Ayat-ayat AL-QURAN Tentang Larangan Berbuat ZHA

Ayat-ayat AL-QURAN Tentang Larangan Berbuat ZHALIM

Assalamu’alaikum ...

Bismillah ...

Latar Belakang MasalahManusia adalah makhluk yang diberi akal oleh Allah swt, karenanyalah manusia disebut sebagai makhluk yang paling sempurna. Akal manusia digunakan untuk berfikir tentang segala hal yang ada. Termasuk tentang segala tindakan yang akan dilakukannya. Perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh cara berfikir mereka terhadap apa yang sedang mereka hadapi.Kebiasaan-kebiasaan dalam bertindak menimbulkan tabiat dalam diri kita. Hal inilah yang akan disebut dengan kebiasaan baik atau kebiasaan buruk. Dalam bertindak buruk ada yang disebut dengan perbuatan zhalim. Zhalim ini ada yang mengartikan dengan tidak menempakan sesuatu pada tempanya, berbuat aniaya termasuk kepada diri sendiri.Perbutan zhalim dalah perbuatan yang tidak disukai Allah swt, dan ada beberapa tindakan apabila kita terdzolimi kita bisa membalas perbuatan itu, namun ada juga anjuran untuk memaafkan. Untuk lebih jelasnya akan di bahas dalan bagian selanjutnya.Rumusan MasalahBagaimana Ayat-ayat Al-Quran yang melarang perbuatan Zhalim?Bagaimana seharusnya sikap kita apabila kita di zholimi oleh orang muslim dan orang kafir?Bagaimana solusi yang ditawarkan untuk meminimalisir perbuatan zhalim?PEMBAHASANA. Pengertian ZalimZalimun atau zalimin artinya adalah orang yang aniaya (termasuk terhadap diri sendiri). Orang zalim adalah orang yang tidak menempatkan sesuatu pada tempatnya. Orang yang menghukum tidak berdasarkan hukum yang adil. Orang yang bertindak tidak sesuai dengan permainan yang telah dibuat atau diundangkan. Orang yang melanggar hak-hak asasi Tuhan dan juga melanggar hak-hak asasi manusia.[1]Kata zalim atau zalimun berulang-ulang disebutkan dalam Al-Quran dengan berbagai pengertian, yang hakekatnya adalah sikap atau tindakan dari orang-orang yang tetap menolak dan memusuhi kebenaran ajaran Allah swt meskipun telah diberi penjelasan-penjelasan dengan cara yang baik.Orang yang zalim adalah orang yang melanggar perintah Allah swt, berbuat apa yang bertentangan dengan hati nurani yang suci, berbuat kejam, tidak syukur ni’mat, menyia-nyiakan amanat, menghianati janji, berbuat menang sendiri, korupsi, penyalahgunaan jabatan, berbuat zina, menyekutukan Allah swt. Semua itu termasuk perbuatan zalim. Intinya segala perbuatan yang menerjang nilai-nilai agama dan nilai-nilai kemanusiaan disebut perbuatan zalim.[2]B. Firman-Firman Allah swt tentang larangan berbuat zhalim.QS. Ash-Shuraa[42]:39وَٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَابَهُمُ ٱلْبَغْىُ هُمْ يَنتَصِرُونَ ﴿٣٩﴾وَجَزَٰٓؤُا۟ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿٤٠﴾وَلَمَنِ ٱنتَصَرَ بَعْدَ ظُلْمِهِۦ فَأُو۟لَٰٓئِكَ مَا عَلَيْهِم مِّن سَبِيلٍ ﴿٤١﴾إِنَّمَا ٱلسَّبِيلُ عَلَى ٱلَّذِينَ يَظْلِمُونَ ٱلنَّاسَ وَيَبْغُونَ فِى ٱلْأَرْضِ بِغَيْرِ ٱلْحَقِّ أُو۟لَٰٓئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ ﴿٤٢﴾وَلَمَن صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَٰلِكَ لَمِنْ عَزْمِ ٱلْأُمُورِ ﴿٤٣﴾Artinya: dan (bagi) orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan zalim, mereka membela diri. Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barangsiapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim. Tetapi orang-orang yang membela diri setelah dizalimi, tidak ada alasan untuk menyalahkan mereka. Sesungguhnya kesalahan hanya ada pada orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di bumi tanpa (mengindahkan) kebenaran. Mereka itu mendapat siksa yang pedih. Tetapi barangsiapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia.[3]C. Tafsiran ayat“Dan (bagi) orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan zalim”. Yakni diperlakukan dzalim oleh orang-orang musyrik. Seperti yang dikatakan oleh Ibnu Abbas bahwa “ Hal itu karena kaum musyrikin menzhalimi, menyakiti dan dan mengusir Rasulallah saw bersama para sahabatnya dari kota Makkah. Allah kemudian mengijinkan mereka intuk melawan, mengukuhkan mereka di muka bumi, dan memenangkan mereka atas orang-orang yang menzhalimi mereka.[4]Menurut pendapat lain, Firman Allah itu berlaku umum untuk setiap kezhaliman. Baik yang dilakukan oleh orang kafir maupun yang lainnya. Yakni apabila mereka ditimpa kezhaliman, mereka tidak pasrah atas kezdaliman tersebut. Ini isyarat yang ditujukan kepada amar ma’ruf nahi munkar serta menjatuhkan hukuman. Menurut Al-Qurthubi sendiri, “Firman tersebut menunjukkan bahwa membela diri dalam posisi ini lebih baik.”Adapun keadaan dimana orang yang dizhalimi diperintahkan untuk memberikan maaf, jika orang yang menzhaliminya itu merasa menyesal dan meninggalkan perbuatan zhalimnya tersebut. sedangkan firman Allah وَلَمَنِ ٱنتَصَرَ بَعْدَ ظُلْمِهِۦ فَأُو۟لَٰٓئِكَ مَا عَلَيْهِم مِّن سَبِيلٍ ” Dan sesungguhnya orang-orang yang membela diri sesudah teraniaya, tidak ada satu dosapun terhadap mereka.”Hal ini menunjukkan bahwa membela diri merupakan suatu hal yang diperbolehkan, bukan diperinahkan.[5]Firman Allah swt وَجَزَٰٓؤُا۟ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا “Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa.” Para ulama berpendapat bahwa Allah swt membagi orang-orang yang beriman kedalam dua golongan:Golongan yang memaafkan orang-orang yang dzalim. QS. Asy-Syura (42) : 37Golongan orang yang membela diri atas orang yang menzhalimi mereka.Asy-Syafi’i menakwilakn ayat ini bahwa, “seseorang boleh mengambil harta orang yang menghianatinya, sebanding dengan harta yang disembunyikannya, tanpa sepengetahuannya.” Asy-Syafi’i berpendapat seperti ini berdasarkan sabda Nabi saw yang ditujukan kepada Hindun, Istri Abu sufyan. “Ambillah dari hartanya apa yang dapat mencukupimu dan anakmu.”dalam hal ini Nabi saw membolehkan Hindun untuk mengambil harta tersebut tanpa sepengetahuan suaminya.