Sebuah Wejangan yang Menyentuh
Sebuah Wejangan yang Menyentuh
Segala puji
bagi Allah Shubhanahu wa ta’alla yang
telah mencukupkan orang yang bertawakkal
kepada -Nya:
قال الله تعالى: {وَمَن
يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ
جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا}
[الطلاق: 3]
“Dan
barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan
mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan
urusan (yang dikehendaki) -Nya. Sesungguhnya Allah telah
mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”. (QS. Al Thalaq: 3)
Dan barangsiapa yang
menyerahkan segala urusannya kepada Allah Shubhanahu
wa ta’alla maka dia akan benar dan
diberikan petunjuk:
قال الله تعالى: {وَأُفَوِّضُ
أَمْرِي إِلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ} [غافر: 44]
Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan
hamba-hamba-Nya". (QS. Gafir: 44)
Dan barangsiapa yang
menjaga diri dengan perlindungan Allah maka Dia pasti menjaga dan
melindunginya:
قال الله تعالى: {فَاللّهُ
خَيْرٌ حَافِظًا وَهُوَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ} [يوسف: 64]
Maka Allah adalah sebaik-baik Penjaga
dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para penyayang.
(QS. Yusuf: 64)
Dan barangsiapa yang
berpegang teguh dengan kitab Allah Subhanahu
wa ta’alla dan sunnah Rasul -Nya
maka dia akan mendapat petunjuk dan menjadikannya sebagai kekasih:
قال الله تعالى: {أَمَّن
يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاء
الْأَرْضِ أَإِلَهٌ مَّعَ اللَّهِ قَلِيلًا مَّا تَذَكَّرُونَ} [النمل: 62]
Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang
yang dalam kesulitan apabila ia
berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan
dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di
bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat
sedikitlah kamu mengingati (Nya). (QS. Al Naml: 62)
Aku memuji Allah Shubhanahu wa ta’alla , memohon ampunan dan bertaubat kepada -Nya,
dan barangsiapa yang datang kepada Allah Shubhanahu
wa ta’alla untuk bertaubat kepada
-Nya maka Dia akan menerima taubat hamba tersebut, dan barangsiapa yang
mendatangi pintu-pintu Allah Shubhanahu
wa ta’alla dengan penuh penyesalan
maka hendaklah dia mendekat kepada -Nya:
قال الله تعالى: {مَّا
يَفْعَلُ اللّهُ بِعَذَابِكُمْ إِن شَكَرْتُمْ وَآمَنتُمْ وَكَانَ اللّهُ شَاكِرًا
عَلِيمًا} [النساء: 147]
Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu
bersyukur dan beriman? Dan Allah
adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Nisa’: 147)
Maha Suci Allah Shubhanahu wa ta’alla yang selalu turun pada setiap malam ke langit
dunia, Dia menyeru para hamba-Nya, bagi orang yang bertaubat maka Aku akan
menganugerahkan taubat kepadanya, untuk orang yang memohon ampunan maka Aku
akan mengampuni kesalahan-kesalahannya. Dan aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang
berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah Subhanahu wa ta’alla , Yang
Maha Esa dan tiada sekutu bagi -Nya, tiada yang berhak disembah selain Dia,
dengan kesaksian yang aku simpan sampai diriku bertemu dengan -Nya:
قال الله تعالى: {مَن
جَاء بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا وَمَن جَاء بِالسَّيِّئَةِ فَلاَ
يُجْزَى إِلاَّ مِثْلَهَا وَهُمْ لاَ يُظْلَمُونَ} [الأنعام: 160]
Barang siapa membawa amal kebaikan maka baginya (pahala)sepuluh kali
lipat amalnya; dan barang siapa yang membawa perbuatan
yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan
seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikit pun tidak
dianiaya (dirugikan). (Al An’am: 160).
Dan aku bersaksi bahwa Muhammad Shalallahu’alihi wa sallam adalah hamba
dan utusan -Nya, yang telah dipilih dan diistimewakan-Nya, maka beliau adalah
orang yang paling baik dalam menyembah Allah Shubhanahu wa ta’alla dan
paling mengetahui jalan yang lurus. Beliau tidak pernah sekali-kali menyembah
tuhan selain Allah Shubhanahu wa ta’alla,
Ya Allah curahkanlah shalawat dan salam kepadanya, kepada para keluarga dan
para shahabat beliau, yaitu shalawat yang memenuhi seisi langit dan bumi.
