Larangan Putus Asa dari Rahmat Allah SWT
الحديث الثاني : النهي عن اليأس من رحمة الله
Hadits Kedua : Larangan Putus Asa dari Rahmat Allah SWT
الْفَاجِرُالرَّجِى رَحْمَةَ اللَّهِ تَعَالَى أَقْرَبُ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْعَابِدِ الْمُقْنِطِ.
Pelaku dosa yang mengharap rahmat Allah lebih dekat kepada Allah daripada ahli ibadah yang memutus rahmat.
عن ابن مسعود رضي الله تعالى عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : الفاجر الراجي رحمة الله تعالى أقرب إلى الله تعالى من العابد المقنط.
Dari Ibnu Mas’ud RA berkata : Rasululloh SAW bersabda : Pelaku dosa yang mengharap rahmat Allah lebih dekat kepada Allah daripada ahli ibadah yang memutus rahmat.
قال أخبرنا عن زيد بن أسلم عن عمر أن رجلا كان في الأمم الماضية يجتهد في العبادة ويشدد على نفسه ويقتط الناس من رحمة الله تعالى ثم مات
Dikabarkan kepada kami dari Zaid bin Aslam dari Umar bahwasannya pada umat terdahulu ada seseorang yang bersungguh-sungguh dalam beribadah, dan dia bersikeras dalam ibadah untuk dirinya sendiri namun dia memutus orang-orang dari rahmatnya Allah ta’ala kemudian dia meninggal,
فقال يا رب ما لي عندك فقال النار قال يا رب فأين عبادتي واجتهادي
lantas dia bertanya “Wahai Tuhan apa yang Engkau siapkan untukku dari-Mu?” Allah menjawab “Neraka”, dia bertanya “Wahai Tuhan, lantas dimana ibadahku dan kesungguhanku?”
فقال إنك كنت تقنط الناس من رحمتي في الدنيا فأنا أقنطك اليوم من رحمتي
Allah menjawab “Sesungguhnya engkau telah memutus orang-orang dari rahmat-Ku di dunia maka hari ini Aku memutusmu dari rahmat-Ku”.
روي عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم أن رجلا لم يعمل خيرا قط إلا التوحيد فلما حضره الموت قال لأهله إذا أنا مت فاحرقوني بالنار حتى تدعوني رمادا ثم ذروني في البحر في يوم ريح ففعلوا
Diriwayatkan dari Abu Hurairoh RA dari Nabi SAW bahwasannya ada seseorang yang tidak berbuat kebaikan sama sekali kecuali hanya tauhid, maka tatkala maut mendatanginya dia berkata pada keluarganya: “Jika aku telah mati maka bakarlah aku dengan api hingga menjadi abu, kemudian berlayarlah aku di lautan pada hari yang banyak angin”,
فإذا هو في قبضة الله تعالى قال الله ما حملك على ما فعلت قال مخافتك فغفر له بها وهو لم يعمل خيرا قط إلا التوحيد
maka setelah keluarganya melaksanakannya tiba tiba dia berada dalam genggaman Allah Taala, Allah bertanya “Apa yang membuatmu melakukan apa yang telah kau lakukan?” dia menjawab “ketakutan pada-Mu”, kemudian Allah mengampuninya sebab hal tersebut padahal dia tidak melakukan suatu kebaikan apapun melainkan tauhid.
وعلى هذا حكاية أن رجلا مات على عهد موسى عليه السلام فكره الناس غسله ودفنه لفسقه فأخذوا برجله وطرحوه فى المزبلة
Tentang hal ini ada sebuah kisah bahwa ada seorang yang mati pada masa Nabi Musa AS, orang-orang tidak suka memandikannya dan menguburkannya karena kefasikannya, maka mereka membawanya dengan kaki dan membuangnya di tempat sampah,
فأوحى الله تعالى إلى موسى عليه السلام وقال يا موسى عليه السلام مات رجل فى محلة فلان فى المزبلة وهو ولي من أوليائي ولم يغسلوه ولم يكفنوه ولم يدفنوه فاذهب أنت فاغسله وكفنه وصل عليه وادفنه
kemudian Allah taala mewahyukan kepada Nabi Musa AS dan berfirman “Wahai Musa ada seseorang yang mati di daerah fulan pada tempat sampah, dia adalah seorang wali dari para wali-Ku, mereka belum memandikannya, belum mengkafaninya dan belum menguburkannya, maka engkau pergilah, mandikannlah, kafanilah, sholatilah, dan kuburkan dia”.
فجاء موسى عليه السلام الى تلك المحلة وسألهم عن الميت فقالوا له مات رجل فى صفة كذا وكذا وإنه كان فاسقا معلنا فقال أين مكانه فإن الله تعالى أوحى إلي لأجله
Kemudian Nabi Musa AS datang ke tempat tersebut dan menanyai mereka tentang mayit tersebut, mereka berkata kepada beliau “Telah mati seseorang dengan sifat begini dan begitu, dan sesungguhnya dia adalah seorang fasiq yang nyata”, kemudian Nabi Musa bertanya “Dimana tempatnya? karena sesungguhnya Allah Ta’ala telah mewahyukan kepadaku karena dia”.