[6]Firman Allah ta’ala فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ “ maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik” Ibnu Abbas berkata, “ Barang siapa yang meninggalkan qishash dan memaafkan (sesuatu) yang ada diantara dia dan orang yang menzhaliminya dengan pemberian maaf, فَأَجْرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِ “maka pahalanya atas (tanggungan) Allah, yakni Allah akan memberikan pahala kepadanya akan hal itu.”[7]Firman Allah ta’ala وَلَمَنِ ٱنتَصَرَ بَعْدَ ظُلْمِهِۦ “Dan sesungguhnya orang-orang yang membela diri sesudah teraniaya,” yani (apabila) Muslim membela diri dari orang kafir, maka tidak ada alasan untuk mencelanya. Sebaliknya dia harus dipuji karena melakukan hal itu terhadap orang kafir. Dengan demikian, membela diri dari orang kafir adalah sebuah kewajiban, dan membela diri dari dari seorang muslim adalah hal yang dibolehkan, tetapi memberikan maaf adalah hal yang disunnahkan.[8]Firman Allah ta’ala وَلَمَنِ ٱنتَصَرَ بَعْدَ ظُلْمِهِۦ فَأُو۟لَٰٓئِكَ مَا عَلَيْهِم مِّن سَبِيلٍ “Dan sesungguhnya orang-orang yang membela diri sesudah teraniaya tidak ada satu dosapu terhadap mereka,”. Firman Allah ini merupakkan dalil yang menunjukkan bahwa seseorang boleh melakukan pembelaan diri dengan dirinya (secara langsung). Hal ini terbagi kedalam tiga bagian.[9]Hal tersebut adalah Qishash yng terletak pada tubuh manusia, yang dimiliki oleh seseorang. Jika hal ini terjadi, maka tidak ada dosa bagi orang yang teraniaya untuk melakukan qishash (terhadap orang yang menganiayanya), namun ada catatan khusus mengenai hak ini.Hal tersebut adalah hadd bagi Allah dan tidak ada hal bagi manusia didalamnya, seperti hadd zina, dan pemotongan tangan dalam kasus pencurian.Hal tersebut adalah hak atas harta.Firman Allah ta’ala إِنَّمَا ٱلسَّبِيلُ عَلَى ٱلَّذِينَ يَظْلِمُونَ “Sesungguhnya dosa itu terhadap orang-orang yang berbuat zhalim kepada manusia.” Yakni karena pelanggaran yang merea lakukanterhadap manusia. Pendapat ini adalah pendapat mayritas kaum ulama. Ibnu Jarir mengatakan,”mereka menjalimi manusia dengan kemusyrikan yang bertentangan dengan agama mereka.”[10]وَيَبْغُونَ فِى ٱلْأَرْضِ بِغَيْرِ ٱلْحَقِّ “dan melampaui batas dimuka bumi tanpa hak,” yakni terhadap jiwa dan harta. Ini menurut pendap mayorutas ulama. Muqatil berkata,”melampaui batas yang mereka lakukan adalah mereka melakukan kemaksiatan.” (ada pula pendapat yang mengtakan bahwa ayat ini sudah di nasakh dg ayat yang memerintahkan untuk berjihad).[11]Sebagian ulama berpendapat,” Sesungguhnya orang yang dizhalimi dan hartanya diambil itu akan mendapatkan pahala karena hartanya yang diambil sampai dia meninggal dunia. Setelah itu pahalanya kan diberikan epada ahli warisnya. Setelah itu pahalanya diberikan epada generasi terakhir dari mereka, sebab harta itu akan diberikan kepada ahli waris setelah dia meninggal dunia.”Firman Allah ta’ala وَلَمَن صَبَرَ وَغَفَرَ “Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan,” yakni bersabar atas gangguan dan memaafkan, yakni tida membela diri karena Allah. Ini bagi orang yang dizhalimi oleh orang muslim. Memberi maaf adalah hal yang anjurkan. Namun adaalanya kondisi berbalik, dimana tidak memberi maaf merupakan suatu hal yang dianjurkan.إِنَّ ذَٰلِكَ لَمِنْ عَزْمِ ٱلْأُمُورِ “Sesungguhnya (perbutan) perbuatan yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan,” yakni terasuk keutamaan dari Allah yang diperintahkan-Nya. Menurut satu pendapat, sesungguhnya perbuatan yang demikian itu termasuk keutamaan kebenaran yang telah disetujui.[12]D. Tema Ayat-ayat Al-Quran tentang zhalim[13]Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalimQS. At-Taubah [9] : 19۞ أَجَعَلْتُمْ سِقَايَةَ ٱلْحَآجِّ وَعِمَارَةَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ كَمَنْ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ وَجَٰهَدَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ ۚ لَا يَسْتَوُۥنَ عِندَ ٱللَّهِ ۗ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظَّٰلِمِينَKementrian AgamaApakah (orang-orang) yang memberi minuman orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidilharam kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta bejihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.Syirik merupakan kezaliman yang paling besarQS. Luqman [31] : 13وَإِذْ قَالَ لُقْمَٰنُ لِٱبْنِهِۦ وَهُوَ يَعِظُهُۥ يَٰبُنَىَّ لَا تُشْرِكْ بِٱللَّهِ ۖ إِنَّ ٱلشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌArtinya: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.Ø Janji Allah tidak diperoleh orang yang zalimQS. Al-Baqarah [2] : 124وَإِذِ ٱبْتَلَىٰٓ إِبْرَٰهِۦمَ رَبُّهُۥ بِكَلِمَٰتٍ فَأَتَمَّهُنَّ ۖ قَالَ إِنِّى جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا ۖ قَالَ وَمِن ذُرِّيَّتِى ۖ قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِى ٱلظَّٰلِمِينَArtinya : Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata: “(Dan saya mohon juga) dari keturunanku”. Allah berfirman: “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim”.