Cara Menangkal Dan Menanggulangi Sihir
Cara Menangkal
Dan Menanggulangi Sihir
Allah
telah mensyari’atkan kepada hamba-Nya supaya mereka menjauhkan diri dari kejahatan
sihir sebelum terjadi pada diri mereka, dan Allah menjelaskan pula tentang
bagaimana cara pengobatannya bila ia terjadi pada diri mereka. Ini merupakan
rahmat dan kasih sayang Allah, kebaikan dan kesempurnaan ni’mat-Nya kepada
hamba-Nya.
Berikut
ini beberapa penjelasan tentang usaha menjaga diri dari bahaya sihir sebelum
terjadi, begitu pula usaha dan cara pengobatannya bila terkena sihir, yakni
dengan cara-cara yang dibolehkan menurut syara’.
1- Tindakan preventif yakni usaha menjauhkan diri dari bahaya
sihir sebelum terjadi. Cara yang paling penting dan bermanfa’at adalah
penjagaan dengan melakukan dzikir yang disyariatkan, membaca do’a dan ta’awwudz
sesuai dengan tuntunan Rasulullah diantaranya seperti
di bawah ini:
A. Membaca ayat Kursi setiap selesai shalat lima waktu sesudah membaca wirid yang
disyariatkan setelah salam atau dibaca ketika akan tidur. Karena ayat kursi
termasuk ayat yang paling besar nilainya di dalam Al Qur’an. Rasulullah bersabda dalam satu hadits shahih:
(( مَنْ قَرَأَ
آيَةَ الكُرْسِي فِيْ لَيْلَةٍ لم يَزَلْ عَلَيْهِ مِنَ اللهِ حَافِظ وَلاَ
يَقْرَبُهُ
شَيْطَانٌ حَتىَّ يُصْبِح ))
“Barang siapa yang membaca ayat kursi pada malam hari, Allah
senantiasa menjaganya dan setan tidak akan mendekatinya sampai subuh.”
Ayat
tersebut dalam surat
Al Baqarah 255:
“Allah tidak ada
Ilah (yang berhak disembah) kecuali Dia Yang Maha Hidup lagi terus-menerus
mengurus makhluk-Nya, tidak terkena rasa mengantuk dan tidak tidur,
kepunyaan-Nya apa yang di langit dan apa yang di bumi. Siapakah yang dapat
memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa yang di
hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari
ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan
bumi. Dan Allah tidak merasa berat
memelihara keduanya. Dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”
B. Membaca Surat Al Ikhlas, surat Al Falaq, dan Surat An Naas
pada setiap selesai shalat lima waktu, dan membaca ketiga surat tersebut
sebanyak tiga kali pada pagi hari sesudah subuh dan di awal malam sesudah
shalat Maghrib, dan sebelum tidur.
C. Membaca dua ayat terakhir surat Al Baqarah ayat 285-286, pada permulaan
malam, sebagaimana sabda Rasulullah e:
(( مَنْ قَرَأَ آيَتَيْنِ مِنْ آخرِ سُوْرَةِ البَقَرَةِ فِيْ
لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ ))
]متفق عليه[.
“Barang siapa yang
membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah pada malam hari, maka cukuplah
baginya (sebagai pencegah dari segala kejahatan).”
Adapun bacaan
ayat tersebut adalah sebagai berikut:
“Rasul telah beriman kepada apa yang
diturunkan kepadanya dari Rabbnya, demikian pula orang-orang yang beriman.
Semua beriman kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, dan
Rasul-rasul-Nya, mereka mengatakan kami tidak membeda-bedakan seseorangpun
dengan yang lainnya diantara Rasul-rasul-Nya, dan mereka mengatakan: Kami
dengar dan kami taat, mereka berdo’a:
Ampunilah kami ya Rabb kami dan kepada
Engkaulah tempat kembali". (QS Al Baqarah 285).
"Allah tidak
mebebani seseorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya, Ia mendapat pahala
(dari kebaikan) yang diusahakannya dan mendapat siksa dari (dosa) yang ia
kerjakan. Mereka berdo’a: Ya Rabb kami janganlah Engkau hukum kami jika kami
lupa atau bersalah. Ya Rabb kami janganlah Engkau bebankan kepada kami beban
yang berat, sebagaimana Engkau telah bebankan kepada orang-orang sebelum kami.
Yaa Rabb kami janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa-apa yang kami tidak
sanggup memikulnya, dan maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami
Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap orang-orang kafir.” ( QS Al Baqarah 286 ).
D.
Banyak membaca:
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ
التَامَّات مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
"Aku
berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan apa yang Dia
ciptakan".
