RUKUN-RUKUN IMAN
RUKUN-RUKUN IMAN
Rukun iman ada enam yaitu yang
disebutkan dalam hadits Jibril 'alaihissalam tatkala bertanya kepada Nabi SAW
tentang iman, Nabi SAW menjawab: 'Kamu beriman kepada Allah SWT, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir dan beriman kepada ketentuan baik
dan buruk-Nya." Muttafaqun 'alaih.[1]
1- Iman Kepada Allah SWT
. Iman
kepada Allah SWT mengandung empat perkara:
1, Beriman dengan adanya Allah SWT:
. Allah SWT telah memberikan fithrah
kepada setiap makhluk untuk beriman kepada Penciptanya, sebagaimana firman Allah
SWT:
Maka hadapkanlah
wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah SWT); (tetaplah atas) fitrah Allah SWT
yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.Tidak ada perubahan pada
fitrah Allah SWT.(Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui, (QS. Ar-Rumm :30)
. Akal sehat manusia menunjukkan bahwa alam
semesta ini mempunyai sang pencipta. Sesungguhnya makhluk-makhluk ini, generasi
terdahulu dan yang menyusulnya, harus
ada sang pencipta yang mengadakannya. Dia tidak mungkin menciptakan dirinya
sendiri, dan tidak ada secara kebetulan. Maka, pastilah bahwa dia mempunyai
pencipta. Dia-lah Allah SWT, Rabb semesta alam. Sebagaimana firman Allah
SWT:
Apakah mereka diciptakan tanpa
sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)
Ataukah mereka telah menciptakan
langit dan bumi itu; sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka
katakan). (QS. Ath-Thur :35-36)
. Perasaan
manusia menunjukkan adanya Allah SWT. Sesungguhnya kita melihat silih
bergantinya malam dan siang, rizqi manusia dan hewan, pengaturan urusan semua
makhluk, memberikan indikasi yang pasti terhadap adanya Allah SWT:
Allah SWT mempergantikan malam dan siang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat pelajaran yang besar bagi
orang-orang yang mempunyai penglihatan. (QS. An-Nur :44)
. Allah
SWT memperkuat para rasul dan Nabi-Nya dengan tanda-tanda dan mukjizat yang
dapat dilihat atau didengar manusia. Ia merupakan perkara-perkara yang berada
di luar batas kemampuan manusia. Allah SWT memperkuat dan menolong para
rasul-Nya dengan mukjizat tersebut. Ini merupakan tanda yang pasti terhadap
adanya yang mengutus mereka, Dia-lah Allah SWT. Seperti, Allah SWT membuat api
menjadi dingin dan memberikan keselamatan
terhadap Ibrahim a.s, membelah laut bagi Musa a.s, menghidupkan orang
mati bagi Isa a.s, dan membelah bulan bagi Muhammad SAW.
. Sudah
sekian banyak Allah SWT mengabulkan orang-orang yang berdoa, memberi kepada
orang-orang yang meminta, menolong orang-orang yang kesusahan, yang menunjukkan
adanya Allah SWT, ilmu dan kekuasaan-Nya.
1,
Firman Allah SWT;
(Ingatlah),
ketika kamu memohon pertolongan kepada Rabbmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu
:"Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu
malaikat yang datang berturut-turut". (QS. Al-Anfaal :9)
2,
Firman Allah SWT:
dan
(ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Rabbnya: "(Ya Rabbku),
sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Yang Maha Penyayang
di antara semua penyayang". Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu,
lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya
kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi
Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah SWT. (QS.
Al-Anbiya`:83-84)
.
Syariat menunjukkan adanya Allah SWT. Hukum-hukum yang mencakup segala
kepentingan makhluk, dan yang diturunkan oleh Allah SWT di dalam
kitab-kitab-Nya terhadap para Nabi SAW dan rasul-Nya merupakan bukti bahwa hal
itu berasal dari Rabb Yang Maha Bijaksana, Maha Kuasa, Maha Mengetahui
terhadap segala kepentingan hamba-Nya.
2. Beriman
bahwa Allah SWT adalah Rabb satu-satunya, tiada sekutu bagi-Nya:
Rabb adalah yang memiliki
ciptaan, kerajaan, dan perkara. Maka, tiada yang menciptakan kecuali Allah SWT,
tiada yang menjadi raja selain Allah SWT, dan semua perkara adalah milik-Nya.
Makhluk adalah makhluk-Nya, kerajaan adalah kerajaan-Nya, dan perkara adalah perkara-Nya.
Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang, Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.
Mengasihi apabila diminta kasih sayang-Nya, mengampuni apabila diminta
ampunan-Nya, memberi apabila diminta, dan mengabulkan bila dimohon. Yang hidup
kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak pernah mengantuk dan
tidak pula tidur.
1,
Firman Allah SWT:
Ingatlah,
menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah SWT. Maha suci Allah SWT, Rabb
semesta alam. (QS. Al-A'raaf :54)
2,
Firman Allah SWT:
Kepunyaan Allah SWT-lah kerajaan
langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya; dan Dia Maha Kuasa atas segala
sesuatu. (QS. Al-Maidah:120)
. Kita
mengetahui dan meyakini bahwa Allah SWT menciptakan segala makhluk, mengadakan
semua yang ada, membentuk segala sesuatu yang ada di jagad raya, menciptakan
langit dan bumi, matahari dan bulan, malam dan siang, air dan tumbuhan, manusia
dan hewan, gunung dan lautan.
Dia telah menciptakan segala sesuatu,
dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya. (QS. Al-Furqan: 2)
. Allah
SWT menciptakan segala sesuatu dengan kekuasaan-Nya. Dia tidak mempunyai
menteri, tidak memiliki pemberi saran, dan tidak ada penolong. Maha Suci Dia
Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa. Beristiwa di atas arsy dengan
kekuasaan-Nya, membentangkan bumi dengan kehendak-Nya, menciptakan segala
makhluk dengan keinginan-Nya, menguasai makhluk dengan kekuatan-Nya, Rabb
timur dan barat, tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia, Yang
Hidup Kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya).
. Kita
mengetahui dan meyakini bahwa Allah SWT Maha Kuasa terhadap segala sesuatu,
Maha Meliputi atas segala sesuatu, Raja segala sesuatu, Maha Mengetahui dengan
segala sesuatu, Maha Berkuasa di atas segala sesuatu. Semua leher (jiwa) tunduk
bagi keagungan-Nya, segala suara khusyu' bagi kehebatan-Nya (pengaruh-Nya).
Orang-orang yang kuat menjadi lemah karena kekuatan-Nya. Semua pandangan tidak
bisa melihat-Nya dan Dia melihat segala pandangan. Dia-lah Yang Maha Lembut
lagi Maha Mengetahui/ Mengenal. Dia melakukan apa yang Dia kehendaki dan
memutuskan apa yang Dia mau.
Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia
menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya:"Jadilah!" maka terjadilah
ia. (QS. Yasin :82)
. Allah
SWT mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi, Maha Mengetahui yang ghaib
dan nyata, Yang Maha Besar lagi Maha Tinggi, mengetahui beratnya gunung,
mengetahui timbangan laut, mengetahui bilangan/jumlah titik hujan, mengetahui
bilangan daun-daun di pepohonan, mengetahui biji-biji pasir, dan mengetahui
yang digelapi malam dan diterangi siang:
Dan
pada sisi Allah SWT-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang
mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan
dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya
(pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu
yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh
Mahfuzh). (QS. Al-An'aam:59)
. Kita
mengetahui dan meyakini bahwa Allah SWT setiap hari berada dalam setiap urusan.
Tidak ada sesuatupun di langit dan di bumi yang samar atas-Nya. Mengatur
perkara, mengirim angin, menurunkan hujan, menghidupkan bumi setelah matinya,
memuliakan dan menghinakan siapa yang dikehendakinya, menghidupkan dan
mematikan, memberi dan menegah (menolak dan memberi), merendahkan dan
mengangkat.
Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang
Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Hadidi
:3)
. Kita
mengetahui dan meyakini bahwa perbendaharaan langit dan bumi, semuanya milik Allah
SWT. Dan segala sesuatu yang ada, maka khazanahnya ada di sisi Allah SWT. Khazanah
air, khazanah tumbuhan, khazanah udara, khazanah barang tambang, khazanah
kesehatan, khazanah keamanan, khazanah nikmat, khazanah siksa, khazanah kasih
sayang, khazanah petunjuk, khazanah kekuatan, khazanah kemuliaan, semua khazanah
ini dan yang lainnya ada di sisi Allah SWT dan di Tangan-Nya.
Dan tidak ada sesuatupun melainkan
pada sisi Kami-lah khazanahnya ; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan
ukuran yang tertentu. (QS. Al-Hijr:21).
.
Apabila kita telah mengetahui hal tersebut dan yakin terhadap kekuasaan, keagungan, kekuatan,
kebesaran, pengetahuan, khazanah, kasih sayang, dan keesaan Allah SWT, niscaya
hati pasti menghadap kepada-Nya, terbukalah dada untuk menyembah-Nya, seluruh
anggota tubuh tunduk karena taat kepada-Nya, lisan mengucapkan zikir kepada-Nya
karena mengagungkan dan membesarkan, bertasbih (mensucikan) dan bertahmid
(memuji), maka janganlah kamu meminta kecuali kepada-Nya, jangan meminta tolong
kecuali kepada-Nya, jangan bertawakkal selain kepada-Nya, jangan takut kecuali
dari-Nya, jangan menyembah selain kepada-Nya.
(Yang memiliki sifat-sifat yang)
demikian itu ialah Allah SWT, Rabb kamu; tidak ada Ilah (yang berhak disembah)
selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah
Pemelihara segala sesuatu. (QS. Al-An'aam:102)
3. Beriman
kepada uluhiyah Allah SWT:
Kita mengetahui dan meyakini bahwa
hanya Allah SWT saja ilah yang sebenarnya, tidak ada sekutu bagi-Nya.
Hanya Dia yang berhak disembah. Dia-lah Rabb (Tuhan) semesta alam, ilah
alam jagad raya. Kita menyembah-Nya dengan cara yang Dia syari'atkan, disertai
kesempurnaan hina kepada-Nya, kesempurnaan cinta dan kesempurnaan pengagungan.
. Kita
mengetahui dan meyakini bahwa sebagaimana Allah SWT Maha Esa dalam rububiyah-Nya,
tidak ada sekutu bagi-Nya. Maka, demikian pula Dia Maha Esa pada uluhiyah-Nya,
tiada ada sekutu bagi-Nya. Maka, kita hanya menyembah-Nya saja, tiada sekutu
bagi-Nya dan kita menjauhi penyembahan kepada selain-Nya. Firman Allah SWT:
Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha
Esa; Tidak ada Tuhan (Yang hak di sembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi
Maha Penyayang. (QS. Al-Baqarah:163)
. Setiap
yang disembah selain Allah SWT, maka uluhiyahnya adalah batil dan penyembahan
kepadanya adalah batil.
(Kuasa
Allah SWT) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah SWT, Dialah (Rabb)
yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah SWT, itulah
yang batil, dan sesungguhnya Allah SWT, Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha
Besar. (QS. Al-Hajj :62)
. Beriman
kepada Asma` dan Sifat Allah SWT:
Pengertiannya: memahaminya,
menghapalnya, mengakuinya, menyembah kepada Allah SWT dengannya, dan
mengamalkan tuntutannya. Maka, mengenal sifat-sifat keagungan, kebesaran,
kemuliaan, dan keagungan Allah SWT akan mengisi hati semua hamba karena
membesarkan dan mengagungkan-Nya.
Dan, mengenal sifat kemuliaan,
kemampuan, kekuasaan mengisi hati sifat hina, tunduk, dan merendahkan diri di
hadapan Rabb-nya.
Dan, mengenal sifat-sifat kasih
sayang, kebaikan, pemurah, dan pemberi mengisi hari rasa ingin dan berharap
pada karunia, kebaikan, dan kemurahan Allah SWT.
Dan, mengenal sifat ilmu dan meliputi,
mengharuskan bagi hamba sifat muraqabah kepada Rabb-nya dalam
segala gerak geriknya.
Gabungan semua sifat ini mengharuskan
seorang hamba untuk memiliki sifat mahabbah (cinta), rindu, bahagia
dekat dengan-Nya, tawakkal, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT saja, tidak
ada sekutu bagi-Nya.
. Kita
menetapkan bagi Allah SWT asma` dan sifat (Nama-nama yang indah dan sifat-sifat
yang mulia) yang ditetapkan-Nya untuk diri-Nya atau yang ditetapkan oleh
Rasulullah SAW bagi-Nya. Kita beriman kepada-Nya dan kepada yang diindikasikan
atasnya berupa ma'na dan pengaruh. Maka, kita beriman bahwa Allah SWT رَحِيْمٌ(Maha Pengasih)
dan pengertiannya adalah bahwa Dia mempunyai sifat kasih sayang. Dan di antara
pengaruh dari nama ini: bahwa Dia memberikan kasih sayang kepada orang yang
dikehendaki-Nya. Dan, seperti inilah penjelasan pada nama-nama yang lain. Kita
menetapkan hal itu berdasarkan atas sifat dan asma` yang pantas bagi kebesaran Allah
SWT tanpa ada tahrif (mengubah lafazh dan membelokkan makna sebenarnya),
ta'thil (pengingkaran seluruh atau sebagian asma` dan sifat Allah SWT), takyif
(menanyakan bagaimana Allah SWT), dan tamtsil (menyerupakan Allah SWT
dengan makhluk-Nya berdasarkan firman Allah SWT:
Tidak ada sesuatupun yang serupa
dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS.
Asy-Syura:11)
. Kita
mengetahui dan meyakini bahwa hanya Allah SWT semata yang memiliki nama-nama
yang indah dan sifat-sifat yang tinggi dan kita berdoa kepada-Nya dengannya:
1,
Firman Allah SWT:
Hanya milik Allah SWT asma-ul husna,
maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asma-ul husna itu dan
tinggalakanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut)
nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah
mereka kerjakan. (QS. Al-A'raaf :180)
2. Dari Abu
Hurairah r.a, bahwasanya Allah SWT bersabda, "Sesungguhnya Allah SWT mempunyai
99 nama, seratus kurang satu. Barangsiapa yang dapat menghitungnya niscaya ia
masuk surga." Muttafqun 'alaih.[2]
. Asma`
Allah SWT Yang Maha Indah:
Asma` Allah SWT mengindikasikan atas
sifat-sifat kesempurnaan-Nya. Ia (asma`) diambil dari sifat. Maka, ia adalah
asma` dan sifat, karena itulah ia menjadi indah. Dan, mengetahui Allah SWT, asma
dan sifat-Nya merupakan ilmu yang paling mulia, paling agung dan paling wajib.
Di antara asma` Allah SWT adalah:
Allah:
yaitu yang disembah, dicintai, diagungkan oleh semua makhluk, tunduk bagi-Nya
dan kembali kepada-Nya dalam segala kebutuhan.
Ar-Rahman
ar-Rahim: Dia Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang: yang rahmat-Nya meliputi segala sesuatu.
Al-Malik:Dia
Yang Maha Memiliki: yang memiliki semua makhluk.
Al-Maalik:
Dia Raja: yang merajai semua pemilik, raja-raja dan hamba.
Al-Maliik:
Pemilik Kerajaan: yang terlaksana
perintah-Nya di dalam kerajaan-Nya. Di Tangan-Nya kerajaan. Dia memberikan
kerajaan kepada orang yang dikehendaki-Nya dan mengambil kerajaan dari orang
yang Dia kehendaki.
Al-Quddus
(Yang Maha Suci): yang Maha Suci dari kekurangan dan cela, yang diberikan sifat
dengan sifat kesempurnaan.
As-Salaam
(Yang Memberi Keselamatan, Yang Melimpahkan kesejahteraan, Yang Terhindar dari
segala kekurangan): yang terhindar dari segala cela, penyakit, dan kekurangan.
Al-Mukmin
(Yang Memberi Keamanan): yang makhluk-Nya aman dari perbuatan zhalim-Nya. Dia
menciptakan keamanan dan memberikan nikmat dengannya kepada hamba-Nya yang dikehendaki-Nya.