Ø Allah melaknat orang-orang yang zalimQS. Hud [11] : 18وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ ٱفْتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبًا ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ يُعْرَضُونَ عَلَىٰ رَبِّهِمْ وَيَقُولُ ٱلْأَشْهَٰدُ هَٰٓؤُلَآءِ ٱلَّذِينَ كَذَبُوا۟ عَلَىٰ رَبِّهِمْ ۚ أَلَا لَعْنَةُ ٱللَّهِ عَلَى ٱلظَّٰلِمِينَArtinya : Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan para saksi akan berkata: “Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka”. Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim,Ø Doa terhindar kezalimanQS. Yunus [10] : 85فَقَالُوا۟ عَلَى ٱللَّهِ تَوَكَّلْنَا رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِّلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَArtinya : Lalu mereka berkata: “Kepada Allahlah kami bertawakkal! Ya Tuhan kami; janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang’zalim,QS. Al-Mu’minun [23] : 94رَبِّ فَلَا تَجْعَلْنِى فِى ٱلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَArtinya: Ya Tuhanku, maka janganlah Engkau jadikan aku berada di antara orang-orang yang zalim”.QS. Al-Qasas [28] : 21فَخَرَجَ مِنْهَا خَآئِفًا يَتَرَقَّبُ ۖ قَالَ رَبِّ نَجِّنِى مِنَ ٱلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَArtinya : Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir, dia berdoa: “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu”.QS. Nuh [71] : 28رَّبِّ ٱغْفِرْ لِى وَلِوَٰلِدَىَّ وَلِمَن دَخَلَ بَيْتِىَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتِ وَلَا تَزِدِ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا تَبَارًۢاArtinya: Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan”.E. peringkat-Peringkat ZhalimKetika berbicara mengenai zalim, maka zalim itu berperingkat-peringkat, hal dibawah ini mengenai 7 peringkat zalim yang dilakukan oleh manusia.[14]Zhalim dengan Tuhan.Zalim dengan Tuhan meripakan penzaliman peringkat tertinggi, tak ada yang lebih tinggi. Apa arti zalim dengan Tuhan? Tidak kenal Tuhan atau syirik dengan Tuhan, tidak takut dengan Tuhan, tidak cinta dengan Tuhan, tidak peduli dengan Tuhan, hidup ini tidak dihubungkan dengan Tuhan. Setiap hari kita zalim dengan Tuhan tetapi hal ini jarang terpikir oleh kita. Hidup kita sehari-hari tidak peduli Tuhan. Padahal, dalam Al Quran Allah berfirman: “iqra bismi rabbika” Bacalah atas nama Tuhanmu.Jadi, ketika hendak melakukan apa saja buatlah atas nama Tuhan. Berjuang, membangun, berekonomi, mendidik, berbudaya, mengurus, dll mesti atas nama Tuhan. Artinya, segala sesuatu yang kita lakukan mesti dikaitkan dengan Tuhan, mesti ada hubungan dengan Tuhan. Kalau tidak, kita telah melakukan penzaliman yang paling tinggi.Zhalim dengan Fisik Pemberian TuhanMelihat dengan mata mesti atas nama Tuhan. Mendengar, berbicara, bertindak, gunakan tangan, kaki mesti atas nama Tuhan. Artinya, tindakan fisik kita selaras dengan kehendak Tuhan. Jangan sampai mata, telinga, mulut tangan, kaki mendurhakai Tuhan. Semua gerak gerik kita jangan bertentangan dengan kehendak Tuhan. Kalau berlaku kita melakukan penzaliman peringkat ke-2.Zhalim dengan Harta Karunia Tuhan.Harta milik Tuhan, Tuhan bagi pada kita. Ada yang dapat sedikit, miskinlah dia. Ada pula yang mendapat banyak hingga menjadi milyader. Harta yang Tuhan bagi kepada kita janganlah digunakan sedikitpun selain karena Tuhan. Mesti selaras dengan kehendak Tuhan. Sebab yang kita miliki itu milik Tuhan. Harta itu tidak boleh kita gunakan sesuka hati, mesti ikut cara Tunan, baik disebut zakat, sedekah, . Kalau tidak kita buat penzaliman yang ke-3.Zhalim kepada manusia lain.Zalim kepada manusia lain seperti: memukul, mengata, menjatuhkan, mempermalukan dimuka umum, menghina, memfitnah, mencuri. Zalim yang ada hubungannya dengan manusia lain ini yang dibesarkan setiap hari. Zalim peringkat tertinggi sepi-sepi saja. Jenis yang kedua juga tidak pernah diperbincangkan, yang ke-3 juga kurang diperkatakan oleh orang. Tetapi, yang ke-4 ini yang sering dibicarakan orang.Zalim dengan Jabatan Yang diemban.Jabatan ada bermacam-macam. Mungkin dia Presiden, Gubernur, Menteri, Dirjen, Irjen, Kasubdit, Kabag, dll. Jabatan-jabatan ini kalau tidak diemban selaras dengan kehendak Tuhan maka dia dikatakan zalim.Zalim dengan jabatan ini juga selalu dibesar-besarkan orang. Nampak Presiden zalim. Gubernur zalim. Yang terlihat adalah jabatan yang besar-besar. Kalau jabatan-jabatan yang dibawah, jarang disebut orang mengenai kezalimannya. Sekecil apapun jabatan, mesti selaras dengan kehendak Tuhan. Kalau tidak selaras dengan kehendak Tuhan, itulah zalim.Zalim dengan ilmu.Soal ilmu ini, ada yang dapat banyak ilmu ada pula yang dapat sedikit. Baik yang dapat banyak ilmu ataupun yang dapat sedikit ilmu, kalau ilmu tersebut digunakan bukan untuk Tuhan alias untuk epentingan diri, itulah zalim.Di zaman ini orang banyak yang menyalahgunakan ilmu bukan untuk Tuhan tapi untuk uang, kemegahan, nama, dan jabatan. Itulah zalim. Namun, tentu saja hal ini tidak pernah masuk surat kabar. Orang yang menggunakan ilmu untuk kepentingan diri tidak terfikir kalau dirinya zalim. Bahkan, saat ini orang yang megah dan sombong dengan ilmu tidak dikatakan zalim lagi. Bahkan orang menganggap dia memiliki wibawa. Sombong dengan ilmu, “hebat, orang ini memiliki ilmu”.Zalim dengan ruh/perasaan.Hari ini, tidak ada orang yang menyebut-nyebut mengenai zalim jenis ini. Surat kabar, radio, TVjuga tidak pernah menyebutkannya. Sepatutnya ruh atau perasaan kita adalah untuk Tuhan.F. Hukuman bagi Orang ZalimAllah swt berfirman dalam Al-Quran