SHALAT IED DI MUSHALLA
SHALAT IED DI
MUSHALLA
1. Apabila
Rasululloh r keluar pada
hari raya fitri dan Adha ke Mushalla (lapangan tempat shalat), maka pertama
kali yang beliau mulai adalah shalat. (Riwayat Al-Bukhari).
2. Rasululloh r bersabda :
“Takbir dalam shalat Ied : tujuh kali
pada rakaat pertama dan lima kali pada rakaat terakhir, kemudian membaca
(Al-Fatihah dan surah) setelah takbir pada setiap rakaat.” (Hadits hasan
riwayat Abu Dawud).
3. Rasululloh r memerintahkan
kepada kita “agar membawa keluar kaum wanita pada saat idul fitri dan idul Adha
: para gadis remaja, wanita haid dan wanita pingitan. Adapun wanita haid, maka
tidak mengerjakan shalat, tapi menyaksikan kebaikan dan do’a kaum muslimin.”
Ditanyakan kepada beliau : “Ya Raasulullah, bagaimana bila seorang wanita tidak
mempunyai jilbab? Jawabnya : “Supaya saudaranya memberikan jilbab
kepadanya untuk dipakainya.” (Hadits
Muttafaq Alaih)
KESIMPULAN DARI HADITS-HADITS TERSEBUT
:
1. Shalat ied
adalah dua rakaat, pada permulaan rakaat pertama bertakbir tujuh kali dan pada
permulaan rakaat kedua bertakbir lima kali. Kemudian imam membaca Al-Fatihah
dan surat. Dan shalat ied dilakukan dengan berjamaah.
2. Shalat ied di
laksanakan di mushalla (lapangan untuk
shalat), yaitu tempat dekat kota madinah dimana Rasululloh r keluar ke
sana untuk shalat iedul fitri dah iedul Adha. Dan keluar bersama beliau
anak-anak kecil, gadis-gadis remaja sampai para wanita yang berhalangan karena
haid. Kata Al-Hafidh Ibnu Hajar dalam kitab Fathul Bari “hadits ini menunjukkan
supaya keluar ke mushalla, dan bukan di masjid, kacuali karena darurat.”
BERKURBAN PADA
WAKTU IEDUL ADHA
1. Sabda
Rasululloh r :
“Pertama kali yang kita mulai pada hari kita ini ialah shalat,
kemudian pulang dan menyembelih (kurban). Barangsiapa yuang melakukan yang
demikian itu, maka telah mendapatkan sunnah kami. Tetapi barangsiapa
menyembelih kurban sebelum shalat, maka hal itu adalah daging yang dia berikan
kepada keluarganya dan sama sekali tidak termasuk ibadah kurban.” (Muttafaq
Alaih).
2. Sabda
Rasululloh r :
“Hai orang-orang, sesungguhnya setiap
rumah (keluarga) harus berkurban.” (Hadits riwayat Imam Ahmad dan empat
periwayat. Dikuatkan oleh Al-Hafidh dalam fathul Bari).
3. Sabda
Rasululloh r :
“Barangsiapa mempunyai kelongaran
(rizki) tetapi tidak berkurban, maka jangan dekat-dekat dengan mushalla kita.” (Riwayat Ibnu
Majah dan Al-Hakim. Dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Al-Jami’).
SHALAT
ISTISQA’
(MEMINTA
HUJAN)
1. Rasululloh
Keluar r ke mushalla
(lapangan) untuk shalat istisqa’. Maka beliau berdo’a dan meminta hujan,
kemudian menghadap kiblat dan shalat dua rakaat, beliau memutar (membalik)
selendangnya dan menjadikan yang di sebelah kanan berada di sebelah kiri. (Riwayat
Al-Bukhari).
2. Dari anas bin
Malik RA bahwa Umar bin Khattab apabila mendapat orang-orang tertimpa kemarau
panjang, memohon turun hujan melalui (do’a) Abbas. Kata Umar :
Ya Allah, bahwa kami dahulu
bertawassul dengan (do’a) NabiMu kapadaMu, maka sekarang kami bertawasul dengan
(do’a) paman Nabi-Mu maka curahkanlah hujan untuk kami.” Mereka pun mendapat
curahan hujan.
(Riwayat Al-Bukhari).
Hadits
ini menunjukkan bahwa kaum muslimin pada saat hidupnya Rasululloh r bertawassul
dengan beliau, memohon kepada beliau agar berdo’a meminta curahan hujan.
Setelah beliau wafat, mereka tidak lagi memohon do’a kepada beliau, tetapi
memohon kepada Abbas paman Nabi r yang masih
hidup. Maka berdirilah Abbas seraya berdo’a kepada Allah untuk kaum muslimin.
Post a Comment