SURAT KEPADA GURU DAN MURID
SURAT KEPADA GURU DAN MURID
Segala puji bagi Allah Tuhan
semesta alam, salawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhamad SAW
beserta keluarga dan sahabatnya semua.
Islam benar-benar memberikan
perhatian yang besar terhadap ilmu, mengajak manusia kepadanya, menjelaskan
adab-adabnya, menerangkan manfaat-manfaatnya dan memperingatkan orang-orang
yang berpaling darinya. Ketika Islam datang, prioritas pertama diberikan adalah
memperluas pengetahuan menusia dengan ilmu:
" اقرأ بسم ربك الذي خلق "
“Bacalah dengan menyebut nama
Tuhanmu yang menciptakan.“
(QS. Al-‘Alaq: 1)
Dalam menyebarlah ilmu kepada umat ini hendaklah
dengan melalui “basmalah.” Cukuplah bacaan ini sebagai penolong dalam
menuntut ilmu.
Ilmu adalah warisan kenabian:
" وورث سليمان داود "
“Dan
Sulaiman telah mewarisi Dawud.“
Orang yang menuntut ilmu termasuk dalam jajaran
orang-orang mulia dan agung:
" يرفع الله الذين آمنوا منكم والذين أوتوا العلم درجات
"
“Allah mengangkat orang-orang beriman diantara
kalian dan orang-orang berilmu beberapa derajat.“
Menapaki
jalan ilmu adalah tangga untuk kekal dalam surga.
Rasulullah
SAW bersabda:
" من سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله له طريقا إلى الجنة
" رواه مسلم
“Barang siapa melalui suatu jalan yang di dalamnya terdapat ilmu, maka
Allah akan mempermudah baginya jalan menuju surga.“ (HR.
Muslim).
Para
makhluk ridla kepada penunutut ilmu, meminta ampun untuknya atas perbuatanya,
dan para malaikat juga senang berkumpul dengannya. Rasulullah saw bersabda:
" وإن الملا ئكة لتضع أجنحتها لطالب العلم رضا
بما يصنع, وإن العالم يستغفر له من في السماوات ومن في الأرض حتى الحيتان في الماء
( المتبحر فيه قمر يضاءالكون بنوره) وفضل العالم على العابد كفضل القمر على سائر
الكواكب, وإن العلماء ورثة الأنبياء, وإن الأنبياء لم يورثوا دينارا ولا درهما
إنما ورثوا العلم فمن أخذه أخذ بحظ وافر "
رواه االترمذي.
“Dan sungguh para malaikat meletakan sayapnya bagi
penuntut ilmu sebagai bentuk keridloanya atas apa yang diperbuat, dan seluruh
penduduk langit dan bumi meminta ampun bagi orang yang berilmu, bahkan
ikan-ikan paus di air juga melakukan hal yang sama ( orang yang luas ilmunya
bagaikan bulan yang menyinari alam dengan cahayanya), dan keutamaan ahli ilmu
atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan atas seluruh bintang, para ulama
adalah pewaris Nabi, dan para Nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham,
mereka hanya mewariskan ilmu, maka barang siapa mengambilnya maka ia telah
mengambil bagian yang banyak.“ (HR. Tirmizi).
Menuntut
ilmu karena Allah adalah ibadah, pengetahuan tentangnya adalah bagian dari
takut kepada-Nya, mengingat-ingatnya adalah tasbih, mendermakanya untuk ahlinya
adalah satu bentuk mendekatkan diri kepada-Nya, dengan ilmu Allah SWT dikenal
dan disembah, dipuji dan di-Esakan, ia adalah teman dalam kesendirian, kawan
dalam kesepian, denganya kekerabatan disambung, halal dan haram diketahui, ilmu
adalah sebaik-baik perolehan, simpanan kekayaan termahal, buah terbaik yang
dipetik, Basyr Al-Hafi berkata: “Aku tidak mengetahui amalan yang lebih
utama di atas muka bumi ini selain menuntut ilmu.“
Menuntut
ilmu adalah bagian dari menghidupkan agama-Nya dan menghinakan setan. Sebab
ilmu itu sebagai petunjuk kepada kebaikan, penolong untuk menuju kepada
keperwiraan, Ibnu Uyainah berkata: “Barang siapa menuntut ilmu, maka
sesungguhnya ia telah berbuat baik kepada Allah.“
Orang yang mendapat petunjuk kepada ilmu adalah pemilik kebaikan,
Rasulullah SAW bersabda:
"
من يردالله به خيرا يفقهه في الدين "
“Barang
siapa dikehendaki Allah SWT suatu kebaikan, maka akan diberi pemahaman dalam
agama.“
Wahai
kaum muslimin:
Tidak ada kebaikan bagi jiwa kecuali dengan beribadah kepada Allah SWT.