tentang hukuman yang akan diberikan kepada orang-orang zalim. Hukuman itu disebutkan diantara ayat-ayat Al-Quran berupa[15]Orang yang berbaut zalim akan dimusnahkan sampai keakar-akarnya.Allah swt berfirman dalam QS. Al-An’am (6) : 45فَقُطِعَ دَابِرُ ٱلْقَوْمِ ٱلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ وَٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ ﴿٤٥﴾Artinya : Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam.Orang zalim akan dikutuk dan dilaknat oleh Allah swtArtinya : Akan Kami masukkan rasa takut ke dalam hati orang-orang kafir, karena mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan keterangan tentang itu. Dan tempat kembali mereka ialah neraka. Dan (itulah) seburuk-buruk tempat tinggal (bagi) orang-orang zalim.Kita dilarang berteman dengan orang-orang zalim.Allah swt berfirman dalam QS. Al-An’am (6) : 68فَلَا تَقْعُدْ بَعْدَ ٱلذِّكْرَىٰ مَعَ ٱلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿٦٨﴾Artinya : janganlah engkau duduk bersama orang-orang yang zalim.G. Solusi Terhindar dari Perbuatan ZhalimPerbuatan zhalim memang perbuatan yang tercela. Tetapi kita sebagai manusia memang tidak bisa 100% terhindar dari perbuatan ini. Tetapi kita sebagai manusia yang diberi akal kita mempunyai kesempatan untuk meminimalisir perbuatan zhalim tersebut. Banyak cara yang dapat kita lakukan untuk menghindari atau meminimalisir perbuatan zhalim. Beberapa solusi yang ditawarkan adalah.Lingkungan KeluargaKeluarga adalah tempat pendidikan awal yang paling terpenting bagi siapapun. Lingkungan keluarga adalah modal awal bagi siapapun untuk memilih jalan hidupnya. Keluarga yang mempunyai lingkungan yang baik, adalah modal awal bagi anak untuk menuju jalan yang baik. Begitupun sebaliknya. Anak yang dari kecil dikenalkan kepada lingkungan yang positif -agama-, anak akan tumbuh dengan pondasi yang kuat dan tidak akan gampang melakukan perutan yang tercela, termasuk berbuat zhalim. Jadi keluarga adalah lingkungan pertama yang harus diperhatikan.Lingkungan Pergaulan atau TemanSebagai makhluk yang tingkat dalam linhkungan sosial kita tidak bisa tinggal diam saja di dalam rumah. Kita perlu berinteraksi dengan masyarakat lain. Lingkungan pergaulan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan karakter anak ataupun remaja. Seseorang yang mempunyai teman seorang penjudi, tentunya dirinya akan dikenal sebagai penjudi pula walaupun ia tidak melakukan perbuatan tersebut. pada masa remaja, orang akan sangat mudah terpengaruh oleh apa saja yang diliat dan didengarnya. Karena ia mempunyai rasa penasaran yang sangat tinggi. Biasanya remaja yang bergaul dengan remaja yang suka mabok-mabokan ia kan ikut mabok-mabokan, walaupun pada awalnya ia tidak mabok-mabokan.Jadi lingkungan bermain dan bersosial sangat berpengaruh, untuk itu orang tua harus bisa memilih lingkungan yang baik untuk anak-anak mereka dan untuk kelurga mereka. Supaya damapat positif dari lingkungan dapat dirasakan oleh semua keluarga dan masyarakat.Lingkungan Pendidikan yangPendidikan yang baik bukab lah pendidikan yang tinggi, tetapi yang mengajarkan tentang akhlak yang baik. Dalam memberikan pendidikan, tidak cukup hanya pendidikan formal saja. Tetapi hal yang paling penting adalah pendidikan agama. Agama tidak hanya cukup diajarkan di dalam kelurga tetapi juga perlu ditunjang dan didukung oleh lembaga resmi seperti sekolah. Alangkah baiknya sedari Sekolah Dasar, anak sudah diperkenal kan kepada sekolah yang mengjarkan nilai-nilai keagamaan. Supaya nilai-nilai agama tersebut dapat tertanam dalam dalam pembenrukan akhlak si anak.Dalam pendidikan agama anak diajarkan tentang akhlak-akhlak yang baik dan yang buruk. Dari sini anak akan segera mengenal. Alangkah lebih baiknya juga anak diperkenal kepada lingkugan Pesantren dalam menuntut ilmu agama. Dan hal ini akan berbeda tentunya jika anak tidak diperkenalkan dengan nilai-nilai agama yang luhur.Langka-langkah yang kita perlukan untuk meminimalisir perbuatan zhalim alangkah sangat baiknya jika dimulai pada masa kecil. Hal ini akan berdampak positif, baik untuk pendidikan si anak maupun akhlak si anak. Orang tua, guru, teman dan lingkungan adalah aset yang paling diperhatikan untuk meminmalisir perbuatan zhalim. Untuk itu kita sebagai manusia yang tempatnya salah dan lupa harus berhati-hati dan selektif dalamhal ini.Mungkin ini sedikit solusi yang dapat pemakalah sampaikan untuk meminimalisir perbuatan zhalim. Tentunya masih banyak lagi hal yang belum dapat dicantumkan di dalam makalah ini.KESIMPULANDari sedikit uraian tentang zhalim tersebut, kita sedikit tahu. Diantaranya perbuatan zhalim adalah perbuatan yang dilarang oleh Allah swt yang ditegaskan dalam ayat-ayat Al-Quran. Dalam berpabagi penafsiran yang ada pada ayat-ayat tersebut, dijelaskan bahwa Allah memerintah untuk membalas kepada orang yang menzhalimi, anmun dibagian lain Allah juga memerintah untuk memaafkan pelaku zhalim tersebut.Zhalimpun dalam perkembangannya mempunyai peringkat-peringkat. Dimulai dengan peringkat yang paling tinggi adalah zhalim terhadap Allah swt sampai zhalim yang kecil adalah zhalim terhadap perasaan diri sendiri. Di dalam Al-quran sendiri terdapat berbagai macam ayat yang membahas tentang zhalim. Dari penafsiran ayat-ayat tersebut juga dijelaskan bahwa berbagai macam keterangan dari perbuatan zhalim baik terhadap kehidupan dia di dunia maupun di akhirat kelak.Perbuatan zhalim adalah perbuatan yang tercela, yang dilarang oleh