SHALAT GERHANA MATAHARI
SHALAT GERHANA
MATAHARI
1. Dari Aisyah
RA, ia berkata :
“Telah terjadi gerhana matahari pada
zaman Rasululloh r maka beliau
mengutus seorang penyeru untuk mnyerukan “As-shalatu jaami’ah.” Lalu berdirilah
Rasululloh r melaksanakan
shalat dengan empat ruku’ dalam dua rakaat dan empat sujud.” (Riwayat
Al-Bukhari).
2. Dari Aisyah
RA, ia brkata :
“Terjadilah gerhana matahari pada
zaman Nabi r, maka berdirilah
beliau dan shalat mengimami orang-orang, beliau panjangkan bacaan, kemudian
ruku’ dengan memanjangkannya, lalu mangangkat kepala. Beliau panjangkan lagi
bacaan tetapi lebih pendek dari bacaan pertama, kemudian ruku’ dengan
memanjangkanya- tetapi lebih pendek daripada ruku’ pertama. Lalu mengangkat
kepala. Kemudian melakukan sujud dua kali. Setelah itu, beliau berdiri dan
melakukan pada rakaat kedua seperti yang beliau lakukan pada rakaat pertama.
Kemudian salam. Dan ketika itu matahari sudah kelihatan terang. Lalu beliau
berkhutbah, sabdanya : “sesungguhnya, tidaklah terjadi gerhana matahari dan
bulan karena matinya seorang atau lahirnya seseorang. Akan tetapi keduanya
merupakan salah satu tanda kekuasaan Allah yang Dia perlihatkan kepada para
hamba-Nya. Maka apabila kalian melihat kejadian tersebut, segeralah bershalat
…” dalam riwayat lain : “Apabila kalian melihat kejadian tersebut, maka
berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, bershalatlah dan bersedaklah.” Sabda
beliau selanjutnya “Hai umat Muhammd, tiada seorangpun yang lebih cemburu
daripada Allah bila berzina seorang hamba-Nya yang laki-laki, atau berzina
hamba-Nya yang perempuan, Hai umat Muhamad, Demi Allah andaikata kalian
mengetahui apa yang kuketahui niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak
menangis. Ketahuilah, bukanlah telah kusamapikan?” (Riwayat
Al-Bukhari dan Muslim, secara ringkas dari kitab Jami’ Al-Ushul 6/156-158).
Post a Comment