Hendaklah
dibaca pada malam dan siang hari ketika singgah di suatu tempat, ketika masuk
dalam suatu bangunan, ketika berada di tengah padang pasir, di udara atau di laut.
Sabda
Rasulullah e:
(( مَنْ نَزَلَ
مَنْزِلاً فَقَالَ أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَامَّات مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
لَمْ يَضُرّهُ حَتَّى يَرْتَحِلَ مِنْ مَنْزِلِهِ ذَلِكَ )) ]رواه مسلم[.
“Barang siapa
singgah di suatu tempat dan dia mengucapkan: (aku
berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan apa yang Dia
ciptakan) maka tidak ada sesuatupun yang membahayakannya sampai ia pergi dari
tempat itu”.
E. Membaca do’a di
bawah ini masing-masing tiga kali pada pagi hari dan menjelang malam:
((
بِسْمِ اللهِ الَّذِي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الأَرْضِ وَلاَ فيِ
السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْم )) ] رواه أبو داود
والترمذي [.
“Dengan nama
Allah, yang tidak ada yang membahayakan bersama nama-Nya sesuatupun yang ada di
bumi dan di langit, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (HR Abu Daud dan Tirmidzi).
Bacaan Dzikir dan ta’awudz ini merupakan sebab yang besar
untuk memperoleh keselamatan dan menjauhkan diri dari kejahatan sihir dan
kejahatan lainnya bagi mereka yang selalu mengamalkannya secara benar disertai
keyakinan yang penuh kepada Allah, bertumpu dan pasrah kepada-Nya dengan lapang
dada dan hati yang khusyu’.
2) Bacaan-bacaan seperti ini juga merupakan senjata ampuh
untuk menghilangkan sihir yang sedang menimpa seseorang, dengan cara dibaca
dengan hati yang khusyu’, tunduk, dan merendahkan diri, seraya memohon kepada
Allah agar dihilangkan bahaya dan malapetaka yang dihadapi. Do’a-doa’
berdasarkan riwayat yang kuat dari Rasulullah e untuk menyembuhkan
penyakit yang disebabkan oleh sihir dan lain sebagainya adalah sebagai berikut:
A- Rasulullah e meruqyah (menjampi-jampi) shahabatnya dengan bacaan:
((
اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ البَأْسَ وَاشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لاَ
شِفَاءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَماً )) ]رواه البخاري[.
“Ya Allah
Pemelihara manusia, hilangkanlah penyakit dan sembuhkanlah, Engkau Maha
Penyembuh, tidak ada penyembuhan melainkan penyembuhan-Mu, penyembuhan yang
tidak meninggalkan penyakit”.
(HR Bukhari).
Beliau mengulanginya sebanyak tiga kali.
Do’a yang dibaca Jibril u ketika menjampi Rasulullah e :
((بِسْمِ
اللهِ أَرْقِيكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيْكَ وَمِنْ كُلِّ شَرِّ نَفْسٍ أوْ
عَيْنٍ حَاسِدٍ، اللهُ يَشْفِيك، بِسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ))
“Dengan nama Allah
aku menjampimu, dari segala yang mengganggumu dan dari segala kejahatan setiap
jiwa, atau dari mata yang dengki, Allah menyembuhkanmu, dengan nama Allah aku menjampi-Mu.”
Hendaklah do’a ini diulang tiga kali.
B- Pengobatan
sihir dengan cara lainnya, terutama bagi laki-laki yang tidak dapat berjima’
dengan istrinya karena terkena sihir, dengan cara mengambil tujuh lembar daun
bidara yang masih hijau ditumbuk atau diulek dengan batu atau alat tumbuk
lainnya, sesudah itu dimasukkan ke dalam sebuah bejana atau wadah, kemudian
tuangkanlah air ke dalam wadah itu secukupnya untuk mandi, bacakan ayat kursi
ke dalam bejana tersebut, bacakan pula surat Al kafirun, Al Ikhlas, An-Naas dan
ayat-ayat penangkal sihir yang
lainnya dalam surat Al-A’raf ayat:
117-119, Yunus ayat: 79-82, Surat Thaha ayat: 65-69.
Surat Al-A’raf 117-119:
“Dan
kami wahyukan kepada Musa: Lemparkanlah tongkatmu, maka sekonyong- konyong
tongkat itu menelan apa yang mereka sulapkan, karena itu nyatalah yang benar
dan batal-lah apa yang mereka kerjakan, Maka mereka terkalahkan di tempat itu
dan jadilah mereka hina.
