Ujian
Ujian
Segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa ta’ala ,
shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wasallam
, dan aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya
selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi -Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan
utusan -Nya..
Amma Ba’du:
Dunia ini adalah tempat ujian dan bencana, orang yang
beriman diuji padanya dengan berbagai kesenangan dan kesusahan, kepahitan dan
kesejahteraan, sehat dan sakit, kekayaan dan kemiskinan, ujian syahwat dan
syubhat. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
Tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu
dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya).
Dan hanya kepada Kami lah kamu dikembalikan. (QS. Al-Anbiya’: 35)
Maksudnya
adalah kami akan menguji kalian terkadang dengan musibah dan terkadang pula
dengan kenikmatan, lalu kami akan lihat siapakah orang yang bersyukur dan orang
yang kafir, siapakah orang yang bersabar dan orang yang berputus asa. Ibnu
Abbas berkata: (نَبْلُوكُم) atau kami akan mengujimu dengan kejahatan dan kebaikan atau
kekerasan dan kesejahteraan, kesehatan dan penyakit, kekayaan dan kemiskinan,
dengan perkara yang halal dan haram, ketaatan dan kamaksiatan, dengan petunjuk
dan kesesatan”.[1]
Kemudian Subhanahu
wa ta’alaberfirman: (وَإِلَيْنَا
تُرْجَعُونَ) artinya kami akan membalas kalian karena sikap kalian terhadap semua bentuk
ujian ini. Maka barangsiapa yang bersikap dengan sikap orang yang
beriman dan bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dalam segala keadaan maka dia pasti mendapat
pahala dengannya dan barangsiapa yang berbuat buruk maka dia pasti mendapat
siksa.
Subhanahu
wa ta’alaberfirman:
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan
sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang
yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa
ilaihi raaji`uun" Artinya: Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada –Nya lah
kami kembali. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat
dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.( QS. Al-Baqarah: 155-157).
Subhanahu
wa ta’alaberfirman;
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal
belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang
terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka
dan kesengsaraan, serta diguncangkan (dengan bermacam-macam
cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang
beriman bersamanya:
"Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah,
sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (QS. Al-Baqarah: 214).
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari di dalam kitab shahihnya
dari Khabab bin Art, dia berkata: Kami mengadu kepada Nabi Muhammad Shalallahu
‘alaihi wasallam pada saat beliau sedang berbantal dengan selendangnya di
bawah naungan Ka’bah, kami berkata kepada beliau, “Tidakkah engkau memohon agar
Allah memberikan pertolongan -Nya bagi kami?. Tidakkah engkau berdo’a agar
Allah memberikan kemenangan bagi kami?. Maka Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi
wasallam bersabda, “Sungguh seorang
lelaki sebelum kalian digalikan baginya sebuah lubang di tanah lalu dia
ditimbun padanya, dan didatangkan baginya sebuah gergaji dan diletakkan pada
kepalanya lalu kepalanya dibelah dua namun hal itu tidak menghalanginya untuk
tetap teguh pada agama Allah, seorang lelaki lain disisir dengan sisir dari
besi pada bagian daging, tulang dan urat-uratnya namun hal itu tidak
menyurutkan tekadnya dari Agama Allah. Demi Allah!. Sungguh Allah akan
menyempurnakan perkara agama ini sehingga seseorang akan berjalan dari Shan’a
sehingga ke Hadhramaut dan dia tidak akan takut kecuali kepada Allah atau
seorang penggembala tidak akan takut terhadap serigala
yang menerkam gembalaannya, namun kalian tergesa-gesa”.[2]
Diriwayatkan
oleh Al-Turmudzi dari Sa’d bin Abi Waqqas Radhiyallahu ‘anhu berkata:
Aku bertanya wahai Rasulullah siapakah orang yang paling keras ujiannya?. Nabi Muhammad
Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Para
Nabi, kemudian orang yang terbaik ( diantara kalian) kemudian orang yang
terbaik ( diantara kalian), seseorang akan diuji berdasarkan agamanya, apabila
agamanya kuat maka ujiannyapun semakin besar, dan jika agamanya ringan maka dia
akan diuji seukuran tingkat agamanya, dan seorang
hamba akan senantiasa mendapat ujian sehingga Allah meninggalkannya berjalan di
atas bumi dan dia tidak memiliki kesalahan apapun”.[3]
Seorang lelaki bertanya kepada Imam Syafi’i
rahimhullah, “Wahai Abu Abdullah manakah yang lebih baik bagi seorang lelaki
apakah seseorang diberikan kekuasaan di bumi lalu dia bersyukur kepada Allah
Azza Wa Jalla atau diuji dan dia bersabar atas ujian tersebut?. Maka Imam
syafi’i menjawab, “Seseorang tidak akan diberi kekuasaan sehingga dia diuji,
sesungguhnya Subhanahu wa ta’alatelah menguji Nuh, Ibrahim dan Muhammad semoga
kesejahteraan dilimpahkan atas mereka semua, lalu pada saat mereka bersabar
maka Allah memberikan kekuasaan bagi mereka maka jangan sampai seseorang
menyangka bahwa dia akan selamat dari penyakit selamanya”.[4]
Subhanahu wa ta’alaberfirman:
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang
yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka
berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, (QS. Al-Nur: 55)
Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, “Aku
memohon kepada Allah agar Dia menjadikan kalian sebagai orang yang apabila
diberikan nikmat maka dia bersyukur, dan apabila diuji maka dia bersabar, dan
apabila melakukan dosa maka dia meminta ampun, sesungguhnya tiga perkara ini
adalah modal bagi kebahagiaan seorang hamba, tanda keberuntungannya di dunia
dan akherat dan tidak ada seorangpun yang bisa terlepas darinya selamanya,
sesungguhnya seorang hamba akan tetap berbolak balik pada tiga keadaan ini”.[5]
Seorang mu’min akan ditimpa oleh ujian untuk menghapuskan kesalahannya,
mengangkat derajatnya sehingga bisa dibedakan antara yang buruk dengan yang
baik dan banyak lagi hikmah-hikmah lainnya.