Amma Ba’du: Wahai sekalian
manusia, aku berwasiat kepada kalian dan kepada diriku sendiri untuk selalu
bertaqwa kepada Allah Shubhanahu wa
ta’alla , itulah wasiat yang paling agung, dan berpegang teguhlah dengan
kitab Allah Shubhanahu wa ta’alla , Tuhan kalian dan sunnah Nabi kalian, sebab
berpegang teguh pada keduanya adalah ikatan yang paling kuat:
قال الله تعالى: {لاَ
إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَد تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ
بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن بِاللّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىَ
لاَ انفِصَامَ لَهَا وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ} [البقرة: 256]
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama
(Islam); sesungguhnya telah jelas jalan
yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang
siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada
Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali
yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.. (Qs. Al Baqarah: 256)
قال الله تعالى: {وَاعْتَصِمُواْ
بِحَبْلِ اللّهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُواْ وَاذْكُرُواْ نِعْمَةَ اللّهِ
عَلَيْكُمْ} [آل عمران: 103]
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali
(agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu.
(QS. Ali Imron: 103)
قال الله تعالى: {وَلاَ
تَنَازَعُواْ فَتَفْشَلُواْ وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُواْ إِنَّ اللّهَ مَعَ
الصَّابِرِينَ} [الأنفال: 46]
“dan
janganlah kamu berbantah-bantahan,
yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang
kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang
yang sabar.” (QS. Al Anfal: 46)
Dan waspadalah terhadap perbuatan
dosa, dan sungguh merugi orang yang berbuat kezaliman, dan janganlah dirimu
terlalu berani terhadap Allah Shubhanahu
wa ta’alla Yang Maha Mengetahui
segala yang tersembunyi dengan meninggalkan segala perintah -Nya dan melanggar
apa-apa yang dilarangnya baik dalam keadaan lupa atau sengaja, sehingga
mengakibatkan diri kalian dilupakan oleh
Zat Penolong kalian, sebab Dia telah mendatangkan ayat-ayat -Nya kepada kalian
sehingga kalian berhak dilupakan oleh Allah Shubhanahu
wa ta’alla dan kalian termasuk ke
dalam golongan orang-orang yang disebutkan di dalam firman -Nya:
قال الله تعالى: {قَالَ
رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنتُ بَصِيرًا قَالَ كَذَلِكَ
أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنسَى وَكَذَلِكَ نَجْزِي مَنْ أَسْرَفَ وَلَمْ يُؤْمِن بِآيَاتِ رَبِّهِ
وَلَعَذَابُ الْآخِرَةِ أَشَدُّ وَأَبْقَى} [طه: 125- 127]
Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau
menghimpunkan aku dalam keadaan buta,
padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?"
Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami,
maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamu
pun dilupakan". Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas
dan
tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. Dan
sesungguhnya azab di akhirat itu lebih
berat dan lebih kekal". (QS. Thaha: 125-127)
Wahai sekalian kaum muslimin.
Hendaklah kalian menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar karena kalian hidup di
zaman orang-orang yang menangguhkan dalam menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar.
Dan jika kalian tidak melakukannya yaitu tidak menegakkan amar ma’ruf nahi
mungkar maka akan mengakibatkan kehancuran sebuah negeri yang sebelumnya makmur
dan hal tersebut telah kalian ketahui, banyak kaum yang telah disiksa oleh
Allah Shubhanahu wa ta’alla karena kezaliman dan jauhnya mereka dari -Nya:
قال الله تعالى: {وَمَا
ظَلَمَهُمُ اللّهُ وَلـكِن كَانُواْ أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ} [النحل: 33]
Dan Allah tidak menganiaya mereka,
akan tetapi merekalah yang selalu menganiaya diri mereka
sendiri. (QS. Al-Nahl: 33)
قال الله تعالى: {وَمَا
كَانَ رَبُّكَ مُهْلِكَ الْقُرَى حَتَّى يَبْعَثَ فِي أُمِّهَا رَسُولًا يَتْلُو
عَلَيْهِمْ آيَاتِنَا وَمَا كُنَّا مُهْلِكِي الْقُرَى إِلَّا وَأَهْلُهَا
ظَالِمُونَ} [القصص: 59]
Dan tidaklah Tuhanmu membinasakan kota-kota,
sebelum Dia mengutus di ibukota
itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat
Kami kepada mereka; dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan
kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan
kezaliman. (QS. Al-Qososh: 59).