Allah.Demikian Dan Terima Kasih.Ayat-ayat AL-QURAN Tentang Larangan Berbuat ZHALIMLatar Belakang MasalahManusia adalah makhluk yang diberi akal oleh Allah swt, karenanyalah manusia disebut sebagai makhluk yang paling sempurna. Akal manusia digunakan untuk berfikir tentang segala hal yang ada. Termasuk tentang segala tindakan yang akan dilakukannya. Perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh cara berfikir mereka terhadap apa yang sedang mereka hadapi.Kebiasaan-kebiasaan dalam bertindak menimbulkan tabiat dalam diri kita. Hal inilah yang akan disebut dengan kebiasaan baik atau kebiasaan buruk. Dalam bertindak buruk ada yang disebut dengan perbuatan zhalim. Zhalim ini ada yang mengartikan dengan tidak menempakan sesuatu pada tempanya, berbuat aniaya termasuk kepada diri sendiri.Perbutan zhalim dalah perbuatan yang tidak disukai Allah swt, dan ada beberapa tindakan apabila kita terdzolimi kita bisa membalas perbuatan itu, namun ada juga anjuran untuk memaafkan. Untuk lebih jelasnya akan di bahas dalan bagian selanjutnya.Rumusan MasalahBagaimana Ayat-ayat Al-Quran yang melarang perbuatan Zhalim?Bagaimana seharusnya sikap kita apabila kita di zholimi oleh orang muslim dan orang kafir?Bagaimana solusi yang ditawarkan untuk meminimalisir perbuatan zhalim?PEMBAHASANA. Pengertian ZalimZalimun atau zalimin artinya adalah orang yang aniaya (termasuk terhadap diri sendiri). Orang zalim adalah orang yang tidak menempatkan sesuatu pada tempatnya. Orang yang menghukum tidak berdasarkan hukum yang adil. Orang yang bertindak tidak sesuai dengan permainan yang telah dibuat atau diundangkan. Orang yang melanggar hak-hak asasi Tuhan dan juga melanggar hak-hak asasi manusia.[1]Kata zalim atau zalimun berulang-ulang disebutkan dalam Al-Quran dengan berbagai pengertian, yang hakekatnya adalah sikap atau tindakan dari orang-orang yang tetap menolak dan memusuhi kebenaran ajaran Allah swt meskipun telah diberi penjelasan-penjelasan dengan cara yang baik.Orang yang zalim adalah orang yang melanggar perintah Allah swt, berbuat apa yang bertentangan dengan hati nurani yang suci, berbuat kejam, tidak syukur ni’mat, menyia-nyiakan amanat, menghianati janji, berbuat menang sendiri, korupsi, penyalahgunaan jabatan, berbuat zina, menyekutukan Allah swt. Semua itu termasuk perbuatan zalim. Intinya segala perbuatan yang menerjang nilai-nilai agama dan nilai-nilai kemanusiaan disebut perbuatan zalim.[2]B. Firman-Firman Allah swt tentang larangan berbuat zhalim.QS. Ash-Shuraa[42]:39وَٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَابَهُمُ ٱلْبَغْىُ هُمْ يَنتَصِرُونَ ﴿٣٩﴾وَجَزَٰٓؤُا۟ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿٤٠﴾وَلَمَنِ ٱنتَصَرَ بَعْدَ ظُلْمِهِۦ فَأُو۟لَٰٓئِكَ مَا عَلَيْهِم مِّن سَبِيلٍ ﴿٤١﴾إِنَّمَا ٱلسَّبِيلُ عَلَى ٱلَّذِينَ يَظْلِمُونَ ٱلنَّاسَ وَيَبْغُونَ فِى ٱلْأَرْضِ بِغَيْرِ ٱلْحَقِّ أُو۟لَٰٓئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ ﴿٤٢﴾وَلَمَن صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَٰلِكَ لَمِنْ عَزْمِ ٱلْأُمُورِ ﴿٤٣﴾Artinya: dan (bagi) orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan zalim, mereka membela diri. Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barangsiapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim. Tetapi orang-orang yang membela diri setelah dizalimi, tidak ada alasan untuk menyalahkan mereka. Sesungguhnya kesalahan hanya ada pada orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di bumi tanpa (mengindahkan) kebenaran. Mereka itu mendapat siksa yang pedih. Tetapi barangsiapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia.[3]C. Tafsiran ayat“Dan (bagi) orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan zalim”. Yakni diperlakukan dzalim oleh orang-orang musyrik. Seperti yang dikatakan oleh Ibnu Abbas bahwa “ Hal itu karena kaum musyrikin menzhalimi, menyakiti dan dan mengusir Rasulallah saw bersama para sahabatnya dari kota Makkah. Allah kemudian mengijinkan mereka intuk melawan, mengukuhkan mereka di muka bumi, dan memenangkan mereka atas orang-orang yang menzhalimi mereka.[4]Menurut pendapat lain, Firman Allah itu berlaku umum untuk setiap kezhaliman. Baik yang dilakukan oleh orang kafir maupun yang lainnya. Yakni apabila mereka ditimpa kezhaliman, mereka tidak pasrah atas kezdaliman tersebut. Ini isyarat yang ditujukan kepada amar ma’ruf nahi munkar serta menjatuhkan hukuman. Menurut Al-Qurthubi sendiri, “Firman tersebut menunjukkan bahwa membela diri dalam posisi ini lebih baik.”Adapun keadaan dimana orang yang dizhalimi diperintahkan untuk memberikan maaf, jika orang yang menzhaliminya itu merasa menyesal dan meninggalkan perbuatan zhalimnya tersebut. sedangkan firman Allah وَلَمَنِ ٱنتَصَرَ بَعْدَ ظُلْمِهِۦ فَأُو۟لَٰٓئِكَ مَا عَلَيْهِم مِّن سَبِيلٍ ” Dan sesungguhnya orang-orang yang membela diri sesudah teraniaya, tidak ada satu dosapun terhadap mereka.”Hal ini menunjukkan bahwa membela diri merupakan suatu hal yang diperbolehkan, bukan diperinahkan.[5]Firman Allah swt وَجَزَٰٓؤُا۟ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا “Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa.” Para ulama berpendapat bahwa Allah swt membagi orang-orang yang beriman kedalam dua golongan:Golongan yang memaafkan orang-orang yang dzalim. QS. Asy-Syura (42) : 37Golongan orang yang membela diri atas orang yang menzhalimi mereka.Asy-Syafi’i menakwilakn ayat ini bahwa, “seseorang boleh mengambil harta orang yang menghianatinya, sebanding dengan harta yang disembunyikannya, tanpa sepengetahuannya.” Asy-Syafi’i berpendapat seperti ini berdasarkan sabda Nabi saw yang ditujukan kepada Hindun, Istri Abu sufyan. “Ambillah dari hartanya apa yang dapat mencukupimu dan anakmu.”dalam hal ini Nabi saw membolehkan Hindun untuk mengambil harta tersebut tanpa sepengetahuan suaminya.