Cinta Menurut Al-Hadits




Cinta Menurut Al-Hadits


Cinta Menurut Al-Hadits
Hadits adalah perkataan dan perbuatan dari Nabi Muhammad SAW. Hadits sebagai sumber hukum dalam agama Islam memiliki kedudukan kedua pada tingkatan sumber hukum di bawah Al-Qur’an. Mencintai adalah sesuatu perasaan yang indah dan didambadan oleh setiap orang. Pentingnya rasa cinta bagi manusia telah banyak disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW melalui beberapa haditsnya. Berbagai macam bentuk hadits tentang cinta ini dapat memberi kebaikan dan motivasi untuk umatnya. Selain itu, menurut Nabi Muhammad, mencintai kepada sesama umat itu penting namun jangan sampai cinta yang kita rasadan melebihi rasa cinta kita kepada Sang Pencipta.
Hadits tentang cinta yang ikhlas karena Allah itu biasanya jika seseorang mencintai bukan karena Allah adan menimbulkan rasa ingin mendapatkan balasan dari orang yang ia cintai. Inilah letak kesalahan kebanyadan orang, mereka mengharapkan imbalan dari orang yang ia cintai dan bukan mengharapkan imbalan dari Allah. Jika semua hal yang dilakukan atas dasar bukan karena Allah, maka sungguh adan menjadi buruk. Nabi sangat melarang hal ini karena adan menimbulkan banyak keburukan baik bagi yang mencintai maupun yang dicintai. Sebagaimanaa Rasulullah bersabda:
مَنْ أَحَبَّ لِلَّهِ وَأَبْغَضَ لِلَّهِ وَأَعْطَى لِلَّهِ وَمَنَعَ لِلَّهِ فَقَدْ اسْتَكْمَلَ الْإِيمَانَ
Artinya : barang siapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberikarena Allah dan tidak memberikarena Allah. Maka ia sesungguhnya telah memperoleh kesempurnaan imannya.”(H.R. Abu Daud).[22]
Dari hadits di atas, jelas dikatadan bahwa segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia hendaknya diniatkan karena Allah. Selain menjadikan kebaikan didalam hidup, orang yang melakukan hal ini adan memperoleh kesempurnaan iman.
Hadits tentang cinta yang berlebihan yaitu segala sesuatu itu tak baik jika kadarnya berlebihan, Allah dan Nabi sangat membenci semua hal yang berlebihan, termasuk berlebihan dalam mencintai. Namun banyak orang yang masih saja mencintai dunia secara berlebihan, maka ingatlah salah satu hadits Nabi yang berisi tentang larangan mencintai secara berlebihan sebagai berikut:
Artinya : “hiduplah sesukamu sesungguhnya kamu adan mati. Cintailah sesuatu sesukamu maka sesungguhnya kamu adan berpisah. Dan berbuatlah sesukamu maka sesungguhnya kamu adan bertemu dengannya.”(H.R. Hakim).
Sudah jelas dikatadan oleh Nabi jika semua yang kita cintai didunia ini adan buat kita tinggalkan. Jadi cintilah sewajarnya saja agar sakit saat berpisah tidak membuat kita menjadi terpuruk. Hadits tentang cinta ini sungguh memberi peringatan adan kesalahan kita dalam mencintai suatu hal, misalnya kekasih, keluarga, uang, dan kedudukkan. Sermua itu adan membuat kita terpuruk jika semua dicintai secara berlebihan. Berikut ada beberapa hadits mengenai cinta :
1. HR. At-Tirmidzi
عَنْ أَ بِيْ هُرَ يْرَ ةَ أَ رُاهُ رَ فَعَهُ قَالَأَ حْبِبْ حَبِيْبَكَ هَوْ نَامَاعَسَ اَنْ يَكُوْنَبَغِيْضَكَ يَوْ مَا مًا وَأَبْغِضْ بَغِيْضَكَ هَوْنًا مَاعَسَأَنْ يَكُوْنَ حَبِيْبَكَ يَوْ مَامًا (رواه التّر مذي)
Artinya : Dari Abi Hurairah berkata : Rasulullah bersabda, cintailah kekasihmu sewajarnya saja karena bisa saja suatu saat nanti ia adan menjadi orang yang kamu benci. Bencilah sewajarnya karena bisa saja suatu saat nanti ia adan menjadi kekasihmu. (H.R At-Tirmidzi)[23]
Penjelasan dari hadits di atas yaitu biasanya jika seseorang terlalu mencintai kekasihnya kemudian terjadi perseteruan diantara keduanya, maka tidak jarang jika kekasihnya menjadi makhluk yang paling dibenci olehnya dan pada akhirnya dia menyesal telah mencintai orang tersebut. Begitupula sebaliknya, jika seseorang terlalu berlebihan dalam membenci lawannya, kemudian hubungan mereka menjadi baik maka mereka adan malu untuk menjadi sahabat atau kawan karena telah merasa malu telah berlebihan dalam kebencian. Maka cintailah saudaramu sewajarnya dengan memberikan hak-hak tanpa berlebihan dan tanpa meremehkan haknya. Dan diantara hak-haknya seorang muslim terhadap muslim lainnya ada lima yaitu : menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengikuti jenazah hingga dikuburkan, dan memenuhi undangan, dan tasymiyah al atish (menjawab saudaranya lagi bersin dengan mengatadan : Yarhamukallah).” (HR. Bukhori Muslim).[24]
