Nabi Muhammad Hidup Di Alam Kuburnya Dan Berinteraksi Dengan Umatnya Yang Masih Hidup
Alam Kubur
Nabi Muhammad Hidup Di Alam Kuburnya Dan Berinteraksi Dengan Umatnya Yang Masih Hidup
Meski telah wafat, Nabi Muhammad SAW tetap hidup di dalam kuburnya. Namun pendapat yang mengatakan bahwa nabi Muhammad tidak berpindah dari kehidupan dunia tidaklah benar.
Allah berfirman,
وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِنْ قَبْلِكَ الْخُلْدَ أَفَإِنْ مِتَّ فَهُمُ الْخَالِدُونَ
وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِنْ قَبْلِكَ الْخُلْدَ أَفَإِنْ مِتَّ فَهُمُ الْخَالِدُونَ
Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad); Maka Jikalau kamu mati, Apakah mereka akan kekal? (QS. Al-Anbiya’: 34)
Allah berfirman,
إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُونَ
إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُونَ
Sesungguhnya engkau (Muhammad) akan mati dan mereka juga akan mati. (QS. Az-Zumar: 30).
Nabi Muhammad SAW telah berpindah dari kehiduan dunia. Namun kepindahan nabi ke alam barzah tidak lantas memutuskan hubungannya dengan umatnya di alam dunia. Beliau memiliki kehidupan sendiri, dan kehidupan beliau adalah kehidupan para nabi. Itulah yang dinamakan dengan kehidupan setelah kematian.
Nabi bersabda, khayaati khoirun lakum, tuhadditsuuna wa yuhaddits lakum, wa mamatii khoirun lakum. Tu’rodl ‘alayya a’maalukum. Fa maa ro’aiytu min khoirin hamidtulloha, wa maa ro’aiytu min syarrin, istaghfartulloha lakum (hidupku itu baik bagimu, karena engkau dapat berbicara kepadaku dan aku dapat berbicara kepadamu. Dan matiku juga baik bagimu, karena semua amal kalian akan diperlihatkan kepadaku. Jika aku melihat amal yang baik, maka aku akan memuji Allah. Sebaliknya jika aku melihat amal yang buruk, maka aku akan memintakan ampunan untuk kalian) (HR. Ad-Dailami dan Al-Bazzar).
Nabi bersabda, “barang siapa yang bershalawat dan mengucapkan salam kepadaku, maka Allah akan mengembalikan ruhku kedalam jasadku, dan aku akan menjawab salamnya. (HR Ahmad, Abu Dawud, dan Thobroni). Hadits ini memberikan pemahaman kepada kita bahwa ruh dan jasad nabi Muhammad SAW tetap bersatu selamanya. Karena tidak ada satu detik yang terlewat melainkan ada orang yang sedang bershalawat dan mengucapkan salam kepada nabi Muhammad SAW.
Kehidupan nabi setelah wafat tidak seperti kehidupan manusia-manusia yang lain. Manusia selain nabi, ruhnya tidak akan dikembalikan kepada jasadnya. Mereka hanya hidup dengan ruhnya saja, bukan dengan jasadnya, meskipun mereka juga masih memiliki hubungan dengan kehidupan di dunia seperti menjawab salam dan kegiatan lainnya -sebagaimana yang disebutkan di banyak riwayat yang sohih-. Kehidupan nabi sebelum dan setelah wafat adalah kehidupan yang paling sempurna.
Benar riwayat yang mengatakan bahwa para nabi melakukan ibadah kepada Allah di dalam kuburnya. Dari Anas rodliyallahu ‘anh, nabi Muhammad SAW bersabda, “aku melewati Musa pada hari aku diisro’kan, sementara ia sedang shalat di dalam kuburnya”. Nabi juga bersabda, al-anbiyaa’ ahyaaun fii qubuurihim yushollun (para nabi hidup di dalam kuburnya, dan mereka semua shalat dan menyembah kepada Allah SWT).
Hadits ini menunjukkan bahwa para nabi masih hidup dengan keseluruhan jasad dan ruhnya -karena hadits ini menyebutkan tempat, yaitu pada lafadz fii quburihimi (di dalam kubur mereka). Apabila yang hidup itu hanya ruhnya, maka nabi tidak akan menyebutkan tempat.
Sesungguhnya para nabi tetap hidup di dalam kubur mereka dengan hidup yang sebenarnya sebagaimana mereka hidup sebelum wafat. Diriwayatkan bahwa jasad mereka tidak bisa dimakan bumi. Nabi bersada, innallaha harroma ‘alal ardli an ta’kula ajsaadal anbiyaa’ (HR Ahmad dan Abu Dawud), artinya: “Allah mengharamkan bumi untuk memakan jasad para nabi”.
Sampai saat ini Nabi Muhammad SAW masih hidup bersama dengan jasad dan ruhnya, karena jasad nabi Muhammad SAW itu terjaga sebagaimana jasad nabi-nabi yang lain. Di dalam kuburnya nabi merasa tenang dan damai dalam kekhusuan beribadah kepada Allah SWT, berhubungan dengan umatnya, memintakan ampunan, memberikan syafa’at, menjawab salam, dan masih banyak lagi.
Barang siapa yang mendustakan bahwa nabi itu hidup di dalam kuburnya, maka ia telah mendustakan hadits nabi Muhammad SAW -yang berarti ia telah mendustakan ayat-ayat al-Qur’an-. Sesungguhnya pendapat yang benar yang harus dijadikan sandaran adalah nabi memang telah berpindah dari kehidupan dunia ini, akan tetapi nabi tetap hidup di dalam kuburnya dan senantiasa beribadah kepada tuhannya, menjawab salam, dan memintakan ampunan kepada Allah untuk umatnya.
Wallahu ta’ala a’la wa a’lam.
Post a Comment