Bacaan surat
Yunus 79-82:
“Fir’aun berkata:
datangkanlah kepadaku semua ahli-ahli sihir yang pandai, maka tatkala ahli-ahli
sihir itu datang, Musa berkata kepada mereka: lemparkanlah apa yang kalian
hendak lemparkan. Maka tatkala mereka telah melemparkan, Musa berkata: apa yang
kamu lakukan dari sihir itu Allah akan menampakkan kebatilannya, Sesungguhnya
Allah tidak akan membiarkan terus berlangsung pekerjaan orang-orang yang
membuat kerusakan, dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapan-Nya,
walaupun orang-orang yang banyak dosa tidak menyukainya.”
Bacaan surat
Thaha ayat: 65-69:
“Mereka berkata
Hai Musa pilihlah, apakah kamu yang melemparkan dahulu ataukah kamilah orang
yang mula-mula melemparkan? Berkata Musa: silahkan kamu sekalian melemparkan,
maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka, terbayang kepada Musa
seakan-akan ia merayap cepat, lantaran sihir mereka. Maka Musa merasa takut
dalam hatinya. Kami berfirman: Janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang
paling unggul (menang) dan lemparkanlah apa yang ada ditangan kananmu, niscaya
menelan apa yang mereka perbuat, sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu hanya
tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari
mana saja ia datang.”
Setelah selesai membaca ayat-ayat tersebut di atas hendaklah
minum tiga teguk dari airnya dan sisanya dipakai untuk mandi
Dengan cara ini mudah-mudahan Allah I menghilangkan penyakit yang sedang diderita, dan seandainya
masih diperlukan pengobatan seperti ini beberapa kali, boleh saja dilakukan
kembali dua kali atu lebih sampai benar-benar hilang penyakitnya.
C- Cara
pengobatan lainnya, sebagai cara yang
paling bermanfaat ialah berupaya mengerahkan tenaga dan daya untuk mengetahui
di mana tempat sihir dipendam, diatas gunung atau di tempat manapun berada dan
bila sudah diketahui tempatnya, ambil dan musnahkan sehingga lenyaplah sihir
tersebut.
Inilah beberapa penjelasan tentang perkara-perkara yang
dapat menjaga diri dari sihir dan usaha pengobatan atau cara penyembuhannya.
Dan hanya kepada Allah-lah kita mohon pertolongan-Nya.
Adapun pengobatan dengan cara–cara yang dilakukan oleh
tukang-tukang sihir yaitu dengan
mendekatkan diri kepada jin disertai penyembelihan hewan atau cara–cara
mendekatkan diri lainnya, semua itu tidak dibenarkan karena termasuk perbuatan
setan bahkan termasuk perbuatan syirik yang paling besar yang wajib dihindari.
Demikian pula pengobatan dengan cara bertanya kepada dukun
dan tukang ramal dan menggunakan petunjuk sesuai dengan apa yang mereka
katakan, semua itu tidak dibenarkan dalam Islam, karena dukun-dukun tersebut
adalah para pendusta dan pembohong yang mengaku mengetahui hal-hal yang ghaib
dan kemudian menipu manusia.
Rasulullah e
telah memperingatkan orang-orang yang mendatangi mereka, menanyakan mereka dan
membenarkan apa yang mereka katakan, sebagaimana telah dijelaskan hukum-hukumnya
di awal tulisan ini.
Rasulullah e
ditanya tentang nusyrah, maka beliau menjawab,"itu adalah termasuk
amalan setan." (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abu Daud dengan sanad
yang baik).
Nusyrah adalah upaya menghilangkan sihir dari orang yang
terkena sihir, dan yang dimaksudkan oleh Nabi dengan nusyrah dalam hadist
tersebut adalah yang dilakukan oleh kaum jahiliyah, yaitu menanyakan kepada
tukang sihir untuk menghilangkan sihir, atau menghilangkannya dengan sihir yang
semisalnya dari tukang sihir yang lain. Adapun melepaskan sihir dengan ruqyah
dan doa-doa ta`awwudz yang disyariatkan serta doa-doa yang diperbolehkan, maka
hal itu tidak mengapa, seperti yang dijelaskan oleh Ibnu Qayyim, Syaikh
Abdurrahman bin Hasan dalam bukunya "Fathul Majid", dan para ulama
lainnya.
Kepada Allah I tempat kita memohon agar seluruh kaum muslimin dilimpahkan
kepada mereka kesejahteraan, kesehatan, dan keselamatan dari segala kejahatan,
dan semoga Allah melindungi mereka, agama mereka dan menganugerahkan kepada mereka
pemahaman pada agama-Nya, serta memelihara mereka dari segala sesuatu yang
menyalahi syariat-Nya.
Semoga shalawat dan salam selalu terlimpah atas hamba
Rasul-Nya, Muhammad, keluarga, beserta para sahabatnya.
Post a Comment