Menjaga Shalat dan Khusyuk dalam Melaksanakannya
Menjaga Shalat dan Khusyuk dalam Melaksanakannya
Segala puji
bagi Allah Shubhanahu wa ta’alla yang
membangunkan hati yang lalai dengan nasehat dan peringatan, yang telah
memerintahkan nabi -Nya untuk menyeru manusia dengan hikmah dan nasehat yang
baik serta ilmu, Dia berfirman di dalam Al-Qur’an:
قال الله تعالى: {وَذَكِّرْ فَإِنَّ
الذِّكْرَى تَنفَعُ الْمُؤْمِنِينَ} (الذاريات: 55)
Dan tetaplah memberi peringatan, karena
sesungguhnya peringatan itu
bermanfaat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Al-Dzariyat: 55).
Maka keimanan mereka
bertambah dengan adanya petunjuk dan peringatan.
Aku memuji Allah Shubhanahu wa ta’alla Yang Maha Suci
atas segala curahan karunia -Nya yang berlimpah dan pemberian-Nya yang besar,
Yang telah mewajibakan kepada para hamba -Nya shalat lima waktu dengan hikmah
yang besar dan menjadikannya sebagai penghubung anatara seorang hamba dengan
diri -Nya, maka dengannya akal dan hatinya menjadi terang lagi bersih.
Aku bersaksi bahwa tiada tuhan
yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah Shubhanahu wa ta’alla, Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi -Nya
dalam ketuhanan -Nya dan pengaturan alam ini, dan aku bersaksi bahwa Muhammad shalallahu’alaihi wa sallam adalah hamba
dan utusan Allah Shubhanahu wa ta’alla sebagai
pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan yang telah menunjukkan manusia
jalan kebaikan dan memperingatkan manusia dengan sungguh-sungguh terahadap
jalan-jalan yang terlarang guna mewjudkan perintah Allah Shubhanahu wa ta’alla sebagaiamana dalam firman -Nya:
قال الله تعالى: {فَلْيَحْذَرِ
الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَن تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ
عَذَابٌ أَلِيمٌ} (النور: 63)
“…maka hendaklah
orang-orang yang menyalahi perintah
Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih. (QS. Al-Nur: 63)
Ya Allah curahkanlah shalawat
dan salam yang berlimpah kepada hamba -Mu dan Rasul -Mu Muhammad Shalallahu’alihi wa sallam dan kepada
para keluarga, para shahabatnya serta para pengikut beliau yang berjalan di
atas sunnahnya.
Amma
Ba’du: Wahai sekalian manusia takutlah kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla dan jagalah semua shalat dan shalat yang
pertengahan, serta berdirilah karena Allah Shubhanahu
wa ta’alla dalam rangka beribadah kepada -Nya. Tunaikanlah selalu shalat
jum’at dan berjama’ah, sesungguhnya shalat adalah rukun Islam yang paling
besar, dia adalah tiang agama, di atasnya pondasi agama ini dibangun dan
ditegakkan. Maka barangsiapa yang menunaikannya maka dia telah menegakkan agama
dan barangsiapa yang menyia-nyiakannya maka dia telah menghancurkan agama ini.
Menjaga shalat terwujud dengan menunaikan shalat secara sempurna baik
rukun-rukunnya, syarat-syaratnya dan perkara-perkara yang wajib di dalam shalat
dan kesempurnaan shalat terwujud dengan menjalankan segala perkara yang sunnah-sunnah.
Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah Shubhanahu wa ta’alla telah mewajibkan shalat kepada Nabi kalian
tanpa perantara, diwajibkan di atas langit, pada mulanya diwajibkan lima puluh
shalat kemudian dikurangi menjadi lima shalat dalam pengerjaannya namun dengan
keutamaan yang sama dalam pahalanya yaitu lima puluh dalam timbangan dan
balasan pahala.
Tidakkah hal ini sebagai bukti
yang nyata yang menejelaskan tentang keutamaan dan perhatian Islam
terhadapnya?. Shalat adalah penghubung antara seorang hamba dengan Tuhannya,
dia beridiri tegak di hadapan Tuhannya dengan penuh pengagungan dan penghormatan, sambil membaca ayat-ayat Allah Shubhanahu wa ta’alla, bertasbih
mengagungkan Allah Shubhanahu wa ta’alla dan
memohon kepada –Nya akan kebutuhannya baik dalam urusan agama atau dunia.
