JILBAB …Diserang dari Luar dan Dalam
JILBAB …Diserang dari Luar dan Dalam
Segala puji bagi Allah, shalawat dan
salam kepada Rasulallah SAW.
Wa ba’du :
Sesungguhnya terdapat riwayat yang shahih
dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bahwa beliau Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda :
يوشك أن تتداعى عليكم
الأمم، كما تتداعى الأكلة إلى قصعتها
“Kelak umat-umat lain akan
mengerumuni kalian, sebagaimana makanan (siap santap, pent.) yang dikerumuni di
seputar tempat hidangannya.”
Saat ini kita melihat secara kasat mata, bagaimana statement permusuhan
yang dilontarkan secara terbuka oleh bangsa-bangsa lain yang merupakan bagian
dari golongan syaithan yang menyesatkan, baik dari jenis jin maupun manusia di
belahan bumi bagian timur dan barat. Manusia-manusia yang mendukung mereka
menganggap bahwa mereka masih bagian dari kaum muslimin, sementara mereka
memproklamirkan secara terang-terangan untuk memerangi Islam dan kaum muslimin.
Setiap hari kita mendapati mereka sedang mengarahkan panah-panah beracun mereka
kepada umat Islam.
Hal yang lebih mengejutkan lagi aneh
bagi kita, Menteri Kebudayaan Mesir melontarkan pernyataannya :
“Sesungguhnya hijab (pakaian jilbab yang menutupi
seluruh aurat wanita, pent.) itu merupakan langkah kemunduran (budaya) … !!!”
Ini merupakan pernyataan seorang mentri sebuah negara
arab terbesar yang menjadi contoh kebudayaan di kebanyakan negara-negara
muslim.
(Terbukti) benar, sesungguhnya
kecemburuan dan kedengkian mereka semakin bertambah saat menyaksikan wanita
muslimah yang menjaga kesucian diri mereka di zaman yang penuh fitnah, ia
memelihara hijabnya yang telah diwajibkan oleh Allah dari tujuh lapis
langit kepadanya, dan memegang teguh nilai-nilai agamanya yang lurus (al-hanif).
Kami mendapati mereka sebagai
komplotan konspirasi … (dimana) gerak mereka tidak pernah berhenti dan mata
mereka tidak pernah terpejam, hingga terealisasinya (target) mereka melucuti
hijab yang suci lagi santun dari (tubuh) wanita muslimah.
Kenapa bisa semua kedengkian ini
terhujam (dalam hati kalian)? Bukankah kalian mengklaim bahwa kalian merupakan
penggiat-penggiat demokrasi? Lalu kenapa kalian biasa melakukan kesewenangan
dengan merendahkan (martabat) kaum wanita muslimah? Dan kenapa peperangan
terbuka terhadap hijab ini (bisa terjadi)?
,.
Saudariku seagama … Wahai
orang-orang yang hina dan telah “merdeka” dari urgensi hijab yang dikenakannya
… Aku kira bahwa komplotan konspirasi itu telah tampak jelas di hadapanmu …
Ketahuilah bahwa (dengan kamu tidak berhijab) berarti kamu turut
membantu musuh-musuh agama untuk mencapai tujuan-tujuan mereka yang tersembunyi
di balik slogan “Tanpa kenakan hijab”.
Ingatlah bahwa tidak ada tempat
untuk berdiri di hadapan Allah Tabarka wa Ta’ala, dan tempat kembalinya
seluruh manusia akan berakhir ke liang kubur. Maka mengapa kamu tidak kembali
(saja) kepada kebenaran (sejati)mu dan kepada rasa malumu, sebagaimana sabdanya
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,
الْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنْ الإِيمَانِ
“Malu merupakan cabang dari iman”
Mengapa kamu tidak menolong agamamu
dan kembali (mengenakan) pakaian yang suci dan santun?? Pakaian hijab inilah
yang menutupi auratmu dan memelihara kehormatanmu.
Saudariku yang mulia … Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam bersabda :
أَلاَ كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ
مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Ketahuilah, setiap kalian adalah
pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban tentang yang
dipimpinnya.”
Kamu dengan
perananmu, akan dimintai pertanggunjawabannya di hadapan Allah mengenai tindak
tandukmu, saat engkau keluar rumah dengan tidak mengenakan hijab, berarti turut
memberikan kontribusi secara langsung kepada kerusakan masyarakat dan
memberikan efek buruk atasnya.
Janganlah anda menjadi orang-orang yang dikatakan oleh
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,
«
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا : قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ
الْبَقَرِ
يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ ، وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مَائِلاَتٌ مُمِيلاَتٌ
رُءُوسُهُنَّ كَأَمْثَالِ أَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ ، لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ
وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا ، وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ كَذَا وَكَذَا »
“Dua
kelompok manusia penghuni neraka yang belum pernah aku lihat, (yaitu) golongan
orang-orang yang membawa cemeti seperti buntut sapi, mereka memukuli manusia
dengannya ... Dan kaum wanita yang berpakaian (bagaikan) telanjang, selalu
melakukan kemaksiatan dan mengajarkan kemaksiatannya kepada orang lain.
Kepala-kepala mereka bagaikan punuk unta yang miring, mereka tidak akan masuk
ke dalam surga dan tidak akan mendapatkan wanginya. Padahal wangi surga itu
tercium dari jarak sekian dan sekian.”
Saudariku yang
mulia …. Sesungguhnya komitmenmu terhadap ajaran-ajaran agamamu yang lurus dan
busana hijab yang kamu kenakan ini, terbilang sebagai jihad besar di masa-masa
ini, sebagaimana kita menyaksikan
peperangan stigma (pencitraan buruk) terhadap hijab. Maka
mengapa kamu tidak menolong agamamu? Dan memujahadahkan dirimu dari
nafsu yang mengajak kepada perbuatan tercela? Dengan demikian, kamu telah
menjaga kehormatanmu dan masyarakatmu dari perpecahan dan kehinaan?