Menuntut ilmu adalah satu bentuk ibadah, dan niat adalah pondasinya, maka
luruskanlah niat dalam menuntut ilmu semata-mata untuk menggapai ridla-Nya,
jangan engkau palingkan niat kepada harta duniawi karena semuanya pasti akan
binasa, sebagaimana dalam hadits:
"من
تعلم علما مما يبتغى به وجه الله لا يتعلمه إلا ليصيب به عرضا من الدنيا لم يجد
عرف الجنة يوم القيامة“
“Barang siapa mempelajari ilmu yang digunakan untuk mencari ridla Allah
SWT, lalu ia tidak mempelajarinya melainkan untuk memperoleh harta dunia, maka
ia tidak akan mendapatkan bau surga di hari kiamat.“
Menuntut ilmu tanpa disertai niat yang baik adalah
usaha yang sia-sia, tidak mendapatkan pahala, bahkan pelakunya terancam dan
akan mempertanggungjawabkan pada hari perhitungan. Setiap ilmu yang tidak menyebabkan
pemiliknya takut kepada Allah SWT akan mengancam penunututnya, ilmu dan amal
adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, banyak keutamaan yang didapat dalam
memadukan keduanya, orang akan mengambil manfaat dari ilmu anda sebanding
dengan pengamalan anda, hendaklah hati anda bersih dan jauh dari akhlak yang
buruk dan sifat yang tercela, mulailah dalam menuntut ilmu dengan menghafal
kitab Allah dengan baik dan tadabur, sungguh umat ini telah menguasai setiap
disiplin ilmu, maka barang siapa diberi cahaya dan petunjuk-Nya untuk mencapai
itu, maka hafalkanlah ringkasan setiap ilmu, kemudian beralihlah kepada yang
lebih luas (syarah-syarah), ambilah pelajaran yang terbaik, berikan perhatiaan
kepada ilmu yang memiliki urgensi lebih besar serta dalamilah ia, ambilah ilmu
dari orang yang ahli dan dapat dijadikan panutan baik dari sisi keilmuan maupun
amalanya, sesungguhnya ilmu ini agama, maka perhatikanlah dari siapa anda
mengambil agama anda, dan pilihlah dalam perjalananmu menuntut ilmu teman yang
dapat menolongmu jika kamu bimbang, serta menguatkan semangtmu ketika kamu
lemah, jauhilah dari berteman dengan para penganggur, manfaatkan masa
kanak-kanak untuk menuntut ilmu, karena masa itu lebih dapat menghadirkan hati
dan menfokuskan fikiran, sesungguhnya agama keseluruhanya adalah ilmu tentang
kebenaran dengan pengamalan, ilmu dan amal membutuhkan kesabaran, dan orang
yang sabar dijanjikan surga:
"
سلام عليكم بما صبرتم فنعم عقبى الدار "
“ (sambil mengucapkan),”
selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu.“ Maka alangkah nikmatnya tempat
kesudahan itu.“
Ilmu tidak akan didapat kecuali dengan kesabaran dalam
menghadapi segala kondisi yang tidak mengenakan, dan dengan mengorbankan jiwa
serta waktu dalam menuntutnya, dan dengan memperhatikan akibat dari semua
urusan niscaya kesabaran akan terasa ringan.
Wahai para pelajar!