Al-Muhaimin
(Yang Maha Memelihara), Yang Maha Menyaksikan apa saja dari
makhluk-Nya, tiada suatu pun yang gaib dari-Nya.
Al-'Aziz
(Yang Maha Perkasa): Yang milik-Nya semua keperkasaan.
Dia-lah yang maha perkasa yang tidak ada tandingannya. Yang Maha Perkasa yang
tidak bisa dikalahkan, Yang Maha Kuat lagi keras, yang semua makhluk tunduk
kepada-Nya.
Al-Jabbar
(Yang Maha Kuasa memaksakan semua kehendak-Nya kepada
semua makhluk-Nya): Yang Maha Tinggi di atas makhluk-Nya, yang berkuasa terhadap
mereka menurut yang Dia kehendaki, yang memiliki alam jagat raya dan kebesaran
yang memaksa hamba-Nya dan memperbaiki kondisi mereka.
Al-Mutakabbir
(Yang Mempunyai segala kebesaran dan keagungan): yang mempunyai kebesaran dari
sifat, maka tidak ada sesuatu yang seumpama-Nya, yang mempunyai keagungan dari
setiap yang buruk dan zalim.
Al-Kabir
(Yang Maha Besar): Yang segala sesuatu adalah kecil di bawah-Nya. Milik-Nya
kebesaran di langit dan bumi.
Al-Khaliq
(Yang Maha Pencipta): Yang menciptakan makhluk tanpa ada contoh sebelumnya.
Al-Khallaaq
: Yang telah menciptakan dan terus menciptakan segala sesuatu dengan
kekuasaan-Nya.
Al-Baari`
(Yang Mengadakan): Yang mengadakan makhluk, maka Dia
mengadakan mereka dengan kekuasaan, dan membedakan sebagian makhluk-Nya dari
yang lain serta menjadikan mereka bebas.
Al-Mushawwir
(Yang Membentuk rupa): Yang memunculkan makhluk-Nya berdasarkan rupa yang
berbeda-beda, berupa panjang dan pendek, besar dan kecil.
Al-Wahhab
(Yang Maha Pemberi): Yang bermurah hati dengan pemberian dan nikmat secara
terus menerus.
Ar-Razzaq
(Yang Maha Pemberi Rizqi): yang rizqi-Nya meluasi semua makhluk.
Ar-Raziiq
(Yang Memberi Rizqi): Yang menciptakan segala rizqi dan
menyampaikannya kepada makhluk-Nya.
Al-Ghafur
al-Ghaffar (Yang Maha pengampun): yang dikenal
dengan pengampunan dan maaf.
Al-Ghaafir
: Yang menutupi dosa hamba-Nya.
Al-Qaahir
(Yang mempunyai kekuasaan tertinggi): Yang maha tinggi, yang mempunyai
kekuasaan tertinggi di atas hamba-hamba-Nya. Yang tunduk bagi-Nya semua jiwa
dan menghinakan diri kepada-Nya orang-orang yang kuat.
Al-Qahhar
(Yang Maha Mengalahkan): Yang mengalahkan semua makhluk menurut apa yang
dikehendaki-Nya. Dia-lah Yang Maha Mengalahkan dan apa yang selain-Nya
dikalahkan.
Al-Fattah
(Yang Maha Pemberi Keputusan): Yang memutuskan di antara hamba-Nya dengan benar
dan adil, dan Dia membuka untuk mereka pintu-pintu rahmat dan rizqi, Yang Maha
Penolong bagi hamba-hamba-Nya yang beriman, Yang menyendiri mengetahui
kunci-kunci yang gaib.
Al-'Aliim
(Yang Maha Mengetahui): Yang tidak ada sesuatu yang samar
atasnya. Yang Maha Mengetahui rahasia dan yang samar, segala yang nampak dan
yang tersembunyi, ucapan dan perbuatan, yang gaib dan nyata, Dia Maha
Mengetahui yang gaib.
Al-Majiid
(Yang Maha Mulia/Yang Maha Terpuji): Yang dipuji dengan perbuatan-Nya.
Makhluk-Nya memuji-Nya karena keagungan-Nya. Dia-lah yang dipuji di atas
kemuliaan, keagungan, dan kebaikan-Nya.
Ar-Rabb:
Yang Maha Memiliki lagi Mengatur (semua makhluk), Rabb segala yang memiliki,
Yang memiliki segala makhluk, yang mengatur makhluk-Nya dan mengatur perkara
mereka di dunia dan akhirat. Tidak ada ilah (yang berhak disembah)
selain-Nya. Dan tidak ada Rabb selain-Nya.
Al-'Azhim
(Yang Maha Agung): Yang memiliki keagungan dan kebesaran
dalam kerajaan dan kekuasaan-Nya.
Al-Waasi'
(Yang Maha Luas karunia-Nya): Yang rahmat-Nya meluasi segala sesuatu, rizqi-Nya
meluasi semua makhluk, Maha luas keagungan, kerajaan, dan kekuasaan, Maha luas
karunia dan kebaikan.
Al-Karim
(Yang Maha Pemurah/Mulia): Yang memiliki kemampuan yang besar, Yang mempunyai
kebaikan yang banyak secara terus menerus. Maha suci dari kekurangan dan aib.
Al-Akram
(Yang Paling Pemurah): Yang meliputi semua dengan pemberian dan karunia-Nya.
Al-Waduud
(Yang Maha Pengasih): Yang mencintai bagi orang yang taat dan kembali
kepada-Nya. Yang memuji mereka. Yang berbuat baik kepada mereka dan selain
mereka.
Al-Muqit
(Yang berkuasa memberi rizqi kepada setiap makhluk, Yang menjaga dan
melindungi): Yang menjaga segala sesuatu, Yang mengurus segala sesuatu, Yang
memberikan rizqi kepada semua makhluk.
As-Syakuur
(Yang Maha Mensyukuri): Yang melipat gandakan segala kebaikan dan menghapus
segala kesalahan.
Asy-Syaakir
(Yang Mensyukuri amal kebaikan hamba-Nya): Yang mensyukuri perbuatan taat yang
sedikit, lalu Dia memberikan pahala yang besar, memberikan nikmat yang banyak,
ridha terhadap syukur yang sedikit.
Al-Lathiif
(Yang Maha Halus, Yang Maha lembut terhadap hamba-Nya):
Yang tidak ada sesuatu yang samar atas-Nya, Yang berbuat kebaikan kepada
hamba-Nya, Yang bersikap lembut kepada mereka dari tempat yang tidak mereka
ketahui, Maha Halus yang tidak ditemukan penglihatan.
Al-Halim
(Yang Maha penyantun): Yang tidak segera menyiksa hamba-hamba-Nya karena
perbuatan dosa mereka, bahkan Dia memberikan tempo agar mereka bertaubat.
Al-Khabiir
(Yang Maha Mengenal, Yang Maha Mengetahui): Yang tidak ada sesuatu yang samar
atas-Nya dari urusan makhluk-Nya, dari yang bergerak dan berdiam diri,
berbicara dan membisu, dan yang kecil dan besar.
Al-Hafiizh
(Yang Maha Pemelihara): Yang memelihara apa yang telah Dia ciptakan. Ilmu-Nya
meliputi segala sesuatu.
Al-Haafizh:
Yang memelihara amal perbuatan hamba dan menjaga kekasih-kekasih-Nya dari
terjatuh di dalam dosa.
Ar-Raqiib
(Yang Maha Mengawasi): Yang mengawasi hamba-Nya di dalam semua kondisi mereka.
Yang Maha Memelihara, Yang tidak pernah gaib dari apa yang dipeliharanya.
As-Samii'
(Yang Maha Mendengar): Yang mendengar semua suara. Pendengaran-Nya meluasi
segala suara. Mendengar sesuatu tidak mengganggu-Nya dari mendengar yang lain,
kendati berbeda lisan, bahasa, dan kebutuhan. Tidak ada perbedaan di sisi-Nya
yang rahasia dan terang-terangan, yang dekat dan yang jauh.
Al-Bashir
(Yang Maha Melihat): Yang melihat segala sesuatu. Yang Maha Mengetahui segala
kebutuhan dan perbuatan hamba. Siapa yang berhak mendapat petunjuk dan siapa
yang berhak mendapat kesesatan. Tidak ada sesuatu yang terlupakan/hilang
dari-Nya. Tidak ada sesuatu yang gaib dari-Nya.
