Puasa Enam Hari Bulan Syawal
Puasa Enam Hari Bulan
Syawal
Ringkasan: Pertanyaan yang dijawab oleh yang mulia
syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid hafidhahullah tentang pelaksanaan
puasa Syawal apakah harus berurutan harinya atau boleh diselang-seling.
Pertanyaan:
"Mengenai puasa enam hari pada bulan Syawal
setelah puasa Ramadhan apakah disyaratkan harus berturut-turut ataukah boleh
untuk berselang-seling harinya? Dimana saya ingin menunaikannya dalam tiga kali
yaitu dua hari terakhir setiap liburan pekanan".
Jawab:
Puasa enam hari syawal tidak disyaratkan harus
berturu-turut. Boleh berturut-turut, boleh juga tidak. Tidak masalah. Namun
apabila disegerakan maka itu lebih baik. Allah ta'ala berfirman:
Maka berlomba-lombalah (dalam berbuat) kebaikan. (QS.
Al-Baqarah: 148)
Allah juga berfirman:
dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu… (QS.
Ali Imran: 133)
Nabi Musa 'alaihissalam berkata:
dan aku bersegera kepada-Mu ya rabbku, agar Engkau ridha
(kepadaku). (QS. Thaha: 84)
Mengakhirkan pelaksanaannya juga mengandung
kemungkinan akan terlewatkan atau luput. Pendapat ini diambil oleh madzhab
Syafi'i dan Hambali. Tetapi juga tidak berdosa bagi yang tidak melaksanakannya
di awal bulan. Misalnya kerjakan pada pertengahan bulan atau di akhir bulan, tidak
mengapa.
Imam Nawawi berkata: Para sahabat kami berkata:
"Disunnahkan puasa enam hari di bulan Syawal berdasarkan hadits ini".
Mereka juga berkata: "Dan disunnahkan mengerjakannya enam hari berturut-turut
di awal bulan Syawal. Dan jika dikerjakan secara selang-seling atau diakhirkan hingga
akhir bulan juga boleh. Dan orang yang melakukannya berarti telah menjalankan
sunnah sesuai dengan keumuman makna hadits dan kemutlakannya. Tidak ada
perbedaan (pendapat) di kalangan madzhab kami. Dan ini juga menjadi pendapat
Ahmad dan Abu Dawud" (Al-Majmu' Syarh Al-Muhadzab).
Post a Comment