Banyak hadits yang sangat menganjurkan untuk tetap menjaga wudhu meskipun tidak dalam waktu shalat. Berdasarkan sunnah tsb, mulai generasi sahabat hingga orang-orang shaleh, senantiasa mereka MENJAGA WUDHU DALAM SEGALA AKTIFITAS, baik dalam perjalanan, membaca Al-Qur’an, menuntut ilmu, dalam bekerja, ketika hendak tidur, termasuk sebelum & sesudah berhubungan suami-istri.
BERWUDHU BUKAN HANYA DISAAT MENGHADAP ALLAH SWT dalam shalat, tapi juga ketika akan tidur – BERADA DALAM KESUCIAN.
ALLAH SWT berfirman :
”Sungguh, ALLAH menyukai orang-orang yg bertobat dan mereka yang MENYUCIKAN DIRI” (QS. Al-Baqarah : 222).
SUNGGUH berbahagia orang yang selalu mendawamkan wudhu dalam hari-harinya. Dia senantiasa ada dalam keadaan suci dalam menjalani hari, baik siang maupun malamnya. Allah Ta’ala berfirman:
“Hai sekalian orang yang beriman! Jikalau engkau semua berdiri hendak bersembahyang, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai ke siku dan sapulah kepala dan basuhlah kakimu sampai ke matakaki … Allah tidak menghendaki untuk membuat kesempitan (kesukaran) atasmu semua, tetapi hendak menyucikan engkau semua dan menyempurnakan karunianya kepadamu semua, supaya engkau semua bersyukur.” (QS. al-Maidah: 6)
Bagi para ahli wudhu, mereka berwudhu bukan hanya untuk melakukan ritual ibadah, akan tetapi semua aktivitas dan kegiatannya selalu dibarengi dalam keadaan memiliki wudhu (suci). Mereka yang ahli wudhu akan tampak dari parasnya yang bercahaya. Bukan make up yang membuat mereka memesona, melainkan basuhan air wudhu yang memberikan aura keshalehan dalam dirinya.
Abu Hurairah meriwayatkan RASULULLAH SAW, bersabda :
”Pada hari kiamat, karena bekas wudhunya (yang bercahaya). Siapa ingin memanjangkan ghurram-nya silakan lakukan” (HR. Bukhari).
Dari Abu Hurairah Ra., ia berkata:
“Saya mendengar Rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya ummatku itu akan dipanggil pada hari kiamat dalam keadaan bercahaya wajahnya dan amat putih bersih tubuhnya dari sebab bekas-bekasnya berwudhu’. Maka dari itu, barangsiapa yang dapat di antara engkau semua hendak memperpanjang (menambahkan) bercahayanya, maka baiklah ia melakukannya dengan menyempurnakan berwudhu’ itu sesempurna mungkin.” (Muttafaq ‘alaih).
Dalam Riwayat lain
”Siapa yang BERWUDHU (untuk mendapatkan) KESUCIAN, maka ALLAH akan MENETAPKAN BAGINYA DENGAN SEPULUH KEBAIKAN” (HR. Abu Daud)
di riwayat lainnya Rasulullah SAW bersabda ;
”Seseorang senantiasa DIANGGAP SEPERTI DALAM KEADAAN SHALAT, asal dia tidak berhadas (= buang angin)” (HR. Bukhari)
Wudhu memiliki keajaiban yang luar biasa. Pahala bagi orang yang mendawamkan salah satu ibadah bersuci ini digambarkan dalam hadis berikut. Dari Abu Hurairah Ra., ia berkata:
“Saya mendengar kekasihku Rasulullah Saw. bersabda:
“Perhiasan-perhiasan di syurga itu sampai dari tubuh seseorang mu’min, sesuai dengan anggota yang dicapai oleh wudhu yakni sampai di mana air itu menyentuh tubuhnya, sampai di situ pula perhiasan yang akan diperolehnya di syurga.” (HR. Muslim).
Wudhu dapat merontokkan kesalahan-kesalahan seorang muslim. Dari Usman bin Affan Ra., dia berkata:
“Rasulullah Saw. bersabda: ‘barangsiapa yang berwudhu lalu memperbagus wudhunya (menyempurnakan sesempurna mungkin), maka keluarlah kesalahan-kesalahannya sehingga keluarnya itu sampai dari bawah kuku-kukunya.’” (HR. Muslim).
Dalam hadis lain dikatakan, dari Abu Hurairah Ra. bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda:
“Apabila seseorang hamba yang Muslim atau mu’min itu berwudhu, lalu ia membasuh mukanya, maka keluarlah dari mukanya itu semua kesalahan yang disebabkan ia melihat padanya dengan kedua matanya dan keluarnya ialah beserta air atau beserta tetesan air yang terakhir. Jika ia membasuh kedua tangannya, maka keluarlah dari kedua tangannya itu semua kesalahan yang dilakukan oleh kedua tangannya beserta air atau beserta tetesan air yang terakhir. Selanjutnya apabila ia membasuh kedua kakinya, maka keluarlah semua kesalahan yang dijalankan oleh kedua kakinya beserta air atau beserta tetesan air yang terakhir, sehingga akhirnya keluarlah ia dalam keadaan suci dari semua dosa.” (HR. Muslim).
Dalam sebuah redaksi hadis yang panjang, beliau bersabda:
“… Sesungguhnya ummatku yang akan datang itu ialah dalam keadaan bercahaya wajahnya serta putih bersih tubuhnya dari sebab berwudhu dan saya adalah yang terlebih dulu dari mereka itu untuk datang ke telaga (haudh).” (HR. Muslim)
Dari Abu Hurairah Ra. bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda:
“Sukakah engkau semua kalau saya tunjukkan akan sesuatu amalan yang dapat melebur semua kesalahan dan dengannya dapat pula menaikkan beberapa derajat?” Para sahabat menjawab: “Baiklah, ya Rasulullah.” Beliau Saw. lalu bersabda: “Yaitu menyempurnakan wudhu sekalipun menemui beberapa hal yang tidak disenangi (seperti terlampau dingin dan sebagainya) banyaknya melangkahkan kaki untuk ke masjid dan menantikan shalat sesudah melakukan shalat. Itulah yang disebut ribath. Itulah yang disebut ribath (perjuangan menahan nafsu untuk memperbanyak ketaatan pada Tuhan).” (HR. Muslim)
Para ahli wudhu akan selalu berusaha menyempurnakan wudhunya. Mereka berusaha menghayati filosofi dari aktivitas wudhu yang dilakukannya. Wudhu mereka melampaui batasan fikih wudhu. Wudhu mereka sudah mencapai ke aspek kejiwaan dan hikmah tertinggi dari aktivitas membasuh sejumlah anggota wudhu. Dengan membasuh muka, mereka berharap wajah mereka terlindungi dari dosa yang dilakukan mata. Ketika membasuh tangan mereka berharap tangan mereka terjaga dari dosa yang belum dilakukan dan dibersihkan dari kekhilafan yang dilakukan di masa lalu. Saat mengusap kepala, mereka berharap agar pikiran mereka terlindungi dari pikiran-pikiran yang tidak syar’i. ketika membasuh telinga, semoga hal itu dapat menghapuskan dosa yang dilakukan oleh telinga. Dan ketika membasuh kaki, mereka berdoa agar Allah senantiasa membimbing mereka agar tetap berada di jalan yang lurus (Islam).
Begitulah keajaiban wudhu yang ritualnya hanya ada di dalam ajaran Islam. Semoga kita senantiasa menjadi ahli
Post a Comment