Al-'Ali,
al-A'la, al-Muta'aal (Yang Maha Tinggi, Yang Paling
Tinggi) : Yang memiliki ketinggian dan terangkat. Yang segala sesuatu berada di
bawah kekuasaan-Nya. Dia Yang Maha
Agung, Yang tidak ada yang lebih agung dari-Nya. Yang Maha Tinggi, tidak ada
yang lebih tinggi dari-Nya. Yang Maha Besar, tidak ada yang lebih besar
dari-Nya.
Al-Hakim
(Yang Maha Bijaksana): Yang meletakkan segala sesuatu pada tempatnya dengan
hikmah dan keadilan-Nya. Yang Maha Bijaksana dalam perkataan dan perbuatan-Nya.
Al-Hakam
al-Hakim: Yang diserahkan hukum kepada-Nya,
maka Dia tidak berbuat aniaya dan tidak berbuat zalim kepada seseorang.
Al-Qayyum
(Yang Tegak dan terus menerus mengurus makhluk-Nya): Yang berdiri dengan
diri-Nya sendiri, maka Dia tidak membutuhkan seseorang. Yang
menegakkan/mengurus selain-Nya. Yang tegak mengurus semua makhluk, tidak pernah
mengantuk dan tidak pula tidur.
Al-Wahid,
al-Ahad (Yang Satu, Yang Tunggal): Yang menyendiri
dengan segala kesempurnaan, tidak ada sesuatupun yang menyekutui-Nya padanya.
Al-Hayy
(Yang Maha Hidup): Yang Kekal, tidak akan pernah mati dan tidak pula binasa.
Al-Haasib,
al-Hasiib (Yang memberi kecukupan dengan
kadar yang tepat): Yang memberi kecukupan kepada hamba-Nya yang selalu mereka
butuhkan darinya, yang menghisab hamba-Nya.
Asy-Syahid
(Yang Maha Menyaksikan): Yang menyaksikan segala sesuatu. Yang ilmu-Nya
meliputi segala sesuatu. Yang menyaksikan untuk dan atas hamba-Nya dengan apa
yang mereka perbuat.
Al-Qawiyy,
al-Matiin (Yang Maha Kuat, Yang Maha Kokoh):
Yang Memiliki kekuatan sempurna. Tidak ada yang bisa mengalahkan-Nya. Yang lari
tidak bisa lepas dari-Nya. Yang Maha Kuat yang tidak terputus kekuatan-Nya.
Al-Waliyy
(Yang Melindungi): Yang memiliki pengaturan.
Al-Maula:
Yang mencintai, menolong, membantu hamba-hamba-Nya yang beriman.
Al-Hamid
(Yang Maha Terpuji): Yang berhak mendapat pujian. Yang dipuji atas asma` dan
sifat-Nya, perbuatan dan ucapan-Nya, kebaikan-Nya, syari'at dan kekuasaan-Nya.
As-Shamad
(Yang Maha Sempurna, Yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu): Yang mencapai
kesempurnaan dalam kepemimpinan-Nya, keagungan, dan kemurahan-Nya, yang
digantungkan kepada-Nya dalam segala kebutuhan.
Al-Qadiir,
al-Qaadir, al-Muqtadir (Yang Maha Kuasa, Yang Maha
Berkuasa): Yang sempurna kekuasaan. Tidak ada sesuatu yang melemahkan-Nya.
Tidak ada sesuatu yang luput darinya. Yang memiliki kekuasaan yang sempurna,
kekal dan mencakup/meliputi.
Al-Wakiil
(Pemelihara, Pelindung): Yang melaksanakan semua urusan hamba.
Al-Kafiil:
Yang memelihara segala sesuatu, Yang tegak di atas semua jiwa, Yang menjamin
rizqi semua hamba, dan memelihara kemashlahatan mereka.
Al-Ghaniyy
(Yang Maha Kaya): Yang Maha Kaya dari makhluk, Dia tidak
membutuhkan pada seseorang secara absolut.
Al-Haqq,
al-Mubiin (Yang Benar): Yang tidak ada
keraguan akan keberadaan-Nya, Yang tidak samar atas makhluk-Nya.
Al-Mubiin
(Yang menjelaskan segala sesuatu menurut hakikat sebenarnya): Yang menjelaskan
kepada makhluk-Nya jalan-jalan keselamatan di dunia dan akhirat.
An-Nuur
(Pemberi Cahaya):Yang menerangi langit dan bumi.
Menerangi hati orang-orang yang beriman dengan mengenal dan beriman kepada-Nya.
Dzul
Jalaali wal Ikraam (Yang memiliki kebesaran dan
karunia): Yang berhak ditakuti dan dipuji atasnya sendirian-Nya. Yang memiliki
keagungan dan kebesaran. Yang memiliki rahmat dan kebaikan.
Al-Barr
(Yang Melimpahkan kebaikan): Yang Maha Penyayang terhadap
hamba-Nya, Yang Mengasihi mereka, Yang Melimpahkan kebaikan kepada mereka.
At-Tawwab
(Yang Maha Penerima taubat): Yang menerima taubat orang-orang yang bertaubat,
mengampuni dosa orang-orang yang kembali, menciptakan taubat dan menerimanya
dari hamba-hamba-Nya.
Al-'Afuww
(Yang Maha Pemaaf): Yang maaf-Nya meluasi semua dosa yang berasal dari
hamba-hamba-Nya, terutama bila disertai taubat dan istighfar.
Ar-Rau`uf:
Yang memiliki belas kasih. Ar-Ra`fah: kasih sayang yang tertinggi.
Al-Awwaal:
Yang telah ada sebelum segala sesuatu.
Al-Akhir:
Yang tidak ada sesuatu sesudah-Nya.
Azh-Zhahir:
Yang tidak ada sesuatupun di atas-Nya.
Al-Bathin:
Yang tidak ada sesuatupun di bawah-Nya.
Al-Warits:
Yang tetap ada setelah punahnya semua makhluk-Nya. Kepada-Nya kembali segala
sesuatu, Yang hidup tidak pernah mati.
Al-Muhith
(Yang meliputi terhadap segala sesuatu): Yang kekuasaan-Nya mencakup semua
makhluk-Nya, mereka tidak pernah mampu melepaskan diri atau lari dari-Nya.
Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Menghitung segala sesuatu.
Al-Qariib
(Yang Maha Dekat): dari setiap orang. Yang dekat dari yang berdoa dan yang
mendekatkan diri kepada-Nya dengan berbagai macam perbuatan taat dan kebaikan.
Al-Haadi
(Yang Maha Pemberi petunjuk): Yang memberi petunjuk
kepada semua makhluk menuju kebaikan mereka. Yang memberi hidayah kepada
hamba-hamba-Nya. Yang menjelaskan kepada mereka jalan yang haq dari yang batil.
Al-Badii'
(Yang Maha Pencipta): Yang tidak ada yang serupa dan sebanding bagi-Nya. Yang
menciptakan semua makhluk tanpa contoh sebelumnya.
Al-Faathir:
Yang menciptakan semua makhluk. Menciptakan langit dan bumi yang sebelumnya
tidak ada.
Al-Kaafi
(Yang Melindungi hamba-hamba-Nya): Yang memberi kecukupan
kepada semua hamba-Nya apa yang mereka perlukan dan butuhkan.
Al-Ghalib:
Yang mengalahkan selamanya. Yang mengalahkan semua yang meminta. Tidak ada
seseorang yang bisa menolak keputusan-Nya, atau menghalangi apa yang telah
berlalu. Tidak ada yang menolak qadha-Nya. Tidak ada yang mengkritik hukum-Nya.
An-Naashir,
an-Nashir: Yang menolong para rasul dan para
pengikut mereka atas musuh-musuh mereka. Di Tangan-Nya pertolongan, tidak ada
sekutu bagi-Nya.
Al-Musta'aan
(Yang diminta pertolongan): Yang tidak meminta pertolongan, bahkan dimohon
pertolongan dari-Nya. Kekasih-kekasih dan musuh-musuh-Nya meminta pertolongan
kepada-Nya. Dia SWT memberi pertolongan kepada mereka dan mereka?.