Maka seharusnya bagi orang yang
berhubungan dengan Tuhannya untuk melupakan segala sesuatu kecuali Allah Shubhanahu wa ta’alla, dan pada saat
suasana seperti ini hendaklah pribadinya tunduk, khusyu’ dalam ibadah, tenang
dan nyaman, karena suasana jiwa seperti inilah yang menyebabkan shalat sebagai
penghibur bagi orang-orang yang mengenal tauhannya sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam: “Dijadikan kesenanganku pada shalat”. HR. Ahmad dan
Al-Nasa’i. Shalat inilah yang menjadi penghibur, dan inilah maksud
firman Allah Ta’ala di dalam Al-Qur’an:
قال الله تعالى: {إِنَّ
الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ} (العنكبوت: 45)
“Bacalah
apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al dan
dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari
(perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar”. (QS. Al-Ankabut: 45).
Wahai kaum muslimin yang
dimuliakan Allah Shubhanahu wa ta’alla!. Banyak orang yang shalat namun tidak
mengetahui apakah manfaat shalat yang sebenarnya dan tidak pula menghormatinya
dengan semestinya, karena sebab itulah shalat menjadi berat bagi mereka dan
tidak menjadi penyejuk bagi mereka, tidak menjadi penenang bagi jiwa serta
tidak menjadi cahaya bagi hati yang gelap. Banyak orang yang mengerjakan shalat
dengan tergesa-gesa sama seperti gagak yang mamatuk makanan, tidak menyempurnakan
tuma’ninah, orang yang seperti ini tidak mendapatkan apapun dari shalatnya
walaupun mereka mengerjakannya seribu kali, sebab khusyu dan tuma’ninah dalam
menjalankan shalat adalah termasuk rukun shalat. Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam pernah
menegur seorang lelaki yang tidak menyempurnakan thuma’ninah dalam shalatnya:
Kembalilah lalu ulangi shalatmu sebab engkau belum shalat. Maka diapun kembali
mengerjakan shalat beberapa kali dan pada setiap kali dia mengualangi shalatnya
beliau mengatakan: Kembali ulangi shalatmu sebab engkau belum shalat”. Muttafaq
alaihi. Sehingga Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam: mengajarkannya bagaiamana shalat yang khusyu dan
tuma’ninah yang sempurna. Dan Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam juga mengingatkan seorang lelaki yang memainkan jenggotnya
saat menjalankan shalat: Seandainya hati orang ini khusyu’ maka anggota
badannyapun ikut khusyu’. Hadits dengan derajat lamah.
Oleh sebab itulah
shalat sangat sulit dan berat bagi orang yang mengerjakan shalat seperti ini
sebagaimana dijelaskan di dalam firman Allah Shubhanahu wa ta’alla:
قال الله تعالى: {وَإِنَّهَا
لَكَبِيرَةٌ إِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِينَ}
(البقرة: 45)
Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh
berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (QS. Al-Baqarah: 45).
Wahai sekalian manusia!,
tegakkan shalat kalian dan jagalah shalat tersebut, kerjakan dengan penuh
kekhusyu’an, janganlah memainkan anggota badan dan pakaian saat menajalankan
shalat, dan jangan pula meremehkan dan menyia-nyiakan shalat atau mengakhirkannya
dari waktunya. Sebab tidak ada orang yang meninggalkan shalat, atau
meremehkanya atau menyia-nyiakannya karena perkara-perkara dunia kecuali orang
yang telah ditetapkan tercela dan ditetapkan siksa yang pedih baginya. Orang
yang meninggalkan shalat adalah orang yang dimurkai dan mati dalam keadaan
tidak Islam.
