“Dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk).” (QS. Al-Baqarah: 40).
Jangan sampai engkau ditutup oleh setan –wahai hamba yang bersyukur- sehingga engkaupun kurang dalam bersyukur atau kau merubah bersyukur menjadi kufur terhadap nikmat, kondisi juga akan berubah kepadamu dari kebaikan menjadi keburukan dan kejelekan. Allah berfirman,
سَلْ بَنِي إِسْرَائِيلَ كَمْ آتَيْنَاهُمْ مِنْ آيَةٍ بَيِّنَةٍ وَمَنْ يُبَدِّلْ نِعْمَةَ اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُ فَإِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ (٢١١)
“Tanyakanlah kepada Bani Israil: “Berapa banyaknya tanda-tanda (kebenaran) yang nyata, yang telah Kami berikan kepada mereka”. dan Barangsiapa yang menukar nikmat Allah setelah datang nikmat itu kepadanya, Maka Sesungguhnya Allah sangat keras siksa-Nya.” (QS. Al-Baqarah: 211).
Barangsiapa yang senantiasa bersyukur maka Allah akan menambahkan kenikmatan baginya, dan barangsiapa yang berpindah dari kemaksiatan menuju keridoan Allah maka akan berubah kondisinya dari hal yang dibencinya kepada hal yang disukainya. Barangsiapa yang mentaati Allah dalam ketaatan dan menjauhi kemaksiatan maka Allah akan mengatur urusannya dan memberi taufiq kepadanya dan membaguskan kesudahannya dalam segala perkara. Dari Anas radhiallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Jibril dari Allah berfirman:
“Barangsiapa yang merendahkan wali-Ku maka ia telah mengumandangkan perang dengan-Ku. Dan Aku tidaklah bimbang terhadap perkara yang hendak Aku lakukan sebagaimana kebimbangan-Ku dalam mencabut nyawa seorang mukmin. Ia benci kematian sementara aku tidak ingin melakukan sesuatu yang ia tidak sukai, padahal ia harus meninggal.
Dan sesungguhnya diantara hamba-hamba-Ku yang beriman ada yang menghendaki sebuah pintu dari ibadah, maka Aku pun menahannya agar ia tidak dimasuki oleh ujub yang akhirnya merusak amalannya. Tidaklah hamba-Ku mendekatkan dirinya kepada-Ku sebagaimana ia menunaikan apa yang Aku wajibkan kepadanya. Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan dirinya dengan yang sunnah-sunnah hingga Aku mencintainya. Barangsiapa yang Aku mencintainya maka aku baginya menjadi pendengaran, penglihatan, tangan, dan penolong. Ia berdoa kepada-Ku maka Aku kabulkan, ia meminta kepada-Ku maka aku berikan. Ia telah berbuat kebaikan demi Aku maka Aku memberikannya kebaikan.
Dan diantara hamba-hamba-Ku ada yang tidak baik keimanannya kecuali disertai kekayaan. Kalau Aku menjadikannya miskin, maka hal itu akan merusaknya. Dan diantara hamba-hamba-Ku ada yang imannya tidak baik kecuali dengan kemiskinan. Kalau Aku lapangkan hartanya, maka akan merusaknya. Dan di antara hamba-hamba-Ku ada yang tidak baik keimanannya kecuali dengan sakit, kalau Aku menyehatkannya maka akan merusaknya. Dan diantara hamba-hambaKu ada yang tidak baik keimanannya kecuali dengan kesehatan, kalau Aku menjadikannya sakit maka akan merusaknya. Aku mengatur hamba-hamba-Ku dengan ilmu-Ku tentang apa yang ada di hati-hati mereka, sesungguhnya Aku maha mengetahui lagi maha mengenal” (HR Ath-Thabrani, dan sebagian lafalnya memiliki syawahid dalam riwayat yang shahih).
Maka hendaknya engkau –wahai hamba Allah- bersama orang-orang yang bersyukur yang Allah mencurahkan kebaikan kepada mereka.
Al-Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah menyebutkan sebuah atsar ilahi:
Allah berfirman: Orang yang mengingat-Ku orang yang bermujalasah dengan-Ku, orang yang bersyukur kepada-Ku adalah orang yang mendapatkan tambahan-Ku, orang yang taat kepada-Ku adalah orang yang mendapatkan kemuliaan-Ku, dan para pelaku maksiat tidaklah Aku menjadikan mereka putus asa dari rahmat-Ku jika mereka bertaubat, maka Aku kekasih mereka, dan jika mereka tidak bertaubat maka Aku menjadi Tabib mereka, Aku menguji mereka dengan musibah-musibah untuk mensucikan mereka dari kesalahan-kesalahan.”
