Mewujudkan Keamanan dan Ketertiban Umum
Mewujudkan Keamanan dan Ketertiban Umum
Tanggal 1 Juli Hari Bhayangkara
الحَمْدُ لله. الحمد لله الَّذِى أَنْزَلَ السَّكِيْنَةَ فِى قُلُوْبَ المُؤْمِنِيْنَ لِيَزْدَادُوْا اِيْمَانًا مَعَ اِيْمَانِهِمْ، وَالَّذِى مِنَ الْخَوْفِ آَمَنَهُمْ.
صَلاَةُ الله وَسَلاَمُهُ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الذِىْ جَعَلَهُ اللهُ نَبِيًّا وَرَسُوْلاً مِنْ جِنْسِهِمْ، وَالذِى اَرْسَلَهُ بِالرَّحْمَةِ وَالاَمْنِ وَالسَّكِيْنَةِ وَالطُّمَأْنِيْنَةِ فِى حَيَاةِ المُؤْمِنِيْنَ جَمِيْعِهِم.
أشهد أن لا اله الاّ الله واشهد انّ محمّدا عبده ورسوله الذى اعطاه الله السكينة اذ هو فى الغار مع احد اصحابهم.
ايها الناس، اتقوا الله حق تقاته لانّ التقوى باب ووسيلة لسعادتكم فى دنياكم وأخراكم. أعوذ بالله من الشيطان الرجيم ، بسم الله الرحمن الرحيم : لإيلاف قريش ايلافهم رحلة الشتاء والصيف فـليعبدوا ربّ هذا البيت الذى اطعمهم من جوع وآمنهم من خوف.
Segala puja, puji, dan syukur tiada hentinya kita sampaikan kepada Tuhan kita dan Tuhannya keluarga kita yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala. Shalawat dan keselamatan kita mohonkan agar disampaikan kepada Rasul kekasih Allah Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya termasuk kita dan keluarga kita.
Dalam kesempatan berbahagia ini, sebagai khatib, saya ingin berpesan dan berwasiat kepada kita semua, kepada khatib dan kepada hadirin, untuk selalu bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan takwa, kita akan hidup lebih tenang, hati terasa aman dan tuma’ninah, dan pada akhirnya kita akan merasakan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Hadirin Sidang Jum’at Yang dimulyakan Allah.
Beberapa waktu ke belakang kita dipertontonkan banyak kekerasan yang mengatasnamakan agama bahkan kemudian kekerasan itu menjurus kepada terorisme. Akibatnya banyak orang yang menganggap Islam dengan anggapan yang salah. Ada orang yang memaknai Islam sebagai agama kekerasan, agama terorisme. Di banyak Negara kumpulan keagamaan Islam dilarang. Orang yang memiliki nama-nama Islam atau Arab, dicurigai dan dipersulit untuk memasuki negara-negara tertentu.
Kita juga dikejutkan oleh hasil survey yang dilaporkan situs Balitbang Depag, tingkat Partisipasi Potensial Agresif (PPA), yaitu kesediaan masyarakat untuk terlibat dalam berbagai bentuk kekerasan bernuansa agama cukup tinggi. Rata-rata tingkat PPA di NAD sebesar 62 persen, sedangkan di Sumatera dan Jawa bagian Barat masing-masing 44 persen dan 36 persen.
Fenomena ini sesungguhnya tidak selaras dengan ajaran Islam. Islam tidak pernah mengajarkan hal-hal seperti itu. Banyak sekali dalil-dalil baik naqli (al-Qur’an dan Sunnah) maupun ‘aqliy (akal, rasio) yang mendukung pendapat itu. Salah satu contohnya dapat kita lihat pada ayat pertama dari surat pertama al-Qur’an yang menjadi dasar semua gerakan kita, yaitu Bismillahirrahmanirrahim (dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang).
Inilah landasan utama kita, yaitu landasan cinta dan kasih sayang, bukan landasan kekerasan ataupun menyebarkan rasa takut. Semua kegiatan kita harus dimulai dengan Bismillahirrahmanirrahim agar perbuatan kita itu penuh dengan keberkahan. Hadits Nabi menyebutkan bahwa perbuatan yang tidak dimulai dengan Bismillahirrahmanirrahim akan ditolak, atau tidak akan mendapat keberkahan.
Pada surat al-Anbiya 107 dinyatakan :
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ ﴿١٠٧﴾
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.
Dengan mengutip pendapat Ibnu Abbas, Imam Ath-Thabari dalam tafsirnya Jâmi’ul Bayan fî Ta’wîlil Qur’ân menyebutkan bahwa rahmat dan kasih sayang yang menjadi misi Nabi Muhammad diberikan baik kepada orang-orang yang beriman ataupun kepada orang-orang kafir. Orang yang beriman menerima rahmat dengan cara diberi petunjuk atau hidayah sehingga mereka bisa menjadi orang yang beriman yang mendapatkan banyak kenikmatan di dunia, dan akan mendapat kenikmatan yang sebenarnya nanti di akhirat. Sedangkan orang kafir ataupun orang-orang yang belum juga beriman, diberi rahmat dengan cara menangguhkan siksa yang seharusnya mereka terima secepatnya.
Ibn Katsir dalam tafsirnya meriwayatkan Hadits yang diriwayatkan Muslim dari Abi Hurairah disebutkan, ketika Rasul diminta untuk mendo’akan yang jelek-jelek bagi orang-orang kafir, beliau menjawab :
قال: “إني لم أبعَثْ لَعَّانًا، وإنما بُعثْتُ رحمة”
Aku diutus bukan untuk melaknat. Aku diutus hanyalah sebagai rahmat.