Allah Subahanahu Wa Ta’ala telah memperingatkan kalian dari
menyia-nyiakan shalat dan meremehkannya. Allah Subahanahu Wa Ta’ala
berfirman:
قال الله تعالى: {فَخَلَفَ
مِن بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ
يَلْقَوْنَ غَيًّا} ( مريم: 59)
Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang
jelek) yang menyia-nyiakan
shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak
akan menemui kesesatan. (QS. Maryam: 59).
Ali Radhillahu anhu berkata: Aku telah
mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Tidaklah seorang hamba meninggalkan shalat dan
tidak pula mengerjakannya kecuali akan ditulis pada wajahnya orang ini telah
keluar dari rahmat Allah Shubhanahu wa
ta’alla dan saya berlepas diri darinya”.
Wahai hamba Allah Shubhanahu wa ta’alla bertqwalah
kepada -Nya dan berusahalah untuk
mengerjakan shalat dengan cara berjama’ah dengannya, niscaya Allah Shubhanahu wa ta’alla akan memberikan
kepada kalian rizki dari jalan yang tidak disangka-sangka.
Jagalah shalat dan kerjakanlah
dengan cara yang khusyu’, sebab Allah Shubhanahu
wa ta’alla telah berfirman di dalam kitab -Nya:
قال الله تعالى : {قَدۡ
أَفۡلَحَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ١ ٱلَّذِينَ هُمۡ فِي صَلَاتِهِمۡ خَٰشِعُونَ ٢
وَٱلَّذِينَ هُمۡ عَنِ ٱللَّغۡوِ مُعۡرِضُونَ ٣ ةِ فَٰعِلُونَ ٤ وَٱلَّذِينَ هُمۡ
لِفُرُوجِهِمۡ حَٰفِظُونَ ٥ إِلَّا عَلَىٰٓ أَزۡوَٰجِهِمۡ أَوۡ مَا مَلَكَتۡ
أَيۡمَٰنُهُمۡ فَإِنَّهُمۡ غَيۡرُ مَلُومِينَ ٦ فَمَنِ ٱبۡتَغَىٰ وَرَآءَ ذَٰلِكَ
فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡعَادُونَ ٧ وَٱلَّذِينَ هُمۡ لِأَمَٰنَٰتِهِمۡ
وَعَهۡدِهِمۡ رَٰعُونَ ٨ وَٱلَّذِينَ هُمۡ عَلَىٰ صَلَوَٰتِهِمۡ يُحَافِظُونَ ٩
أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡوَٰرِثُونَ ١٠ ٱلَّذِينَ يَرِثُونَ ٱلۡفِرۡدَوۡسَ هُمۡ
فِيهَا خَٰلِدُونَ} (المؤمنون: 1- 11)
“Sesungguhnya
beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam
salatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan)
yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang
menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka
miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barang siapa
mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.
Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya,
dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya. Mereka itulah orang-orang yang
akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di
dalamnya. (QS. Al-Mu’minun: 1-11).
Semoga Allah
Shubhanahu wa ta’alla memberikan
keberkahannya bagiku dan bagi kalian semua di dalam Al-Qur’an yang mulia, dan
Allah Shubhanahu wa ta’alla memberikan
manfaat bagiku dan bagi kalian dengan ayat-ayat
-Nya Yang Maha Bijaksana yang tertera di dalamnya. Hanya inilah yang
bisa saya sampaikan dan aku memohon ampunan bagi diriku dan bagi kalian serta
seluruh kaum muslimin kepada Allah Shubhanahu
wa ta’alla yang Maha Mulia dari segala dosa. Mohonlah ampun kepada -Nya dan
bertaubatlah kepada Allah Shubhanahu wa
ta’alla, sebab Dia adalah Zat Yang Pengampun lagi Maha Penyayang.
Khutbah
Kedua
Segala puji
bagi Allah Shubhanahu wa ta’alla yang
telah mewajibkan kepada para hamba -Nya beberapa shalat guna mewujudkan hikmah
dan rahasia yang tinggi. Allah Shubhanahu
wa ta’alla menjadikannya sebagai penghubung antara seorang hamba dengan
tuhannya agar hatinya menjadi terang dan segala tuntutannya terpenuhi baik di
dunia atau akherat.
