KIAT SUKSES IBADAH PUASA
KIAT
SUKSES IBADAH PUASA
Ketika
Ramadhan akan tiba, sikap yang harus diperlihatkan oleh seorang muslim adalah
rasa gembira sehingga dia seperti tidak sabar menunggu kedatangan Ramadhan yang
lama dirindukannya. Itu sebabnya, kedatangan Ramadhan harus kita sambut dengan
ucapan marhaban ya Ramadhan. Marhaban itu sendiri berasal dari kata rahb
yang artinya luas atau lapang, ini artinya hati, jiwa dan dada seorang muslim
akan diluaskan dan dilapangkan agar Ramadhan masuk kedalam jiwanya dengan leluasa.
Pada
saatnya Ramadhan tiba dan kita berada di dalamnya, maka dari sekarang tekad
kita adalah akan mengoptimalkan kehadiran Ramadhan itu untuk memperkokoh
ketaqwaan kepada Allah Swt dalam arti yang seluas-luasnya.
PENGERTIAN.
Secara
harfiyah, puasa artinya menahan, yakni menahan diri dari segala hal yang dapat
membatalkan puasa dan mengurangi nilainya sejak terbit fajar sampai terbenam
matahari. Sedangkan Ramadhan secara harfiyah artinya membakar dan mengasah.
Yang dimaksud adalah membakar dosa
sehingga dengan puasa yang sebaik-baiknya, dosa-dosa seorang muslim akan
dibakar oleh Allah dan setelah Ramadhan insya Allah dia akan kembali kepada
fitrah atau kesuciannya sehinga seperti bayi yang baru dilahirkan ibunya, yakni
dalam keadaan tidak berdosa.
Adapun
yang dimaksud dengan mengasah adalah mengasah dan mengasuh jiwa, sehingga
seorang yang berpuasa akan memiliki
ketajaman jiwa yang membuatnya cepat, mudah dan mampu menangkap isyarat-isyarat
spiritual, jiwanya menjadi kaya dan tidak didominasi ilagi oleh sifat sombong
dan sifat-sifat buruk lainnya.
TUJUAN.
Tujuan
utama dari puasa adalah memantapkan keimanan kepada Allah Swt sehingga menjelma
keimanan itu menjadi ketaqwaan. Ini dikemukakan Allah dalam firman-Nya yang
artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa (QS
2:183).
Manakala
target dari ibadah puasa ini dapat dicapai, maka puasa akan membuat kita
menjadi orang yang memiliki tiga hal. Pertama, mencegah diri dari segala bentuk dusta sebab
dalam hadits riwayat Bukhari, Muslim dan Ahmad dinyatakan bahwa Allah Swt tidak
menerima puasa seseorang yang tidak meninggalkan perkataan dusta, hadits
tersebut artinya: Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan yang keji
(dusta) dan melakukan kejahatan, Allah tidak akan menerima puasanya, sekalipun
ia telah meninggalkan makan dan minum.
Kedua,
memiliki benteng pertahanan rohani yang kuat sehingga dia menjadi orang yang
mampu menjaga dan mencegah dirinya dari dosa, Rasulullah Saw bersabda yang
artinya: Puasa adalah perisai dari api neraka seperti perisainya seseorang
diantara kamu dalam perang (HR. Ahmad, Nasa’I, Ibnu Majah, Ibnu Hibban).
Ketiga,
selalu terangsang untuk berbuat baik, karena ibadah Ramadhan memang selalu
mendidik seseorang untuk melakukan kebaikan, baik terhadap Allah Swt maupun
terhadap sesama manusia.
Disamping itu, kalau
kita membaca rangkaian ayat-ayat berikutnya dari surat Al Baqarah: 184-188, bisa kita ambil
beberapa kesimpulan tentang tujuan-tujuan lain dari ibadah Ramadhan, yaitu: Pertama,
memperkokoh kedekatan kita kepada Al-Qur’an sehingga kita selalu berusaha bisa
membaca, membaca, memahami dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kedua,
memperkokoh kedekatan hubungan kepada Allah Swt sehingga dengan hubungan yang
dekat itu, seorang muslim tidak berani menyimpang dari ketentuan-ketentuan
Allah. Ketiga, menyadari akan pentingnya berdo’a kepada Allah karena
kita menyadari sebagai makhluk yang lemah dan amat membutuhkan pertolongan
Allah. Keempat, menajamkan hati atau jiwa manusia sehingga selalu mampu
membedakan antara yang haq dan yang bathil serta sensitif terhadapnya.