Ilmu tidak akan diperoleh kecuali dengan tawadlu‘
(kerendahan hati) dan menfokuskan pendengaran, karena itu hormatilah gurumu,
angkatlah derajatnya dengan bertindak sopan terhadapnya baik dalam berbicara,
mendengar, maupun dalam bertingkah laku, adab yang jelek terhadap guru berarti
keluar dari keperwiraan dan kebajikan, bertentangan dengan adab para
salafushalih, Ar-Rabi‘ berkata:“Demi Allah aku tidak berani untuk meminum
air sedang imam Syafi’i melihatku karena rasa hormatku kepadanya.“
Dan berterima kasihlah kepada guru atas bimbinganya,
karena tidak dianggap bersyukur kepada Allah SWT jika tidak berterima kasih
kepada manusia, dan termasuk bentuk cinta seorang murid kepada guru adalah
memaafkan segala kekuranganya dan mengembalikan celah kepada diri sendiri,
berbicaralah kepadanya dengan baik,
lembutkanlah suara ketika bertanya dan ketika menjawab, hendarilah
berdebat denganya, Az-Zuhri berkata:“Abu Salamah pernah mendebat Ibnu Abbas,
maka akibatnya ia tercegah dari
memperoleh ilmu yang banyak.“
Dengarkanlah pembicaraan gurumu dengan seksama, jangan
malu bertanya tentang agama jika ada yang tidak anda fahami, bertanya tentang
agama adalah kemuliaan, sedang enggan bertanya dan memilih untuk tetap dalam
kebodohan adalah kehinaan, Aisyah r.a. berkata:“Semoga Allah SWT merahmati
para wanita Anshar, rasa malu mereka tidak mencegah mereka untuk memperdalam
agama.“
Hindarilah gangguan-gangguan yang dapat menghambat
perjalanan Anda dalam menuntut ilmu, karena belajar dan menghafal tidak akan
efektif dengan kehadiran gangguan-gangguan. Begitu juga berada dalam situasi
kehidupan yang glamor akan mengganggu fikiran dan menjadikan hidup seakan dalam
alam angan-angan serta membuang waktu dengan percuma, menjauhi semua itu yang jelek. Bersihkanlah pendengaran dan
pengelihatanmu dari segala yang dapat mengotori pikiranmu, memperburuk
perilakumu dan merusak akhlakmu, sehingga kamu mengesampingkan ilmu dan hidup
dalam kehinaan. Teman adalah ibarat jiwa kedua, jika ia baik maka akan
menolong, tapi jika buruk maka akan merusak. Jauhilah teman buruk karena ia
dapat melunturkan kekuatan obsesi dan menjerumuskan Anda ke dalam lingkungan
masyarakat terbelakang, karena teman dari kalangan pengangguran hanya akan
mengganggu, mengajak untuk menunda-nunda pekerjaan dan hanya membisikkan
angan-angan belaka.
Wahai para guru!
Tugas mengajar adalah tugas yang berat, amanat yang
dibebankan kepada pengajar teramat besar, perjalanan hidup dan tanggung jawab
para guru tidaklah ringan. Anda memikul amanah yang berat, mendapatkan warisan
yang sarat dengan tanggung jawab. Umat ini senantiasa mengharapkan dari Anda
lahirnya generasi yang memilki kemauan kuat dan pandangan yang tajam. Anda para
guru adalah pelindung para pemuda, pendidik segenap generasi, penyiram pohon
masa depan, pembawa risalah yang mulia. Penunjuk kebaikan bagi manusia
senantiasa mendapat curahan salawat dari-Nya dan dari malaikat-Nya, alam
seluruhnya memohonkan ampunan untuk Anda termasuk juga doa dari ikan di lautan
dan burung di udara.
Guru adalah pembimbing yang meneladani para Nabi dan
menapaki langkah para Rasul dalam mengajarkan ilmu pengetahuan. Ikhlaskanlah
niat untuk Allah SWT, resapilah keutamaan ilmu dan keutamaan mengajarkanya
dalam rangka menghidupkan syariat dan memelihara syiar agama, jadilah teladan
dalam berakhlak dan beragama, berikanlah nasehat yang tulus kepada murid saat
mengajar, dan di antara petunjuk Nabi SAW adalah berbelas kasihan terhadap
murid, baik mereka yang masih kecil maupun yang telah besar.
Sebuah hadits berkisah tentang seorang Arab Badui yang kencing di masjid
cukup jelas menunjukan hal itu, berupayalah untuk senantiasa menyatukan hati
anak-anak kaum muslimin dalam kebajikan dan takwa. Jauhkanlah segala gangguan
dari mereka semua dalam menuntut ilmu. Boleh jadi terpengaruhnya murid Anda
kepada Anda melebihi terpengaruhnya seorang anak kepada bapaknya. Bermurah
hatilah dalam mengajar karena itu adalah watak orang-orang salih, bersabarlah
dalam menghadapi mereka karena sesungguhnya menanam itu susah sedang saat
memetik penuh dengan buah dan pahala. Jangan sekali-kali meremehkan murid Anda
meski kemampuanya lemah dan perolehannya
rendah. Menjadi keburukan bagi seseorang apabila ia meremehkah saudara
muslimnya. Berlakulah dengan adil dalam bersikap, memandang, mengganjar dan
memberi sangsi terhadap murid-murid Anda, hindarilah dari berbuat dzalim dan
menang sendiri.
