Jangan Salah Orientasi Dalam Kehidupan

Jangan Salah Orientasi Dalam Kehidupan 

Akhir-akhir ini, baik di jagat maya maupun di dunia nyata, sering kita jumpai orang-orang ramai memamerkan harta dan kekayaannya, flexing jabatan dan pekerjaan, memajang foto kemewahan dan hal-hal yang berbau duniawi.

Mirisnya, tidak sedikit dari mereka yang beragama Islam, yang seharusnya telah mengetahui, bahwa hal semacam ini merupakan salah satu bentuk akhlak yang tidak terpuji. Sebuah kebiasaan yang akan menyakiti hati orang-orang tidak mampu, mempengaruhi hati orang-orang yang menyaksikannya, dan seringkali akan merubah persepsi orang lain akan orientasi dan tujuan hidup yang sebenarnya.

Wahai saudaraku, jangan pernah lupa bahwa yang Allah Ta’ala perintahkan untuk diusahakan dan diupayakan dengan keras dan susah payah adalah kehidupan akhirat. Adapun kehidupan dunia, maka diambil secukupnya saja. Allah Ta’ala berfirman,

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ

“Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qasas: 77)

Allah Ta’ala juga berfirman,

وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ

Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imran: 133)

Dunia ini fana, tempat ujian, dan bukan tujuan

Jika kehidupan ini diumpamakan dengan sebuah perjalanan, maka dunia tempat kita berada sekarang layaknya pohon yang seorang musafir berhenti sebentar di bawahnya untuk berteduh kemudian melanjutkan perjalanannya. Atau layaknya terminal transit di mana seorang penumpang hanya turun sebentar kemudian melanjutkan perjalanannya ke tempat tujuannya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,

ما لي وما للدُّنيا ، ما أنا في الدُّنيا إلَّا كراكبٍ استَظلَّ تحتَ شجرةٍ ثمَّ راحَ وترَكَها.

“Ada apa gerangan antara diriku dengan dunia ini?! Tidaklah perumpamaan aku dengan dunia ini, kecuali layaknya seorang pengendara/ penempuh perjalanan yang berteduh di bawah sebatang pohon, lalu istirahat sejenak, dan kemudian meninggalkannya.” (HR. Tirmidzi no. 2377, Ibnu Majah no. 4109 dan Ahmad no. 3709)

Saudaraku, Allah Ta’ala dan Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengingatkan kita perihal hakikat kehidupan ini di banyak ayat dan hadis. Di antaranya, Allah Ta’ala berfirman,

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا ۖ وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ ۚ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan, suatu yang melalaikan, perhiasan, bermegah-megah antara kamu, serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak. Seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning, kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (QS. Al-Hadid: 20)

Allah jadikan kehidupan dunia ini sebagai tempat ujian dan bukan tempat tujuan. Allah Ta’ala berfirman,

تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ {1} الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ {2}

“Mahasuci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk: 1-2)

Sejatinya, kehidupan dunia ini Allah Ta’ala peruntukkan untuk orang-orang kafir dan bukan untuk kaum mukminin. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

الدُّنْيا سِجْنُ المُؤْمِنِ، وجَنَّةُ الكافِرِ.

“Dunia adalah (seperti) penjara bagi orang beriman dan (menjadi) ‘surga’ bagi orang kafir.” (HR. Muslim no. 2965)

Dunia bagi seorang mukmin layaknya penjara. Di dalamnya ia akan menghadapi banyak ujian dan cobaan, di mana dirinya harus bersabar menahan dan menghadapi beratnya fitnah syahwat dan syubhat yang senantiasa menyerangnya.

Sedangkan bagi orang kafir, maka dunia ini layaknya surga bagi mereka, karena rezeki mereka akan Allah sempurnakan di dunia ini. Sedangkan di akhirat nanti, mereka tak akan mendapatkan apapun, kecuali azab yang pedih.

Kehidupan akhirat adalah kehidupan yang sebenarnya

Allah Ta’ala berfirman menjelaskan hakikat kehidupan akhirat,

وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ

Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. (QS. Al-A’laa: 17)

Kehidupan akhirat adalah kehidupan yang sebenarnya, kekal abadi tiada akhirnya. Siapa saja yang mau beriman dan beramal saleh dalam kehidupan dunianya, maka ia akan mendapatkan surga yang kekal dan tidak akan terputus kenikmatannya. Allah Ta’ala berfirman,

وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ سَنُدْخِلُهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًاۗ لَهُمْ فِيْهَآ اَزْوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ ۙ وَّنُدْخِلُهُمْ ظِلًّا ظَلِيْلًا

Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, kelak akan Kami masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Di sana mereka mempunyai pasangan-pasangan yang suci, dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman.” (QS. An-Nisa’: 57)

Sebaliknya, siapa saja yang kufur kepada Allah Ta’ala, menyekutukannya, dan tidak mau beriman kepada-Nya, maka sungguh ia akan mendapatkan azab pedih tak berkesudahan di neraka, waliyyadzu billah. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فيِ نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَآ أُوْلَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ

“Sesungguhnya orang-orang kafir, yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik, (akan masuk) ke neraka Jahanam. Mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.” (QS. Al-Bayyinah: 6)

Berbahagialah bagi siapapun yang menjadikan akhirat sebagai orientasi hidupnya

Sungguh sangat mengherankan jika ada manusia yang menjadikan dunia sebagai orientasi hidupnya, mengejar kebahagiaan semu dengan mengorbankan agama dan amalan salehnya. Padahal dia mengetahui bahwa kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.