[6]Firman Allah ta’ala فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ “ maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik” Ibnu Abbas berkata, “ Barang siapa yang meninggalkan qishash dan memaafkan (sesuatu) yang ada diantara dia dan orang yang menzhaliminya dengan pemberian maaf, فَأَجْرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِ “maka pahalanya atas (tanggungan) Allah, yakni Allah akan memberikan pahala kepadanya akan hal itu.”[7]Firman Allah ta’ala وَلَمَنِ ٱنتَصَرَ بَعْدَ ظُلْمِهِۦ “Dan sesungguhnya orang-orang yang membela diri sesudah teraniaya,” yani (apabila) Muslim membela diri dari orang kafir, maka tidak ada alasan untuk mencelanya. Sebaliknya dia harus dipuji karena melakukan hal itu terhadap orang kafir. Dengan demikian, membela diri dari orang kafir adalah sebuah kewajiban, dan membela diri dari dari seorang muslim adalah hal yang dibolehkan, tetapi memberikan maaf adalah hal yang disunnahkan.[8]Firman Allah ta’ala وَلَمَنِ ٱنتَصَرَ بَعْدَ ظُلْمِهِۦ فَأُو۟لَٰٓئِكَ مَا عَلَيْهِم مِّن سَبِيلٍ “Dan sesungguhnya orang-orang yang membela diri sesudah teraniaya tidak ada satu dosapu terhadap mereka,”. Firman Allah ini merupakkan dalil yang menunjukkan bahwa seseorang boleh melakukan pembelaan diri dengan dirinya (secara langsung). Hal ini terbagi kedalam tiga bagian.[9]Hal tersebut adalah Qishash yng terletak pada tubuh manusia, yang dimiliki oleh seseorang. Jika hal ini terjadi, maka tidak ada dosa bagi orang yang teraniaya untuk melakukan qishash (terhadap orang yang menganiayanya), namun ada catatan khusus mengenai hak ini.Hal tersebut adalah hadd bagi Allah dan tidak ada hal bagi manusia didalamnya, seperti hadd zina, dan pemotongan tangan dalam kasus pencurian.Hal tersebut adalah hak atas harta.Firman Allah ta’ala إِنَّمَا ٱلسَّبِيلُ عَلَى ٱلَّذِينَ يَظْلِمُونَ “Sesungguhnya dosa itu terhadap orang-orang yang berbuat zhalim kepada manusia.” Yakni karena pelanggaran yang merea lakukanterhadap manusia. Pendapat ini adalah pendapat mayritas kaum ulama. Ibnu Jarir mengatakan,”mereka menjalimi manusia dengan kemusyrikan yang bertentangan dengan agama mereka.”[10]وَيَبْغُونَ فِى ٱلْأَرْضِ بِغَيْرِ ٱلْحَقِّ “dan melampaui batas dimuka bumi tanpa hak,” yakni terhadap jiwa dan harta. Ini menurut pendap mayorutas ulama. Muqatil berkata,”melampaui batas yang mereka lakukan adalah mereka melakukan kemaksiatan.” (ada pula pendapat yang mengtakan bahwa ayat ini sudah di nasakh dg ayat yang memerintahkan untuk berjihad).[11]Sebagian ulama berpendapat,” Sesungguhnya orang yang dizhalimi dan hartanya diambil itu akan mendapatkan pahala karena hartanya yang diambil sampai dia meninggal dunia. Setelah itu pahalanya kan diberikan epada ahli warisnya. Setelah itu pahalanya diberikan epada generasi terakhir dari mereka, sebab harta itu akan diberikan kepada ahli waris setelah dia meninggal dunia.”Firman Allah ta’ala وَلَمَن صَبَرَ وَغَفَرَ “Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan,” yakni bersabar atas gangguan dan memaafkan, yakni tida membela diri karena Allah. Ini bagi orang yang dizhalimi oleh orang muslim. Memberi maaf adalah hal yang anjurkan. Namun adaalanya kondisi berbalik, dimana tidak memberi maaf merupakan suatu hal yang dianjurkan.إِنَّ ذَٰلِكَ لَمِنْ عَزْمِ ٱلْأُمُورِ “Sesungguhnya (perbutan) perbuatan yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan,” yakni terasuk keutamaan dari Allah yang diperintahkan-Nya. Menurut satu pendapat, sesungguhnya perbuatan yang demikian itu termasuk keutamaan kebenaran yang telah disetujui.[12]D. Tema Ayat-ayat Al-Quran tentang zhalim[13]Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalimQS. At-Taubah [9] : 19۞ أَجَعَلْتُمْ سِقَايَةَ ٱلْحَآجِّ وَعِمَارَةَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ كَمَنْ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ وَجَٰهَدَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ ۚ لَا يَسْتَوُۥنَ عِندَ ٱللَّهِ ۗ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظَّٰلِمِينَKementrian AgamaApakah (orang-orang) yang memberi minuman orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidilharam kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta bejihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.Syirik merupakan kezaliman yang paling besarQS. Luqman [31] : 13وَإِذْ قَالَ لُقْمَٰنُ لِٱبْنِهِۦ وَهُوَ يَعِظُهُۥ يَٰبُنَىَّ لَا تُشْرِكْ بِٱللَّهِ ۖ إِنَّ ٱلشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌArtinya: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.Ø Janji Allah tidak diperoleh orang yang zalimQS. Al-Baqarah [2] : 124وَإِذِ ٱبْتَلَىٰٓ إِبْرَٰهِۦمَ رَبُّهُۥ بِكَلِمَٰتٍ فَأَتَمَّهُنَّ ۖ قَالَ إِنِّى جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا ۖ قَالَ وَمِن ذُرِّيَّتِى ۖ قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِى ٱلظَّٰلِمِينَArtinya : Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata: “(Dan saya mohon juga) dari keturunanku”. Allah berfirman: “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim”.