Dzul
Ma'arij: Yang naik kepada-Nya para malaikat
dan ar-Ruh (Jibril a.s), dan naik kepada-Nya segala amal perbuatan dan ucapan
yang Shaleh dan baik.
Dzuth-Thaul:
Yang menguraikan karunia, nikmat, dan pemberian kepada hamba-Nya.
Dzul
Fadhl: Yang memiliki segala sesuatu,
memberi karunia kepada hamba-hamba-Nya dengan berbagai macam ni'mat.
Ar-Rafiiq
(Yang Maha Lembut, Maha Halus): Yang menyukai kelembutan
dan pelakunya. Maha belas kasih kepada hamba-hamba-Nya lagi Maha Penyayang
kepada mereka.
Al-Jamiil
(Yang Maha Indah): pada dzat, asma`, sifat, dan
perbuatan-Nya.
Ath-Thayyib:
Yang Maha Suci dari kekurangan dan cacat.
Asy-Syafi
(Yang Menyembuhkan): bagi setiap penyakit sendirian-Nya ?, tidak ada sekutu
bagi-Nya.
As-Subbuh:
Yang Maha Suci dari cacat dan kekurangan, Yang bertasbih bagi-Nya tujuh lapis
langit dan bumi serta yang ada di atasnya, bertasbih dengan pujian-Nya segala
sesuatu.
Al-Witr
(Yang Maha Esa, Tunggal, Ganjil): Yang tidak ada sekutu
baginya, tidak ada yang serupa dan sebanding. Ganjil yang menyukai ganjil dari
amal dan taat.
Ad-Dayyan
(Yang Maha Kuasa): Yang menghisab hamba dan membalas mereka, dan memutuskan di
antara mereka pada hari pembalasan.
Al-Muqaddim,
al-Mu`akhkhir (Yang Mendahulukan, Yang
Mengakhirkan): mendahulukan dan mengakhirkan siapa dikehendakinya, mengangkat
dan merendahkan siapa dikehendaki-Nya.
Al-Hannan:
Yang Maha Penyayang terhadap hamba-Nya, memuliakan orang-orang yang berbuat
baik dan mengampuni yang bersalah.
Al-Mannan
(Yang Maha Pemberi, Yang Maha Pemurah): Yang memulai pemberian sebelum diminta,
banyak memberi, memberi nikmat kepada hamba-hamba-Nya dengan berbagai macam
kebaikan, nikmat, rizqi dan pemberian.
Al-Qaabidh
(Yang Menyempitkan rizqi): Yang menyempitkan kebaktian dan ma'rufnya dari siapa
yang dikehendaki-Nya.
Al-Baasith
(Yang Melapangkan rizqi): Yang menyebarkan karunia-Nya dan meluaskan riqzi-Nya
kepada siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya.
Al-Hayii,
as-Sittiir: Yang menyukai orang yang pemalu
dan menutupi (aib, cela) dari hamba-hamba-Nya. Menutupi atas hamba-Nya
kebanyakan dari dosa dan cela.
As-Sayyid:
Yang sempurna dalam kepemimpinan, keagungan, kekuatan, dan semua sifat-Nya.
Al-Muhsin:
Yang meliputi semua makhluk dengan kebaikan dan karunia-Nya.
BERTAMBAHNYA IMAN
Dasar agama adalah beriman kepada Allah
SWT, yakin atas-Nya, dan yakin terhadap asma`, sifat, segala perbuatan, dan
khazanah-Nya, janji dan ancaman-Nya. Semua amal dan segala macam ibadah
dasarnya dan diterimanya dibangun di atas pondasi yang agung ini. apabila iman
ini lemah dan berkurang niscaya lemahlah amal perbuatan dan segala macam
ibadah, lalu buruklah keadaan.
Agar
iman datang di dalam kehidupan kita dan terus bertambah, harus diketahui
beberapa perkara:
1, Kita
mengetahui dan meyakini bahwa Sang Pencipta segala sesuatu adalah Allah SWT,
nampak atau tersembunyi, kecil atau besar. Maka, yang menciptakan langit adalah
Allah SWT. Yang menciptakan bumi adalah Allah SWT. Yang menciptakan arsy adalah
Allah SWT. Yang menciptakan bintang-bintang dan planet-planet adalah Allah SWT.
Yang menciptakan laut dan gunung-gunung adalah Allah SWT. Yang menciptakan
manusia, hewan, tumbuhan, dan benda-benda mati adalah Allah SWT. Dan yang
menciptakan surga dan neraka adalah Allah SWT:
﴿ ٱللَّهُ خَٰلِقُ كُلِّ شَيۡءٖۖ وَهُوَ عَلَىٰ
كُلِّ شَيۡءٖ وَكِيلٞ ٦٢ ﴾ [الزمر: ٦١]
Allah SWT menciptakan segala sesuatu
dan Dia memelihara segala sesuatu. (QS. Az-Zumar :62)
Kita
membicarakan hal tersebut, mendengarkannya, memikirkannya. Kita melihat pada
ayat-ayat kauniyah dan ayat-ayat al-Qur`an dengan pandangan mengambil pelajaran
dan berpikir, sehingga iman tertanam di dalam hati kita, dan Allah SWT telah
memerintahkan kita dengan hal tersebut.
-Firman Allah
SWT:
﴿ قُلِ ٱنظُرُواْ مَاذَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ
وَٱلۡأَرۡضِۚ وَمَا تُغۡنِي ٱلۡأٓيَٰتُ وَٱلنُّذُرُ عَن قَوۡمٖ لَّا يُؤۡمِنُونَ ١٠١
﴾ [يونس : ١٠١]
Katakanlah:"Perhatikanlah
apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfa'at tanda kekuasaan Allah
SWT dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak
beriman". (QS. Yunus:101)
-Firman Allah
SWT:
﴿ وَإِذَا مَآ أُنزِلَتۡ سُورَةٞ
فَمِنۡهُم مَّن يَقُولُ أَيُّكُمۡ زَادَتۡهُ هَٰذِهِۦٓ إِيمَٰنٗاۚ فَأَمَّا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ فَزَادَتۡهُمۡ إِيمَٰنٗا وَهُمۡ يَسۡتَبۡشِرُونَ ١٢٤ ﴾ [يونس : ١٠١]
Dan
apabila diturunkan suatu surat, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada
yang berkata :"Siapa di antara kamu yang bertambah imannya dengan
(turunnya) surat
ini?". Adapun orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya, sedang
mereka merasa gembira. (QS. At-Taubah:124)
2. Kita
mengetahui dan meyakini bahwa Allah SWT menciptakan semua makhluk dan
menciptakan pengaruhnya. Dia menciptakan mata dan menciptakan pengaruhnya,
yaitu melihat. Menciptakan telinga dan menciptakan pengaruhnya, yaitu
mendengar. Menciptakan lisan dan menciptakan pengaruhnya, yaitu berbicara.
Menciptakan matahari dan menciptakan tandanya yaitu nur (cahaya, energi panas).
Menciptakan api dan menciptakan tandanya, yaitu membakar. Dia SWT menciptakan
pohon dan menciptakan tandanya, yaitu buah dan seterusnya.
3, Kita
mengetahui dan meyakini bahwa yang memiliki semua makhluk, mendayagunakan padanya (?) dan
mengaturnya adalah Allah SWT saja, tidak ada sekutu bagi-Nya. Maka, semua yang
ada di langit dan di bumi dari segala makhluk, besar dan kecilnya, semuanya
hamba dan faqir kepada Allah SWT. Tidak memiliki untuk diri mereka manfaat,
tidak pula bahaya dan tidak pula pertolongan, tidak memiliki kematian,
kehidupan, dan tidak memiliki kebangkitan. Allah SWT Yang memiliki mereka. Mereka
membutuhkan-Nya, dan Dia Maha Kaya dari mereka.Allah SWT yang mengubah alam dan
mengatur semua urusan makhluk-Nya. Maka, yang mengatur langit dan bumi, air dan
laut, api dan angin, jiwa dan tumbuhan, planet dan benda-benda mati, para
pemimpin dan menteri-menteri, orang-orang kaya dan orang-orang fakir,
orang-orang kuat dan lemah, dan selain mereka adalah Allah SWT saja, tiada
sekutu bagi-Nya.