Hadirin Rahimakumullah
Sebagai manusia yang percaya kepada Allah dan menganut ajaran-ajaran yang dibawa oleh Rasul-Nya Muhammad, kita secara langsung diberi tugas untuk juga menyebarkan kasih sayang, menyebarkan rahmat, menciptakan keamanan dan ketenangan kepada seluruh masyarakat bahkan kepada seluruh dunia.
Kehadiran kita di dunia ini seharusnya tidak menjadikan orang lain resah, gelisah dan takut kepada kita. Kehadiran kita dimanapun, dalam posisi apapun seharusnya menjadikan orang tenang, aman dan tuma’ninah. Ketenangan itu penting dirasakan oleh manusia, sebab manusia yang mendapatkan keamanan dan ketenangan berpeluang besar untuk dapat mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya yang telah diberikan Allah kepada mereka.
Beribadah sebagai bentuk ekspresi keimanan kepada Allah tidak mungkin kita lakukan dalam suasana yang tidak kondusif dan tidak aman. Kita tidak akan berani ke Masjid untuk melakukan shalat jamaah yang pahalanya 27 derajat apabila di kampung kita tengah terjadi tawuran atau perang antar kampung. Ibadah haji juga sulit terlaksana apabila suasana di Arab Saudinya sama seperti suasana di Gaza sekarang ini.
Pengembangan ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat sebagai wujud pelaksanaan fungsi kita sebagai khalifatullah juga tidak mungkin tercapai optimal bila suasana yang kita hadapi penuh rasa takut, tidak aman, tidak tenang. Bagaimana mungkin orang mau berusaha, kalau hasil memeras keringatnya langsung diambil, dicuri atau digasak orang lain. Bagaimana akan mendapat untung untuk menghidupi keluarganya, kalau setiap hari pada pedagang kecil dimintai upeti orang para preman.
Banyak hal di dalam kehidupan kita ini yang amat bergantung kepada suasana aman, suasana tenang, suasana tentram, suasana sakinah, tuma’ninah. Karena itu, hadirin yang dicintai Allah, berbahagialah kita atau siapapun yang mampu melindungi dan mengayomi masyarakat, sehingga masyarakat dapat merasakan ketenangan itu, sehingga masyarakat dapat mengaktualisasikan dirinya dalam berbagai sektor kehidupan. Suasana yang tenang, amat berkorelasi dengan peningkatan keimanan masyarakat.
Firman Allah dalam surat al-Fath ayat 4 menyebutkan :
هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا (4)
Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mu’min supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Memberikan ketenangan dan keamanan merupakan salah satu sifat Allah yang mulia. Maka oleh karena itu, kita juga selayaknyalah melakukan hal yang sama dalam menciptakan ketenangan dan keamanan kepada masyarakat. Dan perbuatan itu adalah perbuatan yang amat mulia. Penciptaan rasa aman dari rasa takut akan berpengaruh besar terhadap kesejahteraan masyarakat. Firman Allah dalam surat Quraisy 1-4 dinyatakan :
لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ ﴿١﴾ إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاء وَالصَّيْفِ ﴿٢﴾ فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ ﴿٣﴾ الَّذِي أَطْعَمَهُم مِّن جُوعٍ وَآمَنَهُم مِّنْ خَوْفٍ ﴿٤﴾
Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka`bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.
Nabiyullah Ibrahim Alaihis Salam, dalam banyak usaha dan do’anya, selalu ingin menciptakan keamanan dan ketenangan dalam kehidupan masyarakatnya. Sebab dalam pandangan beliau, suasana aman, tenang dan tentram selain berkorelasi dengan keimanan, juga berkorelasi dengan kesejahteraan ekonomi.
Dalam surat al-Baqarah ayat 126 disebutkan :
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَـَذَا بَلَداً آمِناً وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُم بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ قَالَ وَمَن كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُ قَلِيلاً ثُمَّ أَضْطَرُّهُ إِلَى عَذَابِ النَّارِ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ ﴿١٢٦﴾
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdo`a: Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: “Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali”.
Dalam al-Qur’an surat Ibrahim ayat 35 disebutkan:
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَـذَا الْبَلَدَ آمِناً وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الأَصْنَامَ ﴿٣٥﴾
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.
Hadirin yang berbahagia.
Mudah-mudahan kita semua dapat memberikan keamanan dan ketenangan kepada seluruh masyarakat terutama yang menjadi tanggung jawab kita.
بارك الله لي ولكم فى القرآن العظيم ونفعني واياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم ، وتقبّل منى ومنكم فإنه هو السميع العليم .
Khutbah Ke 2
اَلْحَمْدُلِلّهِ حَمْدًاكَثِيْرًاكَمَااَمَرَ. وَاَشْهَدُاَنْ لاَاِلهَ اِلاَّللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ. اِرْغَامًالِمَنْ جَحَدَبِهِ وَكَفَرَ. وَاَشْهَدُاَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُاْلاِنْسِ وَالْبَشَرِ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ مَااتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَاُذُنٌ بِخَبَرٍ اَمَّا بَعْدُ : فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ. وَذَرُوالْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَوَمَابَطَنْ. وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْااَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَفِيْهِ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاًعَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْاتَسْلِيْمًا. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَمَاصَلَّيْتَ عَلىَ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ. فىَ الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌمَجِيْدٌ اَللّهُمَّ اغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَاوَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ. اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّاالْغَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالرِّبَا وَالزِّنَا وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ. وَسُوْءَالْفِتَنِ مَاظَهَرَمِنْهَا وَمَابَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا هَذَاخَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِبَلاَدِالْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ رَبَّنَااَتِنَافِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Post a Comment