Ø Allah melaknat orang-orang yang zalimQS. Hud [11] : 18وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ ٱفْتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبًا ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ يُعْرَضُونَ عَلَىٰ رَبِّهِمْ وَيَقُولُ ٱلْأَشْهَٰدُ هَٰٓؤُلَآءِ ٱلَّذِينَ كَذَبُوا۟ عَلَىٰ رَبِّهِمْ ۚ أَلَا لَعْنَةُ ٱللَّهِ عَلَى ٱلظَّٰلِمِينَArtinya : Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan para saksi akan berkata: “Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka”. Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim,Ø Doa terhindar kezalimanQS. Yunus [10] : 85فَقَالُوا۟ عَلَى ٱللَّهِ تَوَكَّلْنَا رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِّلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَArtinya : Lalu mereka berkata: “Kepada Allahlah kami bertawakkal! Ya Tuhan kami; janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang’zalim,QS. Al-Mu’minun [23] : 94رَبِّ فَلَا تَجْعَلْنِى فِى ٱلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَArtinya: Ya Tuhanku, maka janganlah Engkau jadikan aku berada di antara orang-orang yang zalim”.QS. Al-Qasas [28] : 21فَخَرَجَ مِنْهَا خَآئِفًا يَتَرَقَّبُ ۖ قَالَ رَبِّ نَجِّنِى مِنَ ٱلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَArtinya : Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir, dia berdoa: “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu”.QS. Nuh [71] : 28رَّبِّ ٱغْفِرْ لِى وَلِوَٰلِدَىَّ وَلِمَن دَخَلَ بَيْتِىَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتِ وَلَا تَزِدِ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا تَبَارًۢاArtinya: Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan”.E. peringkat-Peringkat ZhalimKetika berbicara mengenai zalim, maka zalim itu berperingkat-peringkat, hal dibawah ini mengenai 7 peringkat zalim yang dilakukan oleh manusia.[14]Zhalim dengan Tuhan.Zalim dengan Tuhan meripakan penzaliman peringkat tertinggi, tak ada yang lebih tinggi. Apa arti zalim dengan Tuhan? Tidak kenal Tuhan atau syirik dengan Tuhan, tidak takut dengan Tuhan, tidak cinta dengan Tuhan, tidak peduli dengan Tuhan, hidup ini tidak dihubungkan dengan Tuhan. Setiap hari kita zalim dengan Tuhan tetapi hal ini jarang terpikir oleh kita. Hidup kita sehari-hari tidak peduli Tuhan. Padahal, dalam Al Quran Allah berfirman: “iqra bismi rabbika” Bacalah atas nama Tuhanmu.Jadi, ketika hendak melakukan apa saja buatlah atas nama Tuhan. Berjuang, membangun, berekonomi, mendidik, berbudaya, mengurus, dll mesti atas nama Tuhan. Artinya, segala sesuatu yang kita lakukan mesti dikaitkan dengan Tuhan, mesti ada hubungan dengan Tuhan. Kalau tidak, kita telah melakukan penzaliman yang paling tinggi.Zhalim dengan Fisik Pemberian TuhanMelihat dengan mata mesti atas nama Tuhan. Mendengar, berbicara, bertindak, gunakan tangan, kaki mesti atas nama Tuhan. Artinya, tindakan fisik kita selaras dengan kehendak Tuhan. Jangan sampai mata, telinga, mulut tangan, kaki mendurhakai Tuhan. Semua gerak gerik kita jangan bertentangan dengan kehendak Tuhan. Kalau berlaku kita melakukan penzaliman peringkat ke-2.Zhalim dengan Harta Karunia Tuhan.Harta milik Tuhan, Tuhan bagi pada kita. Ada yang dapat sedikit, miskinlah dia. Ada pula yang mendapat banyak hingga menjadi milyader. Harta yang Tuhan bagi kepada kita janganlah digunakan sedikitpun selain karena Tuhan. Mesti selaras dengan kehendak Tuhan. Sebab yang kita miliki itu milik Tuhan. Harta itu tidak boleh kita gunakan sesuka hati, mesti ikut cara Tunan, baik disebut zakat, sedekah, . Kalau tidak kita buat penzaliman yang ke-3.Zhalim kepada manusia lain.Zalim kepada manusia lain seperti: memukul, mengata, menjatuhkan, mempermalukan dimuka umum, menghina, memfitnah, mencuri. Zalim yang ada hubungannya dengan manusia lain ini yang dibesarkan setiap hari. Zalim peringkat tertinggi sepi-sepi saja. Jenis yang kedua juga tidak pernah diperbincangkan, yang ke-3 juga kurang diperkatakan oleh orang. Tetapi, yang ke-4 ini yang sering dibicarakan orang.Zalim dengan Jabatan Yang diemban.Jabatan ada bermacam-macam. Mungkin dia Presiden, Gubernur, Menteri, Dirjen, Irjen, Kasubdit, Kabag, dll. Jabatan-jabatan ini kalau tidak diemban selaras dengan kehendak Tuhan maka dia dikatakan zalim.Zalim dengan jabatan ini juga selalu dibesar-besarkan orang. Nampak Presiden zalim. Gubernur zalim. Yang terlihat adalah jabatan yang besar-besar. Kalau jabatan-jabatan yang dibawah, jarang disebut orang mengenai kezalimannya. Sekecil apapun jabatan, mesti selaras dengan kehendak Tuhan. Kalau tidak selaras dengan kehendak Tuhan, itulah zalim.Zalim dengan ilmu.Soal ilmu ini, ada yang dapat banyak ilmu ada pula yang dapat sedikit. Baik yang dapat banyak ilmu ataupun yang dapat sedikit ilmu, kalau ilmu tersebut digunakan bukan untuk Tuhan alias untuk epentingan diri, itulah zalim.Di zaman ini orang banyak yang menyalahgunakan ilmu bukan untuk Tuhan tapi untuk uang, kemegahan, nama, dan jabatan. Itulah zalim. Namun, tentu saja hal ini tidak pernah masuk surat kabar. Orang yang menggunakan ilmu untuk kepentingan diri tidak terfikir kalau dirinya zalim. Bahkan, saat ini orang yang megah dan sombong dengan ilmu tidak dikatakan zalim lagi. Bahkan orang menganggap dia memiliki wibawa. Sombong dengan ilmu, “hebat, orang ini memiliki ilmu”.Zalim dengan ruh/perasaan.Hari ini, tidak ada orang yang menyebut-nyebut mengenai zalim jenis ini. Surat kabar, radio, TVjuga tidak pernah menyebutkannya. Sepatutnya ruh atau perasaan kita adalah untuk Tuhan.F. Hukuman bagi Orang ZalimAllah swt berfirman dalam Al-Quran tentang hukuman yang akan diberikan kepada orang-orang