Dan sungguh Allah telah memerintahkanmu untuk termasuk mereka yang beruntung, Allah berfirman,
بَلِ اللَّهَ فَاعْبُدْ وَكُنْ مِنَ الشَّاكِرِينَ (٦٦)
“Karena itu, Maka hendaklah Allah saja kamu sembah dan hendaklah kamu Termasuk orang-orang yang bersyukur.” (QS. Az-Zumar: 66).
Allah telah menyebutkan kenikmatan-kenikmatan secara khusus dalam kitab-Nya karena manfaatnya dan karena keberkahannya bagi umat hingga hari kiamat.
Dan diantara washiat Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bermanfaat adalah sabda beliau:
“Wahai Mu’aadz sesungguhnya aku mencintaimu, maka hendaknya di setiap dubur (akhir) setiap sholat engkau berkata:
اَللَّهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
“Ya Allah tolonglah aku untuk mengingatMu, bersyukur kepadaMu, dan baik dalam beribadah kepada-Mu.” (HR. Abu Dawud dan An-Nasa-i).
Dan al-Hamdu dan asy-Syukru saling bercampur makna keduanya disamping masing-masing memiliki makna detail yang khusus. Dan setiap waktu Allah memiliki nikmat-nikmat yang khusus dan umum. Dan bersatunya umat merupakan karunia bagi umat dan kekuatan bagi agama Allah dan penjagaan bagi teraturnya kemaslahatan dunia.
Dan membaiat Pelayan Dua Kota Suci, Raja Salman bin Abdil Aziz hafizahullah, yang telah dilakukan baru saja dan baiat terhadap wakilnya Pangeran Muqrin bin Abdil Aziz hafizahullah, dan baiat kepada wakil dari wakil Raja yaitu Pangeran Muhammad bin Nayif hafizahullah akan merealisasikan manfaat-manfaat, maslahat-maslahat, keuntungan-keuntungan agama dan duniawi bagi negeri dan penduduknya, serta terpenuhinya banyak kebaikan dan hilangnya makar dan kejahatan syaitan terhadap negeri ini. Sebagaimana telah berlaku baiat-baiat sebelumnya. Allah mengingatkan kita untuk bersatu dan melarang kita dari perselisihan. Allah berfirman,
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلا تَفَرَّقُوا
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.” (QS. Ali Imran: 103).
Dan ini adalah baiat dari Ahlu Al-Hil wa Al-Aqd dari kalangan para pangeran/pemimpin dan para ulama serta para pemuka merupakan kelaziman –secara syar’i- bagi yang hadir maupun yang tidak hadir. Dan seluruh pemduduk wajib terkena baiat, barangsiapa yang memandang bahwa baiat tersebut tidak wajib baginya maka ia adalah seorang mubtadi’ dan ia tidak memberi kemudharatan kecuali hanya kepada dirinya sendiri. Allah berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (١٠٢)
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran: 102).
Mensyukuri nikmat manfaat-manfaatnya bagi orang yang bersyukur baik di dunia maupun akhirat. Lalai dari bersyukur mendatangkan kemudorotan bagi yang lalai itu sendiri. Allah berfirman,
وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ (١٢)
“Dan Barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan Barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. Luqman: 12).
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعْنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ، وَنَفَعْنَا بِهَدْيِ سَيِّدِ المُرْسَلِيْنَ وَقَوْلِهِ القَوِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua :
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ وَفَّقَ مَنْ شَاءَ إِلَى الخَيْرَاتِ، وَخَذَلَ مَنْ شَاءَ بِعَدْلِهِ وَحِكْمَتِهِ فَاتَّبَعَ الشَهَوَاتِ، أَحْمَدُ رَبِّي وَأَشْكُرُهُ، وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ وَأَسْتَغْفِرُهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ رَبُّ الأَرْضِ وَالسَّمَاوَاتِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا وَسَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ كعبةُ المَكْرُمَاتِ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ ذَوِيْ الطَّعَاتِ.
أَمَّا بَعْدُ:
فَاتَّقُوْا اللهَ قِيَامًا بِشُكْرِهِ، وَاذْكُرُوْهُ حَقَّ ذِكْرِهِ.
Ibadallah,
Allah Ta’ala berfirman,
إِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ وَلا يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ وَإِنْ تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ وَلا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ مَرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ (٧)
“Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kembalimu, lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Sesungguhnya Dia Maha mengetahui apa yang tersimpan dalam (dada)mu.” (QS. A-Zumar: 7).