Syaikhul Islam Ibn Taimiyah berkata: “Setiap yang
memutuskan perkara di antara dua pihak maka ia adalah hakim, bahkan yang
memutuskan di antara anak-anak kecilpun demikian, karena para sahabat dulu juga
menganggapnya hakim. Hadits mengatakan: “hakim
itu ada tiga; dua di neraka dan satu di surga.“
Guru termasuk di dalamnya, sesungguhnya membentengi
para siswa dengan ilmu syari‘ah merupakan tuntutan syar’i, meskipun arah
kecenderungan mereka bukan kepada ilmu agama, ilmu syari’ah akan membekali
sisiwa dengan ketenangan dan kebahagiaan saat belajar.
Allah SWT berfirman:
"
ألا بذكر الله تطمئن القلوب "
“Ketahuilah bahwa dengan
mengingat Allah hati menjadi tenang.“ (QS.
Ar-Ra’d).
Adalah merupakan aib bagi seseorang yang hanya
mengetahui ilmu umum tetapi bodoh dengan ilmu syari’ah yang mendasar.
Kebutuhanya akan agama semakin meningkat seiring dengan banyaknya fitnah dan
cobaan yang ia hadapi. Seorang muslim akan menjadi insan yang unggul dengan
ilmu dan keluasan pengetahuanya, didukung oleh cahaya iman yang memadukan
antara dunia dan akhirat serta seluruh yang ada di alam dengan ke-Esaan Allah
SWT.
Wahai guru
dan pelajar perempuan:
Berdiam diri di rumah bagi perempuan adalah tuntutan dan aturan syar’i, keluarnya perempuan dari rumah untuk
mengajar terikat dengan syarat-syarat serta harus sejalan dengan kaidah-kaidah
syari’ah. Jadilah Anda perempuan yang bangga ketika menjalankan perintah
Tuhanmu. Hijab adalah penjelas dan cadar adalah penerang. Kecantikan wanita ada
pada kesopanannya dan keindahannya terdapat dalam iffahnya (kehormatan dan kesucian). Jadilah seorang dai untuk agama
Allah SWT melalui komitmen dengan agama-Nya. Hindarilah perilaku yang dapat
mencederai kehormatan kaum muslim dengan ghibah,
adu domba dan memperolok-olok orang lain. Jauhilah sifat sombong dan berbangga
diri. Jadikanlah setiap tahapan pendidikan Anda sebagai sarana meningkatkan iman
dan pelajaran yang efektif untuk
membangun generasi yang beriman.
" قل هل يستوي الذين يعلمون والذين لا يعلمون "
“Katakanlah, apakah sama orang yang berilmu dengan orang yang tidak
berilmu.“ (QS. Az-Zumar: 9).
Ujub dan marah adalah penyakit
ilmu, sedangkan sifat ramah dan rendah hati adalah hiasannya. Orang yang
bahagia adalah orang yang tahu jalan menuju Tuhanya, ia berjalan di atas jalan
itu untuk menuju kepada-Nya, itulah orang yang dermawan kepada Tuhannya.
Sedangkan orang yang tercegah dari kebahagiaan adalah orang yang tahu jalan
menuju Tuhan-Nya kemudian ia berpaling dari-Nya. Kebaikan yang sempurna adalah
memohon pertolongan kepada Allah SWT pada saat menuntut ilmu sebagai warisan
dari Nabi SAW. Ilmu yang hak adalah ilmu yang sesuai dengan ilmu Allah SWT.
Keinginan yang benar adalah yang mendatangkan kecintaan dan ridla-Nya. Ilmu
yang bermanfaat adalah sumber petunjuk dan mengamalkan kebenaran adalah
petunjuk. Kesesatan adalah beramal tanpa ilmu dan mengikuti hawa nafsu.
Petunjuk tidak akan diraih kecuali dengan ilmu dan kesabaran. Pangkal kejahatan
adalah kebodohan dan tidak berilmu. Malas dalam mencari nilai-nilai keutamaan
adalah seburuk-buruk teman.
Bersiap-siaplah untuk meraih ilmu dengan membersihkan jiwa dari
kelemahan dan mengikuti hawa nafsu. Tawadlu'
(merendah) di hadapan ulama adalah memuliakan diri dari kehinaan. Sesalilah
kelalaian yang lalu, dan bersungguh-sungguhlah
dalam mengejar jejak orang-orang yang memilki keutamaan dan cita-cita mulia selama masih ada keluasan
waktu dan usia. Semoga Allah SWT memberikan taufik-Nya kepadamu dan membimbing
langkahmu menuju kebaikan. Amin...
Wasallallah
'alaa Nabiyina Muhammad.
Post a Comment