Kebahagiaan dan kesuksesan yang sebenarnya bagi siapapun yang menjadikan akhirat sebagai orientasi hidupnya. Mereka yang bekerja keras dan beramal saleh untuk kehidupan akhirat, maka akan mendapatkan kenikmatan akhirat dan kenikmatan dunia sekaligus. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97)

Imam As-Sa’di rahimahullah, seorang ahli tafsir terkemuka, tatkala menafsirkan ayat ini mengatakan,

“(Kehidupan yang baik) adalah dengan pemberian ketentraman hati dan ketenangan jiwa serta tiada menoleh kepada obyek yang mengganggu hatinya, dan Allah memberinya rezeki yang halal lagi baik dari arah yang tidak disangka-sangkanya.”

Allah Ta’ala juga menetapkan bahwa seseorang yang beramal lalu menjadikan akhirat sebagai orientasi dan tujuan hiddupnya, maka pahalanya akan dilipatgandakan,

مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ

Barangsiapa yang menghendaki keuntungan di akhirat, akan Kami tambah keuntungan itu baginya. (QS. As-Syura: 20)

Sebaliknya, siapapun yang mendahulukan dunia dan menjadikannya sebagai tujuan kehidupannya, maka Allah Ta’ala berfirman tentang mereka,

وَمَن كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ ٱلدُّنْيَا نُؤْتِهِۦ مِنْهَا وَمَا لَهُۥ فِى ٱلْءَاخِرَةِ مِن نَّصِيبٍ

“Dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan di dunia, Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu kebahagiaan pun di akhirat. (QS. As-Syura: 20)

Allah Ta’ala penuhi apa-apa yang telah menjadi haknya dari rezeki mereka di dunia ini. Sedangkan di akhirat kelak, dia tidak akan mendapatkan apapun dari amalannya. Allah Ta’ala juga berfirman menjelaskan betapa adilnya Allah Ta’ala dan betapa meruginya siapapun yang menjadikan dunia sebagai tujuan akhirnya,

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ ۖ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka, dan di akhirat lenyaplah semua yang telah mereka usahakan di dunia, dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Hud: 15-16)

Dengan mengingat akhirat, maka hidup menjadi tenang

Saudaraku, di tengah maraknya orang-orang yang pamer harta dan pencapaian dunia, serta banyaknya bisikan dan godaan untuk berambisi mencari harta dan ketenaran, tidak ada yang dapat menentramkan diri kita, selain mengingat bahwa kehidupan dunia ini hanyalah sementara dan kehidupan akhiratlah yang kekal abadi lagi sempurna. Janganlah merasa silau dan iri dengan keadaan orang-orang kafir di dunia! Jangan pula merasa dengki dengan siapapun yang Allah berikan keluasaan rezeki dalam kehidupan dunia ini! Allah Ta’ala berfirman,

لَا يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي الْبِلَادِ * مَتَاعٌ قَلِيلٌ ثُمَّ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ ۚ وَبِئْسَ الْمِهَادُ

“Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahanam. Dan Jahanam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya.” (QS Ali ‘Imran: 196-197)

Perbanyak amal saleh, fokus terhadap apa-apa yang bermanfaat bagi diri kita di akhirat nanti! Ambillah dari dunia ini apa yang mencukupi kebutuhanmu saja dan jangan sampai kesibukan duniamu melalaikanmu dari beramal saleh untuk akhiratmu! Tinggalkan apapun yang tidak bermanfaat bagimu! Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,

إنَّك لنْ تَدَعَ شَيئًا للهِ إلَّا بدَّلَك اللهُ به ما هو خَيرٌ لك منه

“Sesungguhnya tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena Allah ‘Azza wa Jalla, kecuali Allah akan menggantikannya bagimu dengan yang lebih baik bagimu.” (HR Ahmad no. 23074)

Semoga kita termasuk orang-orang yang diberi kemudahan oleh Allah ‘Azza wa Jalla dalam beramal saleh dan menjadikan akhirat sebagai tujuan utama kehidupan kita. Ya Allah, jadikanlah kami sebagai orang-orang yang mendahulukan akhirat daripada dunia. Limpahkan kebaikan kepada kami di dunia ini, demikian pula di akhirat. Amin Ya Rabbal ‘alamin.

***

Tidak ada komentar