Allah
SWT mengatur dengan qudrat-Nya (kemampuan/kekuasaan-Nya), hikmah-Nya, dan
ilmu-Nya bagaimana Dia menghendaki. Terkadang Dia menciptakan sesuatu dan
mengambil pengaruhnya dengan kekuasaan-Nya. Terkadang Dia menciptakan mata dan
tidak bisa melihat, menciptakan telinga tetapi tidak bisa mendengar,
menciptakan lisan tetapi tidak bisa berbicara, menciptakan laut tetapi tidak
menenggelamkan, menciptakan api tetapi tidak bisa membakar. Terkadang Allah SWT
melakukan hal tersebut; karena Dia SWT yang mengatur perubahan makhluk
bagaimana Dia menghendaki. Tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Yang Maha
Esa lagi Maha Mengalahkan. Dia Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.
-Sebagian
hati terpengaruh dengan sesuatu melebihi pengaruh dari Sang Pencipta sesuatu.
Bergantung kepada sesuatu dan lupa Sang Pencipta sesuatu Yang Maha Suci. Yang
wajib adalah dengan ilmu dan pengamatan terhadap makhluk ini agar kita mencapai
kepada Penciptanya yang telah menciptakan dan membentuk rupanya. Kita hanya
menyembah-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya. Firman Allah SWT:
﴿ قُلۡ مَن يَرۡزُقُكُم مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ
أَمَّن يَمۡلِكُ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡأَبۡصَٰرَ وَمَن يُخۡرِجُ ٱلۡحَيَّ مِنَ ٱلۡمَيِّتِ
وَيُخۡرِجُ ٱلۡمَيِّتَ مِنَ ٱلۡحَيِّ وَمَن يُدَبِّرُ ٱلۡأَمۡرَۚ فَسَيَقُولُونَ ٱللَّهُۚ
فَقُلۡ أَفَلَا تَتَّقُونَ ٣١ فَذَٰلِكُمُ ٱللَّهُ رَبُّكُمُ ٱلۡحَقُّۖ فَمَاذَا بَعۡدَ
ٱلۡحَقِّ إِلَّا ٱلضَّلَٰلُۖ فَأَنَّىٰ تُصۡرَفُونَ ٣٢ ﴾ [يونس : ٣١، ٣٢]
Katakanlah:"Siapakah
yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa
(menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang
hidup dari yang mati dan yang mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan
siapakah yang mengatur segala urusan" Maka mereka menjawab:"Allah SWT".
Maka katakanlah:"Mengapa kamu tidak bertaqwa (kepada-Nya)?" Maka (Zat
yang demikian) itulah Allah SWT. Rabb kamu yang sebenarnya; maka tidak ada
sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kamu dipalingkan
(dari kebenaran) (QS. Yunus:31-32)
4, Kita
mengetahui dan meyakini bahwa khazanah segala sesuatu hanya ada di sisi Allah
SWT saja, tidak ada di sisi yang selain-Nya. Segala sesuatu yang ada, maka
khazanahnya ada di sisi Allah SWT. Khazanah makanan dan minuman, biji-bijian dan buah-buahan, air dan angin,
harta dan lautan, gunung dan yang lainnya, semuanya ada di sisi Allah SWT.
Semua yang kita butuhkan, kita memohon dan memintanya kepada Allah SWT, serta
memperbanyak ibadah dan taat. Dia SWT yang menunaikan hajat, mengabulkan segala
doa. Dia SWT sebaik-baik yang diminta dan sebaik-baik yang memberi. Tidak ada
yang bisa menghalangi bagi apa yang Dia berikan dan tidak ada yang memberi bagi
apa yang Dia halangi.
1-Firman
Allah SWT:
﴿ وَإِن مِّن شَيۡءٍ إِلَّا عِندَنَا خَزَآئِنُهُۥ
وَمَا نُنَزِّلُهُۥٓ إِلَّا بِقَدَرٖ مَّعۡلُومٖ ٢١ ﴾ [الحجر: ٢١]
Dan
tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya; dan Kami tidak
menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu. (QS. Al-Hijr:21)
2- Dan
firman Allah SWT:
﴿ وَلِلَّهِ خَزَآئِنُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ
وَلَٰكِنَّ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ لَا يَفۡقَهُونَ ٧ ﴾ [المنافقون:
٧]
Padahal
kepunyaan Allah SWT-lah perbendaharaan langit dan bumi, tetapi orang-orang
munafik itu tidak memahami. (QS. Al-Munafiqunn:7)
. Kekuasaan Allah SWT:
Allah
SWT mempunyai kekuasaan yang mutlak (absolut, tanpa batas), terkadang Dia memberi
dan melimpahkan rizqi dengan berbagai sebab seperti Dia menjadikan air menjadi
sebab adanya tumbuhan, dan seperti menjadikan jima' dengan istri menjadi sebab
adanya kelahiran. Kita berada di alam sebab, maka kita mengambil sebab-sebab
yang disyari'atkan dan tidak bertawakkal kecuali hanya kepada Allah SWT.
.
Terkadang Dia memberi dan melimpahkan rizqi tanpa adanya sebab. Dia berfirman
'Jadilah' maka terjadilah, sebagaimana Dia memberi rizqi makanan kepada Maryam
tanpa ada pohon dan memberi anak kepadanya tanpa suami.
. Terkadang Dia SWT menggunakan kekuasaan-Nya
menjadikan kebalikan sebab, sebagaimana Dia menjadikan api menjadi dingin dan
menjadi keselamatan atas Ibrahim a.s, dan sebagaimana Dia menyelamatkan Musa a.s
dan menenggelamkan Fir'aun dan pengikutnya di laut Merah, dan sebagaimana Dia SWT
menyelamatkan Yunus a.s di dalam kegelapan perut ikan (paus) dan kegelapan
laut.
Firman Allah
SWT:
﴿ إِنَّمَآ أَمۡرُهُۥٓ إِذَآ أَرَادَ شَيًۡٔا
أَن يَقُولَ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ ٨٢ ﴾ [يس: ٨٢]
Sesungguhnya
perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata
kepadanya:"Jadilah!" maka terjadilah ia. (QS. 36:82)
.Ini
yang berkaitan bagi segala makhluk, adapun yang berkaitan dengan kondisi:
1, Kita
mengetahui dan meyakini bahwa pencipta segala keadaan hanya Allah SWT saja dari
kaya, miskin, sehat, sakit, bahagia dan duka cita, tertawa dan menangis, mulia
dan hina, hidup dan mati, aman dan takut, dingin dan panas, petunjuk dan sesat,
bahagia dan celaka … maka ini dan keadaan-keadaan lainnya adalah diciptakan
oleh Allah SWT.
2, Kita
mengetahui dan meyakini bahwasanya yang mengatur perkara dan memalingkan semua
kondisi ini adalah Allah SWT saja. Tidak berganti fakir menjadi kaya kecuali
dengan perintah Allah SWT. Sakit tidak bisa berganti sehat kecuali dengan
perintah Allah SWT. Kehinaan tidak bisa berganti kemuliaan kecuali dengan
perintah Allah SWT. Tertawa tidak bisa berganti menjadi menangis kecuali dengan
perintah Allah SWT. Yang masih hidup tidak bisa meninggal dunia kecuali dengan
izin Allah SWT. Dingin tidak bisa berganti menjadi panas kecuali dengan adanya
perintah Allah SWT. Sesat tidak berganti menjadi petunjuk kecuali dengan
perintah Allah SWT, dan begitulah.
Semua
keadaan datang dengan perintah Allah SWT, bertambah dengan perintah-Nya,
berkurang dengan perintah-Nya, tetap dengan perintah-Nya, berubah dengan
perintah-Nya. Kita harus memohon perubahan kondisi dari yang memiliki
(menciptakan)nya dengan cara hanya mendekatkan diri kepada-Nya saja dengan apa
yang Dia syari'atkan.