قال الله تعالى: {وَإِذَا
أَرَدْنَا أَن نُّهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُواْ فِيهَا
فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًا وَكَمْ
أَهْلَكْنَا مِنَ الْقُرُونِ مِن بَعْدِ نُوحٍ وَكَفَى بِرَبِّكَ بِذُنُوبِ
عِبَادِهِ خَبِيرًَا بَصِيرًا}
[الإسراء: 16، 17]
Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri,
maka Kami perintahkan kepada
orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya
menaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri
itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan
(ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. Dan berapa banyaknya kaum
sesudah Nuh telah Kami binasakan. Dan cukuplah Tuhanmu Maha Mengetahui lagi
Maha Melihat dosa hamba-hamba -Nya. (QS. Al-Isro’: 16-17).
Di antara dosa besar
adalah meremehkan amar ma’ruf nahi mungkar, dan Nabi Muhammad shallallau alaihi wa sallam bersabda,
"Sungguh hendaklah kalian menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar atau Allah Shubhanahu wa ta’alla akan menguasakan kepada kalian penguasa yang
zalim, tidak menghormati yang besar dan tidak menyayangi yang kecil, lalu orang
terbaik di antara kalian berdo’a kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla namun
do’anya tidak diperkenankan, lalu kalian meminta pertolongan kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla namun kalian tidak diberikan pertolongan
-Nya”.
Bagaimana
Allah Subhanahu wa ta’alla
akan menolong mereka
dan memperkenankan do’a mereka sebab Dia telah menegaskan makna ini di dalam
kitab -Nya:
قال الله تعالى: {وَاتَّقُواْ
فِتْنَةً لاَّ تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُواْ مِنكُمْ خَآصَّةً وَاعْلَمُواْ
أَنَّ اللّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ}
[الأنفال: 25]
Dan peliharalah dirimu daripada
siksaan yang tidak khusus menimpa
orang-orang yang lalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. (QS. Al-Anfal: 25).
Di dalam
sebuah hadits di dalam riwayat Abu Dawud
bahwa Nabi
Muhammad shallallau alaihi wa sallam bersabda,
"Sesungguhnya jika suatu masyarakat telah melihat orang yang berlaku zalim
tapi mereka tidak mencegahnya maka Allah Shubhanahu
wa ta’alla akan menimpakan kepada
mereka siksa kepada mereka semua”.
Wahai sekalian manusia,
ketahuilah bahwa perkara ini sangat berbahaya sedangkan umur manusia itu
singkat, dan Allah Shubhanahu wa ta’alla yang Maha Melihat, serta Maha mengetahui
perkara yang terang dan yang tersembunyi, maka barangsiapa yang menghendaki
keselamatan pada hari pembalasan maka hendaklah dia menyimpan taubat yang
sebenarnya, dan barangsiapa yang menghendaki keteguhan saat menghadapi kematian
dan keselamatan setelah kematian maka hendaklah dia berbuat untuk kepentingan
hari akheratnya. Allah Ta’ala berfirman:
قال الله تعالى: {تِلْكَ
الدَّارُ الْآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِي
الْأَرْضِ وَلَا فَسَادًا وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ} [القصص: 83]
Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk
orang-orang yang tidak ingin
menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan
kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang
bertakwa.(QS. Al-Qososh: 83).
Barangsiapa yang selalu bertaqwa
kepada Allah Subhanahu wa ta’alla maka sungguh dia telah berpegang teguh dengan salah satu faktor yang
menyebabkan kemaslahatan, dan barangsiapa yang dilalaikan oleh kepentingan
dunia dari taat kepada Allah Shubhanahu
wa ta’alla maka dia telah menghina
agamanya, dan barangsiapa yang merasa aman dari siksa Allah Shubhanahu wa ta’alla maka dia telah merugi dengan kerugian yang
nyata. Allah Ta’ala berfirman:
قال الله تعالى: {وَلَوۡ
أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡقُرَىٰٓ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَفَتَحۡنَا عَلَيۡهِم بَرَكَٰتٖ
مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَٰكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذۡنَٰهُم بِمَا كَانُواْ
يَكۡسِبُونَ ٩٦ أَفَأَمِنَ أَهۡلُ ٱلۡقُرَىٰٓ أَن يَأۡتِيَهُم بَأۡسُنَا بَيَٰتٗا
وَهُمۡ نَآئِمُونَ ٩٧ أَوَ أَمِنَ أَهۡلُ ٱلۡقُرَىٰٓ أَن يَأۡتِيَهُم بَأۡسُنَا
ضُحٗى وَهُمۡ يَلۡعَبُونَ ٩٨ أَفَأَمِنُواْ مَكۡرَ ٱللَّهِۚ فَلَا يَأۡمَنُ مَكۡرَ
ٱللَّهِ إِلَّا ٱلۡقَوۡمُ ٱلۡخَٰسِرُونَ}
[الأعراف: 96- 99]
Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman
dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan
bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka
Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari
kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang
tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan
siksaan Kami kepada mereka di waktu mata hari sepenggalahan naik ketika mereka
sedang bermain?. Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah Subhanahu wa
ta’alla (yang
tidak terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali
orang-orang yang merugi. (QS. Al-A’rof: 96-99).
