, Yang Maha Esa
dan tiada sekutu bagiNya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan
utusaNya, semoga shalawat dan salam yang berlimpah tetap tercurahkan kepada
beliau, keluarga, para shahabat dan setiap orang yang mengkuti mereka dengan
kebaikan samapai hari kiamat, Amma Ba’du:
Takutlah kepada Allah dan ketahuilah
wahai hamba Allah bahwa sesungguhnya amalan-amalan itu memilki
tingkatan-tingkatan dalam nilai keutamaannya berdasarkan pada kemaslahatan yang
ditimbulkannya, dan tidak ada amalan yang lebih mulia dan agung dari amalan
bersegera dalam mendamaikan pertikaian dan upaya memperkuat hubungan sesama
saat hubungan tersebut melemah. Keutamaan
mendamaikan pertikaian antara sesama muslim tidak lebih kecil dari nilai
keutamaan shalat dan ibadah-ibadah lainnya. Dari Abi Darda’ bahwa Nabi Muhammad
shallallahu alaihi wa sallam, “Apakah kalian mau jika aku beritahukan
kepada kalian tentang perbuatan yang paling baik dari puasa, shalat dan
shadaqah?. Mereka menjawab: Mau wahai Rasulullah?. Beliau menjawab, “ Yaitu mendamaikan pertikaian antara sessama muslim,
sesungguhnya rusaknya hubungan antara sesama muslim adalah sebagai pemangkas,
aku tidak mengatakan memangkas rambut namun dia bisa memangkas agama”. HR.
Ahmad, Abu Dauwd dan Turmudzi.
Dan Nabi Muhammad shallallahu
alaihi wa sallam bersabda, “Tidakkah aku tunjukkan kepada kalian tentang
shadaqah yang dicintai oleh Allah dan RasulNya?. Yaitu engkau mendamaikan
antara manusia jika mereka saling marah dan hubungan mereka telah rusak”.
Dan ucapan-ucapan baik yang
mampu menghimpun kembali perpecahan umat dan menutupi perceraian termasuk
kebaikan yang berfungsi sebagai jalan taqarrub kepada Allah. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
قال
الله تعالى: ﴿لاَّ
خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِّن نَّجْوَاهُمْ إِلاَّ مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ
مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلاَحٍ بَيْنَ النَّاسِ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ ابْتَغَاء
مَرْضَاتِ اللهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا﴾
“Tidak ada kebaikan pada
kebanyakan bisikan mereka, kecuali
bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi
sedekah, atau berbuat makruf, atau mengadakan perdamaian
di antara manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian
karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami memberi
kepadanya pahala yang besar.” QS. Al-Nisa’: 114.
Islam melarang berbuat bohong
kecuali dalam kondisi guna menjinakkan hati
dan mempersattukan barisan berdasarkan sabda Nabi
shallallahu alaihi wa sallam, “Bukan pembohong
orang yang berbohong dalam rangka mendamaikan antara orang yang bertikai untuk
menciptakan kebaikan dan berkat yang baik”.
Muttafaq Alaihi.
Inilah
yang bisa aku sampaikan, ucapkanlah shalawat dan salam kepada Rasul yang
membawa peringatan berita gembira, sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah di
dalam firmanNya:
قال
الله تعالى: ﴿يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا﴾
“Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan
ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”. QS. Al-Ahzab: 56.
Post a Comment