Kelima, menyadari pentingnya kebersamaan dengan sesama muslim, karena
dengan puasa kita dapat membayangkan bahkan dapat merasakan bagaimana
penderitaan mereka yang susah sehingga kita menyadari keharusan bersatu dan
tolong menolong.
HIKMAH.
Dari
tujuan yang telah diutarakan, nampak sekali betapa besar hikmah ibadah Ramadhan
itu. Namun manakala kita ingin sederhanakan, sekurang-kurangnya ada tiga hikmah
ibadah Ramadhan. Pertama, membersihkan hati dan jiwa manusia dari segala
dosa dan sifat-sifat tercela. Kedua, memperkokoh hubungan dengan Allah
Swt sehingga dengan dekatnya hubungan seorang muslim kepada Allah, dia akan
selalu berusaha menjalani kehidupan yang sesuai dengan ketentuasn-Nya. Ketiga,
memperkokoh hubungan dengan sesama, khususnya dengan sesama muslim sehingga
potensi besar yang dimiliki seorang muslim akan menjadi sebuah kekuatan umat
yang besar.
KUNCI SUKSES.
Ibadah
puasa khususnya dan ibadah Ramadhan pada umumnya tentu ingin kita laksanakan
dengan sebaik-baiknya agar tujuan dan hikmahnya bisa kita raih. Oleh karena
itu, menjadi keharusan kita bersama untuk mengoptimalkan ibadah Ramadhan yang
penuh dengan keberkahan untuk memperkokoh gairah keislaman pada diri kita,
keluarga maupun masyarakat.
Dalam
kaitan ini, kesuksesan bisa kita raih manakala mengupayakan beberapa langkah: Pertama,
melakukan persiapan secara matang, baik persiapan jiwa agar kita memiliki
kesiapan mental untuk menjalankan ibadah Ramadhan hingga kita senang
melaksanakannya, persiapan akal dengan memahami kembali ketentuan fiqih
Ramadhan dan hikmah-hikmah yang terkandung di dalamnya, maupun persiapan
jasmani dengan selalu menjaga dan meningkatkan kesehatannya serta persiapan
aktivitas pendukung suksesnya ibadah Ramadhan dengan berbagai aktivitas da’wah
yang bermanfaat seperti pesantren Ramadhan, ceramah dan dialog Ramadhan dengan
tema-tema yang disusun dengan baik, dll.
Kedua,
melaksanakan persiapan yang sudah dicanangkan dengan matang pada saat
pelaksanaan ibadah Ramadhan sehingga Ramadhan bisa kita hidupkan dengan
melaksanakan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya, baik dari sisi fiqih maupun
nilai-nilai akhlak yang terkandung di dalamnya dan aktivitas pendukungnya.
Ketiga,
menindaklanjuti keberhasilan ibadah Ramadhan dengan sikap, prilaku yang lebih
islami dan mengembangkan aktivitas keislaman yang lebih baik sesudah Ramadhan
berakhir sehingga ibadah Ramadhan memberi bekas dan pengaruh yang positif,
tidak hanya bagi individu tapi juga bagi keluarga dan masyarakat.
Dalam
konteks kehidupan masyarakat dan bangsa kita yang amat memprihatinkan bila
ditinjau dari berbagai aspek, maka Ramadhan tahun ini merupakan momentum yang
amat baik untuk memulai langkah-langkah perbaikan kearah yang diridai Allah
Swt.
Akhirnya,
kita sambut Ramadhan dengan penuh kegembiraan, sebab dengan gembira ibadah yang
berat ini akan menjadi terasa ringan, sedang tanpa kegembiraan, ibadah Ramadhan
yang memang sebenarnya berat akan terasa lebih berat lagi.
Semoga
kita dapat memantapkan keislaman kita masing-masing melalui ibadah Ramadhan
tahun ini.
Post a Comment