Hendaknya Ada Waktu Khusus Untuk Muhasabah
Hendaknya Ada Waktu Khusus Untuk Muhasabah
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
ﻻﺑﺪ ﻟﻠﻌﺒﺪ ﻣﻦ ﺃﻭﻗﺎﺕ ﻳﻨﻔﺮﺩ ﺑﻬﺎ ﺑﻨﻔﺴﻪ ﻓﻲ ﺩﻋﺎﺋﻪ ﻭﺫﻛﺮﻩ ﻭﺻﻼﺗﻪ ﻭﺗﻔﻜﺮﻩ ﻭﻣﺤﺎﺳﺒﺔ ﻧﻔﺴﻪ ﻭﺇﺻﻼﺡ ﻗﻠﺒﻪ
“Hendaklah seorang hamba memiliki waktu-waktu khusus menyendiri untuk berdoa, shalat, merenung, muhasabah dan memperbaiki hatinya”. (Majmu’ Fatawa 10/637)
Suatu organisasi atau lembaga perlu ada rapat rutin untuk EVALUASI, baik itu rapat pekanan, bulanan atau tahunan. Dalam rapat tersebut dibahas:
-Masalah dan problem kemudian dicarikan solusinya
-Keunggulan dan kemajuan kemudian dipertahankan dan ditingkatkan
-Apakah jalannya masih sesuai dengan tujuan awal dan pedoman organisasi
Maka demikian juga dengan seorang hamba, ia harus punya waktu-waktu khusus untuk menyendiri, hanya berdua dengan Rabb-nya. Tidak ada manusia bersamanya dan jauh dari hiruk pikuk jenuhnya dunia dan dalam, ketenangan pikiran bisa jadi:
-Disepertiga akhir malam
-Sebelum tidur
-Di waktu dhuha
Hendaknya dia EVALUASI/MUHASABAH:
-Apa hakikat hidup dan penciptaan dia di dunia
-Ke mana ia akan kembali setelah kematian
-Sampai kapan ia terus tamak mengejar dunia sampai akhirat dilupakan
-Sudah sampai mana bekal yang ia siapkan untuk kampung abadi akhirat kelak
-Bagaimana jika ia tiba-tiba meninggal, siapkah?
-Apa kekurangan dirinya sehingga ia bisa perbaiki
-Apakah akhlaknya sudah bagus atau ia dijauhi oleh manusia karena akhlaknya yang buruk
-Apakah ia sudah mempelajari agama sebagai jalan utama masuk surga dan dijauhkan dari neraka
-Apakah teman-temannya orang baik-baik atau tidak, karena seseorang akan dikumpulkan di akhirat bersama kawan-kawannya
Siapakah orang yang cerdas?
orang yang menyiapkan masa depan
Masa depan yang paling depan bukanlah usia tua tetapi akhirat
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
ﺍﻟْﻜَﻴِّﺲُ ﻣَﻦْ ﺩَﺍﻥَ ﻧَﻔْﺴَﻪُ ﻭَﻋَﻤِﻞَ ﻟِﻤَﺎ ﺑَﻌْﺪَ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕِ، ﻭَﺍﻟْﻌَﺎﺟِﺰُ ﻣَﻦْ ﺃَﺗْﺒَﻊَ ﻧَﻔْﺴَﻪُ ﻫَﻮَﺍﻫَﺎ ﺛُﻢَّ ﺗَﻤَﻨَّﻰ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ
“ Orang yang pandai itu ialah, orang yang mampu MENGEVALUASI dirinya dan beramal (mencurahkan semua potensi) untuk kepentingan SETELAH MATI. Sedangkan orang yang lemah ialah, orang yang mengikuti hawa nafsunya kemudian berangan-angan kosong kepada Allah.” (HR.Tirmidzi)
Sebagaimana organisasi dan perusahaan melakukan evaluasi untuk menghadapi hari ESOK yang lebih baik, demikian juga seorang muslim MUHASABAH untuk hari esok yang lebih baik
Allah Berfirman,
ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﻟْﺘَﻨْﻈُﺮْ ﻧَﻔْﺲٌ ﻣَﺎ ﻗَﺪَّﻣَﺖْ ﻟِﻐَﺪٍ ۖ ﻭَﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ۚ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺧَﺒِﻴﺮٌ ﺑِﻤَﺎ ﺗَﻌْﻤَﻠُﻮﻥَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari ESOK (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. [al-Hasyr/59:18].
Post a Comment