فَاعْبُدُوا مَا شِئْتُمْ مِنْ دُونِهِ ۗ قُلْ إِنَّ الْخَاسِرِينَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ وَأَهْلِيهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗ أَلَا ذَٰلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ
Katakanlah: “Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat”. Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata. (QS. Az-Zumar: 15).
Namun ada fenomena yang mengherankan. Ada seseorang yang sibuk dengan menginvestasikan hartanya, menjaga, memperhatikannya, memeliharanya, dan pikiran dan badannya disibukkan dengan hartanya, bahkan istirahat dan tidurnya pun bersama hartanya, bersamaan dengan itumereka lupa dengan istri dan anak-anak mereka.
Tentunya kita bertanya, apa artinya harta itu disbanding dengan istri dan anak-anak? Bukankah akan lebih baik bagi mereka, jika seandainya meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran mereka untuk mendidik istri dan anak-anak? Dengan hal itu mereka akan menjadi orang-orang yang bersyukur dan melaksanakan perintah Allah. Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim: 6).
Allah Ta’ala meletakkan peranan kita dalam ayat ini. Ia menaruh tanggung jawab dan memerintahkan kita untuk menjagai diri dan keluarga dari api neraka. Dia tidak memerintahkan kita untuk mejagai dari diri kita saja, akan tetapi Dia firmankan untuk mejaga diri kita dan keluarga kita. Oleh karena itu, sangat mengherankan orang-orang yang meremehkan perintah Allah dalam menunaikan hak istri dan anak-anak.
Seandainya, api di dunia ini membakar anak-anak mereka, atau hanya sekedar hamper membakar anak mereka, niscaya mereka akan berusaha sekuat tenaga untuk menyelematkannya. Dengan segera mereka akan mencarikan dokter untuk mengobati luka bakar yang diderita anaknya. Lalu bagaimana bisa mereka merasa aman dari api akhirat? Mereka tidak berupaya untuk menjauhkan istri dan anak-anak mereka darinya. Kita tidak mengerti, apakah orang yang melakukan demikian ini ragu akan api yang ada di akhirat, ataukah lalai, atau mereka orang-orang yang menyombongkan diri?
Semoga Allah memberikan hidayah kepada kita semua.
Saudara-saudaraku seiman,
Sesungguhnya wajib bagi kita semua untuk mengawasi anak-anak kita dalam tindak-tanduk yang mereka lakukan. Memperhatikan mereka di kalangan pergaulannya, saat mereka sendiri, sampai-sampai terhadap apa yang mereka lakukan. Beri motivasi dan pujian atas kebaikan yang mereka lakukan. Nasihati dan tegurlah mereka tatkala melakukan kesalahan. Jangan tergesa-gesa memarahi mereka apabila mereka tidak segera menunaikan apa yang kita perintahkan. Terus ulangi ajakan kebaikan itu dengan lemah lembut dan dengan cara yang mereka ridhai berdasarkan bimbingan Alquran, Sunnah, dan pikiran yang bersih. Dan jangan jauhi mereka.
Salah satu bentuk musibah bagi seseorang adalah ketika ia tidak memiliki kedekatan dengan anak-anak mereka dan tidak mendidik mereka dengan didikan yang baik. Orang tua juga hendaknya menginstrospeksi diri, apakah yang sudah dilakukan membuat mereka jauh?, apakah yang sudah dilakukan berdampak baik untuk mereka?.
Jauhkan dari anak-anak kita pemikiran-pemikiran yang jelek, pemikiran yang menyimpang, dan akhlak-akhlak yang merusak. Hal itu akan menumbuhkan generasi yang rusak pula. Generasi yang tidak dibina untuk mengabdi kepada Allah dan memiliki kemanfaatan untuk sesama. Generasi yang gamang dan bombing, tidak mengenal yang ma’ruf sebagai sesuatu yang baik dan tidak mampu membedakan yang mungkar sehingga bisa menjauhinya. Mereka bebas dari segala ikatan, kecuali ikatan setan. Mereka bebas dari segala pengabdian, kecuali mengabdi kepada syahwat dan kecongkakan. Inilah sebuah konsekuensi logis, bagi mereka yang menyia-nyiakan hak Allah di dalam pendidikan istri dan anak-anaknya. Tidak ada yang bisa terlepas dari yang demikian, kecuali bagi mereka yang dikehendaki Allah.