Aku bersaksi
bahwa tiada tuhan yang berhak disembah
selain Allah Shubhanahu wa ta’alla,
Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi -Nya, Yang Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah Shubhanahu wa ta’alla yang terpilih dan
istimewa, semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan baginya, dan kepada
keluarga, para shahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan kebaikan
sampai hari kiamat.
Amma Ba’du.
Wahai sekalian hamba Allah Shubhanahu wa
ta’alla takutlah kepada -Nya, dan ketahuilah bahwa seseorang tidak akan
mengetahui harga dan kedudukan sesuatu sehingga dia mengetahui hakekat, faedah
dan urgensinya dan tidak ada yang lebih pantas bagi seorang muslim dari
mengetahui hakekat dan urgensi ibadah yang telah diwajibkan oleh Allah Shubhanahu wa ta’alla, dan di antara
ibadah yang paling agung dan besar adalah ibadah yang telah diwajibkan oleh
Allah Shubhanahu wa ta’alla kepada
Nabi -Nya tanpa perantara, diwajibkan di atas tujuh langit yang tinggi dan Dia
menjadikannya lima kali shalat dengan ganjaran pahala lima puluh kali shalat
apakah itu tidak menjadi bukti nyata akan nilainya yang penting dan
keutamaannya yang tinggi serta perhatian Islam terhadap kewajiban ini.
Apakah
seorang muslim tidak menyadari hakikat shalat ini, dia adalah penghubung antara
dirinya dengan Tuhannya.Dia berdiri di hadapan Tuhannya lima kali sehari, dia
bermunajat pada saat shalat tersebut, sambil memohon kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla segala
kebutuhannya. Seorang muslim berdiri tegak di hadapan Tuhannya agar dirinya
dekat dengan Pencipta yang disembah dan dicintainya. Dia berdiri tegak di
hadapan Tuhannya guna membuang segala keletihan dan kekeruhan serta kecemasan
hidup lalu dia mengadu permasalahannya kepada Tuhannya. Oleh sebab itulah Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam selalu memerintahkan kepada Bilal: “Panggillah kita agar
tenang dengan shalat wahai Bilal”.
Dan pada
saat seorang hamba kehilangan rasa kelezatan dalam mengerjakan ibadah ini maka
engkau akan menadapatkan bahwa dirinya menyia-nyiakan ibadah ini baik dalam
menunaikan ibadah ini atau dalam menyempurnakan rukun dan wajib shalat.
Engkau akan
mendapatinya sering meninggalkan shalat, jika dia datang mengerjakan shalat
maka engkau melihatnya melakukannya seperti gagak yang mematuk makanan, tidak
menyempurnakan tuma’ninahnya dan tidak mengingat Allah kecuali sedikit saja.
Engkau akan
mendapatinya memasuki shalat dengan jasadnya semata bukan dengan hatinya,
hatinya lalulalang ke sana
ke mari, berpikir tentang urusan dunianya, bagaimanakah orang seperti ini bisa
merasakan kelezatan beriabadah?. Bagiamana mungkin shalat yang seperti ini bisa
mencegah kemungkaran atau menambah keimanan.
Realita
inilah yang sering terjadi dan menimpa banyak orang, tiada daya dan upaya hanya
dengan kehendak Allah Shubhanahu wa
ta’alla semata. Seyogayanya bagi orang yang berdiri tegak di hadapan
tuhannya untuk menampakkan kebutuhannya kepada Tuhannya selalu memohon kepada
-Nya agar diberi pertolongan. Dan hendaklah dia juga menghadirkan kesadaran
dirinya yang sedang sedang bermunajat dan berkomunikasi dengan Tuhannya dan
meresapi makna apa yang dibacanya baik dari ayat-ayat Al-Qur’an, tasbih dan
takbir. Sebab semua itu bisa membantunya untuk menjalankan shalat secara
khusyu’.
Inilah
yang dapat saya sampaikan, dan curahkanlah shalawat dan salam kepada Nabi yang
datang membawa kabar gmebira dan ancaman, sesungguhnya Allah Shubhanahu wa ta’alla telah
memerintahkan kepada kalian mengucapkan shalawat dan salam di dalam
kitabsuci -Nya.
Post a Comment