قال فأعلموني مكانه فذهبوا فلما رآه موسى عليه السلام مطروحا فى المزبلة وأخبره الناس عن سوء أفعاله
Nabi Musa berkata “Beritahukan kepadaku tempatnya”, lantas mereka pergi. ketika Nabi Musa AS melihatnya dalam keadaan terbuang di tempat sampah dan orang-orang mengabarinya tentang kelakuannya yang buruk,
ناجى موسى ربه فقال إلهي أمرتني بدفنه والصلاة عليه وقومه يشهدون عليه شرا فأنت أعلم منهم بالثناء والتقبيح
Nabi Musa bermunajat kepada Tuhannya, Nabi Musa berkata “Wahai Tuhanku, Engkau menyuruhku menguburkan dan mensholatinya sedangkan kaumnya bersaksi atas keburukannya, maka Engkau lebih mengetahui daripada mereka dengan segenap pujian dan celaan”,
فأوحى الله تعالى إليه ياموسى صدق قومه فيما حكوا عنه من سوء أعماله غير أنه تشفع إلي عند وفاته بثلاثة أشياء لو سأل بها مني جميع المذنبين من خلقي لأعطيته فكيف لاأرحمه وقد سأل نفسه وأنا أرحم الراحمين
maka Allah Ta’ala mewahyukan kepada beliau “Wahai Musa, kaumnya benar pada apa yang telah mereka ceritakan tentang keburukan kelakuannya, hanya saja dia memohon pertolongan kepada-Ku saat kematiaannya dengan tiga hal yang andaikata (tiga hal tersebut) digunakan untuk memohon pertolongan kepada-Ku oleh seluruh orang-orang yang berdosa dari ciptaan-Ku pastilah Aku akan mengkabulkannya, maka bagaimana Aku tidak menyayanginya sedangkan dia telah memohon sendiri, dan Aku adalah Maha Penyanyang dari para penyayang”.
قال موسى يا رب وما الثلاثة قال الله تعالى لما دنت وفاته قال يا رب أنت تعلم مني إني كنت ارتكب المعاصي وكنت اكره المعصية فى قلبي لكن اجتمع في ثلاث خصال حتى ارتكبت المعصية مع كراهة المعصية في قلبي أولها هوى النفس والرفيق السوء وإبليس لعنة الله عليه
Musa bertanya “Wahai Tuhan, apa tiga hal itu?”, Allah Ta’ala menjawab “Ketika kematiannya dekat, dia berkata “Wahai Tuhan, Engkau lebih mengetahui diriku bahwa sesungguhnya aku telah melakukan banyak maksiat sedangkan aku membenci maksiat tersebut dalam hatiku tetapi ada tiga hal yang membuat aku melakukan maksiat dengan membenci maksiat tersebut di dalam hatiku, pertama hawa nafsu, teman yang buruk dan iblis yang dilaknat Allah,
وهذه الثلاثة القتني فى المعصية فإنك تعلم مني ما اقول فاغفرلي
tiga hal ini menjatuhkanku dalam kemaksiatan, maka sesungguhnya Engkau lebih mengetahui daripada aku tentang apa yang aku katakan maka ampunilah aku”.
والثانية قال يارب إنك تعلم بأني ارتكب المعاصي وكان مقامي مع الفسقة ولكن احب صحبة الصالحين وزهدهم والمقام معهم كان احب الي من الفاسقين
kedua dia berkata “Wahai Tuhan, sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa aku telah melakukan banyak maksiat dan tempatku bersama orang-orang fasik namun aku suka berteman dengan orang solih, kezuhudan mereka dan duduk bersama mereka lebih aku sukai daripada bersama orang-orang fasik”.
والثالثة قال إلهي انك تعلم مني ان الصالحين كانوا احب إلي من الفاسقين حتى لو استقبلني رجلان صالح وطالح لقدمت حاجة الصالح على الطالح
ketiga dia berkata “Wahai Tuhan sesungguhnya Engkau mengetahui diriku bahwasannya orang-orang sholih lebih aku sukai daripada orang-orang fasik, hingga andaikata aku dihadapkan dua orang; baik dan buruk pastilah aku mendahulukan kebutuhan orang yang baik daripada orang yang buruk”
قال في رواية وهب بن منبه قال يارب لو عفوت وغفرت ذنوبي يفرح أولياؤك وأنبياؤك ويحزن الشيطان عدوي وعدوك ولو عذبتني بذنوبي يفرح الشيطان وأعوانه ويحزن الأنبياء والأولياء واني اعلم أن فرح الأولياء إليك احب من فرح الشيطان وأعوانه فاغفرلي
dalam riwayat wahab bin munabbih dia berkata “Wahai tuhanku andaikata Engkau memaafkan dan mengampuni dosa-dosaku maka bergembiralah para wali-Mu dan para nabi-Mu, dan bersedihlah syaitan musuhku dan musuh-Mu, dan andai kata Engkau mengadzabku sebab dosaku maka syaitan dan teman-temannya akan bergembira, dan bersedihlah para nabi dan para wali, dan sesungguhnya aku mengetahui bahwa kegembiraan para wali menurut-Mu lebih disukai daripada kegembiraan syaitan dan teman-temannya, maka ampunilah aku.
اللهم إنك تعلم مني ما أقول فارحمني وتجاوز عني
Wahai Allah sesungguhnya engkau lebih mengetahui dariku akan apa yang aku katakan maka sayangilah aku dan maafkan aku”,
قال الله تعالى فرحمته وغفرت له وتجاوزت عنه فإني رءوف رحيم لمن أقر بالذنب بين يدي وهذا أقر بالذنب فغفرت له وتجاوزت عنه يا موسى افعل ماأمرتك فإني اغفر بحرمته لمن صلى على جنازته وحضر دفنه
Allah menjawab “Aku sayangi, Aku ampuni dan Aku maafkan karena sesungguhnya Aku Maha Pemurah lagi Maha Penyayang khususnya kepada orang yang mengakui dosa kepada-Ku dan orang ini mengakui dosa maka Aku mengampuninya dan memaafkannya, wahai Musa lakukan apa yang Aku peritahkan karena Aku mengampuni dengan kehormatannya untuk orang yang mensholati jenazahnya dan menghadiri pemakamannya”.
Post a Comment