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari di dalam kitab shahihnya
dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu berkata: Aku masuk menemui Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wasallam pada saat beliau sedang
mengaduh dengan suatu penyakit yang keras, maka akupun menyentuhnya dengan
tanganku ini, maka aku berkata, “Wahai Rasulullah sesungguhnya engkau sedang
mengaduh dengan suatu penyakit yang begitu serius?. Maka Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wasallam bersabda, “Benar. Sesungguhnya aku sedang mengaduh dengan suatu penyakit seperti
mengaduhnya dua orang di antara kalian”. Aku bertanya kembali kepada
beliau: Maka Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab: Benar, kemudian Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wasallam bersabda: Tidaklah
seorang yang beriman ditimpa oleh suatu gangguan dan penyakit dan apa-apa yang
lain kecuali Allah akan menghapuskan dengannya kesalahan-kesalahannya
sebagaiman pepohonan menggugurkan daun-daunnya pohon”.[6]
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Abu
Hurairah RA bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa
yang dikehendaki oleh Allah suatu kebaikan baginya maka Dia akan memberinya
musibah”.[7]
Abu Ubaidah Al-Harwi berkata: maksudnya Subhanahu wa ta’alamemberinya ujian
dengan berbagai musibah agar Dia memberi pahala dengannya dan umat Islam ini
telah diuji dengan konspirasi dan kezaliman musuh terhadap diri mereka, hal itu
baik sebagai sanksi yang telah diturunkan oleh Subhanahu wa ta’alaatas mereka
akibat kelalaian dalam menjalankan ketaatan kepada -Nya atau sebagai ujian dan
cobaan. Subhanahu wa ta’alaberfirman:
“Demikianlah,
apabila Allah menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji sebahagian kamu dengan sebahagian
yang lain”. (QS. Muhammad: 4).
Subhanahu wa ta’alaberfirman:
Alif laam miim. Apakah manusia itu mengira
bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman",
sedang mereka tidak diuji lagi?.(QS. Al-Ankabut: 1-2)
Dan realita yang kita saksikan pada zaman sekarang ini berupa hegemoni
orang-orang kafir di setiap tempat, mereka bersatu memerangi umat Islam, tidak
lain kecuali sebagai wujud kebenaran sabda Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi
wasallam di dalam sebuah riwayat Imam Abu Dawud dari
Tsauban Radhiyallahu ‘anhu berkata:
Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam
bersabda, “Umat ini hampir saja
memperebutkan kalian sebagaimana orang-orang yang makan memperbutkan makanan di
atas tempayannya. Seorang bertanya: Apakah jumlah kita sedikit pada waktu
itu wahai Rasulullah?. Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Bahkan jumlah kalian banyak pada saat itu,
namun kalian bagi buih di air yang banjir, sungguh Allah akan mencabut dari
dada-dada musuh kalian rasa gentar terhadap kalian dan Allah akan menghunjamkan
di dalam hati-hati kalian rasa wahan. Seorang bertanya: Wahai Rasulullah
apakah yang disebut dengan wahan tersebut?. Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wasallam bersabda, “Cinta dunia dan benci kematian”.[8]
Tidak ada solusi yang tepat
kecuali dengan berpegang teguh dengan kitab Subhanahu wa ta’aladan sunnah
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam , berlepas diri dari kesyirikan dan pelakunya, dan wajib bagi orang yang
beriman untuk meyakini bahwa pertolongan
Subhanahu wa ta’alapasti dekat, walaupun musuh-musuh banyak dan kekuatan mereka
besar, sebab sesungguhnya Subhanahu wa ta’alapasti akan menolong para hamba -Nya
yang beriman. Subhanahu wa ta’alaberfirman:
Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai
harapan lagi tentang keimanan mereka) dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada para rasul
itu pertolongan Kami, lalu diselamatkan orang-orang yang Kami kehendaki. Dan tidak dapat ditolak siksa Kami daripada
orang-orang yang berdosa. (QS. Yusuf: 110).
Subhanahu wa ta’alaberfirman;
Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami
dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat). (yaitu) hari yang
tiada berguna bagi orang-orang lalim
permintaan maafnya dan bagi merekalah laknat dan bagi merekalah tempat
tinggal yang buruk. QS. Gafir: 51-52
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa ta’ala Tuhan semesta
alam, semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad Shalallahu
‘alaihi wasallam dan kepada keluarga, shahabat serta seluruh pengikut
beliau.
[1] Tafsir Ibnu Katsir: 3/178
[2] Al-Bukhari: no: 3612
[3] HR. Al-Turmudzi dia berkata hadits ini hasan,
bab sabar terhadap cobaan: no: 2398
[4] Al-Fawaid, Ibnul Qoyyim,
halaman: 294
[5] Al-Wabilus Shayyib minal
kalimit thayyib: halaman: 3
[6] Al-Bukhari: no: 5660
[7] Al-Bukhari: no: 5645
[8] HR. Abu Dawud, dalam kitab al
malahim (peperangan) bab umat ini hampir-hampir dikepung oleh mususuh : no:
4297
Post a Comment