zalim. Hukuman itu disebutkan diantara ayat-ayat Al-Quran berupa[15]Orang yang berbaut zalim akan dimusnahkan sampai keakar-akarnya.Allah swt berfirman dalam QS. Al-An’am (6) : 45فَقُطِعَ دَابِرُ ٱلْقَوْمِ ٱلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ وَٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ ﴿٤٥﴾Artinya : Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam.Orang zalim akan dikutuk dan dilaknat oleh Allah swtArtinya : Akan Kami masukkan rasa takut ke dalam hati orang-orang kafir, karena mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan keterangan tentang itu. Dan tempat kembali mereka ialah neraka. Dan (itulah) seburuk-buruk tempat tinggal (bagi) orang-orang zalim.Kita dilarang berteman dengan orang-orang zalim.Allah swt berfirman dalam QS. Al-An’am (6) : 68فَلَا تَقْعُدْ بَعْدَ ٱلذِّكْرَىٰ مَعَ ٱلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿٦٨﴾Artinya : janganlah engkau duduk bersama orang-orang yang zalim.G. Solusi Terhindar dari Perbuatan ZhalimPerbuatan zhalim memang perbuatan yang tercela. Tetapi kita sebagai manusia memang tidak bisa 100% terhindar dari perbuatan ini. Tetapi kita sebagai manusia yang diberi akal kita mempunyai kesempatan untuk meminimalisir perbuatan zhalim tersebut. Banyak cara yang dapat kita lakukan untuk menghindari atau meminimalisir perbuatan zhalim. Beberapa solusi yang ditawarkan adalah.Lingkungan KeluargaKeluarga adalah tempat pendidikan awal yang paling terpenting bagi siapapun. Lingkungan keluarga adalah modal awal bagi siapapun untuk memilih jalan hidupnya. Keluarga yang mempunyai lingkungan yang baik, adalah modal awal bagi anak untuk menuju jalan yang baik. Begitupun sebaliknya. Anak yang dari kecil dikenalkan kepada lingkungan yang positif -agama-, anak akan tumbuh dengan pondasi yang kuat dan tidak akan gampang melakukan perutan yang tercela, termasuk berbuat zhalim. Jadi keluarga adalah lingkungan pertama yang harus diperhatikan.Lingkungan Pergaulan atau TemanSebagai makhluk yang tingkat dalam linhkungan sosial kita tidak bisa tinggal diam saja di dalam rumah. Kita perlu berinteraksi dengan masyarakat lain. Lingkungan pergaulan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan karakter anak ataupun remaja. Seseorang yang mempunyai teman seorang penjudi, tentunya dirinya akan dikenal sebagai penjudi pula walaupun ia tidak melakukan perbuatan tersebut. pada masa remaja, orang akan sangat mudah terpengaruh oleh apa saja yang diliat dan didengarnya. Karena ia mempunyai rasa penasaran yang sangat tinggi. Biasanya remaja yang bergaul dengan remaja yang suka mabok-mabokan ia kan ikut mabok-mabokan, walaupun pada awalnya ia tidak mabok-mabokan.Jadi lingkungan bermain dan bersosial sangat berpengaruh, untuk itu orang tua harus bisa memilih lingkungan yang baik untuk anak-anak mereka dan untuk kelurga mereka. Supaya damapat positif dari lingkungan dapat dirasakan oleh semua keluarga dan masyarakat.Lingkungan Pendidikan yangPendidikan yang baik bukab lah pendidikan yang tinggi, tetapi yang mengajarkan tentang akhlak yang baik. Dalam memberikan pendidikan, tidak cukup hanya pendidikan formal saja. Tetapi hal yang paling penting adalah pendidikan agama. Agama tidak hanya cukup diajarkan di dalam kelurga tetapi juga perlu ditunjang dan didukung oleh lembaga resmi seperti sekolah. Alangkah baiknya sedari Sekolah Dasar, anak sudah diperkenal kan kepada sekolah yang mengjarkan nilai-nilai keagamaan. Supaya nilai-nilai agama tersebut dapat tertanam dalam dalam pembenrukan akhlak si anak.Dalam pendidikan agama anak diajarkan tentang akhlak-akhlak yang baik dan yang buruk. Dari sini anak akan segera mengenal. Alangkah lebih baiknya juga anak diperkenal kepada lingkugan Pesantren dalam menuntut ilmu agama. Dan hal ini akan berbeda tentunya jika anak tidak diperkenalkan dengan nilai-nilai agama yang luhur.Langka-langkah yang kita perlukan untuk meminimalisir perbuatan zhalim alangkah sangat baiknya jika dimulai pada masa kecil. Hal ini akan berdampak positif, baik untuk pendidikan si anak maupun akhlak si anak. Orang tua, guru, teman dan lingkungan adalah aset yang paling diperhatikan untuk meminmalisir perbuatan zhalim. Untuk itu kita sebagai manusia yang tempatnya salah dan lupa harus berhati-hati dan selektif dalamhal ini.Mungkin ini sedikit solusi yang dapat pemakalah sampaikan untuk meminimalisir perbuatan zhalim. Tentunya masih banyak lagi hal yang belum dapat dicantumkan di dalam makalah ini.KESIMPULANDari sedikit uraian tentang zhalim tersebut, kita sedikit tahu. Diantaranya perbuatan zhalim adalah perbuatan yang dilarang oleh Allah swt yang ditegaskan dalam ayat-ayat Al-Quran. Dalam berpabagi penafsiran yang ada pada ayat-ayat tersebut, dijelaskan bahwa Allah memerintah untuk membalas kepada orang yang menzhalimi, anmun dibagian lain Allah juga memerintah untuk memaafkan pelaku zhalim tersebut.Zhalimpun dalam perkembangannya mempunyai peringkat-peringkat. Dimulai dengan peringkat yang paling tinggi adalah zhalim terhadap Allah swt sampai zhalim yang kecil adalah zhalim terhadap perasaan diri sendiri. Di dalam Al-quran sendiri terdapat berbagai macam ayat yang membahas tentang zhalim. Dari penafsiran ayat-ayat tersebut juga dijelaskan bahwa berbagai macam keterangan dari perbuatan zhalim baik terhadap kehidupan dia di dunia maupun di akhirat kelak.Perbuatan zhalim adalah perbuatan yang tercela, yang dilarang oleh Allah.

Demikian semoga bermanfaat.

Wasalam...

Tidak ada komentar