Wahai sekalian hamba Allah Subhanahu wa ta’alla , takutlah kepada -Nya, dan perhatikanlah
perintah dan larangan Allah Shubhanahu wa
ta’alla , serta ambillah pelajaran
dari orang-orang yang telah berlalu dan ambillah ibrah dari perjalanan hidup
mereka:
قال الله تعالى: {وَأَطِيعُواْ
اللّهَ وَالرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ} [آل عمران: 132]
“Dan
taatilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat.”. (QS. Ali Imron: 132).
قال الله تعالى : {فَلَا
تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُم بِاللَّهِ الْغَرُورُ} [لقمان: 33]
Maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia
memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu
(setan) memperdayakan kamu dalam (menaati) Allah Subhanahu wa ta’alla (QS.
Luqman: 33).
Sehingga kalian
tidak termasuk golongan orang-orang yang telah difirmankan oleh Allah:
قال الله تعالى: {أَمْ
تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ إِنْ هُمْ إِلَّا
كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا} [الفرقان: 44]
Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka
itu mendengar atau memahami. Mereka
itu tidak lain, hanyalah seperti binatang
ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang
ternak itu). (QS. Al-Furqon: 44).
Atau termasuk ke
dalam golongan orang-orang yang disebutkan oleh Allah Subhanahu wa ta’alla di
dalam firman -Nya:
قال الله تعالى: {۞إِنَّ
شَرَّ ٱلدَّوَآبِّ عِندَ ٱللَّهِ ٱلصُّمُّ ٱلۡبُكۡمُ ٱلَّذِينَ لَا يَعۡقِلُونَ
٢٢ وَلَوۡ عَلِمَ ٱللَّهُ فِيهِمۡ خَيۡرٗا لَّأَسۡمَعَهُمۡۖ وَلَوۡ أَسۡمَعَهُمۡ
لَتَوَلَّواْ وَّهُم مُّعۡرِضُونَ}
[الأنفال: 22، 23]
Sesungguhnya binatang (makhluk) yang
seburuk-buruknya pada sisi Allah Subhanahu
wa ta’alla ialah
orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa
pun. Kalau kiranya Allah Subhanahu wa ta’alla
mengetahui kebaikan ada pada mereka, tentulah Allah Subhanahu wa ta’alla
menjadikan
mereka dapat mendengar. Dan jika Allah Subhanahu wa ta’alla menjadikan
mereka dapat mendengar, niscaya mereka pasti berpaling juga, sedang mereka
memalingkan diri (dari apa yang mereka dengar itu). (QS. Al Anfal: 22-23).
Semoga Allah
Subhanahu wa ta’alla memberikan keberkahannya bagiku dan bagi
kalian semua di dalam Al-Qur’an yang mulia, dan Allah Subhanahu wa ta’alla memberikan manfaat bagiku dan bagi kalian
dengan ayat-ayat –Nya Yang Maha Bijaksana yang tertera di dalamnya. Hanya
inilah yang bisa saya sampaikan dan aku memohon ampunan bagi diriku dan bagi
kalian serta seluruh kaum muslimin kepada Allah Subhanahu wa ta’alla yang Maha Mulia dari segala dosa. Mohonlah
ampun kepada -Nya dan bertaubatlah kepada Allah Subhanahu wa ta’alla, sebab Dia adalah Zat Yang Pengampun lagi Maha
Penyayang.
Khutbah
Kedua
قال الله تعالى: {الْحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَلَهُ الْحَمْدُ
فِي الْآخِرَةِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ} [سبأ: 1]
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa ta’alla yang
memiliki apa yang di langit dan apa yang di
bumi dan bagi -Nya (pula) segala puji di akhirat.. Dan Dia -lah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Saba’: 1)
قال الله تعالى: {غَافِرِ
الذَّنبِ وَقَابِلِ التَّوْبِ شَدِيدِ الْعِقَابِ} [غافر: 3]
Yang
Mengampuni dosa dan Menerima tobat lagi keras hukuman-Nya;
(QS. Gafir: 3)
Aku memuji Allah Subhanahu wa ta’alla Yang
Maha Tinggi, dan aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah dengan
sebenarnya selain Allah Subhanahu wa
ta’alla, Yang Maha Esa dan
tiada sekutu bagi -Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam adalah hamba dan utusan -Nya, semoga
Allah Subhanahu wa ta’alla
mencurahkan shalawat dan
salam serta keberkahan kepada beliau, kepada para keluarga, kepada para
pengikut beliau hingga hari kiamat.
