HAKEKAT MENUSUK DIRI DENGAN BATANG BESI
HAKEKAT MENUSUK DIRI DENGAN BATANG BESI
Menusuk
diri dengan batang besi adalah perbuatan yang belum pernah dilakukan oleh
Rasululloh dan para sahabatnya. Kalaupun perbuatan ini membawa kebaikan niscaya
mereka telah lebih dahulu melakukannya. Tetapi itu perbuatan para ahli tasawwuf
dan ahli bid’ah. Sungguh saya telah menyaksikan ketika para ahli tasawwuf
berkumpul di masjid, mereka memukul terbang sambil menyanyikan lagu ini :
هات كاس الراح
واسقنا الأقداح
“Bawah
ke sini gelas arak isilah gelas ini untuk saya.”
Mereka tidak merasa malu menyebut arak dan
gelas yang diharamkan itu di baitullah (masjid), kemudian mereka memukul
terbang (rebana) dengan keras seraya meminta pertolongan kepada selain Allah
dengan teriakan :
يا
جداه “Hai kakek”
Demikianlah
terus-menerus mereka perbuat sehingga datang syaitan-syaitan kepada mereka.
Kemudian salah satu dari mereka melepas bajunya, mengambil sebatang besi yang
tajam lalu menusukkannya ke dalam perutnya. Setelah itu salah satu dari mereka
berdiri mengambil kaca lalu dipecahkannya lantas dikunyah-kunyahnya dengan
giginya.
Saya berkata dalam hati Kalau memang benar
apa yang mereka perbuat, mengapa mereka tidak berperang melawan orang yahudi
yang telah menjajah negara kita dan membunuh anak-anak kita. Pekerjaan semacam
ini sebenarnya dibantu oleh setan-setan yang berada di sekeliling mereka dan
memang mereka sudah berpaling dari dzikir kepada Allah, bahkan mereka berbuat
syirik kepada Allah ketika mereka memohon bantuan kepada selain Allah yaitu
yang disebut sebagai kakek mereka, sesuai firrman Allah I :
] ومن يعش عن ذكر الرحمن نقيض له شيطانا فهو له قرين وإنهم ليصدون عن السبيل ويحسبون أنهم مهتدون [
“Baragsiapa
berpaling dari peringatan Dzat Yang Maha Pemurah (Al-Qur’an) Kami ikatkan
dengannya syaitan, maka syaitan itulah
yang menjadi teman yang selalu menyertainya. Syaitan-syaitan itu benar-benar
menghalangi mereka dari jalan kebenaran dan mereka menyangka bahwa mereka
mendapat petunjuk.”
(Az-Zumar : 36-37).
Tidak aneh
kalau syaitan-syaitan itu membantu mereka karena Nabi Sulaiman sendiri pernah
ditawari jin bantuan untuk membawa singgasana Ratu Balqis, seperti dalam firman
Allah :
] قال عفرت من الجن أن آتيك به قبل أن تقوم من
مقامك وإني عليه قوي أمين [
“Maka
berkata ifrit dari golongan jin : Aku akan datang kepadamu dengan membawa
singgasana itu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu. Sesungguhnya aku
benar-benar kuat untuk membawanya dan dapat dipercaya.” (An-Naml :
39).
Masalah menusuk diri dengan batang
besi bukan hanya dilakukan oleh ahli tasawwuf, tetapi juga dilakukan oleh orang
kafir. Orang yang pernah berkelana ke India, seperti Ibnu Batutah, pernah
menyaksikan sendiri bahwa orang Majusi juga malakukan perbuatan itu padahal
mereka orang kafir. Jadi masalahnya bukan kekeramatan atau kewalian, tetapi hal
perbuatan syaitan yang berkumpul di arena musik dan nyanyi, sebab pada umumnya
orang yang berbuat demikian, adalah orang yang berbuat maksiat, bahkan
terang-terangan melakukan perbuatan syirik seperti meminta kepada kakek mereka
yang sudah meninggal. Bagaimana orang seperti ini dapat digolongkan sebagai
wali dan orang yang mempunyai karomah?
Allah berfirman :
] ألا إن أولياء الله لا خوف عليهم ولا هم يحزنون الذين آمنوا وكانوا يتقون [
“Ingatlah
sesunguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kehawatiran bagi mereka dan tidak
pula bersedih hati, yaitu orang-orang yang beriman dan selalu bertaqwa.” (Yuus :
62-63).
Jelaslah bahwa
wali itu ialah orang yang mu’min yang hanya memohon pertolongan kepada Allah
saja dan selalu bertaqwa, jauh dari perbuatan maksiat dan syirik, yang
kadang-kadang diberikan karomah oleh Allah tanpa diminta dan diperlihatkan
kepada manusia.
Post a Comment