﴿ قُلِ ٱللَّهُمَّ مَٰلِكَ ٱلۡمُلۡكِ تُؤۡتِي
ٱلۡمُلۡكَ مَن تَشَآءُ وَتَنزِعُ ٱلۡمُلۡكَ مِمَّن تَشَآءُ وَتُعِزُّ مَن تَشَآءُ
وَتُذِلُّ مَن تَشَآءُۖ بِيَدِكَ ٱلۡخَيۡرُۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ
٢٦ ﴾ [ال عمران: ٢٦]
Katakanlah:
"Wahai Rabb Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang
yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau
kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang
yang Engkau kehendaki. Di Tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya
Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. 3:26)
3, Kita
mengetahui dan meyakini bahwa semua khazanah (perbendaharaan) semua keadaan
yang telah lalu dan yang lainnya hanya ada di sisi Allah SWT, tidak ada sekutu
bagi-Nya. Jika Allah SWT memberi kesehatan atau kekayaan atau yang lainnya
kepada semua manusia niscaya tidak mengurangi apa yang ada dalam khazanah-Nya SWT
kecuali seperti menguranginya jarum jahit bila dimasukkan ke dalam laut. Tidak
ada Ilah kecuali Dia Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.
Dari Abu
Dzar r.a, dari Nabi SAW yang beliau
riwayatkan dari Allah SWT, Dia SWT berfirman (dalam hadits qudsi): "Hai
hamba-hamba-Ku, sesungguhnya Aku mengharamkan sifat aniaya atas diri-Ku dan Aku
jadikan hal itu diharamkan di antaramu, maka janganlah saling berbuat
aniaya.Hai hamba-Ku, kamu semua tersesat kecuali orang yang Ku-beri petunjuk,
mintalah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku memberi petunjuk kepadamu.
Hai
hamba-Ku, kamu semua kelaparan kecuali orang yang Ku-beri makan, mintalah makan
kepada-Ku, niscaya aku memberi makan kepadamu.
Hai
hamba-Ku, kamu semua bertelanjang kecuali orang yang Ku-beri pakaian, mintalah
pakaian kepada-Ku, niscaya Aku memberi pakaian kepadamu.
Hai
hamba-Ku, sesungguhnya kamu semua melakukan kesalahan malam dan siang hari, dan
Aku mengampuni semua dosa, mintalah ampunan kepada-Ku, niscaya Aku
mengampunimu.
Hai
hamba-Ku, sesungguhnya kamu tidak bisa mencelakakan Aku lalu mencelakakan Aku,
dan tidak akan pernah bisa memberi manfaat kepada-Ku lalu memberi manfaat
kepada-Ku.
Hai
hamba-Ku, jikalau generasi pertama dan terakhir kamu, bangsa jin dan manusia,
mereka semua seperti orang yang paling taqwa dari kamu, niscaya hal itu tidak
bisa menambah sedikitpun dalam kerajaan-Ku.
Hai
hamba-Ku, jikalau generasi pertama dan terakhir kamu, bangsa jin dan manusia,
mereka semua seperti orang yang paling fasik dari kamu, niscaya hal itu tidak
bisa mengurangi sedikitpun dari kerajaan-Ku.
Hai
hamba-Ku, jikalau generasi pertama dan terakhir kamu, bangsa jin dan manusia
kamu, mereka berdiri di satu tempat, mereka memohon kepada-Ku, lalu Aku memberi
kepada setiap manusia sesuai permintaan-Nya, niscaya hal itu tidak mengurangi
sedikitpun dari apa yang ada di sisi-Ku kecuali sebagaimana sebatang jarum bila
dimasukkan ke laut.
Hai
hamba-Ku, ia hanyalah amal perbuatanmu yang Ku-hitung, kemudian Ku-sempurnakan
kepadamu. Barangsiapa menemukan kebaikan, maka hendaklah ia memuji Allah SWT,
dan barangsiapa yang mendapatkan selain hal itu, maka janganlah ia mencela
selain kepada dirinya sendiri. HR.Muslim.[3]
.Yang
beriman kepada Allah SWT, dan menjunjung segala perintah Allah SWT menurut
petunjuk Rasulullah SAW, maka Allah SWT ridha kepadanya, memberikan kepadanya
dari khazanah-Nya kaya atau fakir, memperkuat dan menolongnya, memasukkannya ke
dalam surga, menjaganya, dan memuliakannya dengan iman, sama saja ia memiliki
sebab-sebab kemuliaan seperti Abu Bakar r.a, Umar r.a, dan Utsman r.a, atau
tidak memiliki sebab-sebab kemuliaan seperti Bilal r.a, 'Ammar r.a, dan Salman r.a,
serta selain mereka.
Dan
siapa yang tidak beriman kepada Allah SWT, jika dia mempunyai sebab-sebab
kemuliaan dari kerajaan dan harta niscaya Allah SWT menistakannya dengannya (harta
dan kerajaan), seperti Allah SWT menistakan Fir'aun, Qarun, Haman dan selain
mereka.
Dan jika
dia mempunyai sebab-sebab kenistaan niscaya Allah SWT menistakannya dengannya
seperti kaum musyrik yang fakir.
.Allah
SWT menciptakan manusia untuk beriman dan beramal shaleh, hanya menyembah
Rabb-nya saja, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan Dia tidak menciptakan untuk
memperbanyak harta, segala sesuatu dan syahwat. Barangsiapa yang menyibukkan
dirinya dengan semua ini hingga meninggalkan ibadah kepada Rabb-nya niscaya Allah
SWT menguasakannya atasnya dan menjadikannya penyebab celaka dan binasa serta
meruginya di dunia dan akhirat.
Firman Allah
SWT:
﴿ فَلَا تُعۡجِبۡكَ أَمۡوَٰلُهُمۡ وَلَآ
أَوۡلَٰدُهُمۡۚ إِنَّمَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيُعَذِّبَهُم بِهَا فِي ٱلۡحَيَوٰةِ
ٱلدُّنۡيَا وَتَزۡهَقَ أَنفُسُهُمۡ وَهُمۡ كَٰفِرُونَ ٥٥ ﴾ [التوبة: 55]
Maka
janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah
SWT menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa
mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang
mereka dalam keadaan kafir. (QS. 9:55)
. Sebab-sebab
keberuntungan dan kesuksesan:
Allah SWT telah memberikan kepada
setiap manusia sebab-sebab keberuntungan dan kesuksesan, tidak ada bedanya
apakah dia seorang yang kaya atau miskin, dan (Dia SWT juga memberikan)
sebab-sebab yang tidak mengandung keberuntungan dan kesuksesan seperti harta dan
pangkat, Allah SWT memberikan darinya kepada sebagian manusia dan tidak
memberikan kepada yang lain. Iman dan amal shaleh adalah penyebab satu-satunya
untuk mencapai keberuntungan dan kesuksesan di dunia dan akhirat. Ia merupakan
hak yang dianugerahkan kepada setiap orang. Demikian pula tempat iman, ia
adalah hati yang dimiliki setiap orang, dan tempat amal-amal shaleh, ia adalah
anggota-anggota tubuh yang dimiliki setiap orang. Maka, barang siapa yang di hatinya
ada iman dan muncul dari anggota-anggota tubuhnya amal-amal shaleh niscaya ia
beruntung di dunia dan akhirat, dan yang selainnya termasuk orang-orang yang
rugi.
1,
Keberuntungan di dunia dan akhirat hanya bisa diperoleh dengan iman dan amal shaleh.
Nilai manusia di sisi Allah SWT hanya sekadar iman yang ada padanya dan
amal-amal shaleh yang dilaksanakannya, bukan dengan apa-apa yang dimilikinya
yaitu harta, benda, dan pangkat.
Satu kaum
meyakini bahwa keberuntungan dan kesuksesan ada pada kerajaan dan negara
seperti Namrud dan Fir'aun. Kaum yang lain meyakini bahwa hal itu ada pada
kekuatan seperti kaum 'Aad. Dan kaum yang lain meyakini bahwa keberuntungan ada
di perdagangan seperti kaum Syu'aib. Kaum yang lain meyakini bahwa kesuksesan
ada di pertanian seperti kaum Saba`. Yang lain meyakini bahwa kesuksesan ada
pada perindustrian seperti kaum Tsamud. Dan yang lain meyakini bahwa
kebahagiaan ada pada harta seperti Qarun.
Allah SWT telah mengutus para nabi dan
rasul -'alaihimush shalatuh was salaam- kepada kaum-kaum tersebut,
mengajak mereka kepada menyembah Allah SWT saja, tidak ada sekutu bagi-Nya,
menjelaskan bagi mereka bahwa keberuntungan dan kesuksesan tidak terdapat dalam
segala perkara ini, bahkan dengan beriman dan beramal shaleh.