Amma
Ba’du: Takutlah kepada Allah Subhanahu wa
ta’alla dan
ketahuilah bahwa Allah Ta’ala telah menciptakan kita di dunia ini, dan
memberikan nikmat kepada kita dalam kehidupan ini dengan nikmat yang besar,
menurunkan bagi kita sebuah kitab yang agung yang penuh dengan berbagai
perintah dan larangan, dan Dia memerintahkan kepada kita untuk beramal
dengannya selama hidup di dunia ini, dan memberitahukan kepada kita bahwa
seluruh makhluk ini akan berpindah menuju alam pembalasan:
قال الله تعالى: {كُلُّ
نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ
وَما الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ} [آل عمران: 185]
Tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada
hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam
surga, maka
sungguh
ia telah beruntung. (QS. Ali Imron: 185).
Bahkan
Allah Ta’ala telah memberitahukan bahwa Dia menciptakan hidup dan mati untuk
menguji hamba –Nya, siapakah di antara mereka yang baik amalnya.
قال الله تعالى: {تَبَٰرَكَ
ٱلَّذِي بِيَدِهِ ٱلۡمُلۡكُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٌ ١ ٱلَّذِي خَلَقَ
ٱلۡمَوۡتَ وَٱلۡحَيَوٰةَ لِيَبۡلُوَكُمۡ أَيُّكُمۡ أَحۡسَنُ عَمَلٗاۚ وَهُوَ
ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡغَفُورُ}
[الملك: 1، 2]
Maha Suci Allah Subhanahu wa ta’alla Yang di tangan -Nya lah segala kerajaan, dan Dia
Maha Kuasa atas segala sesuatu, Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia
menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS. Al-Mulk: 1-2).
Wahai
sekalian hamba Allah Subhanahu wa ta’alla
. Di dalam Al-Qur’an banyak sekali terdapat larangan dan perintah -Nya yang
mengetuk pintu-pintu telinga manusia, dan seandainya larangan dan perintah
tersebut diturunkan kepada gunung-gunung maka kalian akan melihat gunung
tersebut tunduk dan luluh karena takut kepada Allah Subhanahu wa ta’alla, padahal gunung tersbut kokoh, kuat dan
perkasa. Al-Qur’an menceritakan tentang kedahsyatan hari akherat yang penuh
dengan berbagai siksa yang pedih sehingga menyebabkan anak kecil beruban:
قال الله تعالى: {وَتَضَعُ
كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَمَا هُم بِسُكَارَى
وَلَكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ}
[الحج: 2]
“…dan gugurlah kandungan segala wanita yang
hamil dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka
tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat keras”. (QS. Al-Haj: 2).
Telah datang kepada kita
peringatan yang memperingatkan kita akan berlalunya hari-hari dan semakin
berkurangnya umur, orang yang tertimpa kematian datang silih berganti siang dan
malam.
Wahai
sekalian hamba Allah Subhanahu wa ta’alla
, sudah pantas bagi orang yang
berakal, yang menyadari dirinya diciptakan untuk sebuah hikmah yang tinggi, dan
menyadari bahwa dirinya akan mati setelah kehidupan ini, dan dirinya tidak
mengetahui di bumi manakah dia akan mati, saat kapankah dirinya mati, manusia juga menyadari bahwa tidak ada
seorangpun yang akan menemaninya dan tidak ada yang memberikan manfaat apapun
baginya saat dirinya telah berpindah dari alam yang fana ini menuju alam yang
abadi kecuali apa yang telah dipersembahkannya selama hidup di dunia berupa
kebaikan dan petunjuk.
Bertaqwalah kepada Allah Subhanahu wa ta’alla dan taatilah Dia dalam apa yang
diperintahkannya untuk bertaqwa kepada-Nya, taatilah Allah Subhanahu wa ta’alla saat
Dia memerintahkan kepada kalian untuk berlomba-lomba dalam menunaikan amal
sholeh, arahkanlah diri kalian, konsistenlah dalam beramal shaleh,
peringatkanlah pribadi-pribadi kalian dengan manfaat dan pengaruh positif amal
shaleh. Peringatkanlah bahwa kematian itu akan diundur karena kalian berniat
melakukan amal shaleh, sebab bisa jadi
saat berfikir bahwa kematian itu lebih dekat dari tali sandal atau urat
lehernya.
Hanya
ini yang bisa saya sampaikan, ucapkanlah shalawat dan salam kepada Nabi
Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.
Post a Comment