Ketahuilah bahwasanya seorang hamba bagaimanapun ia berusaha untuk taat kepada Rabnya dan mendekatkan dirinya kepada Allah dengan berbagai ibadah, maka ia tidak akan bisa menegakkan rasa syukur kepada Rabnya dengan sempurna. Akan tetapi cukup baginya untuk mengerjakan yang wajib-wajib dan tidak malakukan perkara-perkara yang dilarang. Hendaknya ia mengetahui kalau bukan karena rahmat Allah, maka ia termasuk orang-orang yang merugi. Hendaknya ia selalu beristighfar dari kekurangan, dan memperbanyak doa kepada Rabnya agar ditolong dan diberi taufik.
Dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa:
رَبِّ اجْعَلْنِي لَكَ شَكَّارًا، لَكَ ذَكَّارًا، لَكَ رَهَّابًا، لَكَ مِطْوَاعًا، لَكَ مُخْبِتًا، إِلَيْكَ أَوَّاهًا مُنِيبًا، رَبِّ تَقَبَّلْ تَوْبَتِي، وَاغْسِلْ حَوْبَتِي، وَأَجِبْ دَعْوَتِي، وَثَبِّتْ حُجَّتِي، وَسَدِّدْ لِسَانِي، وَاهْدِ قَلْبِي، وَاسْلُلْ سَخِيمَةَ صَدْرِي
“Wahai Rabku jadikanlah aku hamba yang selalu bersyukur kepada-Mu, selalu berdzikir kepadamu, selalu takut kepada-Mu, selalu taat kepada-Mu, selalu menghiba kepada-Mu, selalu kembali kepada-Mu. Wahai Rabku, terimalah taubatku, cucilah dosa-dosaku, kabulkanlah doaku, kokohkanlah hujjahku, luruskanlah lisanku, tunjukilah hatiku, dan bersihkanlah dadaku dari penyakit-penyakit.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi).
وَصَلُّوْا وَسَلِّمُوْا رَعَاكُمُ اللهُ عَلَى مُحَمَّدِ ابْنِ عَبْدِ اللهِ كَمَا أَمَرَكُمُ اللهُ بِذَلِكَ فِي كِتَابِهِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً [الأحزاب:56] ، وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ((مَنْ صَلَّى عَلَيَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا)).
للَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الأَئِمَّةِ المَهْدِيِيْنَ أَبِيْ بَكْرِ الصِّدِّيْقِ ، وَعُمَرَ الفَارُوْقِ ، وَعُثْمَانَ ذِيْ النُوْرَيْنِ، وَأَبِي الحَسَنَيْنِ عَلِي، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ التَابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنِّكَ وَكَرَمِكَ وَإِحْسَانِكَ يَا أَكْرَمَ الأَكْرَمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ. اَللَّهُمَّ احْمِ حَوْزَةَ الدِّيْنِ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ آمِنَّا فِي أَوْطَانِنَا وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةَ أُمُوْرِنَا، وَاجْعَلْ وِلَايَتَنَا فِيْمَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ وَاتَّبَعَ رِضَاكَ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا لِهُدَاكَ وَاجْعَلْ عَمَلَهُ فِي رِضَاكَ وَأَعِنْهُ عَلَى طَاعَتِكَ وَارْزُقْهُ البِطَانَةَ الصَّالِحَةَ النَّاصِحَةَ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ.
للَّهُمَّ اغْفِرْ ذُنُوْبَ المُذْنِبِيْنَ مِنَ المُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ وَتُبْ عَلَى التَّائِبِيْنَ، اَللَّهُمَّ وَارْحَمْ مَوْتَانَا وَمَوْتَى المُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ وَاشْفِ مَرْضَانَا وَمَرْضَى المُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ فَرِجّْ هُمُ المَهْمُوْمِيْنَ مِنَ المُسْلِمِيْنَ وَفَرِّجْ كَرْبَ المَكْرُوْبِيْنَ، وَاقْضِ الدَّيْنَ عَنِ المَدِيْنِيْنَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ أَنْتَ حَسْبُنَا وَنِعْمَ الوَكِيْلِ. { رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ }.{ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ }.
عِبَادَ اللهِ: اُذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ، وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ .
Diterjemahkan dari khotbah Jumat Asy-Syaikh Ali bin Abdirrahman Al-Hudzaifi (Imam dan Khotib Masjid Nabawi)
Oleh Abu Abdil Muhsin Firanda
Post a Comment