2. HR. Ahmad
عَنْ أَبِيْ سَعِيْدٍ اْلخُدْرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الْمُتَحَا بِّيْنَ لَتُرَى غُرَ فُهُمْ فِي الْجَنَّةِ كِالْكَوْ كَبِ الطَّالِعِ الشَّرْ قِيِّ أَوْ الْغَرْ بِيِّ فَيُقَالُ مَنْ هَؤُ لَاءِفَيُقَالُ هَؤُ لَاءِ الْمُتَحَا بُّوِنَ فِي اللهِعَزَّوَجَلَّ (رواه ااحمد)
Artinya : Dari Abi Said Khudr berkata, telah Bersabda Rasulallah SAW: sesungguhnya orang-orang yang saling mencintai, kamar-kamarnya disurgai nanti terlihat seperti bintang. Yang muncul dari timur atau bintang barat yang berpijar. Lalu ada yang bertanya. “ siapa mereka itu?.“ mereka itu adalah orang-orang yang mencintai karena Allah ‘ Azza wajjala. (H.R Ahmad)[25]
Maksud dari hadits tersebut ialah orang yang mencintai karena Allah nanti dia di hari akhir atau ketika dia dalam surga nanti kamar dia bagaikan di langit yang banyak bintangnya. Oleh karena itu mencintai karena Allah itu sungguh indah.
3. H.R Muslim
عَنْ أَ بِي هُرَ يْرَةَرَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَ سُوْلُ اللهِ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : وَالَّذِى نَفْسِ بِيَدِهِ لَاتَدْ خُلُوْاالْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْ مِنُوْاوَلاَ تُؤْ مِنُواحَتَّى تَحَابُّوا أَوَلاَ أَ دُ لُّكُمْ عَلَ شَيْءٍاِذَافَعَلْتُمُوْهُ تَحَا بَبْقُمْ ؟ أَفْشُواالسَّلَامَ بَيْنَكُمْ, أَخْرَ جَهُ مُسْلِمٌ فِى الصَّحِيْحِ
Artinya : Dari Abi Hurairah ra berkata : telah bersabda Rasulallah SAW: demi dzat yang jiwa ku berada didalam genggaman-Nya. Kalian tidak adan masuk surga sebelum kalian beriman. Kalian tidak adan beriman sebelum kalian saling mencintai. Tidaklah Aku tunjukan kepada kalian mengenai suatu yang ketika kalian melakukannya, maka kalian adan saling mencintai? Sebarkanlah salam diantara kalian!.[26]
Dari hadits tersebut Rasulullah SAW menegaskan bahwa tidak adan masuk surga seseorang yang tidak beriman, yang mana belum dikatadan orang yang beriman apabila belum saling mencintai antara sesama muslim, dan wujud dari saling mencintai adalah dengan menyebarluaskan salam, dalam artian saling mendo’akan kebaikan kepada sesama muslim. Jadi orang tidak saling mencintai, mereka bukan orang beriman dan mereka tidak adan masuk surga.
4. H.R At-Tirmidzi
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ يَزِ يْدَ الْخَطْمِيِّ اْلأَ نَصَا رِيِّ عَنْ رَسُوْ لِ اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَنَّهُ كَانَ يَقُوْلُ فشي دُعَا ئِهِ اَللَّهُمَّ ارْزُ قْنِي حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ يَنْفَعُنِي حُبُّه عِنْدَ كَ اَللَّهُمَّ مِمَا رَزَقْتَنِي مِمَّاأُحِبُّ فَا جْعَلْهُ قُوَّةً لِي فِبْيمَا تُحِبُّ اَللَّهُمَّ وَمَا زَوَيْتَ عَنِّي مِمَّا أُحِبُّ فَا جْعَلْهُ فَرَاغًا لِي فِيْمَا تُحِبُّ (رواه ا لتّر مذ ي)
Artinya : Dari Rasulullah SAW yang bersabda dalam satu do’a-nya,”Ya Allah, berilah aku rezeki cinta-Mu dan cinta orang yang bermanfaat buat ku cintanya disisi-Mu. Ya Allah segala yang Engkau rezekikan untukku diantara yang aku cinta, jadikanlah itu sebagai kekuatanku untuk mendapatkan yang Engkau cintai Ya Allah, apa yang Engkau singkirkan diantara sesuatu yang aku cintai, jadikanlah itu kebebasan untukku dalam segala hal yang Engkau cintai.”[27]
Penjelasan dari hadits di atas adalah bahwa salah satu cinta yang diridhoi Allah SWT salah satunya adalah pemberian cinta dari-Nya, yang mana cinta itu dapat dijadikan kekuatan sesuatu yang dicinta Allah dan menjadi kebebasan dalam menjalankan segala hal yang Allah ridhoi.

Tidak ada komentar