Ini merupakan suatu kesempatan
(berharga) bagimu wahai saudariku yang berprofesi sebagai juru dakwah (da’iyah),
maka janganlah ragu untuk mengajak saudari-saudarimu yang muslimah untuk
berkomitmen dengan hijab dan pakaian suci lagi santun lainnya, dengan
metode targhib (motivasi) dan at-tarhib (peringatan).
Dan kamu, wahai para ayah dari
kalangan muslim … Apakah kamu lupa bahwa kamu akan dimintai pertanggungjawaban
di hadapan Allah tentang putri-putrimu, dan Allah akan menanyaimu mengenai
(keadaan) mereka. Apakah kamu tidak berpikir di hari dimana putrimu berhias
saat ia keluar dari rumah, untuk siapa ia berhias?
Dan kamu, wahai para suami … Terpikirkah olehmu, untuk siapa istrimu
berhias saat ia keluar dari rumah? Apakah kamu lupa bahwa perhiasannya tidaklah
layak (untuk dipamerkan) kepada pria selainmu?
Alangkah mengagumkan riwayat kisah ini …
Pada tahun 286 H, ada seorang wanita
mengajukan gugatan terhadap suaminya kepada Qadhi ar-Rai, maka ia menggugat
suaminya tentang mas kawin senilai 500 (lima
ratus) dinar. Ia menyatakan bahwa suaminya tersebut belum memberikan mahar
tersebut kepadanya. Maka sang suami membantah pernyataan itu … Lalu sang istri
datang dengan membawa barang bukti yang menguatkan persaksiannya akan perkara
mahar tersebut. Maka pembantu Qadhi
berkata, “Kami minta agar wanita ini menyingkapkan wajahnya kepada kami,
sehingga kami mnegetahui bahwa dia memang istrinya atau bukan !!!
Maka saat mereka berketatapan untuk
melihat wajahnya, berkata sang suami: “Jangan kalian lakukan itu, sesungguhnya
wanita itu benar mengenai apa yang diadukannya. Maka aku mengakui tentang apa
yang telah digugatnya.” Demikianlah sikap sang suami sebagai upayanya menjaga
(aurat) wajah sang istri yang berada dalam kondisi mendesak (adh-dharurah)
diminta untuk diperlihatkan di hadapan persaksian mahkamah pengadilan.
Maka ketika sang istri melihat
peristiwa tersebut, dimana suaminya telah memberikan pengakuan jujur hanya
sebab untuk memelihara (aurat) wajahnya, maka ia berkata: “Dia (suaminya) telah
bebas dari perkara maharku di dunia dan akhirat.”
Inilah bentuk kecemburuan yang sejatinya, dan inilah
hakikat yang sudah seharusnya kita ketahui.
Wahai para orang tua, para suami,
dan wanita muslimah … bertakwalah kepada Allah. Ketahuilah bahwa kalian akan
kembali kepada-Nya …..
Dengan sikap kamu yang
menggampangkan perkara ini, berarti kamu telah turut memberikan saham dalam
penyebaran perbuatan keji (al-fahisyah) di tengah orang-orang beriman.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
إِنَّ الَّذِينَ
يُحِبُّونَ أَن تَشِيعَ الْفَاحِشَةُ فِي الَّذِينَ آمَنُوا لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ سورة النور : 19
“Sesungguhnya
orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di
kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di
akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui.” (QS.24:19)
Jangan dengarkan (kicauan) para
“penyeru-penyeru kebebasan” sebagaimana yang mereka klaimkan. Demi Allah,
sesungguhnya mereka adalah para penyeru kesesatan dan bukan kebebasan.
Kebebasan bukanlah dengan tabarruj (berhias diri) dan menyebarkan
kehinaan di tengah masyarakat. Sesungguhnya seluruh risalah samawi dan
nilai-nilai kemanusiaan mengajak untuk menutup dan mengenakan hijab.
Maka ini merupakan fithrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fithrah
itu.
Maka janganlah kalian jual akhirat
kalian dengan dunia … Hidup dunia hanya sebentar … maka jadikanlah hidup di
dunia sebagai (ladang) ketaatan (kepada Allah). Sedangkan jiwa itu rakus, maka
ajarkanlah qana’ah kepadanya ….
Bertaubatlah kepada Allah, Yang
menciptakan dan membentuk rupa kalian. Berpegang teguhlah dengan nilai-nilai
agama kalian yang lurus sehingga kalian mencapai sukses di dunia dan akhirat.
Jangan ikuti hawa nafsu dan (ajakan) para syaithan dari kalangan jin dan
manusia yang menghendaki kalian tersesat dari jalan Allah dan dari jalan yang
lurus. Maka demi Allah, sesungguhnya mereka tidak akan dapat memberikan manfaat
apapun kepada kalian …. Bahkan sebaliknya mereka akan mencelakakan kalian dan
mereka adalah para pendusta-pendusta ulung :
مَّا لَهُم
بِهِ مِنْ عِلْمٍ وَلاَ لآبَائِهِمْ كَبُرَتْ كَلِمَةً تَخْرُجُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ
إِن يَقُولُونَ إِلاَّ كَذِباً ﴿5﴾ سورة الكهف
“Mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang
hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah jeleknya kata-kata yang
keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta..”
(QS.18:05)
Sementara Allah lebih berhak untuk kalian takuti, dan
tipu muslihat syaithan adalah lemah.
Post a Comment