1, Firman Allah SWT:
﴿ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَيَخۡشَ
ٱللَّهَ وَيَتَّقۡهِ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡفَآئِزُونَ ٥٢ ﴾ [النور : ٥٢]
Dan
barangsiapa yang taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya dan takut kepada Allah SWTdan
bertaqwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan.
(QS. An-Nuur:52)
2, Firman Allah SWT:
﴿ ٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡغَيۡبِ وَيُقِيمُونَ
ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ يُنفِقُونَ ٣ وَٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِمَآ أُنزِلَ
إِلَيۡكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبۡلِكَ وَبِٱلۡأٓخِرَةِ هُمۡ يُوقِنُونَ ٤ أُوْلَٰٓئِكَ
عَلَىٰ هُدٗى مِّن رَّبِّهِمۡۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ ٥ ﴾ [البقرة: ٣، ٥]
(yaitu) mereka yang beriman
kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang
Kami anugerahkan kepada mereka, Dan mereka yang beriman kepada Kitab
(al-Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah
diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka
itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Rabb-nya, dan merekalah orang-orang
yang beruntung. (QS. Al-Baqarah: 3-5)
2,
Tatkala kaum-kaum tersebut mendustakan para rasul dan tetap di atas kekufuran,
serta terperdaya dengan apa-apa yang mereka miliki, Allah SWT menghancurkan
mereka dan menyelamatkan para Nabi SAW dan rasul-Nya serta para pengikut
mereka, dan menolong mereka atas musuh-musuh mereka.
1- Firman Allah SWT:
﴿ فَكُلًّا أَخَذۡنَا بِذَنۢبِهِۦۖ فَمِنۡهُم
مَّنۡ أَرۡسَلۡنَا عَلَيۡهِ حَاصِبٗا وَمِنۡهُم مَّنۡ أَخَذَتۡهُ ٱلصَّيۡحَةُ وَمِنۡهُم
مَّنۡ خَسَفۡنَا بِهِ ٱلۡأَرۡضَ وَمِنۡهُم مَّنۡ أَغۡرَقۡنَاۚ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ
لِيَظۡلِمَهُمۡ وَلَٰكِن كَانُوٓاْ أَنفُسَهُمۡ يَظۡلِمُونَ ٤٠ ﴾ [العنكبوت: ٤٠]
Maka
masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka diantara mereka
ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan diantara mereka ada
yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan diantara mereka ada yang Kami
benamkan ke dalam bumi, dan diantara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah
SWT sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang
menganiaya diri mereka sendiri. (QS. Al-'Ankabuut:40)
2, Firman Allah SWT:
﴿ فَلَمَّا جَآءَ أَمۡرُنَا نَجَّيۡنَا صَٰلِحٗا
وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُۥ بِرَحۡمَةٖ مِّنَّا وَمِنۡ خِزۡيِ يَوۡمِئِذٍۚ إِنَّ
رَبَّكَ هُوَ ٱلۡقَوِيُّ ٱلۡعَزِيزُ ٦٦ وَأَخَذَ ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ ٱلصَّيۡحَةُ فَأَصۡبَحُواْ
فِي دِيَٰرِهِمۡ جَٰثِمِينَ ٦٧ ﴾ [هود: ٦٦، ٦٧]
Maka
tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Shaleh beserta orang-orang yang
beriman bersama dia dengan rahmat dari Kami dan dari kehinaan di hari itu.
Sesungguhnya Rabbmu Dia-lah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa. Dan satu suara
keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang zalim itu, lalu mereka mati
bergelimpangan di tempat tinggal mereka, (QS. Hud: 66-67)
. Tingkatan
orang-orang beriman:
1,
Iman makhluk ada beberapa tingkatan:
1, Iman para malaikat bersifat tetap, tidak
bertambah dan tidak berkurang. Mereka tidak pernah durhaka kepada Allah SWT
terhadap apa yang Dia SWT perintahkan kepada mereka dan selalu melakukan apa
yang diperintahkan, dan mereka ada beberapa tingkatan.
2, Iman para Nabi SAW dan rasul -'alaihimush
shalatuh was salaam- selalu bertambah dan tidak berkurang karena
sempurnanya ma'rifah mereka kepada Allah SWT, dan mereka terdiri dari beberapa
tingkatan.
3, Iman seluruh kaum muslimin, bertambah
dengan taat dan berkurang dengan maksiat, dan mereka terdiri dari beberapa
tingkatan dalam iman. Dan iman ada beberapa tingkatan:
Permulaan
tingkatan iman adalah menjadikan seorang muslim menunaikan ibadah kepada Allah
SWT, menikmati dan menjaganya. Dan untuk membina hubungan baik terhadap orang
yang lebih tinggi derajatnya atau yang sederajat dengannya, ia membutuhkan
keimanan yang lebih kuat yang menghalanginya dari berbuat zalim kepada dirinya
sendiri dan orang lain. Dan untuk membina hubungan baik terhadap orang yang di
bawahnya seperti pemimpin kepada rakyatnya dan laki-laki kepada keluarganya,
dia membutuhkan iman yang lebih kuat yang menghalangi berbuat zalim kepada
orang yang dibawahnya. Setiap kali iman bertambah niscaya keyakinan bertambah
dan bertambah pula amal shaleh. Jadilah seorang hamba menunaikan hak Allah SWT
dan hak hamba-hamba-Nya. Dia berakhlak baik bersama Yang Maha Pencipta (Allah
SWT) dan bersama yang diciptakan (semua makhluk). Ini adalah kedudukan
tertinggi di dunia dan akhirat.
2,
Setiap hamba terus berjalan, tidak berhenti. Bisa ke atas, bisa pula ke bawah,
bisa ke depan dan bisa pula ke belakang. Dalam tabiat dan syari'at tidak ada
yang berhenti sama sekali. Maka bagi setiap hamba, ini merupakan tahapan yang
dilintasi dengan cepat menuju ke surga atau neraka. Ada yang cepat dan ada yang lambat. Ada yang berada di depan
dan ada yang di belakang. Dan sama sekali tidak ada yang berhenti di tengah
jalan. Tetapi mereka berbeda pada arah jalanan, dan pada kecepatan dan lambat.
Barang siapa yang tidak bergerak maju ke surga dengan iman dan amal shaleh,
maka dia pasti bergerak mundur ke belakang ke neraka dengan kufur dan amal-amal
jahat. Firman Allah SWT:
﴿ نَذِيرٗا لِّلۡبَشَرِ ٣٦ لِمَن شَآءَ مِنكُمۡ
أَن يَتَقَدَّمَ أَوۡ يَتَأَخَّرَ ٣٧ ﴾ [المدثر: ٣٦، ٣٧]
sebagai
ancaman bagi manusia. (yaitu) bagi siapa di antaramu yang berkehendak akan maju
atau mundur. (QS. 74:36-37)
3,
Orang-orang beriman saling berbeda padanya dengan perbedaan besar. Iman para nabi
dan rasul bukan seperti iman selain mereka. Iman para sahabat bukan seperti
iman selain mereka. Iman orang-orang beriman yang shaleh tidak seperti iman
orang-orang fasik. Perbedaan ini menurut apa yang ada di dalam hati yaitu
pengetahuan terhadap Allah SWT, asma`, sifat, perbuatan-Nya, dan apa yang Dia
syari'atkan kepada hamba-hamba-Nya, takut dan taqwa kepada Allah SWT. Dan
perbedaan nuur (cahaya) laa ilaaha illAllah SWT (tidak ada Ilah yang
berhak disembah selain Allah SWT) di
hati para pemiliknya, tidak ada yang bisa menghitungnya selain Allah SWT.
4,
Makhluk yang paling mengenal Allah SWT adalah yang paling cinta kepada-Nya.
Karena inilah para rasul adalah yang paling besar cintanya kepada Allah SWT dan
paling mengagungkan-Nya. Mencintai Allah SWT, zat, ihsan, keindahan, dan
kebesaran-Nya adalah dasar ibadah. Setiap kali cinta bertambah kuat, niscaya
taat lebih sempurna, pengagungan kepada-Nya lebih besar dan kesenangan dan
dekat kepada Allah SWT lebih sempurna.
Post a Comment