Saudara-saudaraku seiman,
Sebagian orang mengatakan “saya tidak bisa mendidik anak-anak saya karena mereka sudah besar dan telah mandiri”. Kalau kita perhatikan orang-orang demikian, mereka tidak mampu menasihati sang anak tatkala dewasa, entah sang anak membantahnya atau selainnya. Hal ini disebabkan karena orang tua adalah orang yang lalai terhadap perintah-perintah Allah terhadap anak-anaknya, sehingga jatuhlah wibawanya di hadapan sang anak.
Mereka lalai terhadap perintah Allah terhadap anak-anak mereka saat sang anak masih kecil. Mereka berpaling dan meninggalkan anak-anak mereka. Tidak bertanya tentang keadaan mereka. Dan tidak juga terbiasa berkumpul bersama mereka. Tidak berkumpul di saat makan siang, makan malam, dan dalam kegiatan lainnya. Sehingga muncullah jarak antara dirinya dan anak-anak. Anak-anak pun lari menjauh.
Seandainya mereka bertakwa kepada Allah sejak mula. Memperhatikan pendidikan anak sejak mereka masih kecil. pasti Allah akan memperbaiki hubungan mereka di dunia dan akhirat. Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al-Ahzab: 70-71).
Ayyuhal muslimun,
Di masa-masa kegiatana belajar mengajar sedang aktif, sekolah mengambil waktu kita dan anak begitu banyak. Adapun di saat libur, kita banyak memiliki waktu luang dengan anak-anak kita, maka manfaatkanlah.
Saat libur waktu senggang, pikiran mereka juga tidak terbebani dengan sekolah, maka orang tua hendaknya memenuhi kekosongan tersebut dan memanfaatkan waktu-waktu tersebut. Mengajarkan kepada anak sesuatu yang bermanfaat, sehingga pikiran dan aktivitas mereka tidak tersisi dengan hal-hal yang sia-sia atau bahkan merugikan mereka.
Saat liburan, kita tunjukkan kesungguhan kita untuk berdekatan bersama mereka. Kita tunjukkan kesungguhan kita dalam pengarahan dan pendidikan. Saat itu pula kita curahkan perhatian kita, jangan sampai anak-anak mengisi kekosongan mereka dengan buku-buku dan majalah-majalah yang berisikan hal-hal yang merusak, pemikiran-pemikiran yang menyimpang, dan akhlak yang rendah. Dan hendaknya kita juga tidak memilih kota-kota atau bahkan negara-negara yang bisa merusak akidah dan akhlak sebagai tempat berlibur dan tujuan wisata.
Tidak kita ragukan lagi, sebagian tempat atau negara tujuan wisata adalah negara yang rusak. Banyak terdapat hal-hal yang mengundang syahwat dan merusak pemikiran. Semoga Allah melindungi kita dari hal-hal yang dapat merusak agama dan dunia kita.
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِي مَقَامِنَا هَذَا أَنْ تَوْفِقَنَا لِلْقِيَامِ بِمَا أَوْجَبْتَ عَلَيْنَا وَأَنْ نَكُوْنَ مِنْ عِبَادِكَ المُخْبِتِيْنَ الصَّادِقِيْنَ البَارِيْنَ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ إِنَّكَ جَوَادٌ كَرِيْمٌ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ .
Khutbah Kedua:
الحمد لله حمدا كثيرا طيبا مباركا فيه وأشهد الا اله الا الله وحده لا شريك له شهادة نرجو بها النجاة يوم نلاقيه وأشهد أن محمدا عبده ورسوله صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين
أما بعد
Kaum muslimin rahimakumullah,
Di antara pendidikan yang sangat baik terhadap anak saat usia dini adalah membacakan kepada mereka perjalanan hidup orang-orang shaleh dari kalangan para nabi, rasul, dan sahabat. Tanamkan kecintaan anak-anak pada mereka. Agar mereka cinta kepada orang shaleh dan amalan shaleh.
Mengajarkan anak-anak dengan cerita kehidupan para sahabat akan menanamkan kepada anak bagaimana mereka memandang dunia. Di antara para sahabat adalah orang-orang yang kaya. Namun mereka tidak pernah menaruh dunia di hati mereka. Di antara para sahabat ada pula orang-orang yang misikin, namun mereka tidak pernah kecewa dengan luputnya dunia dari mereka.
Profil sahabat Nabi akan mengajarkan mereka bagaimana Allah itu diagungkan, bagaimana Nabi Muhammad itu dicintai, dan bagaimana Islam itu diperjuangkan. Para sahabat juga memiliki hikmah yang tinggi dalam lingkungan sosial dan bagaimana mulianya akhlak mereka terhadap orang-orang non-Islam.
Kita masukkan pemikiran ini dari sumber-sumber yang murni. Kita tanamkan ini pada diri-diri mereka sebelum mereka mengenal pemikiran-pemikiran yang mendeskreditkan Nabi dan para sahabatnya. Kita jadikan mereka memegang prinsip ini, sebelum pemikiran-pemikiran yang menyimpang menyambar mereka.
Kaum muslimini rahimakumullah,
Semoga Allah Ta’ala melindungi kita, istri-istri kita, dan anak-anak kita. Semoga Dia memberikan taufik kepada kita untuk terus meniti jalan-Nya yang lurus, jalan yang Dia ridhai dan cintai.
وَاعْلَمُوْا أَنَّ خَيْرَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الُهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحْدَثاَتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ فِي الدِّيْنِ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ
فَعَلَيْكُمْ بِالْجَمَاعَةِ اِجْتَمِعُوْا وَلَا تَتَفَرَّقُوْا اِجْتَمِعُوْا عَلَى دِيْنِ اللهِ اِجْتَمِعُوْا عَلَى مَا فِيْهِ الصَّلَاحُ فِي دِيْنِكُمْ وَدُنْيَاكُمْ فَإِنَّ يَدَ اللهِ عَلَى الْجَمَاعَةِ وَمَنْ شَذَّ، شَذَّ فِي النَّارِ
وَأَكْثِرُوْا مِنَ الصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى النَّبِي مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِنَّ مَنْ صَلَّى عَلَيْهِ مَرَّةً وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا اَللَّهُمَّ صَلِّي وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ اَللَّهُمَّ ارْزُقْنَا مَحَبَّتَهُ وَاتِّبَاعَهُ ظَاهِرًا وَبَاطِنًا اَللَّهُمَّ تَوَفَّنَا عَلَى مِلَّتَهُ اَللَّهُمَّ احْشُرْنَا فِي زَمْرَتِهِ اَللَّهُمَّ اسْقِنَا مِنْ حَوْضِهِ اَللَّهُمَّ أَدْخِلْنَا فِي شَفَاعَتِهِ اَللَّهُمَّ اجْمَعْنَا بِهِ فِي جَنَّاتٍ النَّعِيْمٍ مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ. اَللَّهُمَّ ارْضَى عَنْ خُلَفَائِهِ الرَاشِدِيْنَ وَعَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ عَنِ التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوْبِنَا غَلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ الرَؤُوْفُ الرَحِيْمُ أَمَّا بَعْدُ.
فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى: (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا.يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
(إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ ۖ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا لِيُعَذِّبَ اللَّهُ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْمُشْرِكِينَ وَالْمُشْرِكَاتِ وَيَتُوبَ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا(
Oleh tim KhotbahJumat.com
Post a Comment